Disusun oleh :
Dinda Aprilia
Dio Saputra
Ewen Safwendra
DIII KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
sel kanker dengan menggunakan obat-obatan bersifat sitotoksik (Liu et al., 2015). Kemoterapi
dilakukan melalui injeksi intravena, per oral maupun secara topikal (American Cancer Society,
2015). Obat kemoterapi secara spesifik tidak hanya membunuh sel kanker tetapi juga merusak
sel normal. Toksisitas obat kemoterapi pada sel normal berhubungan dengan dosis yang
digunakan dan frekuensi penggunaan. Efek samping yang ditimbulkan akibat kemoterapi adalah
xerostomia (75%) dan efek samping lain diantaranya mouth sores, diarrhea, konstipasi, mood
swings dan penurunan berat badan (Parkhill, 2013; Aslam et al., 2014). Komplikasi rongga
mulut akibat kemoterapi diantaranya terjadi oral mucositis, osteonekrosis rahang, infeksi bakteri
yang menyebabkan penyakit periodontal, infeksi virus, infeksi jamur, lichenoid reaction,
kelainan gigi geligi (hypodonsia dan enamel hypoplasia), hiposialia, xerostomia, melanosis,
perdarahan, perubahan rasa, neurotoxicity, perdarahan, Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) dan
Steven Johnson Syndrome (SJS) yang bermanifestasi erythema dan makula pada rongga mulut
PEMBAHASAN
Kemoterapi adalah prosedur pengobatan atau terapi kanker dengan memberikan obat-obatan
untuk membunuh sel kanker.
Jaringan tubuh kita terdiri dari milyaran sel, di mana sel-sel tersebut akan terus tumbuh dan
berkembang. Proses ini akan terus berjalan apabila terdapat sel yang memerlukan perbaikan.
Umumnya, sel-sel dalam tubuh akan terus tumbuh dan mati dengan cara yang terkendali.
Namun, pada kondisi kanker, sel kanker tumbuh tanpa kendali.
Kemoterapi adalah pengobatan kanker menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Ada banyak jenis obat kemoterapi tetapi semuanya bekerja dengan cara yang sama yakni
menghentikan reproduksi sel kanker yang mencegahnya tumbuh dan menyebar di dalam tubuh.
Obat kemoterapi kanker secara umum terdiri dari lima kelompok utama, antara lain:
Inhibitor topoisomerase yang bekerja untuk melemahkan struktur sel kanker sehingga tak
bisa membelah.
Antimetabolit seperti antagonis purin dan folat yang bisa meniru komponen sel kanker,
obat ini bekerja di fase tertentu dari siklus hidup sel kanker sehingga mengganggu
kemampuan sel kanker membelah.
Agen alkilasi seperti chlorambucil atau busulfan yang efektif digunakan ketika sel kanker
dalam fase istirahat atau tidak aktif membelah.
Antibiotik-antitumor seperti doxorubicin atau mitoxantrone bisa bekerja di berbagai fase
siklus hidup sel kanker.
Plant alkaloid yang merupakan jenis obat kemoterapi dari tumbuhan dan bekerja saat sel
kanker membelah.
2.2 Tujuan Kemoterapi
Kemoterapi adalah prosedur pengobatan utama pada pasien kanker. Adapun tujuan dilakukannya
kemoterapi yaitu:
Dalam beberapa kasus, pasien kanker dapat sembuh secara total dengan kemoterapi, sehingga sel
kanker tidak kembali lagi.
Hal tersebut berarti proses kemoterapi yang dijalani pasien berhasil menghancurkan sekaligus
menghilangkan sel kanker dalam tubuh.
Tetapi, tidak semua proses kemoterapi memberikan hasil akhir yang sama. Hal ini tergantung
dari kondisi masing-masing pasien serta lokasi kankernya.
Memang benar, bahwa tujuan utama dari kemoterapi adalah menghentikan pertumbuhan dan
penyebaran sel kanker.
