Anda di halaman 1dari 14

SAP

KEMOTERAPI

Oleh:
Ni Putu Nita Kartika Dewi
NIM. 190070300111038
KELOMPOK 2B

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kemoterapi
Pokok Bahasan : Edukasi Tindakan Pemberian Kemoterapi
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien
Tempat :
Waktu : Rabu, 15 Juli 2020
Alokasi waktu : 25 menit (09.00 – 09.25 WIB)
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Media : Leaflet

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu
memahami tentang kemoterapi dan cara perawatan klien di rumah
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan, keluarga mampu untuk:
a. Memahami pengertian kemoterapi
b. Memahami tujuan dan manfaat kemoterapi
c. Memahami indikasi kemoterapi.
d. Memahami kontra indikasi kemoterapi
e. Memahami efek samping kemoterapi
f. Memahami perawatan pasien kemoterapi

B. Subpokok Bahasan
a. Pengertian kemoterapi
b. Tujuan dan manfaat kemoterapi
c. Indikasi kemoterapi.
d. Kontra indikasi kemoterapi
e. Efek samping kemoterapi
f. Perawatan pasien kemoterapi
C. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
Kegiatan penyaji Kegiatan peserta Media
Kegiatan
Pembukaan Salam pembuka Memperhatikan Ceramah
(3 menit)  Menjelaskan maksud dan mendengarkan dan dan tanya

tujuan penyuluhan. menjawab pertanyaan jawab

Memberi pertanyaan perihal


yang akan disampaikan

Penyajian Menyampaikan materi : Memperhatikan dan Ceramah


(10 menit )  Menjelaskan pengertian mendengarkan mengguna
kemoterapi keterangan kan leaflet
 Menjelaskan tujuan dan
manfaat kemoterapi
 Menjelaskan indikasi
kemoterapi.
 Menjelaskan
kontraindikasi kemoterapi
 Menjelaskan efek
samping kemoterapi
 Menjelaskan perawatan
pasien kemoterapi
Tanya Jawab  Memberikan kesempatan Mengajukan
(8 menit) untuk bertanya hal yang pertanyaan pada
belum dimengerti penyaji

Penutup  Memberikan kesimpulan Memperhatikan, Ceramah


( 4 menit) bertanya pada Audien mendengarkan, dan dan Tanya
 Mengevaluasi hasil menjawab salam. jawab
penyuluhan
 Salam penutup

D. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengajar mempersiapkan metode, media yang akan dipakai
2. Klien dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat yang telah
ditentukan
3. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
b. Evaluasi Proses
1. Klien mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
2. Klien mampu memahami dan menjelaskan kembali:
 Pengertian kemoterapi
 Tujuan dan manfaat kemoterapi
 Indikasi kemoterapi.
 Kontra indikasi kemoterapi
 Efek samping kemoterapi
 Perawatan pasien kemoterapi
3. Klien mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar
4. Klien mengikuti acara dengan antusias.
c. Evaluasi Hasil
Penyuluhan dikatakan berhasil jika :
A. Lebih dari 75% klien mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh

E. Materi (terlampir)

F. Daftar Pustaka
Joyce., 1993, Nursing Management of Symptoms Associated with
Chemotherapy, 3rd edition, Profesional Service by Farmitalio Carlo
Erba.
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Rumah kanker. 2010. Kemoterapi, Kawan atau Lawan?
http://rumahkanker.com/pengobatan/medis/19-kemoterapi-kawan-atau-
lawan
The Medical News. 2010. Jenis Kemoterapi. http://www.news-
medical.net/health/Chemotherapy-Types-%28Indonesian%29.aspx.

MATERI PENYULUHAN
Kemoterapi dan Perawatannya Di Rumah
A. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan
memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau
menghambat proliferasi sel-sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat
anti kanker yang artinya penghambat kerja sel. Untuk kemoterapi bisa
digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal penggunaan kemoterapi
digunakan satu jenis sitostika, namun dalam perkembangannya kini
umumnya dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut regimen
kemoterapi, dalam usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini
bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi,
semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka
terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin
lambat proliferasinya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut
Kemoresisten. Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :
1. Obat golongan Alkylating agent, platinum Compounds, dan Antibiotik
Anthrasiklin obat golongsn ini bekerja dengan mengikat DNA di inti sel,
sehingga sel-sel tersebut tidak dapat melakukan replikasi.
2. Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti
sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.
3. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes
bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi
hambatan mitosis sel.
4. Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan
menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis
DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.
Obat kemoterapi diberikan dengan melalui berbagai cara,
diantaranya yaitu:
a) Intra Vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV
pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120
menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump
agar lebih akurat tetesannya.
b) Intra Tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor
dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
c) Radiosensitizer,
yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk
memperkuat efek radiasi, jenis obat untuk kemoterapi ini antara lain
Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
d) Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®,
Myleran®, Natulan®, Puri-netol®, Hydrea®, Tegafur®, Xeloda®,
Gleevec®.
e) Subkutan dan Intramuskular
Pemberian subkutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-
Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis.
Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian
Bleomycin.
f) Topikal
g) Intra Arterial
h) Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang
banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin.
Pemberian intrapleural yaitu diberikan ke dalam cavum pleuralis untuk
memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk
menghentikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak ,
contohnya Bleocin.

B. Tujuan dan Manfaat Kemoterapi


Kemoterapi bertujuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan
membunuh sel kanker. Sedamgkan manfaat kemoterapi antara lain:
a. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu
jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
b. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan
kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
c. Mengurangi gejala
Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterap
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada
penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih
baik serta memperkecil ukurran kanker pada daerah yang diserang.

C. Indikasi
1. Untuk penyembuhan kanker
Hanya beberapa jenis kanker yang disembuhkan oleh kemoterapi seperti
akut limfoblastik leukemia, burkit limfoma, wilm tumor pada anak-anak,
choriokarsinoma.
2. Memperpanjang hidup dan remisi
Kanker yang sensitive terhadap kemoterapi walaupun penyakit progresif
seperti akut myeloblatik leukemia limfoma maligna stadium III atau IV,
myeloma, metastase melanoma maligna atau kanker mamma, kolon,
ovarium, testis.
3. Memperpanjang intervensi bebas kanker
Walaupun kanker kelihatan masih local setelah operasi atau radioterapi
seperti limfoma stadium III, melanoma maligna, kanker mamma, kolon,
ovarium. Pengobatan perlu waktu cukup lama dan dosis tinggi dengan
interval yang panjang untuk memberikan kesempatan jaringan normal
pulih diantara pengobatan
4. Menghentikan progesi kanker
Progresi penyakit ditujukan secara subyektif seperti anoreksia,
penurunan berat badan, nyeri tulang atau terdapat kelainan obyektif
seperti penurunan fungsi-fungsi organ dapat diberikan sitostatik asalkan
kemungkinan keberhasilan 25% atau lebih,misalnya pada metastase
kanker mamma, kolon.
5. Paliatif simtom
Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocok untuk
radiasi dapat diberikan sitostatik walaupun obat itu tidak member respon
yang baik sebagai terapi sistemik, misalnya dapat diberikan instalasi
sitostatik, intrapleural, injeksi intratumoral dengan thiotepa dan
sebagainya

6. Mengecilkan volume kanker


Mengecilkan tumor pra bedah atau pra radioterapi seperti pemberian
bleomycin untuk kanker mulut, saluran nafas bagian atas atau pemberian
alkylator dengan kombinasinya pada limfoma stadium II
7. Menghilangkan gejala para neoplasma
Pada metastase kanker yang memberikan sindroma para neoplasma,
misalnya pemberian kortikosteroid pada anemia hemolitik, fibrinolisis,
dermatomyositis, neuropati perifer, degenerasi cerebelair, pemberian
androgen pada kaheksia, anoreksia atau pemberian mithamycin pada
hiperkalsemia.

D. Kontraindikasi Kemoterapi
 Kontra indikasi absolute :
a) Penyakit stadium terminal
b) Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
c) Septicemia
d) Koma
 Kontra indiaksi relative :
a) Usia lanjut, terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat dan
sensitivitasnya rendah
b) Status penampilan yang sangat jelek
c) Ada gangguan fungsi organ vital yang berat seperti hati, ginjal,
jantung, sumsum tulang dan sebagainya
d) Dementia
e) Penderita tidak dapat mengunjungi rumah sakit secara teratur
f) Penderita tidak kooperatif
g) Tumor resisten terhadap obat
h) Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai

E. Efek Samping Kemoterapi


 Depresi sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan cairan yang berada di bagian dalam
tulang, yang berfungsi memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah
putih dan trombosit. Sumsum tulang sangat sensitif terhadap efek dari
kemoterapi. Penurunan sel-sel darah tidak akan terjadi pada awal
kemoterapi, karena kemoterapi tidak menghancurkan darah yang berada
di aliran darah tepi tetapi darah yang baru saja diproduksi oleh sumsum
tulang.
Masing-masing sel darah mempunyai masa hidup yang berbeda-
beda. Netrofil yang merupakan bagian dari sel darah putih yang berfungsi
sebagai pertahanan tubuh mempunyai umur 6 jam, sedangkan trombosit
mempunyai umur 10 hari, dan sel darah merah mempunyai umur yang
terpanjang yaitu 120 hari. Sehingga netrofil akan turun lebih cepat
dibandingkan sel darah merah yaitu satu sampai dua minggu sedangkan
sel darah merah sekitar 4 minggu.
Menurut National Cancer Institute USA, keadaan yang perlu
diperhatikan yaitu Neutropenia dimana jumlah netrofil di bawah 1000 sel
per meter kubik-jika dibawah 500 sel per meter kubik disebut severe
neutropenia-. Hal ini disebabkan oleh karena tubuh jadi mudah terkena
infeksi. Gejala yang sering menyertai neutropenia antara lain panas, nyeri
tenggorok, batuk, pilek, sesak, nyeri saat buang air kecil, phlebitis.
Demam merupakan gejala yang paling sering muncul sebagai akibat dari
infeksi pada keadaan neutropenia yang biasa dikenal dengan demam
neutropenia yang perlu perhatian dan penanganan khusus. Dalam
keadaan ini biasanya kemoterapi akan ditunda kemudian diberikan
antibiotik, anti jamur, anti virus dan obat perangsang pertumbuhan
netrofil.
Perdarahan sebagai akibat dari kekurangan trombosit pada
pengobatan kemoterapi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Lennan menyebutkan bahwa kadar trombosit kurang dari 20.000 akan
berpatensi signifikan menimbulkan perdarahan spontan apabila
kemoterapi dilanjutkan. Untuk meningkatkan kadar trombosit diperlukan
tranfusi trombosit concentrate, selain tranfusi dapat juga diberikan
oprelvelkin untuk merangsang pembentukan trombosit.
Anemia merupakan keadaan lain yang juga harus diperhatikan,
kadar hemoglobin dibawah 12 g/dl atau hematokrit kurang dari 37 %
merupakan definisi dari anemia. Dalam keadaan yang berat transfusi sel
darah merah diperlukan untuk mengatasi kegawatan, tindakan lain yaitu
dengan memberikan erithropoetin untuk mempercepat pembentukan
darah merah.
Pada beberapa pusat pendidikan dan protokol kemoterapi
menerapkan syarat profil hematologi yang aman untuk menerima
kemoterapi. Kadar hemoglobin minimal 10 g/dl, hitung leukosit diatas
2000 dan atau jumlah neutropil absolut diatas 1000 serta hitung trombosit
diatas 50.000 dipandang aman untuk pemberian kemoterapi. Persyaratan
profil hematologi ini berbeda di setiap pusat pendidikan atau protokol
kemoterapi.
 Mual dan muntah
Efek samping yang juga sering timbul pada pengggunaan
kemoterapi adalah mual dan muntah. Ada beberapa penjelasan
mengenai munculnya muntah oleh karena efek samping kemoterapi.
Pertama oleh karena teriritasinya mukosa usus halus sehingga akan
merangsang saraf-saraf tertentu yang akan mengaktifasi vomiting center
