Anda di halaman 1dari 19

PERAWATAN KATETER UNTUK MENCEGAH INFEKSI SALURAN KEMIH

INFEKSI NOSOKOMIAL INFEKSI YANG DI DAPAT DI RUMAH SAKIT SETELAH


PERAWATAN 2X24 JAM.DAN SALAH SATUYA ADALAH INFEKSI SALURAN
KEMIH

lebih dari sepertiga dari seluruh infeksi yang didapat darirumah sakit
adalah infeksi saluran kemih, sebagian besar infeksi ini disebabkan
oleh beberapa prosedur invasif pada saluran kemih berupa
kateterisasi. Reeves (2001)menegaskan bahwa kateterisasi perkemihan
adalah penyebab utama infeksisaluran kemih.
 Infeksi saluran kemih pasca kateterisasi merupakan porsi terbesar
dari infeksi nosokomial (Furqan, 2003). Sekitar 40% dari infeksi
nosokomial, 80% infeksinya dihubungkan dengan penggunaan
kateter urin(Utama, 2006). Tingginya infeksi setelah pemasangan
kateter juga sebagai akibat sulitnya pengontrolan dan perawatan
serta penggantian kateter pada penderita yang memerlukan
pemasangan kateter yang lama (Furqan, 2003).
 ujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini di harapkan perawat mampu
memahami dan melakukan tata laksana perawatan kateter pada
pasien di ruang rawat intensif sesuai Standar Operasional Prosedure
(SPO) yang ditetapkan di RSUP dr Kariadi Semarang.
 Tujuan Khusus
Mengetahui pentingnya perawatan kateter
Mengetahui pentingnya mencegah infeksi nosokomial
TINJAUN TEORI

 Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ tempat


terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa
urin (Syaifuddin, 2006).
 ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN
GINJAL
UERETER
KANDUNG KEMIH
URETRA
Kateter adalah sebuah alat berbentuk pipa yang dimasukkan ke dalam
kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urine yang terdapat
di dalamnya.
Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet
atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan
urine
(Perry & Potter, 2000).

 . Faktor Penyebab
Mikroorganisme patogen yang menyebabkan infeksi saluran kemih
yang berkaitan dengan kateter mencakup: Escherichia coli,
Klebsiella, Pseudomonas, Proteus, Enterobacter, Serratia dan
Candida
mikroorganisme dapat menjangkau saluran kemih melalui tiga
lintasan utama: (
1) dari uretra ke dalam kandung kemih pada saat kateterisasi; (
2) 2) melalui jalur dalam lapisan tipis cairan uretra yang berada di
luar kateter ketika kateter dan membran mukosa bersentuhan
3) cara yang paling sering melalui migrasi ke dalam kandung kemih
di sepanjang lumen internal kateter setelah kateter terkontaminasi
MACAM MACAN ALAT KATETER
KANDUNG KEMIH
 Menurut Kozier (2010), terdapat 4 jenis kateter berdasarkan bahan yang
digunakan, yaitu:
a. Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak
fleksibel.
b. Kateter latex/karet: digunakan untuk penggunaan/pemakaian dalam
jangka waktu singkat (kurang dari 2 atau 3 minggu).
c. Kateter silikon murni/teflon: untuk penggunaan jangka waktu lama 2-3
bulan karena bahan lebih lentur pada meatus uretra. d. Kateter PVC
(Polyvinylchloride): sangat mahal, untuk penggunaan 4-6 minggu, bahannya
lembut, tidak panas dan nyaman bagi uretra.
TUJUAN PERAWATAN KATETER

 UNTUK MENCEGAH TERJADINYA INFEKSI SALURAN KEMIH


 Menjaga kebersihan saluran kencing
 Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
 Mengendalikan infeksi
SOP PERAWATAN KATETER

 A. Definisi
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam
memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung
uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan
kepatenan posisi kateter
C. Persiapan alat dan bahan:

 ) Sarung tangan steril


 2) Pengalas
 3) Bengkok
 4) Lidi kapas steril
 5) Kapas steril
 6) Antiseptic (Bethadin)
 7) Aquadest / air hangat
 8) Korentang
 9) Plester
 10) Gunting
 11) Alkohol
 12) Pinset anatomis dan cirugis
D. Pelaksanaan:

