A. Identitas Klien
Nama : Tn. M ............................... No. RM : 11413xxx.........
Usia : 50 Tahun Tgl. Masuk : 13 November 2018
Jenis kelamin : Laki-laki............................ Tgl. Pengkajian : 19 November 2018
Alamat : Pasuruan............................ Jam Masuk : 15.00 WIB
Sumber informasi : Keluarga (Istri).................. Jam Pengkajian : 11.00 WIB
No. telepon : -......................................... Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Ny. S
Status pernikahan : Menikah............................
Agama : Islam.................................. Status : Menikah/ISTRI
Suku : Jawa.................................. Alamat : Pasuruan
Pendidikan : SMP.................................. No. telepon : 0857301xxxxx..
Pekerjaan : Sopir truk.......................... Pendidikan : SMA................
Lama berkerja : Tidak terkaji...................... Pekerjaan : IRT..................
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok sudah berhenti 1 bungkus -
Kopi sudah berhenti - -
Alkohol Tidak pernah - -
5. Obat-obatan yg digunakan:
GENOGRAM
HT HT
Tn. M Ny. S
50 th (CKD) 45 th
Keterangan:
: Laki-laki : Pasien/ Klien
: Perempuan : Menikah
: Tinggal satu rumah : Meninggal
: Hubungan anak kandung : Cerai
E. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Disapu 2x/hari Tidak ada
Bahaya Minimal, rumah bersih, lantai tidak Cukup, ramai kendaraan, bahaya
kecelakaan licin, perabotan ditata rapi kecelakaan lalu lintas
Polusi Ada, polusi dari kendaraan Polusi kendaraan
Ventilasi Baik, jendela dibuka setiap hari Tidak ada
Pencahayaan Baik, cahaya dapat masuk ke Tidak ada
rumah
F. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0............................... 1 (NGT, istri).................
Mandi 0............................... 2 (istri)
Berpakaian/berdandan 0............................... 2 (istri)
Toileting 0............................... diapers dan kateter
Mobilitas di tempat tidur 0............................... 3 (istri & perawat)..................
Berpindah 0............................... 3 (istri & perawat)
Berjalan 0............................... Tidak terkaji
Naik tangga 0............................... Tidak terkaji
PemberianSkor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain lebih dari 1
orang, 4 = tidakmampu
Total skor : 0-8: Mandiri, 9-16: Partial care, 17-24: Intermediate care, 25-32: Total care, >32: Intensive
care
G. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah Sakit
Jenis diit/makanan Tidak ada Diet RP
Frekuensi/pola 3x/hari 3x/hari
Porsi yang dihabiskan 1 porsi 3 sdm dimuntahkan
Komposisi menu Nasi, ikan, sayur, buah Nasi, ikan, sayur
Pantangan Penderita HT (rendah garam) Penderita HT (garam)
Napsu makan Baik Menurun
Fluktuasi BB 6bln terakhir 60 kg 48 kg
Jenis minuman Air putih, teh Air putih, teh
Frekuensi/pola 4-5 x/hari 3-4 x/hari
Gelas yang dihabiskan 4-5 gelas/hari (±1300cc) 3-4 gelas/hari atau ±600 cc
Sukar menelan Tidak terkaji Mual terus, ingin muntah
Pemakaian gigi palsu Tidak terkaji Tidak terkaji
Rwt peyembuhan luka Tidak terkaji Tidak terkaji
H. Pola Eliminasi
Jenis Rumah Rumah Sakit
BAB
Frekuensi/pola 1 hari sekali 1x/hari
Konsistensi Padat Padat
Warna dan bau Khas feses Khas feses
Kesulitan Tidak terkaji Pakai diapers
Upaya mengatasi Tidak terkaji Tidak ada
BAK
Frekuensi/pola 4-5x/hari Memakai kateter sejak di RS
Konsistensi Cair Cair
Warna dan bau Kekuningan, berbau Kekuningan, berbau
Kesulitan Tidak terkaji Tidak ada
I. Pola Tidur-Istirahat
Jenis Rumah Rumah Sakit
Tidur siang
Lamanya Tidak pernah tidur ± 2 jam
Jam .... s/d .... - 11.00 sampai 13.00
Kenyamanan setelah tidur - Merasa sama seperti
sebelum tidur
Tidur malam
Lamanya 4-6 jam 5-6 jam
Jam .... s/d .... Tidak menentu 22.00 – 04.00
Kenyamanan setelah tidur Kurang nyaman Tidak nyaman
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Terasa sesak saat tidur Terasa sesak saat tidur
