Anda di halaman 1dari 4

BAB II

ISI
A. Pengertian
Irigasi kandung kemih melalui kateter adalah pencucian kateter urin untuk
mempertahankan kepatenan urin menetap dengan larutan steril yang di programkan oleh
dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di dalam selang dan
menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebakan urine tetap berada di tempatnya.
Ada dua metode irigasi yaitu:
1. Irigasi kandung kemih secara tertutup, metode ini memungkinkankan seringnya
irigasi kontinu tanpa gangguan pada system kateter steril. Teknik ini sering digunakan
pada pasien yang menjalani bedah genotourinaria dan yang kateternya beresiko
mengalami penyumbatan oleh fragmen lendir dan bekuan darah.
2. Dengan membuka system drainase tertutup untuk mengistalasi irigasi kandung kemih.
Teknik ini me Teknik ini menimbulkan resiko lebih besar untuk terjadinya infeksi.
Kateter ini digunakan saat kateter tersumbat dan
Kateter tidak ingin diganti (misalnya setelah pembedahan prostat)
(https://www.academia.edu/10321559/irigasi_kandung_kemih )
Irigasi kandung kemih umumnya dilakukan pada pasien pasca operasi TURP
(Transuretral Retropertonel Prostatektomy). (SOP)

B. Tujuan Tindakan
Membantu mencegah obstruksi pada saluran urinary dengan cara membilas adanya
bekuan darah yang terbentuk setelah perbedaan prostat atau kandung kemih. Mengobati
iritasi, inflamasi, atau infeksi kandung kemih. (SOP)

C. Indikasi dan Kontraindikasi ( http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351450-PR-Esti


%20Giatrininggar.pdf )
1. Indikasi
 Irigasi dilakukan untuk mencegah obstruksi, mengeluarkan darah dan
melancarkan aliran urin yang mungkin terjadi setelah proses pembedahan
TURP
2. Kontraindikasi
 Klien dengan penyakit infeksi di dalam vulva seperti urethritis, gonorhoe
 Klien dengan perdarahan pada uretra
D. Prosedur Kerja

No ASPEK YANG DINILAI Bobot


A FASE PRAINTERAKSI
1 Verifikasi data
2 Persiapan alat:
a. Sarung tangan bersih
b. Cairan irigasi sesuai dengan pesan medik (biasanya
normal saline)
c. Selang infus
d. Cairan antiseptik: alkohol dan povidone iodine
e. Klem kateter
f. Folley kateter dengan triple lumen dan urine bag

B FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa klien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan tindakan
4 Menjelaskan langkah prosedur
5 Menanyakan kesiapan pasien

C FASE KERJA
1 Menjaga privasi
2 Mencuci tangan
3 Memakai sarung tangan
4 Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
5 Meletakkan label cairan irigasi yang digunakan: tanggal,
waktu, type cairan
6 Menyiapkan cairan (harus steril). Mengisi selang infuse
dengan cairan, mengeluarkan udara dalam selang
7 Lumen kateter 3 cabang, medensinfektan bagian irigasi
dengan cairan antiseptik dan menghubungkan dengan selang
infus
8 Mengatur tetesan infus sesuai intruksi dokter/ sesuai
protokol
9 Bila urine tampak merah/ada bekuan darah, irigasi tetesan
ditingkatkan sampai dengan bersih
10 Mengganti cairan irigasi bila dibutuhkan, jangan biarkan
botol cairan irigasi kosong
11 Mengosongkan urine bag bila dibutuhkan, perhatikan
prinsip steril
12 Melepas sarung tangan
D FASE TERMINASI
1 Merapikan pasien
2 Melakukan evaluasi
3 Menyampaikan rencana tindak lanjut
4 Berpamitan
5 Membereskan alat
6 Mencuci tangan

E PENAMPILAN
1 Ketenangan
2 Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
3 Ketelitian
4 Menjaga keamanan pasien
5 Menjaga keamanan petugas/perawat

E. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan


1. Observasi klien terhadap adanya bekuan darah pada urine dan sedimen
2. Tanyakan klien adanya keluhan nyeri dan adanya demam
3. Bandingkan urine output dengan cairan irigasi yang diberikan tiap 1-2 jam
4. Kaji kelancaran tetesan infuse cairan irigasi, lapor medic bila terjadi obstruksi irigasi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Irigasi kandung kemih merupakan suatu tindakan mengirigasi kandung kemih dengan
menggunakan kateter, pada umumnya irigasi ini dilakukan pada pasien pasca operasi
TURP (Transuretral Retroperitonel Prostatektomy). Irigasi bladder tidak boleh
dianggap remeh oleh perawat karena risiko komplikasi yang dapat timbul seperti
perdarahan, retensi, infeksi genitourinari, dan kegagalan untuk
mengosongkan kandung kemih (Mebust, Holtgrewe, Cockett, and Petters,
1989 dalam Afrainin, 2010).

B. Saran
Perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan klien yang efektif yang meliputi
pemantauan aliran berkelanjutan selama 24 jam masa kritis. Selain itu, perawat juga harus
mampu mengidentifikasi kateter yang tersumbat dan mengambil tindakan yang tepat untuk
mengatasi hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai