Anda di halaman 1dari 4

Tinjauan Pustaka

Infeksi nosokomial saluran kemih


paska kateterisasi urin pada anak

Lorinda R.P.Harahap, Rafita Ramayati, Rusdidjas, Oke Rina Ramayani,


Rosmayanti Siregar, Beatrix Siregar
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

Abstrak
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi tersering pada anak. Penggunaan kateter sering dipakai
pada pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit dan hal ini berpotensi menjadi Infeksi nosokomial Saluran kemih.
Diperkirakan sekitar 80% ISK yang didapat dirumah sakit yang berhubungan dengan penggunaan kateter. Tujuan Mengetahui
hubungan penggunaan Kateter Urine dengan Infeksi nosokomial Saluran Kemih Anak.
Kata kunci : kateter urin; infeksi nosokomial saluran kemih; anak

Abstract
Urinary catheters are often used in hospitalized patients and this could be potentially a infection. It is estimated that
approximately 80% hospital-acquired urinary tract infection (UTI) associated with catheter use. aim of the study is to
determine relationship between use of urinary catheter with nosocomial urinary tract infection in children.
Keywords : urinary catheter; nosocomial urinary tract infection; children

PENDAHULUAN Interpretasi hasil biakan urin tergantung pada teknik


Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan yang pengambilan sampel urin, waktu, dan keadaan klinik.2
paling sering dijumpai pada nefrologi anak, berupa penyakit American Association of Pediatrics (AAP) merekomendasi
infeksi yang masuk dan berkembang biaknya kuman/mikro- aspirasi suprapubik atau kateter uretra untuk mendiagnosis
organisme didalam saluran kemih mulai dari orificium ISK pada neonatus dan anak.4
uretrae sampai keginjal.1 Penggunaan kateter sering dipakai pada pasien-pasien
Infeksi saluran kemih pada anak dapat dibedakan berdasar- yang dirawat di rumah sakit dan hal ini berpotensi menjadi
kan gejala klinis, lokasi infeksi, dan kelainan saluran kemih. ISK dan keadaan ini sering menjadi penyebab terjadinya ISK
Gejala klinis ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh dirumah sakit.6
intensitas reaksi peradangan, letak infeksi ( ISK atas dan ISK Diperkirakan sekitar 80% ISK yang didapat dirumah
bawah).2 Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit sakit yang berhubungan dengan penggunaan kateter dan
infeksi tersering pada anak.3 infeksi lainnya sekitar 5% sampai 10%.7
Pada kebanyakan anak, ISK dapat menimbulkan angka Risiko terkena ISK karena penggunaan kateter
kesakitan yang bermakna, membutuhkan rawat inap, dan tergantung pada metode dan durasi penggunaan kateter,
menimbulkan dampak jangka panjang seperti parut ginjal, kualitas perawatan kateter dan daya tahan.
hipertensi dan gagal ginjal kronik.3,4 Cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya ISK
Prevalensi ISK pada anak tergantung dari umur dan jenis karena penggunaan kateter adalah menjaga sistem drainase
kelamin, pada anak laki-laki di bawah satu tahun sekitar 3%, urin tertutup dari kandung kemih ke dalam tas penampung.8
pada anak laki-laki di atas satu tahun sekitar 2%, pada anak
perempuan di bawah satu tahun 7%, dan pada anak perempuan Infeksi saluran kemih paska kateterisasi urin pada anak
di atas satu tahun 8%.2,5 Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan Infeksi saluran kemih (ISK) adalah adanya pertumbuhan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih meliputi
dipastikan dengan biakan urin.2 infeksi pada parenkim ginjal sampai infeksi di kandung
kencing dengan jumlah bakteriuria yang bermakna1,2.

