FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
A. Identitas Klien
Nama : Tn. M No. RM : 109678xx
Usia : 52 thn. . Tgl. Masuk : 16 Maret 2020
Jenis kelamin : laki-laki Tgl. Pengkajian : 16 Maret 2020
Alamat : Batu Sumber informasi : Anak Klien dan klien
No. telepon : 081806159xxx Nama klg yg bisa dihubungi: anak klien
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam Status : anak klien
Suku : Jawa Alamat : Batu
Pendidikan : SMA No. telepon : 085006159xxx
Pekerjaan : Pedagang Pendidikan : SMA
Lama berkerja : 2 tahun Pekerjaan : karyawan
1. Keluhan utama :
a. Saat MRS :
Pasien mengeluh sesak ringan sejak 3 hari yang lalu, sesak yang dirasakan hilang timbul
dan terasa saat aktivitas. Pasien mengeluh kadar kreatininnya masih tinggi padahal sudah
melakukan cuci darah selama 2 tahun terakhir. Pasien juga mengeluh bengkak di tangan
dan kaki, terkadang mual muntah dan merasa pusing di rumah setelah tindakan cuci darah
b. Saat Pengkajian:
Pasien mengeluh nyeri dan kram otot di lengan kiri yang terpasang alat hemodialisa,
pasien juga mengatakan belum makan dan minum selama proses hemodialisa
2. Lama keluhan : kram otot selama 10 menit setelah 3 jam proses hemodialisa berlangsung
3. Kualitas keluhan : sedang
4. Faktor pencetus : tindakan hemodialisa
5. Faktor pemberat : kurang cairan dari pasien tidak makan dan minum selama 3 jam proses HD
6. Upaya yang telah dilakukan : melaporan ke perawat, lalu perawat menurunkan laju
kecepatan pompa darah (Quick Blood Pressure) dan melakukan peregangan otot
7. Diagnosa medis :
a. CKD stage 5 16 Maret 2020
b. Hipertensi 16 Maret 2020
c. Nausea Vomitting 16 Maret 2020
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan kendaraan pribadi bersama anaknya ke ruang HD RSSA
pada jam 07.00. Klien rutin melaksanakan HD selama 2 kali seminggu. Klien mengatakan pada
awal tahun 2018 klien mengeluh nyeri kepala dan nyeri pinggang, lalu dibawa ke RS Baptis
Baru. Klien mengatakan dulu bekerja sebagai sopir truk jarak jauh selama 25 tahun. Klien
mengatakan jarang minum air putih, sering minum kopi, teh, dan minuman energy berwarna, dan
merokok. Saat di MRS di RS Baptis Batu klien dirawat selama 10 hari, tetapi kondisi klien
memburuk lalu dirujuk ke RSSA. Di RSSA, klien dirawat di Ruang 22 lalu dilakukan pemeriksaan
penunjang dan didiagnosa CKD. Klien telah diberikan terapi hemodialisa dari tanggal 10 Januari
2018 sampai dengan saat ini. Saat dilakukan pengkajian di Ruang HD RSSA, tgl 16 Maret 2020
jam 07.00, pasien dalam keadaan kesadaran GCS 456 (composmentis), terpasang alat HD di
tangan sebelah kiri brachial. Sebelum HD pasien mengeluh sesak sejak 3 hari yang lalu, mual
muntah 1x, sertia merasa pusing setelah tindakan HD. Saat HD Pasien tampak mengeluh nyeri
kram otot di tangan kiri brachial yang terpasang alat HD, klien tidak tampak minum dan makan
selama proses HD, pasien hanya tidur dan beristirahat selama proses HD. Kedua ekstremitas
pasien edema. TTV pasien yaitu TD 180/90 mmHg, RR 28x/menit, nadi 76x/menit, suhu 36,5°C,
SpO2 95%. Pasien menggunakan nasal canul 3 lpm.