dan chemoreseptor trigger zone di otak. Kedua area di otak ini juga dapat
diaktifasi oleh karena obstruksi saluran cerna, peradangan, perlambatan
pengosongan lambung yang kesemuanya dapat disebabkan oleh
kemoterapi.
Penangulangan mual dan muntah yang disebabkan oleh karena
efek samping kemoterapi antara lain dengan pemberian anti mual dan
muntah seperti ondansentron yang termasuk golongan penghambat
serotonin. Selain pemberian preparat anti mual dan anti muntah dapat
juga diberikan ekstrak jahe, akupuntur, akupresure dan terapi relaksasi.
 Kerontokan rambut
Kemoterapi akan menyebabkan kerusakan pada folikel rambut
sehingga rambut akan mudah patah dan rontok. Kerontokan rambut ini
secara klinis tidak membahayakan, akan tetapi dapat mengganggu aspek
sosial dan psikologis dari penderita kanker. Kerontokan rambut ini tidak
bersifat permanen sehingga apabila kemoterapi dihentikan maka rambut
akan tumbuh kembali. Penggunaan kompres dingin di kepala untuk
pencegahan kerontokan rambut masih menjadi kontroversi.
 Kerusakan epitel mukosa saluran pencernaan
Epitel mukosa saluran pencernaan merupakan sel normal tubuh
yang sering menerima dampak kemoterapi oleh karena sel epitel mukosa
saluran pencernaan membelah dengan cepat. Manifestasi klinis dari
rusaknya sel epitel mukosa saluran cerna dapat berupa stomatitis, ulcer,
diare dan kolitis.
Stomatitis merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang
sering timbul akibat kemoterapi. Hal ini disebabkan oleh karena rusaknya
mukosa akibat dari pemberian kemoterapi. Biasanya stomatitis muncul
setelah dua sampai dengan empat minggu setelah kemoterapi, dan akan
sembuh sempurna setelah kemoterapi dihentikan.
Kerusakan mukosa juga akan menimbulkan gejala diare. Hal yang
perlu diperhatikan adalah gejala dehidrasi dan ketidakseimbangan
elektrolit yang terjadi akibat diare. Kolitis dan ulcer merupakan perlukaan
pada lambung dan usus akibat lesi pada sel epitel.
 Gangguan jantung, hati dan ginjal
Beberapa kemoterapi meyebabkan gangguan pada otot pada otot
jantung. Hal ini dapat menyebabkan terjadi kegagalan pompa jantung.
Untuk menghindari efek fatal dari gangguan jantung sebelum kemoterapi
dimulai biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menilai fungsi jantung
seperti EKG, CK, CKMB, dan Ekokardiografi.
Pemecahan sebagian jenis obat kemoterapi terjadi di hati, dan
sebagian lagi terjadi di ginjal, namun disayangkan kemoterapi juga
merusak hati dan ginjal. Namun seperti efek samping yang lainnya, hal ini
hanya bersifat sementara. Apabila obat kemoterapi dihentikan maka
fungsi jantung, hati dan ginjal akan kembali normal. Pemeriksaan
penunjang ureum dan kreatinin harus rutin dilakukan untuk memantau
fungsi ginjal. Peningkatan ureum diatas 50 mg/dl dan kreatinin diatas 1
mg/dl harus diwaspadai bila akan memberikan kemoterapi. Untuk
pemantauan fungsi hati dilakukan pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT,
apabila terjadi peningkatan diatas 3-4 kali lipat dari kadar normal perlu
dilakukan penyesuaian dosis atau bahkan penghentian kemoterapi.
 Fatique
Fatique adalah perasaan lelah atau kurang energi. Penyebab dan
mekanisme pastinya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian
fatique hampir selalu timbul pada setiap penderita yang menjalani
kemoterapi. Fatique akibat efek samping kemoterapi berbeda dengan
kondisi fatique sehari-hari yang biasanya hilang setelah istirahat. Fatique
akibat kemoterapi biasanya muncul tiba-tiba dan tidak hilang atau
berkurang dengan istirahat.
Gejala fatique berbeda pada setiap individu dan sangat subyektif,
tergantung juga pada jenis obat dan dosis obat kemoterapi yang
digunakan. Dapat berlangsung dalam waktu seminggu atau bahkan
sampai sebulan, tetapi biasanya berkurang sesuai sel kanker yang
respon terhadap kemoterapi yang dilakukan.