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 57


Lorinda R.P.Harahap

Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin terjadi pada awal pemasangan kateter dimana hal ini disebab-
yang berasal dari ISK atau kontaminasi dari uretra, vagina kan oleh inadekuat antiseptik atau faktor kontaminasi, atau
ataupun dari flora di periuretral. Dalam keadaan normal,urin dikarenakan kolonisasi kuman di meatus yang menyebabkan
baru dan segar adalah steril.1 naiknya mikroorganisme dari permukaan kateter ke perineum.
Bakteriuria bermakna yaitu bila ditemukan jumlah koloni > Jalur intraluminal berasal dari sistem drainase tertutup yaitu
105/ml spesies yang sama pada kultur urin dari sampel mid- melalui irigasi kandung kemih tanpa tindakan asepsis yang
stream. Ini merupakan gold standard untuk diagnostik tepat atau lebih umumnya karena adanya kontaminasi kantung
ISK.1Studi kolaboratif ditujuh rumah sakit pendidikan di penampung urin oleh petugas kesehatan karena tidak
Indonesia pada tahun 1988 mendapatkan kejadian ISK pada membersihkan tangan pada saat akan mengosongkan kantung
anak yaitu 1.95 % dari penderita yang dirawat di bangsal anak urin atau mengganti tas penampung urin.13,20
RSUP Kariadi/ FK Undip Semarang.9 Pada penggunaan sistem drainase kemih terbuka,
Infeksi saluran kemih memiliki kontribusi terhadap infeksi bakteri dapat tumbuh dalam waktu satu sampai dengan dua
yang didapat di rumah sakit sebanyak 40% sampai 60%.7 ISK hari, sedangkan dengan sistem drainase kemih tertutup,
yang berhubungan dengan penggunaan kateter merupakan bakteri akan tumbuh dalam waktu sepuluh hari sampai
penyebab infeksi yang sering dijumpai yaitu lebih dari 40% dengan dua minggu dan kebanyakan sampai dengan tiga
dari seluruh infeksi yang didapat dirumah sakit.10 puluh hari akan terjadi bakteriuria.19,21
Disamping itu faktor Glasgow Coma Scale (GCS) juga Mempertahankan sistem drainase tertutup sebenarnya
mempengaruhi terjadinya risiko ISK dimana pada penelitian sulit, dan seandainya dapat dipertahankan, ISK yang terjadi
di Turki dikatakan bahwa sekitar 73.27% ISK yang terjadi akibat penggunaan kateter urin dapat terjadi sekitar 50% pada
berkaitan dengan status GCS mengingat karena adanya kasus dengan penggunaan kateter urin lebih dari lima hari.8
penyakit yang mendasarinya, kelemahan otot dan usia dari Patogenesis infeksi saluran kemih setelah pemasangan
pasien yang memerlukan pemasangan kateter urin.11,12 kateter terjadi pada awal proses pemasukan kateter di lubang
Penggunaan kateter uretra sering digunakan sebagai uretra, dimana hal ini disebabkan oleh proses desinfeksi yang
prosedur medis rutin untuk mengalirkan secara langsung dari tidak adekuat. Sekitar 20% individu, dijumpai kolonisasi kuman
kandung kemih ke dalam kantong penampung urin. Kateter setelah pemasangan kateter.21
urin digunakan di rumah sakit untuk menjaga pengeluaran urin Masuknya benda asing seperti indweling kateter ke dalam
pada pasien yang akan menjalani operasi, untuk pasien yang kandung kemih meningkatkan kemungkinan terjadinya ISK,
secara fisik harus berada di tempat tidur dan pasien kritis yang dimana hal ini dapat menyebabkan masuknya kuman dan
memerlukan monitoring pengeluaran urin.13 sebagian besar uropatogen berasal dari konkomitan feses dan