3. Imunisasi:
(√) BCG (√) Hepatitis
(√) Polio (√) Campak
(√) DPT ( ) .................
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok berhenti - -
Kopi berhenti - -
5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis
PO Amlodipine 2 Tahun
PO Paracetamol 1 tahun
E. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan ibu dan bapak klien mempunyai riwayat penyakit HT. Klien kurang memahami
penyakit dari nenek dan kakek klien.
GENOGRAM
GENOGRAM
Tn M (52 th)
CKD
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Garis keturunan
: Tinggal satu rumah
: Meninggal
F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan bersih dan rutin dibersihkan bersih dan rutin dibersihkan
keluarga
Bahaya kecelakaan Rumah pasien terletak di Pasien bekerja sebagai
perkampungan padat pedagang
penduduk
Polusi Kendaraan yang melewati Kendaraan yang berlalulalang
rumah pasien cukup ramai
cukup ramai
Ventilasi udara dapat masuk dan udara dapat masuk dan
bertukar bertukar
Pencahayaan penerangan cukup dan pencahayaan ruang cukup
cahaya matahari dapat masuk
kedalam rumah
G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 2-3x/hari...................................... 0x/hari.........................................
Mandi 2x/hari......................................... 0 (mandiri)...................................
Berpakaian/berdandan 0 (mandiri)................................... 0 (mandiri)...................................
Toileting 0 (mandiri)................................... 0 (mandiri)...................................
Mobilitas di tempat tidur 0 (dapat mobilisasi mandiri)........ 0 (mandiri)...................................
Berpindah 0 (mandiri)................................... 0 (mandiri)...................................
Berjalan 0 (mandiri)................................... 0 (mandiri)...................................
Naik tangga 0 (mandiri)................................... tidak dikaji...................................
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4
= tidak mampu
I. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
- Frekuensi/pola 1 kali / hari tidak BAB
- Konsistensi lembek tidak BAB
- Warna & bau coklat tidak BAB
- Kesulitan tidak ada kesulitan tidak BAB
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
BAK:
- Frekuensi/pola 7 kali / hari tidak BAK
- Konsistensi cair tidak BAK
- Warna & bau kuning jernih, normal tidak BAK
- Kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
J. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
Tidur siang:Lamanya 3 jam 2 jam saat HD
- Jam s/d 13.00 s/d 15.00 10.00 – 13.00
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman nyaman
Tidur malam: Lamanya ± 7 jam -
- Jam …s/d… 21.00 – 04.00 -
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman -
- Kebiasaan sblm. tidur tidak ada -
- Kesulitan tidak ada -
- Upaya mengatasi tidak ada -
K. Pola Kebersihan Diri
Rumah Rumah Sakit
Mandi:Frekuensi 2 kali/hari tidak ada aktivitas tsb
- Penggunaan sabun menggunakan sabun tidak ada aktivitas tsb
Keramas: Frekuensi 1 kali /3 hari tidak ada aktivitas tsb
- Penggunaan shampoo menggunakan shampoo tidak ada aktivitas tsb
Gosok gigi: Frekuensi 2x/hari tidak ada aktivitas tsb
- Penggunaan odol - tidak ada aktivitas tsb
Ganti baju:Frekuensi 2 kali /hari tidak ada aktivitas tsb
Memotong kuku: Frekuensi 1 kali /minggu tidak ada aktivitas tsb
Kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada aktivitas tsb
Upaya yg dilakukan tidak ada tidak ada aktivitas tsb
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: tidak ada perubahan keadaan tubuh dari sebelumnya dan tidak dapat aktivitas
seperti sebelumnya
2. Ideal diri: pasien ingin kembali menjalani aktivitas dan kembali bekerja
3. Harga diri: pasien tidak merasa malu dan cenderung menerima penyakitnya
