TRAUMA DADA
Oleh:
Ni Putu Nita Kartika Dewi
NIM. 190070300111038
KELOMPOK 2B
A. Identitas Klien
Nama : Sdr. M No. RM : 11413xxx
Usia : 22 th Tgl. Masuk : 15 November 2018
Jenis kelamin : Laki-laki Tgl. Pengkajian : 19 November 2018
Alamat : Jl.Flamboyan,Batu Jam. Pengkajian : 11.00 WIB
Sumber informasi : Pasien & Orangtua (ibu)
No. telepon : 0852191xxxxx Nama klg. dekat
Status pernikahan : Belum menikah yg bisa dihubungi: Ny. K
Agama : Islam Status : Ibu
Suku : Jawa Alamat : Batu
Pendidikan : S1 No. telepon : 0850061xxxxx
Pekerjaan : Karyawan Pendidikan : SMA
Lama berkerja :- Pekerjaan : Wiraswasta
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama : pasien mengeluh nyeri, terkadang disertai sesak
P : luka insisi WSD
Q : nyeri terasa perih
R : nyeri pada area sekitar insisi WSD didada kanan dan kiri
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul
2. Lama keluhan : 4 hari
3. Kualitas keluhan : terasa perih
4. Faktor pencetus : luka insisi WSD
5. Faktor pemberat : batuk, menarik napas dalam, bergerak
6. Upaya yg. telah dilakukan: inj ketorolac 3x1 gr
7. Diagnosis medis :
a. Hematopneumothoraks on WSD (S/D) Tanggal 17/11/2018
b. Close fracture costae IV-IX segmental D (post) Tanggal 17/11/2018
c. CF metatarsal Tanggal 17/11/2018
d. CKS 456 Tanggal 17/11/2018
5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis
Tidak ada
D. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan orang tua atau keluarga klien tidak mempunyai riwayat penyakit kronis,
seperti diabetes dan hipertensi.
GENOGRAM
Hipertensi
Hipertensi
CKD
49 th 51 th
Ny. J Tn. S
22 th
Sdr.M
Keterangan:
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Menikah
: Tinggal satu rumah : Meninggal
: Hubungan anak kandung : Cerai
E. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih, terdapat 1 kamar mandi bersih
dan 1 WC
Bahaya kecelakaan Minimal, tidak dekat dengan jalan minimal
raya
Polusi Tidak ada polusi air, suara, udara minimal
Ventilasi Setiap ruangan memimiliki ventilasi cukup
Pencahayaan Cahaya matahari dapat masuk ke cukup
dalam setiap ruangan
F. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0 2
Mandi 0 2
Berpakaian/berdandan 0 2
Toileting 0 2
Mobilitas di tempat tidur 0 2
Berpindah 0 2
Berjalan 0 tidak ada aktivitas tersebut
Naik tangga 0 tidak ada aktivitas tersebut
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang
lain >1, 4 = tidak mampu
G. Pola Nutrisi Metabolik
Rumah Rumah Sakit
Jenis diit/makanan makanan lauk, nasi diet TKTP
Frekuensi/pola 2-3 kali / hari 3 x/hari
Porsi yg dihabiskan 1 porsi habis 1 porsi habis
Komposisi menu nasi lauk, sayur sayur, lauk, nasi, buah
Pantangan tidak ada tidak ada
Napsu makan baik baik
Fluktuasi BB 6 bln. terakhir tidak terjadi penurunan BB tidak terkaji
Jenis minuman air putih air putih
Frekuensi/pola minum 5-6 kali / hari 5-6 kali/hari
Gelas yg dihabiskan 1 gelas/±300 ml, sekali minum 100 ml sekali minum
Sukar menelan (padat/cair) tidak tidak
Pemakaian gigi palsu (area) tidak memakai gigi palsu tidak memakai gigi palsu
Riw. masalah penyembuhan luka tidak ada masalah tidak ada masalah
penyembuhan luka penyembuhan luka
BB pasien 54 kg TB 161 cm
H. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
- Frekuensi/pola 1kali / hari belum BAB
- Konsistensi lembek -
- Warna & bau coklat -
- Kesulitan tidak ada kesulitan -
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
BAK:
- Frekuensi/pola 4-5 kali / hari 200 cc/ 4 jam
- Konsistensi cair Cair
- Warna & bau kuning jernih, normal kuning jernih
- Kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
I. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
Tidur siang:Lamanya 3 jam 2 jam
- Jam s/d 13.00 s/d 15.00 12.00 s/d 14.00
- Kenyamanan stlh. tidur nyama tidak nyaman
Tidur malam: Lamanya ±7 jam 5 jam
- Jam …s/d… 21.00 – 04.00 21.00-03.00
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur tidak ada tidak ada
- Kesulitan tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
J. Pola Kebersihan Diri
Rumah Rumah Sakit
Mandi:Frekuensi 2 kali / hari diseka badan 2 x/hari
- Penggunaan sabun menggunakan sabun air hangat dan waslap
Keramas: Frekuensi 1 kali / 3 hari tidak ada aktivitas tsb
- Penggunaan shampoo menggunakan shampoo tidak ada aktivitas tsb
Gosok gigi: Frekuensi tidak gosok gigi 1 x/hari
- Penggunaan odol - tidak ada aktivitas tsb
Ganti baju:Frekuensi 2 kali / hari 1 kali/ hari
Memotong kuku: Frekuensi 1 kali / minggu tidak ada aktivitas tsb
Kesulitan tidak ada kesulitan bed rest
Upaya yg dilakukan tidak ada dibantu perawat
K. Pola Toleransi-Koping Stres
1. Pengambilan keputusan: () sendiri (√) dibantu orang lain, sebutkan
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri,
dll): tidak ada (keluarga memakai BPJS Kesehatan)
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: berdoa kepada Allah
4. Harapan setelah menjalani perawatan: dapat beraktivitas seperti sebelumnya
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: selalu memerlukan bantuan orang untuk keperluannya
L. Konsep Diri
1. Gambaran diri : pasien mengatakan sekarang merasa lemah dantidak berdaya
2. Ideal diri : tidak terkaji
3. Harga diri : pasien merasa menerima kondisinya saat ini
4. Peran : anak
5. Identitas diri : Berperilaku sesuai jenis kelaminnya
M. Pola Peran & Hubungan
1. Peran dalam keluarga : Dalam keluarga pasien berperan sebagai anak yang mencari
nafkah untuk kebutuhan keluarga
2. Sistem pendukung :istri/suami/anak/tetangga/teman/saudara/ibu/lain-lain, sebutkan:
3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub.dengan
pasangan
( ) Hub. dengan sanak saudara ( ) Hub.dengan
anak
(√) Lain-lain sebutkan, tidak ada kesulitan
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: tidak
ada
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi: tidak ada
N. Pola Komunikasi
1. Bicara:
(√) Normal (√)Bahasa utama: Indonesia
( ) Tidak jelas (√) Bahasa daerah:
jawa
( ) Bicara berputar-putar (√) Rentang perhatian: baik
(√) Mampu mengerti pembicaraan orang lain (√)Afek: ada feedback
2. Tempat tinggal: (√) Sendiri, bersama ibu ( ) Kos/asrama ( ) Bersama orang lain, yaitu:
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut: Adat jawa
b. Pantangan & agama yg dianut: Agama islam
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 (√) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
O. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (√) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
(√) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti menemani di samping
pasien dan memberi makan ketika pasien lapar
P. Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): sholat 5 waktu
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: sholat 5 waktu
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: bisa sholat 5 waktu
Q. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: pasien tampak sakit sedang-berat
Kesadaran: GCS : E4V5M6
- TD : 110/70 mmHg - MAP : 83,3 mmHg
- RR : 22 x / menit - T : 36,5oC
- N : 80 x/menit - BB 54 kg, TB 161 cm
BMI: 20,8 BBI: 54,9
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Inspeksi rambut warna hitam tersebar merata dan tidak ada luka bekas operasi,
rambut tidak berketombe.
Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan.
b. Mata:
Inspeksi : Konjungtiva tidak anemis, tidak ada ikterik, penglihatan jelas, pergerakan
pupil normal +/+
c. Hidung:
Inspeksi :Hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada epistaksis,
lubang hidung kanan dan kiri terlihat bersih, tidak ada darah keluar dari hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Mulut & tenggorokan:
Inspeksi : Mukosa bibir terlihat sedikit kering, tidak ada perdarahan gusi, lidah kotor
(-), gigi tampak bersih, warna lidah merah, tidak ada kesulitan menelan
e. Telinga:
Inspeksi :Telinga kanan dan kiri terlihat simetris, Tidak ada penurunan
pendengaran
Palpasi : nyeri tekan pada telinga kanan yang dijahit
f. Leher:
Inspeksi : distensi vena jugularis (-), kekakuan (-), tidak terdapat benjolan di leher
Palpasi : Teraba vena jugularis, tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, teraba denyut nadi carotis, tidak ada nyeri tekan
3. Thorak & Dada:
Jantung
- Inspeksi : pulsasi ictus cordis di dada sebelah kiri tidak nampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula sinistra, N 80 x/menit
- Perkusi : dullness
- Auskultasi: S1 tunggal S2 tunggal, tidak ada gallop dan tidak ada murmur
Paru
- Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak terdapat penggunaan otot bantu
napas , retraksi intercostae tidak maksimal (fracture costa), , terdapat chest tube
WSD di ICS 4 dextra dan sinistra (balutan tampak bersih, produksi masing-
masing +/- 50 cc berwarna merah)
- RR 22 x/menit
- Palpasi : taktil fremitus normal
- Perkusi : Resonan/ sonor
- Auskultasi:
+ + - -
Ronkhi Wheezing
- - - -
4. Payudara & Ketiak - - - -
Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada bengkak, tidak ada nyeri tekan.
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak ada perubahan bentuk tulang belakang. Tidak ada trauma, dan tidak ada jejas.
6. Abdomen
- Inspeksi: flat
- Palpasi: tidak teraba massa, nyeri tekan (-)
- Perkusi: tymphani
- Auskultasi: bising usus (+) 10 x/menit
7. Genetalia & Anus
- Inspeksi : terpasang kateter dengan output 200 cc warna kuning jernih (4 jam)
dan pampers
8. Ekstermitas
- Atas: kontraktur (-), tidak ada deformitas, terdapat luka abrasi di tangan kanan,
Ekstremitas bisa bergerak mandiri.
- Bawah: terdapat iv line dari femoralis kanan dengan cairan RL 20 tpm,terdapat babras
di paha sinistra, Terpasang backslap dikaki sinistra. Ekstremitas bawah sinistra tidak bisa
digerakkan mandiri
- Kekuatan otot
5 5
5 x
9. Sistem Neurologi
GCS E4V5M6 Reflek fisiologis +/+ Reflek patologis -/-
10. Kulit & Kuku
Kulit: Inspeksi : Warna kulit terlihat sawo matang, tampak sedikit pucat
Palpasi : kulit teraba kering, akral hangat
Kuku: Inspeksi : Kuku terlihat sedikit kotor dan sedikit panjang (kuku jari kaki)
Palpasi : CRT <2 detik (kuku jari kaki dextra dan sinistra)
V. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang: Rumah (Batu)
Transportasi pulang: Mobil
Dukungan keluarga: Ibu
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: klien tidak memiliki BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang: perawatan diri, ADL, mobilisasi
Pengobatan: kontrol rutin ke poli bedah
Rawat jalan ke: poli bedah
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: latihan mobilisasi, perawatan luka WSD,
perawatan diri
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
1 DS: Trauma pada dada Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan pola napas
merasa nyeri dan Mengenai paru-paru
terkadang disertai
sesak Kerusakan jaringan paru
DO:
Kolaps paru
- RR : 22 x / menit
- pO2: 160 (dengan NRBM Kerusakan pleura paru
10 lpm)
- SaO2: 99,6% Darah tertahan dilapisan
- Di RSSA dilakukan foto pleura
thoraks, didapatkan
adanya close fracture hematopneumothorax
costae IV-IX dextra
- Retraksi intercostae tidak Gangguan ekspansi paru
maksimal (fracture costa)
- Hasil pemeriksaan Gangguan oksigenasi
radiologi: Close fracture
costae IV-IX segmental Sesak nafas
D, Hemopneumothorax
S/D
Ketidakefektifan pola
napas
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
2 DS: Trauma pada dada Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri
P : luka insisi WSD Laserasi paru + lserasi
pembuluh darah
Q : nyeri terasa perih