F. Perawatan Pasien Kemoterapi


 ANOREKSIA
Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan kepada
pasien cara mengatur makanan:
a) Kebutuhan karbohidrat, sebagai sumber energi harus dikonsumsi
secara teratur, bisa diperoleh dari tepung, sereal, pasta dan roti,
tetapi hindari yang terlalu manis seperti permen dan kue-kue basah.
b) Kebutuhan protein, penting karena banyak mengandung vitamin dan
mineral. Bisa dengan mengkonsumsi suplemen nutrisi seperti ensure,
sustacal, resource, bisa juga dengan osmolit, isocal, isosource. Untuk
menambah masukan protein bisa juga dengan makan telur rebus,
daging, yoghurt.
 PERUBAHAN INDRA PENGECAP
a) Hindari makanan yang pahit
b) Makanan lunak berprotein ( susu, ikan,ayam )
c) Pertahankan rasa manis
d) Konsumsi makanan tambahan
e) Lakukan tes pengecapan
f) Karbohidrat pada pasien yang tidak suka manis
g) Gunakan tambahan bumbu
 STOMATITIS DAN ESOFAGITIS
Untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya stomatitis dan esofagitis :
a) Melakukan pemeriksaan gigi 14 hari sebelum kemoterapi pertama
b) Gosok gigi 30 menit setelah makan dan sebelum tidur, gunakan sikat
gigi yang lembut, gunakan air hangat untuk kumuran pertama
kemudian bilas dengan air dingin. Kemudian letakkan sikat gigi di
tempat yang kering.
c) Gunakan pasta gigi berflouride atau yang mengandung baking soda.
d) Jaga bibir tidak kering
e) Minum air 3 l perhari, kecuali merupakan kontra indikasi.
f) Hindari rokok dan alcohol
g) Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu
banyak mengandung zat kimia.
h) Kontrol gigi setelah selesai semua sesi kemoterapi.
 MUAL DAN MUNTAH
Untuk mencegah atau meminimalkan mual dan muntah :
a) Makan makanan yang dingin atau yang disajikan dengan suhu
ruangan karena makanan panas meningkatkan sensasi mual.
b) Minum segelas jus apel, lemon, gelatin, teh atau cola untuk
meredakan mual.
c) Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak dan telalu pedas.
d) Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan setelah kemoterapi.
e) Gunakan teknik distraksi ( musik,radio,televisi )
f) Gunakan untuk tidur saat terasa mual
 KONSTIPASI
a) Sediakan waktu untuk BAB secara teratur
b) Minum jus buah atau makan buah setelah waktu makan
c) Minum air hangat
d) Minum 3l air kecuali merupakan kontraindikasi
e) Usahakan agar diet yang dikonsumsi mengandung serat
f) Hindari produk yang banyak mengandung tepung
g) Tingkatkan aktivitas fisik
 DIARE
a) Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti : sereal, roti dari
tepung, kacang, biji-bijian, coklat, buah segar atau yang dikeringkan,
jus buah (pisang, avocado, apel dan anggur diperbolehkan), sayur
mentah, makanan yang banyak mengandung gas, makanan dan
minuman yang mengandung kafein.
b) Gunakan untuk beristirahat.
c) Minum 3 l perhari kecuali merupakan kontraindikasi.
d) Makan sedikit tapi sering.
e) Hindari makanan yang terlalu panas atau dingin.
f) Hindari susu atau produk susu

 ALOPECIA
Penanganan untuk meminimalkan alopecia adalah :
a) Gunakan sampho bubuk atau yang lembut, sampho dengan bahan
dasar protein, diikuti dengan penggunaan minyak rambut atau
kondisioner setiap 3-5 hari.
b) Minimalkan penggunaan hair dryer, jika memang diperlukan gunakan
dengan panas rendah.
c) Hentikan penggunaan mesin dengan listrik seperti alat pelurus
rambut. Selain itu hentikan pula penggunaan roll rambut, bandana
yang menekan rambut, hair spray, semir rambut karena akan
menyebabkan kerapuhan rambut.
d) Hindari menggosok rambut dan menyisir rambut terlalu keras.
e) Hindari manipulasi rambut yang berlebihan seperti mengikatnya ekor
kuda.
f) Gunakan bantal yang lembut

Anda mungkin juga menyukai