4. Peran: pasien merupakan pedagang nasi goreng dan seorang kakek yang menjaga cucunya
5. Identitas diri pasien bernama Tn. M usia 52 tahun bertempat tinggal di Batu
O. Pola Komunikasi
1. Bicara:
(√ ) Normal ( )Bahasa utama: Indonesia
( ) Tidak jelas (√ ) Bahasa daerah: Jawa
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian: Baik
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( )Afek: klien pasrah penyakitnya
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (√) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
(√) perhatian (√) sentuhan ( ) lain-lain, seperti menemani di samping pasien dan
memberi makan ketika pasien lapar
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum:
Kesadaran : Composmentis GCS : E4V5 M6
- TD : 180/90 mmHg
- RR : 28 x / menit
- N :76 X/menit
- T : 36,5oC
- MAP : (Sistole+2Diastole): 3 = (140+ 180): 3 = 106,6 mmHg (Tinggi)
- Program HD
BB sebelum HD =57 kg BB setelah HD = 55kg
QB = 500
QD 200
UF = 1,5
Tekanan Vena = 65
Heparin 5000
Kesimpulan : terdapat overload cairan (selisih BB sebelum dan setelah HD 2 kg)
- Oedem
+ +
+ +
9. Sistem Neurologi
GCS E4V5M6 composmentis
10. Kulit & Kuku
- Kulit: warna kulit sawo matang, teraba dingin, turgor kulit normal
- Akral : hangat
- Kuku: CRT <2 detik
T. Terapi
Bed rest dan semi fowler
O2 2-4 lpm Nasal canul
Diet renal 1700 kkal/ hari, RG < 2 g/hari, protein 0.6 – 0.8 g/kgBB/hari
IV plug
Injeksi IV forsemid ( 3x40 mg )
Injeksi IV metoclopramide (3x40 mg)
PO captopril (3x25 mg)
PO amlodipine (1x10 mg)
PO NAC (3x200 gr)
PO bisaprolol (1x2.5 mg)
PO CaCO3 (3x500 mg)
HD
U. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
Klien measa sakitnya merupakan cobaan dari Tuhan. Klien berusaha sembuh dengan
melakukan pengobatan secara rutin
V. Kesimpulan
Pasien mengeluh terasa sedikit dan sesak berkurang saat istirahat. Keluhan yang dialami sejak 3
hari yang lalu. Ektremitas atas dan bawah pasien bengkak. Pasien memiliki riwayat CKD sejak 2
tahun yang lalu dan selalu rajin mengikuti terapi HD. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi
10 tahun lalu. Pasien terlihat lemas. Pasien kadang merasa mual dan pusing setelah melakukan
HD. Pasiien juga mengeluh kram otot saat melakukan HD. Kedaan umum pasien compos mentis
dengan GCS 456. TTV pasien yaitu TD 180/90 mmHg, RR 28 x/m, Nadi 76 x/m, Suhu 36.5 C,
SpO2. Pasien menggunakan nasal canul 3 Diagnosa medis pasien yaitu CKD stage 5, hipertensi
stage 2, dan nausea vomiting. Sehingga muncul masalah keperawatan kelebihan volume cairan,
nyeri akut, dan risiko perdarahan.
W. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang:
Kerumah daerah Batu, dengan kondisi pasien dijinkan pulang yaitu tidak mengalami sasak
napas, tidak ada edema, tekanan darah kondisi stabil, dan keadaan umum baik
Transportasi pulang:
Mobil pribadi, dengan anak sebagai pengendara
Dukungan keluarga:
Anak dan menantu dapat membantu mobilisasi dari RS ke rumah dan memenuhi kebutuhan
seperti menyiapkan obat Tn. M, menyiapkan menu makanan yang sesuai dengan anjuran ahli
gizi dirumah, memantau konsumsi cairan Tn. M, dan saudara atau cucu Tn. M mengajak
bercengkrama agar tidak stress dan jenuh,
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang:
Biaya pengobatan dan kontrol menggunakan BPJS kesehatan
Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang:
Pemenuhan nutrisi, manajemen aktivitas, activity daily living, minum obat dengan teratur dan
adanya pendampingan keluarga untuk meminimalisir keluhan yang berulang
Pengobatan:
Rutin kontrol dan obat secara rutin
Rawat jalan ke:
Poli penyakit dalam
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah:
Mengurangi aktivitas yang berat, pembatasan cairan
Keterangan lain: tidak ada
ANALISA DATA
No
Data Etiologi Masalah keperawatan
.