Namun, apabila kondisi tersebut sudah sulit bahkan tidak bisa disembuhkan, maka akan
dilakukan upaya perawatan paliatif sebagai langkah kemoterapi.
Perawatan paliatif dilakukan untuk mengontrol sel kanker agar tidak berkembang dengan cepat
serta meringankan gejala yang dirasakan pasien.
Tujuan dari perawatan ini juga untuk memberikan harapan hidup serta meningkatkan kualitas
hidup pasien.
Obat-obatan dari kemoterapi akan mengalir ke dalam aliran darah dan menyerang sel kanker
yang sedang tumbuh atau merusak bagian pusat kendali sel.
Kemoterapi bekerja untuk meminimalisir risiko penyebaran kanker, adapun cara kerja
kemoterapi adalah sebagai berikut:
Kemoterapi adalah pengobatan yang dilakukan untuk kondisi serius, bahkan terdapat beberapa
efek samping yang perlu dipertimbangkan.
Oleh sebab itu, dalam prosesnya diperlukan perencanaan yang matang, meliputi metode yang
diterapkan, kemungkinan efek samping yang dialami, serta tingkat keberhasilannya.
Perencanaan tersebut dapat ditentukan setelah pasien menjalani pemeriksaan, seperti pemindaian
atau tes darah untuk memastikan apakah kondisi tubuh pasien memungkinkan untuk menjalani
kemoterapi.
Pemeriksaan lain yang tak kalah penting adalah pemeriksaan infeksi gigi. Hal ini dibutuhkan
karena infeksi gigi berisiko menyebar ke seluruh tubuh saat dilakukan kemoterapi.
Kemoterapi adalah prosedur pemberian obat-obatan kepada pasien kanker yang dapat dilakukan
dengan beberapa cara, di antaranya yaitu:
Metode intravena dilakukan dengan memberikan obat melalui selang infus yang dimasukkan ke
dalam pembuluh darah vena.
2. Melalui Suntikan
Kemoterapi adalah metode yang bisa juga dilakukan dengan suntikan di bagian otot lengan,
paha, pinggul, atau di bagian lemak lengan, kaki, dan perut.
3. Secara Oral
Kemoterapi juga bisa dilakukan di rumah dengan mengonsumsi obat-obatan berupa pil atau
kapsul.
4. Secara Topikal
Topikal berarti obat-obatan diberikan dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan pada kulit.
5. Kemoterapi Langsung
Kemoterapi dapat dilakukan secara langsung ke kanker, atau setelah operasi untuk membunuh
sel kanker yang masih tersisa.
Itu dia beberapa metode pengobatan kemoterapi yang biasanya diberikan pada pasien. Adapun
untuk jenis obat-obatannya sendiri dibedakan berdasarkan cara kerjanya, di antaranya adalah:
Kemoterapi adalah pengobatan pada sel kanker yang bertujuan membunuh dan menghambat
perkembangan sel-sel tersebut dalam tubuh.
Namun, dikarenakan prosedur ini cukup serius, ada beberapa efek samping kemoterapi yang
perlu diantisipasi, di antaranya sebagai berikut:
Meski demikian, beberapa efek samping tersebut bisa teratasi atau akan hilang dengan sendirinya
dan akan kembali normal setelah kemoterapi dihentikan (hal ini bervariasi waktunya pada setiap
pasien).
Ada beberapa cara mengatasi efek samping secara alami yang bisa dilakukan, seperti berolahraga
dan memperhatikan nutrisi yang baik bagi penderita kanker.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulanya nda sudah paham bukan mengenai apa itu kemoterapi dan mengapa prosedur
ini penting dilakukan pada pasien kanker.
Meski memiliki efek samping yang bisa dikatakan cukup berat, namun dengan adanya
kemoterapi, potensi pasien kanker untuk sembuh semakin tinggi.
Proses kemoterapi tidak harus dilakukan di rumah sakit, pengobatan ini dapat dilakukan di
rumah apabila hanya diperlukan konsumsi obat-obatan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan