Anda di halaman 1dari 13

1. Laki-laki berusia 61 tahun dirawat di rumah sakit dengan ulkus dekubitus pada area sacrum.

Hasil pengkajian:
tetraplegia; TD 130/90 mmHg; HR 98 x/menit; RR 20 x/menit; T 37,8 0C; perban luka pasien tampak basah akibat
rembesan pus dan darah. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat stroke sejak 6 bulan yang lalu. Apakah
intervensi selanjutnya?
Lakukan ROM pasif
Berikan posisi head up
Lakukan perawatan luka
Berikan kompres hangat
Lakukan alih baring 2 jam sekali

2. Laki-laki berusia 61 tahun dirawat di rumah sakit dengan tetraplegi akibat stroke. Pada hari ke-12 dirawat di rumah
sakit ketika perawat memandikan pasien, perawat melihat adanya luka dekubitus grade 2 pada area sakrum pasien
karena pasien tidak pernah mendapatkan program alih baring 2 jam sekali selama dirawat di rumah sakit. Apakah
aspek etik yang muncul?
Justice
Fidelity
Autonomy
Accountability
Nonmaleficence

3. Laki-laki berusia 59 tahun dirawat di rumah sakit karena ulkus decubitus. Ketika perawat membuka balutan tampak
adanya pus di tepi luka; terdapat jaringan nekrosis halus yang menutupi luka; jaringan granulasi sehat tampak
menutupi 10% area luka. Saat ini perawat telah selesai membersihkan pus dari area luka. Apakah yang dilakukan
selanjutnya?
Mengganti sarung tangan
Melakukan debridement
Menekan tepi luka dengan kassa
Mengeringkan luka dengan kassa
Melakukan kompres antibiotik dengan kassa

4. Laki-laki berusia 56 tahun dirawat di rumah sakit karena stroke dan ulkus dekubitus. Hasil pengkajian: TD 130/90
mmHg; HR 100 x/menit; RR 20 x/menit; T 38°C; luka mencapai tulang dengan ukuran 3x12 cm²; pus minimal;
jaringan nekrosis lunak menutupi 2/3 bagian luka dan sisanya tertutupi oleh jaringan granulosa sehat dan tidak
terdapat kantong luka. Berapakah nilai DESIGN luka pasien?
D3 E3 S6 I1 G4 N3 P0
D4 E3 S9 I9 G4 N3 P0
D4 E6 S6 I3 G4 N3 P0
D5 E3 S9 I9 G4 N3 P0
D4 E6 S8 I9 G4 N3 P0

5. Perempuan berusia 60 tahun dirawat di rumah sakit karena riwayat stroke dan ulkus dekubitus area sacrum. Hasil
pengkajian: tampak adanya pus di sekitar luka dan perban selalu basah; jaringan nekrosis lunak menutupi 3/4 luas
luka dan jaringan bergranulasi sehat hanya sebanyak 1/4 luas luka; luka mencapai fasia; ukuran luka 5x10 cm²; tidak
terdapat kantong luka; dan pasien tidak ada riwayat hipertermi. Berapakah hasil pengkajian DESIGN luka pasien?
D3 E3 S6 I1 G4 N3 P0
D4 E3 S6 I3 G4 N3 P0
D4 E6 S6 I3 G4 N3 P0
D4 E6 S9 I9 G3 N6 P0
D4 E6 S9 I3 G4 N3 P0

6. Perempuan berusia 58 tahun dirawat di rumah sakit karena ulkus decubitus dan riwayat stroke. Hasil pengkajian:
tetraplegia; GCS E2M4V2 ; seluruh luka tampak tertutupi jaringan nekrosis dan tampak adanya pus di sekitar luka;
luka sampai ke fasia dengan diameter 36 cm², keluarga menyampaikan tidak mengetahui harus melakukan alih baring
kepada pasien. Apakah hasil evaluasi yang diharapkan oleh perawat setelah 7 hari perawatan pasien di rumah sakit?
GCS pasien E4M6V5
Indeks KATZ pasien A
Balutan luka pasien tidak rembes dan basah oleh pus
Skor DESIGN luka pasien D4 E3 S9 I3 G5 N3 P0
Keluarga mampu melakukan alih baring 30 menit sekali