PRE HEMODIALISA
1 DS: Riwayat HT dari orang tua Kelebihan Volume Cairan
- Pasien mengatakan baru Riwayat HT tidak terkontrol (PRE-HEMODIALISA)
pertama kali HD klien jarang minum air putih
- Pasien mengatakan 2 (tidak suka), sering minum
tahun lalu teridganosa CKD kopi, teh, minuman energy
namun menolak terapi HD berwarna dan merokok
↓
- Riwayat HT dan DM 10 Aterosklerosis dari HT &
tahun lalu Suplai cairan ke ginjal kurang
di ginjal, penumpukkan zat
DO: toksik di ginjal
- Tidak menimbang BB ↓
- Natrium 134 (136-145) Suplai darah ke ginjal turun &
- TD : 180/90 mmHg ↓
GFR turun
- Hematokrit 28,2 % (40-47)
↓
- Hemoglobin 9,30 (13,4-
CKD
17,7)
↓
- Edema ekstremitas atas
Fungsi ginjal turun
dan bawah
↓
Retensi natrium
↓
Peningkatan volume cairan
dan ekstraseluler
↓
Kelebihan volume cairan
INTRA HEMODIALISA
2 S: Riwayat HT NYERI AKUT
P ↓
Klien mengatakan nyeri kram CKD
otot di tangan brachial kiri ↓
yang terpasang alat HD dan Terapi Hemodialisa
meminta perawat HD untuk ↓
menurunkan QD mesin Klien tampak tidak makan
Q dan minum selama HD
Klien mengatakan rasa nyeri ↓
kram seperti ditarik Kekurangan asupan cairan
R ↓
Klien mengatakan nyeri kram - sirkulasi darah ke otot
tidak menyebar hanya di kurang baik
tangan yang dipasang alat HD - penarikan cairan
S (ultrafiltrasi) selama
Klien mengatakan skala nyeri hemodialisa
5 menyebabkan dehidrasi
T atau kekurangan cairan
Klien mengatakan merasakan - Adanya perbedaan
nyeri kram sudah 10 menit unsur-unsur elektrolit
dalam dialisat dengan
O: komposisi elektrolit
- Klien tampak tidak darah pasien bisa
makan dan minum mengakibatkan
selama HD kekurangan elektrolit
↓
Monitor HD Rangsang saraf ke otot
- BB sebelum HD =57 berulang sebelum masa
kg BB setelah relaksasi
HD = 55kg ↓
- QB = 500 Peningkatan kontraksi otot
- QD 200 ↓
Diagnosa 1: Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme regulasi yang ditandai dengan
didiagnosa CKD sejak 2 tahun yang lalu, penurunan hematokrit, hemoglobin, dan edema
ektremitas.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x4 jam cairan pasien seimbang
Kriteria hasil : sesuai skala NOC
NOC: Keparahan Kelebihan Volume Cairan
No. Indikator 1 2 3 4 5
1 Tekanan >150/>105 >140- >130- >120- 120-
Darah 150/>100- 140/>95- 130/>80-95 110/70-80
105 100
2 Edema kaki +4 (kedalaman +3 +2 +1 Tidak ada
>7mm, waktu (kedalaman (kedalaman (kedalaman edema
kembali 5 – 7 mm, 3 – 5 mm, 1 – 3 mm,
>7detik) kembali 7 kemali 5 kembali 3
detik) detik) detik)
3 Peningkatan Fluktuasi >4 kg Fluktuasi Fluktuasi Fluktuasi 1- Tidak ada
Berat badan dalam waktu 3 >3-4 kg >2-3 kg 2 kg dalam fluktuasi
hari dalam dalam waktu 3 dalam 3
waktu 3 hari waktu 3 hari hari hari
Mengekpresikan nyeri
Keterangan Penilaian:
Skala nyeri
1: skala 10 nyeri berat tidak terkontrol
2: skala 7 – 9 nyeri berat terkontrol
3: skala 4 – 6 nyeri sedang
4: skala 1 – 3 nyeri ringan
5: skala 0 tidak nyeri
NIC: Manajemen Nyeri
No. Intervensi Rasional Analisis
