Kemo juga dapat digunakan pada berbagai tipe lain dari pengobatan kanker, seperti
pembedahan, terapi biologis, terapi radiasi. Berikut adalah peran khusus kemoterapi
ketika digunakan pada pilihan terapi kombinasi:
Efek Samping
Kemoterapi diketahui dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti :
Mual
Muntah
Kelelahan
Hilangnya rambut
Kekurangan sel darah merah (Anemia)
Memar
Pendarahan
Hilangnya nafsu makan
Gangguan tidur
Sembelit atau konstipasi (sulit buang air besar/BAB)
Depresi
Untuk mengurangi efek samping, kebanyakan dokter memberikan kemo berdasarkan
sebuah siklus yang terus dipertahankan selama periode terapi. Siklus ini sering
melibatkan satu periode berkelanjutan dari terapi diikuti oleh satu periode khusus
istirahat. Tiap siklus biasanya berlangsung satu bulan atau empat bulan; berdasarkan
faktor tertentu, seorang pasien dapat menerima satu minggu terapi diikuti oleh tiga
minggu istirahat atau sebaliknya. Periode istirahat ini membantu mencegah efek
samping karena dapat memberikan tubuh pasien cukup waktu memproduksi sel-sel
sehat untuk menggantikan sel yang telah terkena dampak.
Demikian halnya, jadwal pemberian obat bervariasi tiap pasien. Hal ini juga
bergantung pada faktor-faktor berikut:
Pemberian Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan oleh tenaga kesehatan ahli melalui:
Suntikan
Melalui pembuluh darah arteri atau IA (intra-arteri)
Melalui rongga perut atau IP (intra-peritoneal)
Melalui pembuluh darah vena atau IV (intra-vena)
Pemberian obat oles (topikal)
Pemberian dengan diminum (oral)
Apa itu kemoterapi dan manfaatnya?
Kemoterapi adalah metode pengobatan penyakit menggunakan obat-obatan.
Namun, kebanyakan orang mendefinisikan kemoterapi (sering disingkat
sebagai kemo) sebagai metode pengobatan kanker menggunakan obat-
obatan yang diracik khusus untuk membunuh sel kanker.
Jika kanker sulit atau bahkan tidak bisa disembuhkan, kemo dilakukan untuk
mengontrol sel kanker agar tidak berkembang dan menyebar menjadi
semakin ganas. Hal ini akan memberikan pasien angka harapan hidup yang
lebih besar.
Namun, ketika sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain dan
berkembang ke stadium lanjut, kemo dapat dilakukan untuk meringankan
gejala kanker seperti rasa sakit di area tubuh tertentu, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Obat kemo yang dapat memasuki sirkulasi darah ini memungkinkan sel-sel
kanker di hampir semua bagian tubuh terbunuh.
Proses pengobatan kanker ini terbagi menjadi dua tahapan utama. Tahapan
dari proses kemoterapi ini adalah:
Proses persiapan
Sebelum terapi kanker dijalankan, ada beberapa persiapan yang perlu Anda
lakukan, seperti:
Injeksi
Selain dalam bentuk infus, obat kemo cair dapat disuntikkan ke tubuh dengan
jarum suntik.
Oral
Obat kemo yang berbentuk pil atau kapsul bisa langsung diminum dan
dilakukan di rumah. Namun, ketersediaan obat masih terbatas dan pastikan
dosis serta aturan penggunaan obat sesuai dengan arahan dokter.
Topikal
Obat kemo juga tersedia dalam bentuk topikal yang dioleskan langsung ke
kulit untuk menyembuhkan kanker kulit.
Langsung ke satu area tubuh
Beberapa obat bisa diberikan ke area tubuh, contoh di perut (intraperitoneal),
rongga dada (intrapleural), sistem saraf pusat (intratekal), atau melalui uretra
ke dalam kandung kemih (intravesikal).