58
Kateter urin yang paling umum digunakan adalah kontaminasi dari tangan petugas atau dari mikroflora yang ada
indweling folley kateter, dimana sistem steril tertutup terdiri dari di periuretral.14
selang yang dimasukkan melalui uretra dan dilekatkan oleh Adanya benda asing memungkinkan terjadi pembentukan
balon tiup untuk memungkinkan drainase urin kandung kemih. biofilm yang merupakan saluran untuk patogen berkembang
Meskipun kateter ini pada awalnya dirancang untuk biak dan menyebabkan infeksi.22
penggunaan jangka pendek pada pasien, tetapi pada saat ini Biofilm adalah komunitas bakteri yang melekat pada
penggunaan kateter urin bisa digunakan dalam jangka panjang substrat atau permukaan. Bakteri gram positif dan gram negatif
selama dalam pengawasan.14 dapat membentuk biofilm pada peralatan medis. Bakteri
Pada studi di Turki menunjukkan bahwa lamanya rawat inap pembentuk biofilm yang paling sering Enterococcus faecalis,
di rumah sakit, lamanya penggunaan kateter dan lamanya staphylococcus aerius, staphylococcus epidermidis, strep-
pemakaian antibiotik memiliki tiga kali lebih tinggi risiko terjadinya tococcus viridans, escherichia coli, klebsiella pneumonia, pro-
ISK dibandingkan dengan yang tanpa penggunaan kateter.14 teus mirabilis, dan pseudomonas aeroginosa.23
Penggunaan kateter indweling uretra pada pasien Gambaran khusus mengenai penggunaan kateter yang
selama lima hari atau lebih dapat menyebabkan bakteriuria menimbulkan ISK adalah infeksi yang berhubungan dengan
dan candiduria.15 biofilm, dimana infeksi biofilm ini tidak terbatas pada kateter
Pada penelitian di Turki didapatkan bahwa infeksi setelah urin tetapi dapat juga berhubungan dengan batu saluran
pemakaian kateter sering terjadi dan hal ini dikaitkan dengan kemih, parut dan jaringan nekrotik, obstruktif saluran kemih
adanya peningkatan risiko bakteriuria sekitar 5%.16,17 dan prostatitis bakterial.
Pada studi di Turki dikatakan juga bahwa komplikasi ter- Bakteri yang berlebih pada biofilm berintegrasi pada
sering dari kateter urin adalah bakteriuria sebagai akibat dari material organik atau anorganik, dapat berinteraksi antara satu
trauma ataupun uretritis.18 dengan yang lainnya, dapat merubah gen yang mengkodekan
Pasien dengan kateter indweling dapat terinfeksi struktur target antibiotik dan mematikannya.7
melalui mikroorganisme yang dapat berpindah dari luar Setelah pemasangan kateter kedalam tubuh maka akan
kateter ke dalam kandung kemih.19 terjadi kontak dengan cairan tubuh misalnya darah, urin, air
Ada dua cara masuknya kuman yang dapat menimbulkan liur dan lendir. Dalam saluran kemih, glikoprotein, berbagai
ISK pada pasien dengan penggunaan kateter yaitu: secara ion, polisakarida dan komponen lainnya menyebar dalam
jalur ekstraluminal dan intraluminal. Jalur ekstraluminal dapat beberapa menit menuju permukaan alat yang telah dipasang.