 Siapkan alat dan bahan


 2) Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
 3) Dekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan
 4) Jaga privacy klien
 5) Cuci tangan
 6) Buka balutan pada kateter
 7) Pakai sarung tangan steril
 8) Perhatikan kebersihan dan tanda-tanda infeksi dari ujung penis serta katete
 9) Oles ujung uretra dan kateter memakai kapas steril yang telah dibasahi dengan aquadest / air hangat dengan arah
menjauhi uretra
 10) Oles ujung uretra dan kateter memakai lidi kapas + bethadin dengan arah menjauhi uretra
 11) Posisikan kateter ke arah perut dan plester
 12) Rapikan klien dan berikan posisi yang nyaman bagi pasien
 13) Kembalikan alat ke tempatnya
 14) Cuci tangan
 15) Dokumentasikan tindakan
Hal hal yang penting perlu di
perhatikan perarwatan kateter
 1. Banyak minum, urin cukup sehingga tidak terjadi kotoran yang
bisa mengendap dalam kateter
 2. Mengosongkan urine bag secara teratur
 3. Tidak mengangkat urine bag lebih tinggi dari tubuh penderita
agar urin tidak mengalir kembali ke buli-buli
 4. Membersihkan darah, nanah, sekret periuretra dan mengolesi
kateter dengan antiseptik secara berkala
 5. Ganti kateter paling tidak 1 minggu sekali
TINJAUN KASUS

 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 3 Juli
2019 hingga 6 agustus 2019 di ruang HCU Anak RSUP Dr Kariadi Semarang, dari
enam pasien didapatkan 3 pasien berusia kurang dari 1 tahun dan tiga pasien
berusia lebih dari 1 tahun. Dari ketiga pasien yang berusia kurang dari 1 tahun
didapatkan 2 pasien yang terpasang kateter dan usian lebih dari 1 tahun
terpasang kateter.dan di dapatkan hasil kultur uirn rrutin( lekosit meningkat 119.9
dan bakteri juga meningkat 38702,4 serta kultur urin ( klebsiella pnemoniae
ssppnemoniae )

 Perawat di ruang HCU Anak RSUP Dr Kariadi Semarang memilih menggunakan


tisu basah atau air hangat saja pada saat melakukan perawatan kateter (
bersamaan dengan memandikan pasien ) karena alasan lebih efektif, efisien
dan karena tisu basah mengandung antiseptik dan berbau harum. Perawat di
ruang HCU Anak RSUP Dr Kariadi Semarang dalam melakukan perawatan
kateter belum konsisten.
PEMBAHASANYA

 PEMBAHASAN
 Pemasangan kateter akan menurunkan sebagian besar daya
tahan pada saluran kemih bagian bawah dengan menyumbat
saluran di sekeliling uretra,mengiritasi mukosa kandung kemih dan
menimbulkan jalur masuknya kuman ke dalam kandung kemih.
Pada pasien yang menggunakan kateter, mikroorganisme dapat
menjangkau saluran kemih melalui tiga lintasan utama: (1) dari
uretra ke dalam kandung kemih pada saat kateterisasi; (2) melalui
jalur dalam lapisan tipis cairan uretra yang berada di luar kateter
ketika kateter dan membran mukosa bersentuhan; dan (3) cara
yang paling sering melalui migrasi ke dalam kandung kemih di
sepanjang lumen internal kateter setelah kateter terkontaminasi
(Brunner& Suddarth, 2000).
 Selain kualitas perawatan yang diberikan oleh perawat, faktor lain
yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial saluran kemih adalah
faktor hospes itu sendiri. Pasien yang terpasang kateter dan memiliki
umur yang tergolong lanjut dan anak-anak akan mempunyai risiko
yang lebih besar daripada dewasa. Hal ini karena lansia sudah
terjadi penurunan daya imun dan pada anak-anak belum memiliki
daya imun sebaik orang dewasa. Begitu pula pada wanita, akan
memiliki risiko yang tinggi terjadi infeksi nosokomial saluran kemih
karena uretra, vagina dan anus terletak berdekatan.
KESIMPULAN DAN SARAN

 KESIMPULAN
Kateter merupakan benda asing pada uretra dan buli-buli, bila tidak dirawat
dengan baik akan menimbulkan komplikasi serius. Hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk merawat kateter menetap :
1. Banyak minum, urin cukup sehingga tidak terjadi kotoran yang bisa mengendap
dalam kateter
2.Mengosongkan urine bag secara teratur
3. Tidak mengangkat urine bag lebih tinggi dari tubuh penderita agar urin tidak
mengalir kembali ke buli-buli
4. Membersihkan darah, nanah, sekret periuretra dan mengolesi kateter dengan
antiseptik secara berkala
5. Ganti kateter paling tidak 1 minggu sekali
6.Asesmen selama melakukan perawatan kateter aapkah ada tanda tanda
adanya tanda infeksi
SARAN

 Perlu adanya resosialisasi tentang Standar Operasional (SPO)


perawatan kateter di ruangan bersama tim ppi yang ada di rungan
masing masing
 Melakukan perawatan kateter sesuai sop yang berlaku.
 Melakukan asesment dan monitoring setelah pemasangan
kateter.apakah ada tanda tanda adanya infeksi

Anda mungkin juga menyukai