Upaya mengatasi Tidur dengan posisi duduk Tidur dengan posisi duduk
J. Pola Kebersihan Diri
Jenis Rumah Rumah Sakit
Mandi/frekuensi 2x/hari 1-2x/hari diseka air hangat
Penggunaan sabun Menggunakan sabun Menggunakan sabun
Keramas/frekuensi 2-3 kali/minggu Tidak keramas
Penggunaan shampoo Menggunakan shampoo Tidak menggunakan shampoo
Gosok gigi/frekuensi 2 kali/hari Belum menggosok gigi
Penggunaan odol Iya Tidak terkaji
Ganti baju/frekuensi 2x/hari 1x tiap 2 hari
Memotong kuku/frekuensi 1x/minggu Belum potong kaku
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya yang dilakukan Tidak ada Tidak ada
L. Konsep Diri
1. Gambaran diri: Tidak terkaji
2. Ideal diri: Tidak terkaji
3. Harga diri: Tidak terkaji
4. Peran: Sebagai seorang kepala rumah tangga, ayah, dan sopir truk
5. Identitas diri: Tn. M berusia 50 tahun, berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya, klien
sebagai sopir truk namun sudah berhenti sejak sakit
O. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama samkit: (√) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan: Tidak terkaji
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti...............
= 53 – 5,3 = 47,7
BB 48
BMI = 2 = = 20,5
TB(m) 2,34
Intepretasi: BMI 20,5 normal
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
- Inspeksi: tidak ada massa atau edema, rambut warna hitam namun ada yang
sudah beruban dan tersebar merata, tidak ada luka bekas operasi, rambut sedikit
kusam
- Palpasi: Tidak teraba adanya massa dan edema
b. Mata:
- Inspeksi: Konjungtiva anemis, tidak ada ikterik, penglihatan jelas, pergerakan
pupil normal, dan tidak ada katarak.
c. Hidung:
- Inspeksi: tidak ada perdarahan, fungsi penciuman baik, tidak ada abrasi, tidak
ada memar, pernapasan cuping hidung (+)
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan/benjolan
d. Mulut & tenggorokan:
Inspeksi: Mukosa bibir sedikit kering, tidak ada massa, tidak ada perdarahan gusi,
tidak ada gangguan berbicara, indra pengecap dapat merasakan dengan baik, tidak
ada gangguan menelan dan kesulitan makan
e. Telinga:
- Inspeksi: tidak ada luka, mengalami fungsi pendengaran, tidak ada perdarahan
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan
f. Leher:
- Inspeksi: Tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada kekakuan, tidak terdapat
benjolan di leher
- Palpasi: tidak teraba massa di leher dan tidak ada nyeri tekan
3. Thorak & Dada:
Jantung
- Inspeksi: simetris, reaksi dinding dada (-), ictus cordis tampak, tidak ada
pelebaran vena jugularis
- Palpasi: Ictus cordis di ICS 5 midclavicula, nadi 94x/menit teraba di arteri radialis
- Perkusi: kanan atas : ICS 2 midclavikula dextra, Kiri atas : ICS 2 midclavikula
Sinistra. Kanan bawah : ICS 5 midclavikula dextra, Kiri Bawah : ICS 5
midclavikula sinistra
- Auskultasi: S1 terdengar tunggal regular di ICS 4 parasternal sinistra dan ICS 5
midclavicula sinistra. S2 terdengar tunggal regular di ICS 2 parasternal Murmur
(-) gallop (-)
Paru
- Inspeksi : Dada kanan dan kiri simetris, pergerakan dinding dada normal,
pernafasan otot bantu dada (+), bentuk dada normal (diameter antero posterior
1:2), RR 25 x/menit
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area sekitar dada, taktil vremitus (+)
- Perkusi : terdengar bunyi sonor
- Auskultasi :
+
+
-
+
-
+
-
Ronkhi Wheezing -
9. Sistem Neorologi
GCS E4V5M6 Reflek fisiologis -/- Reflek patologis -/-
10. Kulit & Kuku
a. Kulit : Warna sawo matang, kering terlihat pecah-pecah, terlihat ada kemerahan
disekitar bekas infus, dan kulit terlihat pucat
b. Kuku : Kuku klien bersih namun sedikit panjang, belum potong kuku selama
sakit, CRT > 2 detik, terlihat pucat
Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan klien mengalami penurunan hemoglobin dan hematokrit darah,
dan pada pemeriksaan faal ginjal terdapat peningkatan ureum dan kreatinin plasma. Klien
sudah didiagnosa gagal ginjal kronik selama kurang lebih 5 bulan.