58 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 1 • April 2014


Infeksi nosokomial saluran kemih paska kateterisasi urin pada anak

Komponen makro molekul dari cairan tubuh ini menggunakan pelumas steril atau gel anestesi pada meatus
menyerap sangat cepat ke permukaan bahan untuk uretral untuk mengurangi trauma dan infeksi yang dapat
membentuk suatu air conditioning film sebelum masuknya menyebabkan masuknya bakteri kedalam saluran kemih.
organisme pertama sekali. Pada saat pemasangan kateter masing-masing tenaga
Peran film ini sangat penting dikarenakan banyaknya kesehatan harus mendokumentasi indikasi pemasangan kateter,
patogen tidak memiliki mekanisme secara langsung pada tanggal dan waktu pemasangan kateter, jenis dan ukuran dari
permukaan alat. Kemampuan mikroorganisme pada permukaan kateter, jumlah air yang digunakan untuk mengembangkan balon,
dipengaruhi oleh interaksi elektrostatik dan hidrofobik, kekuatan nama petugas yang memasang kateter.24
ionik, osmolalitas dan pH urin.22 Ukuran kateter yang sering digunakan pada anak adalah
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan interaksi 6-10 fr dan panjangnya untuk anak 30 cm dan balon kateter
antara mikroba dan permukaan tempat menempelnya mikroba. untuk indwelling kateter yang dipasangkan pada kandung
Mekanisme yang tepat tentang biomaterial masih dalam kemih harus diisi sesuai volume yang dianjurkan .25
penelitian. Pada sebuah systematic review menemukan bahwa ada
Perlekatan awal antara mikroba dengan tempat menem- bukti yang cukup untuk menyatakan bahwa kejadian ISK
pelnya mikroba itu melibatkan daya hidrofobik dan elek- dari pemakaian kateterisasi intermiten dipengaruhi oleh
trostatik.22 teknik penggunaan yang steril, dan direkomendasikan teknik
aseptik dan peralatan yang steril untuk kateterisasi
Metode pemasangan kateter intermiten dalam perawatan kesehatan.26
Metode yang digunakan dalam penggunaan kateter adalah Manajemen kateter urin harus diterapkan secara standar
single kateter (bakteri tumbuh sekitar 1% sampai 5% kasus) oleh petugas kesehatan kepada semua pasien, dekontaminasi
sering digunakan untuk pasien dengan retensi urin, short-term tangan harus dilakukan petugas sebelum dan sesudah kontak
kateter (penggunaan kateter ≤ 7 hari), indikasinya untuk dengan pasien, sebelum dibersihkan dan prosedur aseptik dan
memonitor urin output pada pasien-pasien yang kritis, untuk setelah pengosongan urin.24
obstruksi saluran kemih dan pada saat dilakukannya tindakan
operasi, dan sekitar 10% sampai dengan 30% menimbulkan Pencegahan infeksi saluran kemih paska penggunaan
bakteriuria, long-term kateter (penggunaan kateter lebih dari 28 kateter
hari) dan sekitar 95% menimbulkan bakteriuria, indikasinya Dalam dua dekade terakhir ini telah dilakukan
biasa pada pasien yang sudah tidak mampu untuk metode yang percobaan untuk mengevaluasi metode untuk mengurangi