Terlepas dari cara pemberiannya, obat kemo dapat bekerja dan memiliki
tingkat keberhasilan yang hampir sama. Namun, tingkat keberhasilan
pengobatan sebenarnya bergantung pada jenis kanker, keparahannya, usia,
dan status kesehatan tubuh Anda.
Sementara proses pemberian obat kemo saat operasi, akan diberikan anestesi
terlebih dulu. Jika menimbulkan rasa tidak nyaman, dokter biasanya akan
meresepkan obat pereda nyeri.
Obat-obatan untuk kemo sangat beragam. Oleh karena itulah, obat ini
dikelompokkan berdasarkan cara kerja, struktur kimia, dan interaksinya
dengan obat lain. Berikut ini kelompok dan jenis obat yang biasanya
digunakan dalam kemoterapi adalah:
Alkylating agents
Obat alkylating agents mencegah sel agar tidak membuat salinannya sendiri
dengan merusak DNA yang ada dalam sel. Biasanya obat ini digunakan untuk
mengobati kanker paru, kanker payudara, multiple myeloma, dan kanker
darah.
Penggunaan obat jenis ini dapat meningkatkan risiko leukemia, sehingga
penting bagi dokter memerhatikan pemberian dosis. Contoh obat jenis
alkylating agents untuk kemoterapi adalah:
Altretamine
Bendamustine
Busulfan
Carboplatin
Carmustine
Chlorambucil
Cisplatin
Cyclophosphamide
Dacarbazine
Ifosfamide
Lomustine
Mechlorethamine
Melphalan
Oxaliplatin
Temozolomide
Thiotepa
Trabectedin
Jenis obat nitrosourea memiliki tindakan khusus, yakni dapat memasuki area
otak sehingga digunakan untuk mengobati kanker otak. Contoh obat kemo
tipe ini adalah streptozocin.
Antimetabolites
Obat antimetabolit dapat mengganggu DNA dan RNA sehingga sel abnormal
tidak dapat membelah diri. Tipe obat kemo biasanya digunakan untuk
leukemia, kanker ovarium, dan kanker usus. Contoh obat yang masuk dalam
kelompok antimetabolites untuk kemoterapi adalah:
Azacitidine
5-fluorouracil (5-FU)
6-mercaptopurine (6-MP)
Capecitabine (Xeloda)
Cladribine
Clofarabine
Cytarabine (Ara-C)
Decitabine
Floxuridine
Fludarabine
Gemcitabine (Gemzar)
Hydroxyurea
Methotrexate
Nelarabine
Pemetrexed (Alimta)
Pentostatin
Pralatrexate
Thioguanine
Kombinasi trifluridine/tipiracil
Anti-tumor antibiotics
Daunorubicin
Doxorubicin (Adriamycin)
Doxorubicin liposomal
Epirubicin
Idarubicin
Valrubicin
Topoisomerase inhibitors
Irinotecan
Irinotecan liposomal
Topotecan
Etoposide (VP-16)
Teniposide
Mitotic inhibitors
Efek samping ini dapat bertahan sangat lama, bahkan bisa menetap seumur
hidup karena adanya kerusakan. Kadang ini muncul dalam waktu lama atau
ketika pasien kembali mengalami secondary cancer sehingga perlu menjalani
kemo lagi.
Efek samping kemo jangka panjang yang mungkin menyerang pasien kanker,
antara lain:
Penurunan kesuburan
Pengobatan kanker dapat menyebabkan masalah seks, seperti menghentikan
produksi hormon seks (progesteron dan estrogen) dan kerja indung telur
sehingga menyebabkan menopause lebih awal, serta merusak rahim pada
wanita. Sementara pada pria, produksi sperma terganggu, hormon testosteron
berkurang, serta saraf dan pembuluh darah sekitar pervis sehingga sulit untuk
ereksi.
Gangguan pada otak
Kemoterapi juga menimbulkan masalah pada otak, termasuk dapat
menurunkan fungsi kognitif, perubahan kognitif akut (delirium, seperti
kebingungan, menjadi pendiam, disorientasi, dan berhalusinasi), serta
meningkatkan risiko demensia.