- Metoclopramide 3 x 10 mg
Indikasinya adalah mual dan muntah yang disebabkan oleh obat, muntah pada
kehamilan, Gangguan saluran cerna, anoreksia, aerofagi, ulkus peptik, stenosis
pilorik(ringan), dispepsia, epigastralgia, gastroduodenitis, dispepsia pasca
gastrektomi, endoskopi dan intubasi. Efek samping yang mungkin dapat muncul
setelah menggunakan metoclopramide sakit kepala, pusing, gelisah, mual.diare,
impoten, kelainan darah, gangguan menstruasi,ginekomastia dan galaktorea atau
keluar ASI.
Program Hemodialisa
Hari / Tanggal / Jam : Senin , shift 2
UF Goal : 3.00
QB : 180
Heparin : 5,0
Time Dialisat : 4 jam
Artinya: Tn. M akan melakukan hemodialisa pada hari Senin shift 2 dengan
volume ultrafiltrasi (UF) sebesar 3.00 yang bertujuan membuang kelebihan air
dari tubuh pasien, kecepatan aliran darah dalam sirkulasi darah (ml/menit) yang
diputar oleh pompa darah pada mesin (QB) sebesar 180, heparin atau antikoagulan
yang ditambahkan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah di dalam dialiser
dan selang selama proses hemodialysis sejumlah 5,0, serta waktu pelakasanaan
hemodialisa yaitu 4 jam.
A. PERSIAPAN ALAT
1. Tujuan: untuk memastikan seluruh peralatan yang digunakan aman dan tepat sesuai
dengan terapi dialysis
2. Persiapan Dialyser:
- Gunakan teknik aseptik
- Normalsaline (Nacl) digunakan untuk membilas sirkuit ekstracorporeal
- Dialiser harus bersih dari sisa-sisa disinfektan sebelum digunakan ke pasien
- Jika dialiser itu Re-Use harus diperiksa & didokumentasikan sbm dilakukan priming
- Konduktivity dan temperatur harus tepat dan dalam batasan limit
- Semua alarm dapat berfungsi dengan baik
- Penentuan komposisi cairan dialisat
- Semua dialiser harus ditempatkan dan dilakukan resirkulasi
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Tujuan: Agar pasien bebas dari
komplikasi berhubungan dengan prosedur awal dialysis
2. Pengkajian:
- Berat badan sebelum dialysis dibandingkan setelah dialysis dan berat badan kering
- Evaluasi status cairan seperti: edema (facial, periorbital, sacral, lower estremity),
tugor kulit, dan evaluasi jugular venous dalam posisi terlentang, tidur, setengah
duduk
- Tekanan darah (duduk dan berdiri sesuai dengan kondisi pasien), dibandingkan
dengan dialysis sebelumnya
- Irama jantung (gallop) atau irama yang tidak normal
- Pernafasan (whezing)
- Temperatur
- Status mental (orientasi, bingung, banyak tidur, bicara, proses pikir)
- Kulit (tugor, warna, suhu)
- Kondisi dan kemampuan akses vaskular
A. TUJUAN
Agar pasien dapat dimonitor selama dialysis berlangsung dalam keadaan aman dan
efektif sesuai dengan treatment.