7. Laki-laki berusia 60 tahun dirawat di rumah sakit karena riwayat stroke dan tetraplegia. Hasil pengkajian: TD 140/90
mmHg; HR 100 x/menit; RR 20 x/menit; T 37,80C; tampak adanya ulkus decubitus di area sakrum dengan D4 E3 S8 I9
G4 N3 P0 dan berbau menyengat. Keluarga pasien mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan alih baring
selama di rumah dan tidak tahu jika ada luka pada tubuh pasien bagian belakang. Apakah masalah keperawatan
utama?
Hipertermi
Defisit pengetahuan
Hambatan mobilitas fisik
Kerusakan integritas kulit
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

8. Laki-laki berusia 56 tahun dibawa ke rumah sakit dengan keluhan demam selama 7 hari. Hasil pengkajian: TD 130/90
mmHg; HR 100 x/menit; RR 20 x/menit; T 38 °C; keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat stroke sejak 2 bulan
yang lalu dan mengalami tetraplegi; tampak adanya luka dekubitus di area sakrum.
Apakah pengkajian selanjutnya yang dilakukan?
Mengkaji indeks KATZ
Mengkaji DESIGN luka
Menilai kekuatan otot
Mengkaji status nutrisi
Mengkaji nervus kranial

9. Perempuan berusia 59 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan luka pada area sacrum. Hasil pengkajian luka:
luka tampak tertutupi jaringan nekrosis seluas 80%; tampak adanya pus di sekitar luka; ukuran luka 3x5 cm2 ; tidak
tampak adanya kantong luka; TTV pasien TD 130/90 mmHg; HR 98 x/menit; RR 20 x/menit; T 37,50C. Apakah
pengkajian selanjutnya yang dilakukan?
Riwayat hipertermi
Riwayat imobilisasi
Mengkaji kedalaman luka
Mengkaji pengetahuan keluarga mengenai alih baring
Mengkaji kebiasaan perawatan luka selama di rumah

10. Perempuan berusia 58 tahun dirawat di rumah sakit karena ulkus decubitus dan riwayat stroke. Hasil pengkajian: TD
140/90 mmHg; HR 100 x/menit; RR 20 x/menit; T 37,8°C; tetraplegia; GCS E2M4V2 ; seluruh luka tampak tertutupi
jaringan nekrosis dan tampak adanya pus di sekitar luka; keluarga menyampaikan tidak mengetahui harus melakukan
alih baring kepada pasien. Apakah etiologi dari masalah keperawatan utama?
Hipertermia
Faktor mekanik
Kurang informasi
Gangguan neuromuskuler
Kurang sumber pengetahuan

11. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami fraktur tibia dekstra. Pasien sudah
menjalani operasi pemasangan plate screw dan sudah dipersiapkan untuk pulang. Saat ini perawat mengajarkan
penggunaan kruk dengan metode tiga point. Pada saat latihan berjalan, perawat telah memajukan kedua kruk
bersamaan dengan kaki yang sakit. Apakah yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
Berdiri tegak dengan posisi kruk 15cm ke depan dan ke samping
Majukan kruk kanan dan kaki kiri
Memajukan kaki yang sehat
Memajukan kaki yang sakit
Ayunkan kaki yang sehat

12. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami osteomielitis pasca dilakukan OREF.
Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya sequestrum dan involukrum pada jaringan tulang. Tampak luka
terbuka pada jaringan kulit dan tanda peradangan. Hasil pemeriksaan tanda vital, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nafas 20 x/menit, frekuensi nadi 95 x/menit, suhu 380C. Apakah rencana tindakan yang tepat ?
Berikan diit tinggi kalori tinggi protein
Berikan minum yang banyak
Berikan istirahat yang cukup
Berikan bantuan aktivitas
Berikan teknik relaksasi

13. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dirawat dengan fraktur femur sinistra akibat kecelakaan 2 hari yang lalu. Sudah
dilakukan pemasangan pen dan difiksasi dengan gips. Apakah pengkajian selanjutnya ?
Peningkatan tekanan muskulus di area sekitar gips
Vaskularisasi area distal gips
Peningkatan tekanan darah
Tanda – tanda vital
Posisi kaki

14. Seorang laki-laki berusia 30 tahun di ruang rawat bedah pasca ORIF plate screw ec fraktur cruris dextra hari ke-2.
Pasien merasakan nyeri area luka skala 6. Perawat sedang melakukan perawatan luka. Perawat sudah membuka
balutan luka tersebut. Hasil pengkajian luka: panjang luka 20 cm, bengkak, kemerahan, teraba hangat, luka kering.
Apakah langkah selanjutnya ?
Membersihkan luka dengan normal saline
Mengeringkan luka dengan kassa kering
Melakukan disinfeksi sekitar luka
Memberikan balutan lembab
Mengobservasi kondisi luka

15. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami osteomielitis pada tibia sinistra.
Kondisi tulang pasien sudah infeksi dan dokter menganjurkan untuk dilakukan amputasi namun pasien menolak.
Apakah prinsip etik yang tampak ?
Fidelity
Veracity
Autonomy
Beneficience
Nonmaleficence

16. Seorang perempuan berusia 50 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri skala 7 pada tibia sinistra. Hasil
pengkajian terdapat bengkak, kemerahan. Pasien hanya bisa berbaring. Pasien mengatakan dulu pernah mengalami
fraktur dan dilakukan operasi namun mengalami infeksi. Apakah data yang perlu ditambahkan untuk menetapkan
masalah keperawatan ?
Indeks KATZ
Tanda infeksi
Karakteristik nyeri
Pemeriksaan radiologi
Kemampuan berjalan

17. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri skala 8 pada tibia dekstra dengan
riwayat ORIF. Tampak adanya tanda inflamasi. Hasil radiologi menunjukkan adanya involukrum dan sequestrum pada
tulang tersebut. Apakah rencana tindakan perawat selanjutnya ?
Lakukan irigasi
Lakukan amputasi
Lakukan debridemen
Ajarkan relaksasi nyeri
Lakukan pengkajian luka

18. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di rumah sakit pasca ORIF hari kedua atas indikasi fraktur femur
dekstra dan saat ini mengeluh nyeri skala 6 pada area luka terutama saat bergerak. Pasien harus dibantu untuk
beberapa aktivitas. Hasil pemeriksaan TTV tekanan darah 130/ 80 mmHg, frekuensi nadi 100 kali/ menit, frekuensi
napas 20 kali/ menit, suhu tubuh 380C. Apakah masalah keperawatan prioritas?
Nyeri akut
Hipertermi
Risiko infeksi
Hambatan mobilitas fisik
Gangguan integritas jaringan
19. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit dengan riwayat pascaoperasi OREF 2 bulan yang lalu. Hasil
pengkajian terdapat luka pada femur dekstra dengan adanya tanda infeksi, pasien mengeluh nyeri. Tampak adanya
nanah keluar dari tulang. Seluruh aktivitas pasien dibantu. Hasil pemeriksaan tanda vital, tekanan darah 110/70
mmHg, frekuensi nafas 20 x/menit, frekuensi nadi 95 x/menit, suhu 380C. Hasil radiologi tampak adanya sequestrum
dan involukrum. Apakah masalah keperawatan prioritas ?
Kerusakan integritas jaringan
Kerusakan ntegritas kulit
Intoleransi aktivitas
Nyeri akut
Hipertermi

20. Seorang laki-laki berusia 35 tahun selesai dilakukan pemasangan balut bidai 1 jam yang lalu. Hasil evaluasi tindakan
terdapat edema, penurunan denyut nadi daerah distal, dan teraba dingin pada palpasi distal daerah fraktur. Apakah
tindakan perawat selanjutnya?
Lepas bidai
Imobilisasi fraktur
Tinggikan daerah fraktur
Kolaborasi pemebedahan
Kendurkan pembebatan

21. Perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan telinga kiri gatal. Suhu tubuh pasien 38 C.
Apakah data obyektif yang bisa ditemukan ?
Ada otorrhea purulent pada telinga kiri
Telinga berdengung
Vertigo
Nyeri pada pendengaran telinga kiri
Hidung tersumbat

22. Laki-laki berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan pandangan kabur dan nyeri pada mata. Hasil
pengkajian didapatkan data bahwa terdapat peningkatan TIO pada kedua mata. Pasien menyampaikan bahwa keluhan
ini sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu namun tidak dihiraukan, pasien mengatakan takut jika mengalami
kebutaan. Selama berada di rumah sakit pasien mampu melakukan ADL secara mandiri namun gerakannya perlahan-
lahan. Apakah masalah keperawatan prioritas?
Cemas
Nyeri Akut
Risiko Jatuh
Defisiensi Pengetahuan
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik

23. Perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan telinga kiri gatal. Suhu tubuh pasien 38 C. Ada
otorrhea purulent pada telinga kiri, pasien mengeluh pusing, telinga berdengung, hidung tersumbat, nyeri pada telinga
kiri. Apakah masalah keperawatan prioritas?
Nyeri
Cemas
Risiko Jatuh
Risiko Cedera
Defisiensi Pengetahuan

24. Perempuan berusia 52 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan pandangan kabur dan nyeri pada bola mata
kanan. Hasil pengkajian tampak adanya peningkatan TIO pada mata kanan, visus mata kanan 1/ tak terhingga,
persepsi sinar okuli dekstra (-), persepsi warna okuli dekstra (-) dan hasil pemeriksaan diagnostik menunjukkan
bahwa pasien mengalami glukoma. Perawat telah memberikan tetes mata untuk glukomanya.Apakah data evaluasi
yang diharapkan?
Visus mata 1/1
TIO 10-20 mmHg
Pasien tidak terjatuh
Pasien mengatakan nyeri telah hilang
Pandangan pasien menjadi jelas seperti semula

25. Laki-laki berusia 69 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan pandangan kabur. Pasien menyampaikan bahwa 1
tahun yang lalu telah memeriksakan diri ke dokter namun tidak datang kembali setelah gejala yang dirasakan
berkurang. Hasil pemeriksaan fisik tampak adanya selaput putih pada kedua mata dan didiagnosa Katarak. Pasien
dipersiapkan untuk operasi 1 hari ke depan. Saat ini pasien tampak murung, dan menyampaikan kepada perawat
bahwa pasien merasa takut jika operasinya gagal, dia akan mengalami kebutaan. Apakah masalah keperawatan
prioritas?
Cemas
Risiko Jatuh
Risiko Cedera
Defisiensi Pengetahuan
Ketidakefektifan Manajamen Regimen Terapeu

26. Perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan telinga kiri gatal. Suhu tubuh pasien 38 C. Ada
otorrhea purulent pada telinga kiri, pasien mengeluh pusing, telinga berdengung, hidung tersumbat, nyeri pada telinga
kiri. Hasil pemeriksaan diagnostic menunjukkan bahwa pasien mengalami otitis media akut. Perawat telah
memberikan tetes telinga. Apa yang dilakukan perawat selanjutnya?
Membersihkan cairan yang keluar dari telinga
Memberikan kapas bulat di lubang telinga
Menutup telinga dengan kassa
Memberikan posisi semula
Memonitor kondisi telinga

27. Ketika perawat akan memberikan tetes mata pada pasien glukoma, ternyata balutan pasien tampak kotor. Perawat
langsung mengganti balutan setelah memberikan tetes mata. Apakah aspek etik legal yang terkait kasus di atas?
Beneficence
Non-maleficence
Fidelity
Otonomy
Justice

28. Perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan telinga kiri gatal. Ada nanah, kotor, bau busuk.
Suhu tubuh pasien 38 C. Ada otorrhea purulent pada telinga kiri, pasien mengeluh pusing, telinga berdengung, hidung
tersumbat, nyeri pada telinga kiri. Perawat telah melakukan irigasi telinga. Apakah data evaluasi yang diharapkan?
tidak ada otorrhea purulent
tidak berdengung
tidak pusing
tidak nyeri
suhu 36 C

29. Laki-laki berusia 73 tahun dirawat di rumah sakit karena Katarak Pasien diprogramkan mendapatkan terapi salep
mata 2 kali sehari. Saat ini perawat sedang memberikan salep mata pada kelopak mata bawah pasien. Apa yang
dilakukan perawat selanjutnya?
Membiarkan mata tetap terbuka
Menganjurkan pasien menutup mata
Menganjurkan pasien melihat ke bawah
Memberikan salep mata pada kelopak mata atas
Menganjurkan pasien untuk menggosok bola mata dengan kapas bulat

30. Laki-laki berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit dengan glaucoma pada mata desktra. Pasien mengeluh
pandangannya kabur dan tampak adanya bayangan lingkaran di sekeliling cahaya. Apakah data objektif yang bisa
perawat temukan saat melakukan pemeriksaan fisik mata?
Visus 6/6
Mata berkabut
TIO > 20 mmHg
Sclera tampak keruh
Pusing saat melihat obyek yang jauh

31. Laki-laki berusia 72 tahun dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi Katarak pada mata kanan 1 hari yang lalu.
Hasil pengkajian didapatkan data bahwa tampak masih terpasang balutan pada mata kanan pasien. Saat ini pasien
mengeluh nyeri skala 6 pada mata kanan pasien. Apakah intervensi keperawatan yang tepat?
Berikan tetes mata
Lakukan irigasi mata
Berikan analgesik
Berikan antibiotik
Berikan salep mata

