CLABSI terjadi karena kesalahan prosedur pemasangan baik dari skill cara memasang,
kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri seperti gaun bedah, sarung tangan steril,
masker dan topi. Adanya CVC kit juga memudahkan proses pemasangan CVC di IGD
dengan tetap menjaga teknik aseptik. Adanya standar operasional prosedur yang jelas,
adanya supervisi tentang maintenance alat yang digunakan, supervisi prosedur
pemasangan CVC hingga pemberhentian tindakan apabila terjadi kesalahan dinilai efektif
utuk mengurangi terjadinya CLABSI pada jurnal ini.
CLABSI banyak terjadi di ICU daripada di ruang lainnya, di IGD CVC jarang dilakukan dan
lebih memilih menggunakan akses vena perifer. Pemasangan infus melalui akses vena
perifer banyak dilakukan oleh perawat. Ketepatan prosedur maupun kebersihan tangan
menjadi poin utama untuk menghindari adanya infeksi seperti flebitis. Di IGD RS Bangil,
setiap pasien mendapatkan terapi intravena melalui akses vena perifer, sedangkan angka
kepatuhan cuci tangan pada perawat sebesar...........................
Berdasarkan penelitian Kausuhe tahun 2017 di RSU GMIM Pancaran Kasih didapatkan hasil
bahwa dari 30 responden yang terpasang cateter urin sebangak 66.7% (20 orang) terkena
infeksi saluran kemih. Responden yang mengalami CAUTI 82.6% (19 orang) penyebabnya
adalah pemasangan kateter urin yang tidak sesuai dengan standar. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian Marlina tahun 2012 bahwa CAUTI merupakan infeksi urutan ke-3 dari
HAis di rumah sakit.
Berdasarkan data yang diperoleh dari ..... di IGD RS Bangil..... CAUTI, dengan indikasi .....
Berdasarkan hasil observasi pemasangan kateter urin di IGD selama 4 minggu, prosedur
perineal hygiene tidak dilakukan oleh perawat sebelum pemasangan kateter......