intrakostalis
R : nyeri pada area
sekitar insisi WSD Perdarahan (darah
didada kanan dan kiri terkakumulasi di rongga
S : skala nyeri 5 pleura)
T : hilang timbul
Menekan paru
- Lama keluhan 4 hari
- Kualitas keluhan: Gangguan pengembangan
terasa perih paru
- Faktor pencetus: luka
insisi WSD Pemasangan WSD
- Factor pemberat:
luka insisi
menarik nafas dan
batuk nyeri pada luka insisi
DO:
- GCS 456 Nyeri akut
- terdapat chest tube
WSD di ICS 4 dextra
dan sinistra
- TD : 110/70 mmHg
- MAP : 83,3 mmHg
- RR : 22 x / menit
- T : 36,5oC
- N : 80 x/menit
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
3 DS: Trauma pada dada Kerusakan
- Pasien mengeluh nyeri integritas
pada luka insisi WSD Laserasi paru + lserasi jaringan
pembuluh darah
DO:
intrakostalis
- GCS 456
- terdapat chest tube WSD Perdarahan (darah
di ICS 4 dextra dan terkakumulasi di rongga
sinistra pleura)
- Dilakukan tindakan
Menekan paru
operasi cito pemasangan
chest tube pada tanggal Gangguan pengembangan
16/10/2018 pukul 02.00 paru
WIB
- TD : 110/70 mmHg Pemasangan WSD
- MAP : 83,3 mmHg
luka insisi
- RR : 22 x / menit
- T : 36,5oC
- N : 80 x/menit Kerusakan integritas
- Hasil pemeriksaan jaringan
radiologi: Close fracture
costae IV-IX segmental
D, Hemopneumothorax
S/D
- Ekstremitas bawah
sinistra tidak bisa
digerakkan mandiri
- Warna kulit terlihat sawo
matang, tampak sedikit
pucat
- Kulit teraba sedikit kering
- Balutan tampak bersih,
produksi masing-masing
+/- 50 cc berwarna
merah
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
4 DS: Kecelakaan Hambatan
- Pasien mengatakan imbolitas fisik
sekarang merasa lemah Luka pada ekstrmitas dan dada
dantidak berdaya
Trauma pada dada Terpasang
DO: backslap dikaki
- GCS 456 sinistra
- Dilakukan tindakan
operasi cito Laserasi paru + lserasi
pemasangan chest tube pembuluh darah intrakostalis
pada tanggal
Perdarahan (darah
16/10/2018 pukul 02.00 terkakumulasi di rongga pleura)
WIB
- TD : 110/70 mmHg Menekan paru
- T : 36,5oC
Gangguan pengembangan paru
- N : 80 x/menit
- Hasil pemeriksaan Pemasangan WSD
radiologi: Close fracture
costae IV-IX segmental
D, Hemopneumothorax
S/D Hambatan imbolitas fisik
- Ekstremitas bawah
sinistra tidak bisa
digerakkan mandiri
- Terpasang backslap
dikaki sinistra.
- Kekuatan otot
5 5
5 x
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
5 DS: Trauma pada thorax karena Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan kecelakaan lalu lintas bersihan jalan
nyeri dada bertambah ↓ nafas
berat jika batuk Close fracture costae IV-IX
DO: ↓
- RR: 22x/menit. Perdarahan
- Suara paru: ↓
Ronkhi: Akumulasi darah dan udara
+ + pada rongga pleura
↓
Peningkatan produksi
Wheezing sekret
↓
- -
Terdapat ronkhi
- - ↓
- - Terkadang batuk
↓
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
6 Faktor Risiko: Trauma pada thorax karena Risiko
- Hb: 8,9 gr/dL kecelakaan lalu lintas Ketidakefeftifan
- Hct: 34,7% ↓ Perfusi Jaringan
Perifer
- Sedikit pucat Close fracture costae IV-IX
- Produksi drainase ↓
masing-masing +/- 50 Perdarahan
cc berwarna merah ↓
Akumulasi darah dan udara
pada rongga pleura
↓
Hematopneumothorax
↓
Tindakan operassi chest
tube
↓
Dipasang WSD (S/D)
↓
Produksi drainase masing-
masing +/- 50 cc
↓
Hb 8,9 gr/dl, hct 34,7%,
agak pucat
↓
Risiko Ketidakefeftifan
Perfusi Jaringan Perifer
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
7 DS: Trauma akibat kecelakaan Defisit
- Pasien jatuh karena lalu lintas Perawatan Diri
kecelakaan lalu lintas ↓
- Pasien mengatakan Trauma dada dan trauma
nyeri jika digunakan pada ekstremitas
untuk bergerak ↓
Dilakukan pemasangan
DO: chest tube pada ICS 4
- Hematopneumothoraks sinistra dextra dan
on WSD (S/D) pemasangan backslap
- Close fracture costae pada ekstremitas bawah
IV-IX segmental D sinistra
(post) ↓
- CF metatarsal Tidak dapat menggerakan
- CKS 456 ektremitas dan nyeri jika
- ADL dibantu oleh digerakkan
perawat (mandi, ↓
makan, berpakaian, Tidak mampu memenuhi
dan toleting) ADL secara mandiri
- Terdapat chest tube ↓
WSD di ICS 4 dextra Defisit perawatan diri
dan sinistra
- Terpasang backslap
pada ekstremitas
bawah sinistra
- Kekuatan otot
5 5
5 X
- Pasien bedrest
INTERVENSI RASIONAL
NIC : Manajemen Jalan Nafas 1.