32. Laki-laki berusia 73 tahun dirawat di rumah sakit karena Katarak Pasien diprogramkan mendapatkan terapi salep
mata 2 kali sehari. Saat ini perawat sudah selesai memberikan tetes mata pada kelopak mata bawah pasien. Apa yang
dilakukan perawat selanjutnya?
Membiarkan mata tetap terbuka
Menganjurkan pasien menutup mata
Menganjurkan pasien melihat ke bawah
Menganjurkan pasien untuk mengedip-ngedipkan mata
Menganjurkan pasien untuk menggosok bola mata dengan kapas bulat

33. Saat ini perawat akan memberikan tetes mata pada pasien katarak. Ternyata perawat salah dalam memberikan tetes
mata. Dan akibatnya mata pasien menjadi pedih. Apakah aspek etik legal yang terkait kasus di atas?
Beneficence
Non-maleficence
Acountability
Otonomy
Justice

34. Perempuan berusia 59 tahun dirawat di rumah sakit dengan glaucoma. Pasien mendapatkan program terapi tetes
mata 3 x 2 tetes untuk mata kirinya. Saat ini perawat sedang memberikan tetes mata pada pasien dan telah
membersihkan kelopak mata pasien. Apakah yang dilakukan perawat selanjutnya?
Mengatur posisi pasien menjadi hiperekstensi
Meneteskan obat sesuai dengan program
Membersihkan air mata yang keluar dengan tissue
Menarik kelopak mata bawah pasien
Menganjurkan pasien untuk mengedip-ngedipkan mata

35. Perempuan berusia 68 tahun dirawat di rumah sakit karena pandangan kabur dan mengalami Katarak. Apakah data
subyektif yang bisa ditemukan?
Pusing
Diplopia
Kaku pada mata
Nyeri saat berkedip
Ada bayangan asap saat melihat

36. Perempuan berusia 58 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri pada bagian mata kanan dan pandangan
kabur. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa TIO okuli dekstra 24 mmHg, persepsi sinar okuli dekstra (-), persepsi
warna okuli dekstra (-), visus mata kanan 1/ tak terhingga. Pasien tampak masih bisa melakukan ADL secara mandiri
termasuk ke kamar mandi. Apakah intervensi keperawatan yang tepat?
Bantu seluruh ADL pasien
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Anjurkan pasien untuk berbaring di tempat tidur
Berikan pendidikan kesehatan mengenai glaucoma
Singkirkan perabotan ruangan yang dapat mencederai pasien saat berjalan

37. Perempuan berusia 52 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan pandangan kabur dan nyeri pada bola mata
kanan. Hasil pengkajian tampak adanya peningkatan TIO pada mata kanan, visus mata kanan 1/ tak terhingga,
persepsi sinar okuli dekstra (-), persepsi warna okuli dekstra (-) dan hasil pemeriksaan diagnostik menunjukkan
bahwa pasien mengalami glukoma. Perawat telah memodifikasi lingkungan untuk memfasilitasi mobilitas pasien
dengan aman. Apakah data evaluasi yang diharapkan?
Visus mata 1/1
TIO 10-20 mmHg
Pasien tidak terjatuh
Pasien mengatakan nyeri telah hilang
Pandangan pasien menjadi jelas seperti semula

38. Saat ini pasien akan dilakukan irigasi telinga. Saat dilakukan irigasi telinga perawat lupa menaruh handuk di bahu
pasien sehingga air ada yang menetes di pakaian pasien. Apakah aspek etik legal yang terkait kasus di atas?
Beneficence
Non-maleficence
Fidelity
Veracity
Justice

39. Laki-laki berusia 68 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan pandangan kabur dan terdapat selaput putih pada
kedua mata. Pasien bertanya mengenai perawatan pada kedua matanya ini setelah operasi kepada perawat dan
perawat telah menjanjikan untuk memberikan pendidikan kesehatan terkait perawatan pasien. Pada jam yang telah
dijanjikan, perawat tidak kunjung datang ke ruangan pasien karena perawat diminta untuk mengobservasi pasien
lainnya yang berada dalam kondisi kritis. Apakah aspek etik legal yang terkait kasus di atas?
Beneficence
Non-maleficence
Fidelity
Veracity
Justice

40. Perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan telinga kiri gatal. Suhu tubuh pasien 38 C. Ada
otorrhea purulent pada telinga kiri, pasien mengeluh pusing, telinga berdengung, hidung tersumbat, nyeri pada telinga
kiri. Hasil pemeriksaan diagnostic menunjukkan bahwa pasien mengalami otitis media akut. Perawat telah melakukan
irigasi telinga. Bagaimana aliran air saat mengirigasi telinga?
Alirkan air di semua bagian daun telinga
Alirkan air tepat di lubang telinga
Alirkan air di dinding telinga
Alirkan air di ujung telinga
Alirkan air dari atas

41. Seorang wanita usia 25 tahun dirawat karena jatuh dari ketinggian. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran
pasien compos mentis, pasien terlihat terbaring lemah dan mengatakan merasa nyeri dibagian tulang belakang, skala
4, pasien juga kedua tangan dan kaki terasa berat dan sulit digerakkan, kekuatan otot tangan 3 kaki 2, pemeriksaan
sensorik tangan dan kaki berkurang. TTV TD 120/80 mmHg Suhu 27,80C, RR 20 x/mnt Nadi 90 x/mnt, terdapat jejas
di area pinggang pasien. Apakah masalah keperawatan prioritas ?
Hambatan mobilitas fisik
Inkontinensia urin
Retensi urine
Nyeri akut
Hipertermi
42. Perempuan berusia35tahun dirawat di rumah sakit karena tidak bisa menelan dan kelemahan ekstremitas kanan atas
dan bawah. Berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik, pasien mengalami Stroke Non Hemoragik. Pasien akan
dilakukan pemasangan NGT tetapi keluarga menolak pemasangan NGT tersebut. Apakah aspek etik yang muncul?
Fidelity
Veracity
Otonomy
Beneficience
Maleficience

43. Perempuan berusia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnose medis Stroke Non haemoragik. Hasil pengkajian
riwayat bangun tidur tiba-tiba merasa lemah pada tangan dan kaki kiri. Hasil pengkajian didapatkan data wajah tidak
simetris; kekuatan otot tangan kanan 5 tangan kiri 3, kaki kanan 5 kaki kiri 4; TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 80
x/menit, suhu 37°C; frekuensi napas 16 x/menit. Apakah rencana tindakan untuk masalah keperawatan pasien?
Lakukan ROM
Posisikan semifowler
Perbaiki pencahayaan di ruangan
Dekatkan barang-barang di dekat pasien
Orientasikan pasien mengenai ruangan perawatan

44. Seorang anak berusia 5 bulan dirawat dengan diagnose medis meningitis hidrocephalus. Dari hasil pengkajian
didapatkan data anak terlihat lemah, riwayat kejang +, macrocephal +, kulit teraba hangat . Apakah data pengkajian
selanjutnya ?
Frekuensi napas
Tekanan Darah
Riwayat alergi
Hipertermi
Mual

45. Perempuan usia 65 tahun dirawat dengan Stroke Haemoragik. Saat ini kesadaran pasien apatis, GCS E3M4V3 Pasien
tampak gelisah dan berusaha mencabuti alat medis yang ada di tubuhnya. Setelah cuci tangan perawat akan
memasang restrain pada pasien dan diawali perawat membuat simpul restrain. Apakah tindakan perawat
selanjutnya ?
Memberikan posisi restrain
Menjelaskan langkah prosedur
Memasangkan restrain pada tangan
Mengikatkan tali pada sisi tempat tidur
Memberi pengalas restrain pada pergelangan tangan

46. Seorang Laki-laki berusia 60 tahun dirawat dengan Stroke Haemoragic. Dari Hasil pengkajian didapatkan data bahwa
keluarga pasien mengatakan pasien ditemukan tidak sadar di kamar, saat ini pasien terlihat memejamkan mata, ketika
diberi rangsang nyeri pasien membuka mata sebentar, menggumam tidak jelas dan melokalisasi sumber nyeri. Berapa
nilai GCS dari hasil pengkajian diatas ?
E2 M5 V2
E2 M4 V2
E3 M3 V1
E3 M2 V1
E2 M1 V1

47. Perempuan usia 35 tahun jatuh riwayat jatuh dari tangga dan mengalami paraplegi ekstremitas bawah. Setelah 2
minggu perawatan pasien sudah dapat dilatih menggunakan alat bantu jalan. Saat ini kekuatan otot tangan keduanya 5
kekuatan otot kaki keduanya 4. Alat bantujalan apakah yang sesuai dengan kebutuhan pasien ?
Tripod
Walker
Tongkat
Kursi roda
Safety belt

48. Perempuan berusia 30 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnose medis Meningitis. Dari hasil pengkajian
didapatkan data GCS E3M4V2, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/mnt, frekuensi napas 20 x/mnt, Suhu 380C.
Perawat mengangkat masalah keperawatan utama ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Apakah rencana
tindakan keperawatan yang harus dilakukan?
Monitor TTV
Berikan oksigen
Monitor kesadaran
Cegah resiko jatuh
Berikan posisi head up

49. Seorang Laki-laki berusia 60 tahun dirawat di rumah sakit karena ditemukan pingsan. Hasil pengkajian didapatkan
data GCS E2M3V1; TD 155/95 mmHg, frekuensi napas 21 x/menit; frekuensi nadi 90 x/menit; suhu 37,70C. Hasil CT
Scan Terdapat infark di hemisfer sinistra Apakah masalah keperawatan prioritas ?
Resiko gangguan perfusi cerebral
Resiko gangguan perfusi perifer
Pola nafas tidak efektif
Hipertermi
Nyeri akut

50. Perempuan usia 25 tahun dirawat di RS hari ke 3 karena Cedera medulla spinalis. Pasien mengatakan tangan dan
kakinya hilang rasa dan tidak dapat digerakkan sehingga membutuhkan bantuan dalam mememnuhi kebutuhan
sehati-harinya. Hasil pengkajian menunjukkan suhu 370C, tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi napas 20 x/menit,
frekuensi nadi 80 x/menit, uji kekuatan otot 3 pada semua ekstremitas. Apakah rencana tindakan perawat yang tepat?
Bantu ADL
Lakukan ROM
Pasang collar neck
Beri posisi semifowler
Beri posisi head up 300

51. Seorang anak usia 4 bulan dirawat dengan diagnose medis meningitis. Pasien mempunyai riwayat kejang. Dari hasil
pengkajian ibu pasien mengatakan pasien malas minum, badannya teraba hangat, Suhu 390C. Hasil lab menunjukkan
leukositosis dan LED meningkat. Apakah tindakan mandiri perawat?
Memberikan kompres hangat
Memberikan selimut kepada pasien
Memonitor status kesadaran pasien
Memberikan minum sedikit demi sedikit
Memantau status cairan pasien (intake dan output)

52. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat karena Cedera Medulla spinalis akibat kecelakaan. Hasil pengkajian
pasien terlihat menahan sakit dan mengatakan nyeri pada tulang belakangnya, tampak adanya jejas pada tulang
belakang. Apakah data pengkajian selanjutnya ?
Letak jejas
Skala nyeri
Hasil CT scan
Capilary Refill
Kekuatan otot

53. Seorang anak usia 6 bulan dirawat dengan diagnose medis meningitis hidrosefalus. Alasan masuk pasien adalah
kejang, pemeriksaan fisiknya Bruzinki (+), tanda kernig (+), photophobia, sunset eye, dan macrocepal. Hasil lab
menunjukkan leukositosis.Apakah masalah keperawatan prioritas?
Resiko infeksi
Resiko pertukakaran gas
Resiko gangguan perfusi perifer
Resiko gangguan perfusi cerebral
Resiko keterlambatan perkembangan

54. Seorang perempuan usia 30 tahun dirawat dengan cedera medulla spinalis. Masalah keperawatan hambatan mobilitas
fisik pasien teratasi setelah 2 bulan perawatan. Pasien sudah mampu berpindah tempat dengan menggunakan walker.
Apakah data evaluasi yang diperoleh selanjutnya ?
Kekuatan otot 5
Parestesia (-)
Skala nyeri 0
Dyspneau -
Jejas (-)

55. Seorang laki-laki usia 65 tahun dirawat dengan diagnose medis Stroke Non haemoragik. Hasil pengkajian didapatkan
data TD 180/100 mmHg Suhu 370C, Nadi 80 x/mnt, RR 20x/mnt, wajah tidak simetris dan hasil CT Scan Terdapat
infark di hemisfer dekstra Apakah data evaluasi untuk masalah prioritas?
Kejang (- )
Hipertermi (-)
Perfusi cerebral optimal
Intake output seimbang
Status neurologis normal

Anda mungkin juga menyukai