B. PENGKAJIAN
- Tekanan darah dan nadi sebelum dialysis
- Cairan yg dikeluarkan
- Kualitas pernafasan
- Suhu
- Akses vaskular
- Komplikasi saat dialysis seperti sakit kepala, muntah, mual, panas, sakit dada,
dyspnea, tachycardia
- Sistem alarm: cloting
- Monitor pasien, peralatan dan didokumentasikan selama dialysis berlangsung
- Anjurkan pasien untuk menerima dan melaporkan segera tanda-tanda komplikasi saat
dialysis
- Monitor treatment dengan teliti sejak awal adanya tanda dan gejala untuk penanganan
selanjutnya seperti:
Progenic reaction
Dialyser reaction
Hemolisis
Air embolism
Exanguination
- Pengkajian dasar yang berhubungan dengan komplikasi
- Kolaborasi dalam mengatasi komplikasi
- Jumlah urine atau RRF
- Adanya masalah saat intradialitic seperti sakit kepal , mual muntah, kram, sakit dada,
panas, keletihan, perdarahan
- Periksa laboratorium seperti hemoglobin, elektrolit, dan lain-lain
- Cairan yang keluar atau hilang
C. PERSIAPAN KOMPONEN HEMODIALISIS
- Lama terapi dialissi
- Kecepatan darah (blood flow rate)
- Kecepatan dialisat (dialisat flow rate)
- Komposisi dialisat
- Anticoagulan
- Rencana penarikan cairan
D. PERSIAPAN PROGRAM HEMODIALISIS
- Vascular acces
- Pengaturan heparin
- Kecepatan darah/blood pump > 200 ml/mnt
- Monitor sirkuit ekstracorporeal
- Set limit semua
- Set dialysat flow
- Ultrafiltrasi
- Pemasangan bloodlines yg aman sesuai SPO
A. Tujuan:
Setelah menjalani dialysis pasien dapat menerima terapi sesuai dengan program.
B. Pengkajian
1. Pasien
- Tingkat kesadaran
- Vital signs
- Kondisi akses vaskuler setelah fistula dilepaskan
- Berat badan
- Cairan yang dikeluarkan
- Tanda dan gejala
- Komplikasi yang terjadi
- Dialyser dan sirkuit dalam pengambilan darah ke tubuh
2. Intervensi
- Melakukan tindakan pre-dialysis sampai dengan post-dialysis sesuai standar
operasional prosedur
- Mengajarkan agar pasien mengenal tanda dan gejala serta melaporkan kepada perawat
- Semua hasil didokumentasikan
- Kolaborasi jika ada komplikasi
- Memberikan edukasi
V. Perencanaan Pulang
- Tujuan pulang: ke rumah di Pasuruan dan bisa beraktifitas normal seperti biasanya
di rumah
- Transportasi pulang: mobil pribadi
- Dukungan keluarga: dukungan dari istri dan anak
- Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: biaya pengobatan menggunakan asuransi
kesehayan BPJS
- Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang: Keluarga mengawasi pasien
dalam hal tanda gejala yang mungkin timbul dan kepatuhan minum obatnya serta
pantangan untuk minum terlalu banyak
- Pengobatan: Obat yang diresepkan harus tetap diminum secara teratur dan sampai
habis untuk mengurangi risiko readmisi
- Rawat jalan ke: ruang HD
- Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: Minum obat yang harus teratur dan tidak
boleh terlewat, pola makan yang teratur dengan porsi yang cukup dan gizi yang
seimbang, pola minum harus dibatasi serta istirahat yang cukup
- Keterangan lain: klien masih belum boleh pulang dikarenakan Hb dan Ht yang
masih rendah dan masih perlu observasi.
TUBE FEEDING
A. Definisi
Pemberian makanan / nutrisi yang dibutuhkan pasien melalui selang (tube).
B. Tujuan
1. Pemenuhan nutrisi dengan memberikan makanan cair,
2. Memasukkan obat-obatan cair atau obat-obatan padat yang sudah dihaluskan, dan
3. Kumbah lambung.
C. Indikasi
1. Pasien tidak sadar.
2. Pasien dengan masalah saluran cerna bagian atas (misal: stenosis esofagus, tumor
pada mulut, tumor pada faring atau tumor pada esofagus),
3. Pasien dengan kesulitan menelan,
4. Pasien paska bedah pada mulut, faring atau esofagus,
5. Pasien yang mengalami hematemesis, dan
6. Pasien yang mengalami IFO (Intoksikasi Fosfat Organik).
D. Persiapan Alat
1. 1 buah perlak,
2. Formula makanan yang diresepkan,
3. Sarung tangan bersih,
4. Spuit 60 cc,
5. Stetoskop, dan
6. Bengkok.
E. Pengkajian
1. Cek instruksi Dokter.
2. Cek jadwal pemberian makanan atau obat.
3. Kaji posisi selang NGT.
4. Auskultasi bising usus.
5. Palpasi abdomen
F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfagia,
2. Mual berhubungan dengan ketiadaan peristaltik usus.
G. Perencanaan
1. Cuci tangan
2. Kumpulkan alat-alat
H. Implementasi
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga.
2. Mempersiapkan alat-alat dan mengatur posisinya di samping tempat tidur.
3. Mencuci tangan.
4. Berdiri di samping klien dan dekatkan alat-alat.
5. Atur klien dalam posisi Fowler (kecuali terdapat kontraindikasi) dengan
meletakkan bantal dibelakang kepala dan bahu.