digunakan dalam penggunaan kateter adalah single kateter risiko terjadinya ISK akibat penggunaan kateter urin.27
(bakteri tumbuh sekitar 1% sampai 5% kasus) sering digunakan Kateter urin indwelling yang digunakan, sekitar 15%
untuk pasien dengan retensi urin, short-term kateter sampai 25% pada pasien dengan perawatan jangka pendek
(penggunaan kateter ≤ 7 hari), indikasinya untuk memonitor urin selama rawat inap merupakan predisposisi terhadap
output pada pasien-pasien yang kritis, untuk obstruksi saluran terjadinya bakteriuria.28
kemih dan pada saat dilakukannya tindakan operasi, dan sekitar Strategy for the Control of Antimicrobial Resistance in
10% sampai dengan 30% menimbulkan bakteriuria, long-term Ireland (SARI) pada tahun 2001 oleh health protection
kateter berkemih secara spontan.24 surveilance center di kota Dublin menghasilkan strategi untuk
Alternatif lain dari metode kateterisasi urin adalah intermitten pencegahan akibat penggunaan ISK kateter di Irlandia menjadi
kateter yaitu memasukkan kateter urin kedalam kandung kemih pedoman untuk mencegah ISK akibat penggunaan kateter.24
melalui uretra atau saluran genital yang berguna untuk menga- Rekomendasi tersebut meliputi edukasi pada tenaga kese-
lirkan urin dan kateter segera dilepas setelah mengosongkan hatan dan keluarga pasien, pelatihan dan kompetensi dalam
kandung kemih dan hal ini merupakan gold standart drainase menentukan penilaian untuk tenaga kesehatan, hindari peng-
urin untuk disfungsi kandung kemih, suprapubik kateter adalah gunaan kateter yang tidak diperlukan, mempersingkat durasi
memasukkan kateter urin melalui dinding anterior abdominal penggunaan kateter, kebersihan tangan dengan menggunakan
dimana hal ini dilakukan karena keadaan akut dan kronik dari sarung tangan, aseptik pada pemasangan kateter, mencegah
retensi urin yang tidak berhasil dilakukan dengan kateter uretral, obstruksi saluran kemih, pertahankan sistim drainase urin steril
kondom kateter, uretral stent/ prothese.25 dan tertutup, interval kateter individual diubah, perawatan
meatus, aseptik urin spesimen, hindari washout kandung kemih,
Pemilihan jenis kateter penggunaan antimicrobial agent, dokumentasi dan pemantauan,
Penggunaan kateter disesuaikan dengan kebutuhan pasien pengawasan dan peningkatan kualitas program. 24
yaitu dengan memilih jenis kateter yang tepat untuk memastikan Fasilitas kesehatan harus dipertimbangkan termasuk
keselamatan dan kenyamanan pasien. surveilans CAUTI sebagai komponen program pengawasan
Perlu dipertimbangkan penggunaan antiseptik jika tingkat tergantung pada risiko pasien dan sumber daya yang ada.24
Catheter-associated urinary tract infection (CAUTI) tidak
menurun meskipun teknik aseptik, manajemen kateter yang KESIMPULAN
tepat dan pemeriksaan kateter berkala.24 Infeksi saluran kemih merupakan infeksi tersering pada bayi
Sebelum pemasangan folley catheter disarankan untuk dan anak, inisial GCS, umur, jenis kelamin dan pemakaian