1. Posisikan pasien semifowler 300 untuk tidak terdapat sumbatan serta
memaksimalkan ventilasi
kenyamanan pasien dalam bernafas
2. Auskultasi suara nafas dan adanya suara
tambahan 2.
3. Pertahankan hidrasi yang adekuat, beri untuk memastikan keadaan klinis pasien
terapi cairan 1000-1500cc/ hari bila tidak
secara subyektif dan obyektif
ada kontraindikasi
4. Lakukan fisioterapi dada: vibrasi bila 3.
diperlukan meminimalkan atau meringankan
5. Monitor dan catat warna, jumlah dan
keluhan pasien
konsistensi secret
4.
NIC: Batuk Efektif kadar oksigen pasien dalam darah dan
1.
tertekuk, bahu relax dan lutut ditekuk meningkatkan kenyamanan pasien
2. dalam beristirahat
selama 2 detik dan batuk 2 atau 3 kali
5.
siklus
3. meminimalkan kekuatan untuk batuk
dalam, sedikit membungkuk lalu dan mengeluarkan secret
mengeluarkan nafas pelan dan diakhiri
dengan koff sebanyak 3-4 kali
4.
dibawah perut ketika batuk
5.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
NIC: Monitor pernafasan: terapi oksigen 1. Frekuensi nafas dan irama nafas yang
abnormal menandakan psien
1. Monitor frekuensi nafas, irama nafas dan mengalami sesak
saturasi oksigen 2. Suara nafas tambahan menandakan
2. Monitor gejala pernafasan, seperti adanya gagguan pada paru
hiperventilasi, takipnea 3. Nafas cuping hidung menunjukan upaya
3. Monitoring saturasi oksigen pada pasien seseorang dalam bernafas
dengan penurunan kesadaran 4. Posisi yang tepat dapat membuat
menggunakan finger sensor proses pernafasan lebih maksimal
4. Catat adanya suara nafas tambahan 5. Mempertahankan oksigenasi jaringan
5. Monitor adanya nafas cuping hidung agar adekuat
6. Posisikan pasien semi fowler (30 derajat) 6. Memastikan oksigen yang diberikan
7. Berikan terapi oksigen (oksigen NRBM sesuai dengan kebutuhan pasien
10lpm) 7. Menyesuaikan hasil dari pemeriksaan
8. Evaluasi efektifitas terapi oksigen yang (otot bantu nafas, ritme
diberikan pernapasan,frekuensi, kedalaman
bernapas) sesuai dengan pemeriksaan
TTV (nadi, rr, TD, SpO2, suhu)
INTERVENSI RASIONAL
NIC : Manajemen Nyeri 1. Memastikan mengetahui dan
1. Monitor skala nyeri klien memantau ttv pasien
2. Monitor tekanan darah klien 2. Untuk membantu dalam
3. Monitor nadi klien menentukan manajemen nyeri
4. Monitor frekuensi pernafasan klien 3. Untuk mengetahui tingkat
5. Instruksikan klien untuk tarik nafas keparahan nyeri
dalam dan terapi relaksasi ketika 4. Untuk mengurangi nyeri secara
nyeri dirasakan nonfarmakologi
6. Berikan pengetahuan terkait 5. Membantu mengurangi nyeri
penyebab nyeri secara farmakologi
7. Kolaborasi dengan dokter dan
farmasi terkait pemberian obat
INTERVENSI RASIONAL
NIC: Perlindungan infeksi 1. untuk lebih meminimalisir risiko
1. Bersihkan luka dengan abrasi dengan infeksi yang dapat terjadi
2. perawatan luka dilakukan untuk
teknik aseptic
mencegah adanya rembesan pada
2. Lakukan rawat luka secara berkala balutan
3. Evaluasi hasil pembedahan dengan 3. mengevaluasi hasil pembedahan
yang sudah dilakukan dan
kolaborasi foto rontgen atau ct scan
perkembangan kondisi klinis pasien
pada klien 4. memaksimalkan proses
4. Pemberian hidrasi yang cukup untuk penyembuhan dengan hidrasi dan
tidak ditutup terus menerus
proses penyembuhan jaringan