6. Pasang perlak di atas bantal, tissue di atas dada dan bengkok di samping klien.
7. Dengan spuit ambil residu lambung (atau buka penutup selang dan biarkan residu
mengalir dengan sendirinya), kemudian ukur dan buang.
8. Bila residu lambung >50 cc, warna residu kehitaman atau warna dan bentuk residu
lambung sama dengan warna makanan pada pemberian sebelumnya, segera lapor
pada Dokter.
9. Bila residu <50 cc warna tidak kehitaman lanjutkan dengan pemberian makanan.
10. Letakan ujung selang di atas kepala klien dan sambungkan ujung selang dengan
spuit 50 cc atau dengan corong
11. Biarkan makanan masuk ke lambung secara lambat sesuai gaya gravitasi
12. Setelah selesai tutup kembali ujung selang
13. Merapikan klien dan tempat tidur klien
14. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat pada tempat semula
15. Mencuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan pda status klien
I. Evaluasi
1. Perhatikan kenyamanan pasien,
2. Ada atau tidak adanya iritasi pada lubang hidung,
3. Ada atau tidak terdapat mual, muntah, dan regurgitasi.
J. Dokumentasi
1. Tanggal dan jam pemberian sonde,
2. Jumlah, warna, dan karakteristik retensi,
3. Jumlah dan jenis pemberian makan serta pastikan penempatan slang, kepatenan
slang, respons klien dalam pemberian makan
IRIGASI NGT
A. Definisi
Pengaliran melalui selang (tube).
B. Tujuan
Mempertahankan patensi slang nasogastrik.
C. Indikasi
Pasien yang mengalami distensi abdomen setelah terpasang slang nasogastrik dan
pasien yang mengalami obstruksi slang nasogastrik.
D. Persiapan Alat
1. 1 buah perlak,
2. Air biasa 30 ml
3. Sarung tangan bersih,
4. Spuit 60 cc, dan
5. Bengkok.
E. Perencanaan
1. Cuci tangan
2. Kumpulkan alat-alat
F. Implementasi
1. Pastikan penempatan slang.
2. Sambungkan spuit ke ujung slang NG.
3. Aspirasi perlahan untuk mendapatkan isi lambung.
4. Ambil 30 ml air biasan dengan spuit.
5. Lipat atau klem bagian proksimal slang untuk menghubungkan sisi drainase atau
alat penghisap. Lepaskan slang penghisap dan letakkan di perlak
6. Masukkan ujung spuit irigasi ke dalam ujung slang NG.
7. Lepaskan klem atau lipatan slang. Pegang spuit dengan ujung mengarah ke lantai,
injeksikan air biasa perlahan tetapi pasti (jangan memaksa).
8. Bila tahanan terjadi, periksa adanya lipatan slang. Miringkan klien dan coba lagi.
9. Setelah memasukkan air biasa, aspirasi segera untuk menarik cairan. Ukur volume
yang didapat.
10. Hubungkan kembali slang NG ke penghisap.
11. Lepaskan dan buang sarung tangan dan buang bahan telah terpakai. Catat prosedur
irigasi dalam catatan perawat.
12. Dokumentasi
G. Evaluasi
1. Perhatikan kenyamanan pasien,
2. Ada atau tidak terdapat mual, muntah, dan regurgitasi.
H. Dokumentasi
1. Jumlah, warna, dan karakteristik retensi yang diambil,
2. Jumlah air biasa yang dimasukkan
MORSE FALL SCALE
Skala
No. Pengkajian Nilai Keterangan
Tidak Ya
1. Riwayat jatuh:
Apakah pernah jatuh dalam 3 bulan 0 25 0
terakhir
2. Diagnosa sekunder: 0 15 15 - CKD (Chronic
Apakah memiliki lebih dari satu Kidney
diagnose penyakit? Disease) ± 5
bulan yg lalu
- Hipertensi ±
10 tahun yg
lalu
- Cirrhosis
Hepatis
decompensated
post necrotic
- hep. B
infection ± 1
tahun yg lalu
Skala
No. Pengkajian Nilai Keterangan
Tidak Ya
- Anemia pre
renal 18
November
2018
- Konsumsi obat di
rumah:
Amlodhipine
1x10 mg dan
Captopril 2x25
mg
- Riwayat HT 10th
tidur menurun
- GCS: 456
- Kuku tangan dan kaki
tampak pucat CRT >
2 detik
- TD : 170/90 mmHg
- Nadi:94 x/menit
- RR: 25 x/menit
(dengan NC)
- Hemoglobin : 6,70
gr/dl
- Eritrosit : 2,58
106/ʮL
- Klien bedrest
- Semua aktivitas
dibantu perawat dan
keluarga
4 DS: CKD pro transfusi Risiko Cedera
- klien datang ke RS ↓
dengan keluhan Melakukan transfusi darah
penurunan kesadaran PRC 2 labu, riwayat
GCS 224 hipertensi
- Klien mengatakan ↓
badan terasa lemas Mengeluh badannya sakit
lemas, TD 170/90mmHg
↓
DO: Risiko Cedera
- TTV:
TD: 17/90mmHg
S: 36,5
N: 94x/mnt
- Skor MFS: 35 (risiko
sedang)
- Mendapatkan
transfusi PRC1 labu
di ruangan dan 2
labu di ruang HD
- CRT >2 detik
- Klien terlihat pucat,
lemas konjungtiva
anemis
- Hemoglobin 6,7-
- Eritrosit 2,58 103/µL;
- Hematokrit 19,8
5 DS: CKD Mual
- Klien mengalami mual ↓
sudah 3 hari dan Sekresi protein terganggu
muntah 5x SMRS ↓
- Pasien tidak mau sindrom uremia
makan dan ↓
memuntahkan gangguan keseimbangan
makanan asam lambung
- Pasien mengatakan ↓
badan lemas produksi asam meningkat
- Pasien tidak mau ↓
makan dan asam lambung meningkat
memuntahkan ↓
makanan, semakin nausea dan vomitting
parah 2 hari terakhir ↓
Mual
DO:
- Pasien terpasang NGT
- Diet Rendah Protein
- Fluktuasi BB 6 bulan
terakhir turun dari 60
kg ke 48 kg
- Nafsu makan menurun
TB : 153 cm BB: 48 kg
6 DS: CKD Deficit perawatan
- Klien mengatakan diri
↓
sesak dan badan Penurunan GFR
terasa lemas ↓
- Klien mengatakan Sekresi Eritopoetin
badannya sakit Menurun
semua ↓
DO: Produksi Hb Menurun
- Rambut sedikit
↓
kusam
- Kuku panjang Oksihemoglobin menurun
- 1-2x/ hari diseka ↓
air hangat Suplai O2 ke tubuh
- Belum keramas
menurun
selama di RS
- Belum ↓
menggosok gigi Bedrest +
selama di RS ↓
- Ganti baju 2 hari Tidak mampu melakukan
sekali aktifitas mandiri
- Belum potong ↓
kuku
Deficit perawatan diri
- Aktivtas dibantu
perawat dan
kelurga
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(BERDASARKAN PRIORITAS)
Keterangan Penilaian :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi (Normal)
NIC : Manajemen Pernafasan
1. Kaji kedalaman dan irama nafas
2. Monitor status oksigenasi
3. Pertahankan duduk/ posisi semi fowler
4. Auskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan atau bunyi tambahan.
5. Kolaborasi dalam: Pemberian oksigen (Nasal canule dengan aliran 4 lpm)
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi farmakologi
NIC : Terapi Oksigen
1. Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan (Nasal canule dengan aliran 4 lpm)
2. Monitor aliran oksigen
3. Monitor posisi perangkat (alat) pemberian oksigen
4. Monitor efektivitas terapi oksigen
5. Pantau adanya tanda tanda keracunan oksigen dan kejadian atelektasis
1. Catat TTV
2. Jelaskan prosedur hemodialysis dan tujuannya
3. Periksa peralatan dan cairan sesuai peraturan
4. Berikan dialysis sesuai kebutuhan dan catat respon pasien
5. Periksa sistem monitor (tekanan, suhu, pH, konduktivitas, pembekuan, detector udara,
tekanan negatif untuk ultrafiltrasi dan sensor aliran darah) untuk memastikan
keselamatan pasien
6. Monitor TD, denyut nadi, pernafasan, suhu dan respon pasien selama dialysis
7. Berikan heparin sesuai peraturan
8. Monitor waktu pembekuan dan sesuaikan pemberian heparin dengan tepat
9. Hindari mengukur tekanan daarah atau melakukan tusukan infus di lengan yang dekat
dengan fistula