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 59


Lorinda R.P.Harahap

kateter urin yang lama dapat menimbulkan terjadinya ISK dan 13. Siracusano S, Ciciliato S, Ollandini G,Visalli F. Catheter
merupakan risiko terjadinya infeksi nosokomial yang berhubu- and infections. Departement of urology, Trieste
ngan dengan pemakaian kateter ( Catheter-associated urinary University Italy.
tract infection, CAUTI). Pencegahan terjadinya CAUTI dapat 14. Jacobsen M S,Stickler J D, Mobley T H L, Shirtliff E M.
dilakukan dengan cara pemberian edukasi kepada tenaga Complicated catheter-associated urinary tract infection
kesehatan mengenai penggunaan kateter termasuk prosedur due to escherichia coli and proteus mirabilis. Clin
pemasangan kateter, tindakan asepsis dan cara melepaskan
Microbiology Rev. 2008;8:26-59.
kateter.
15. Tambyah PA, Maki DG. Catheter-associated urinary
DAFTAR PUSTAKA tract infection is rarely symptomatic. Arch Intern Med.
1. Alatas H, Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi saluran kemih 2000;160:678-82.
dalam. In: Buku ajar nefrologi anak. 2nd ed. Jakarta: 16. Maki DG, Tambyah PA. Engineering out the risk for
IDAI; 2002. p. 142-163. infectious with urinary catheters. Emerg Infect Dis.
2. Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, 2001;7:342-34.
Hidayati EL. In: Konsensus infeksi saluran kemih pada 17. Saint S, Meddings JA, Calfee D, Kowalski CP, Krein SL.
anak. 1st ed. Jakarta: 2011. p. 1-11. Catheter-associated urinary tract infection and the
3. Jantausch B, Kanwal K. Urinary tract infection. In: medicare rule changes. Ann Intern Med. 2009;150:877-84.
Kanwal K, William SH, Makker SP, editors. Clinical 18. Gumus D, Bagdatli Y. A bacteriological examination of
pediatric nephrology. 2nd ed. United Kingdom: London- urine before and after urodynamic testing. Turk J Med
Informa UK ltd; 2007. p. 553-73. Sci. 2010;40:317-22.
4. Steven CL, Linda DS. Pediatric urinary tract infection. 19. Tambyah PA. Catheter-associated urinary tract infection:
Pediatr Clin Am. 2006;53:379-400. diagnosis and prophylaxis. Int J Antimicrobial Agents.
5. Bensman A, Dunand Olivier, Ulinski Tim. Urinary tract 2004;24:44-8.
infection. In: Avner ED, Harmon WE, Niaudet P, 20. Society of urology nurses and associated. Prevention
Yoshikawa N. editors. Pediatric nephrology. 6th ed. and control catheter-associated urinary tract infection.
Germany: Berlin Heidelberg-Springer; 2009. p.1229-310. In: Clinical practice guidelines.
6. Meddings J, Rogers MAM, Macy M, Saint S. Systematic 21. Tenke P, Kovacs B, Johansen TEB, Matsumoto T, Tambyah
review and meta analysis: reminder systems to reduce PA, Naber KG. European and asian guidelines on
catheter-associated urinary tract infections and urinary management and prevention of catheter-associated urinary
catheter use in hospitalized patients. Clin Infectious Dis. tract infection. Int J Antimicrobial Agents. 2008;31:68-78.
2010;51:550-60. 22. Tenke P, Kovacs B, Jackel M, Nagy E. The role of biofilm
7. Wagenlehner FME, Naber KG. Hospital acquired infection in urology. World J Urol. 2006;24:13-20.
urinary tract infection. J Hosp Infect. 2000;46:171-81. 23. Chen M, Yu Q, Sun H. Novel strategies for the prevention
8. U-Syn Ha, Yong HC. Catheter-associated urinary tract and treatment of biofilm related infection. Int.J.Mol.Sci.
infection: new aspects of novel urinary catheters. Int J 2013;14:18488-501.
Antimicrobial agents. 2006;28:485-90. 24. Health protection surveilance centre. Guidelines for
9. Larcombe J. Clinical evidence: urinary tract infection in the prevention of catheter-associated urinary tract
children. BMJ. 1999;391:1173-.5 infection. Available from: http://www.hpsc.ie/hpsc/AZ/
10. Saint S, Kowalski CP, Kaufman SR, Hofer TP, Kauffman MicrobiologicalAntimicrobialResistance/infection
CA, Olmstead RN, et al. Preventing hospital-acquired ControlandHAI/Guidelines/file,12913.
urinary tract infection in united states: a national study. 25. Australian and new zealand urological society. Cathete-
Clin Infectious dis. 2008;46:243-50. risation clinical guideline. Available from: http://www.
11. Djardjevic Z, Zenkovic S, Gajovic O, Johovic N, Folic N, anzuns.org/wp-content.
Bukumiric z. Hospital infection in a neurological intensive 26. Moore KN, Fader M, Getliffe K. Long-term bladder
care: incidence, causative agents and risk factor. J. Infect management by intermitten catheterization in adults and
Dev Ctries. 2012;6:798-805. children. Cochrane Database Syst Rev. 2007;4:1-44.
12. Yilmaz GR, Cevik MA, Erdinc FS, Ucler S, Tulek N. The 27. Saint S, Lipsky BA. Preventing catheter-related
risk factors for infection aquired by cerebral hemorrhage bacteriuria. Arch Intern Med.1999;159:800-8.
and cerebral infarct patient in a neurological intensive care 28. Jhonson JR, Kuskowski MA, Wilt TJ. Systematic review:
unit in turkey. J. Infect dis. 2007;60:87-92. Antimicrobial urinary tract catheters to prevent catheter-
associated urinary tract infection in hospitalized patients.
Ann Intern Med. 2006;146:116-26.**

60 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 1 • April 2014

Anda mungkin juga menyukai