1. Lakukan pengkajian nyeri Nyeri merupakan -
secara komprehensif, pengalaman sensori dan
termasuk lokasi, karakteristik, emosional yang tidak
durasi, frekuensi, kualitas, menyenangkan akibat dari
dan faktor presipitas kerusakan jaringan yang
aktual dan potensial, yang
dapat nilai menggunakan
pendekatan PQRST
2. Observasi adanya Pengalaman nyeri -
ketidaknyamanan secara non dirasakan pasien dapat
verbal dinilai melalui petunjuk
nonverbal, yaitu ekspresi
wajah dengan
menggunakan skala
wajah Wong-Baker Faces
Rating Scale.
3. Ajarkan teknik relaksasi Teknik relaksasi nafas -
nafas dalam untuk dalam merupalan salah
menurunkan nyeri satu terapi
nonfarmakologis untuk
membebaskan mental
maupun fisik dari
ketegangan dan stress
sehingga mampu
meningkatkan tolerasi
terhadap nyeri.
4. Ajarkan stretching otot Salah satu komplikasi dari Berdasarkan penelitian
sebelum melakukan hemodialysis yaitu kram (Panchiri, M., dkk. 2017)
hemodialisa otot. Sehingga hal. 6 bagian results table
peregangan otot saat 2 menyatakan bahwa
melakukan HD dapat terdapat perbedaan nilai
dilakukan untuk pre-test dan post-test,
menghindari kram otot sehingga dapat
selama HD berjalan. disimpulkan bahwa
intradialytic stretching
dapat menurunkan kram
otot secara signifikan pada
pasien yang sedang
menjalankan hemodialisis
5. Berikan informasi kepada Dengan diberikannya -
pasien dan keluarga tentang informasi kepada pasien
penyebab nyeri, berapa lama mengenai nyeri
akan berlangsung, dan diharapkan dapat
tindakan yang dilakukan meningkatkan
terhadap nyeri yang dialami pemahaman dan adaptasi
pasien terhadap nyeri.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Post Hemodialisa
Diagnosa No. 3 : Resiko perdarahan berhubungan dengan efek samping terapi (hemodialisa
dan pemberian heparin)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x4 jam, diharapkan resiko perdarahan dapat
diminimalkan
Kriteria Hasil :
Didapatkan skor NOC sesuai target
NOC : Keparahan Syok: Area Akses Hemodialisa
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Perdarahan pada area insersi
2 Hematoma pada area insersi
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada perdarahan
NIC: Bleeding Precautions
No. Intervensi Rasional Analisis
1. Monitor adanya risiko Penggunaan terapi -
perdarahan antikoagulan pada pasien
yang menjalani
hemodialysis dapat
meningkatkan terjadinya
perdarahan
2. Ajarkan pasien untuk Aktivitas berat dapat -
menghindari aktivitas berat meningkatkan risiko jatuh
pada pasien CKD
sehingga risiko terjadinya
perdarahan pun dapat
terjadi
3. Monitor waktu protombin Plasma Prothrombin -
dan koagulasi Time( PPT) dan Activated
Partial Thromboplastin
Time (APTT) digunakan
sebagai parameter untuk
memonitor kadar
antikoagulan pada
penderita CKD pasca
hemodialysis.
Analisis Jurnal 1: Pemantauan Intake Output Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Dapat Mencegah Overload Cairan