Anda di halaman 1dari 6

Jangan takut (jika harus) kemoterapi…

Waah... judulnya lumayan menarik nich.... bisa dijelaskan?

Terima kasih.... Ulasan ini saya dedikasikan pada kawan-kawan saya  yang diuji Allah
dengan penyakit kanker…. Baik yang sudah tiada, yang masih berjuang dengan kemoterapi,
dan yang alhamdulillah survive dari kanker. Juga untuk semua penderita kanker di bumi
Sukowati khususnya dan dimanapun suara kami dapat didengar.… Semoga bisa
menginsipirasi untuk tidak takut dengan kemoterapi… Bagaimanapun ikhtiar yang benar
adalah wajib, hasilnya hanya kepadaNyalah kita berserah diri…

Berbicara tentang kemoterapi, tentu tidak lepas dari masalah penyakit kanker. Dan
berbicara tentang kanker, tak dipungkiri banyak orang merasa ngeri dan takut. Yah, tidak
heran karena kanker termasuk salah satu penyakit yang cukup mematikan. Namun
demikian, banyak pula orang-orang yang berhasil sembuh dari kanker (survivor kanker) dan
bisa menjalani kehidupan dengan normal kembali. Salah satu pendukung kesembuhan
pasien kanker adalah pengobatan yang tepat, di mana salah satu terapi utama kanker
adalah kemoterapi. Banyak orang takut menjalani kemoterapi karena mendengar cerita
tentang macam-macam efek sampingnya, padahal dengan menunda kemoterapi
perkembangan kankernya akan terus berjalan. Ulasan saya ini akan mengupas tentang apa
itu kemoterapi, pentingnya untuk pengatasan kanker, efek samping dan cara
pengatasannya.

Apakah penyakit kanker itu?

Perkembangan sel kanker

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi sel kanker akibat terjadinya mutasi. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya yang disebut metastase, sehingga dapat
menyebabkan kematian.

Apa bedanya kanker dan Tumor?


Masyarakat sering kurang pas menggunakan istilah kanker dan tumor, karena tidak semua
tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor
dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum
untuk semua jenis tumor ganas.
Siapa saja yang dapat terkena kanker?
Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh (termasuk darah dan limfa),
dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.
Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak
merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya
penyakitnya sudah lanjut. Jenis-jenis kanker yang cukup banyak dijumpai di Indonesia
adalah : kanker leher rahim (kanker serviks), kanker payudara, penyakit Trofoblas ganas,
kanker kulit, kanker nasofaring, kanker paru, kanker hati, kanker kelenjar getah bening
(Limfoma Malignum), kanker usus besar dan kanker darah (Leukemia).

Bagaimana Gejala kanker?


Yayasan Kanker Indonesia mengingatkan adanya 7 gejala yang perlu diperhatikan dan
diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, dengan
akronim WASPADA, yaitu:
1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
3. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
4. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
6. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
7. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.

Bagaimana Pengobatan kanker?


Jika seseorang telah terdiagnosa kanker oleh dokter ahli, maka akan dilakukan tindakan
pengobatan atau tindakan medis untuk menghilangkan kanker tersebut. Tindakan tersebut
bisa salah satu kombinasi dari beberapa prosedur berikut, yaitu pembedahan (operasi),
penyinaran (Radioterapi), pemakaian obat-obat pembunuh sel kanker
(sitostatika/kemoterapi), peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi), pengobatan dengan
hormone atau transplantasi organ. Kemoterapi merupakan salah satu prosedur penting
dalam pengobatan kanker.

Apa itu kemoterapi?


Obat kemoterapi adalah obat anti kanker yang bertujuan untuk menghentikan
berkembangnya sel-sel kanker, baik di tempat asalnya maupun yang mungkin sudah
menyebar ke organ lain. Kemoterapi juga digunakan untuk mengurangi resiko munculnya
kembali (recurrence) kanker maupun mengecilkan ukuran dari tumor/ kanker. Dengan
ukuran yang mengecil dari kanker maka berbagai macam gejala yang tidak enak yang
dirasakan oleh pasien diharapkan juga ikut berkurang. Jika ukuran kanker mengecil,
prosedur lain juga akan lebih mudah dilakukan dan tingkat keberhasilannya meningkat.
Pada umumnya, pengobatan dengan cara kemoterapi paling efektif jika menggunakan
kombinasi dari beberapa jenis obat. Pemberian beberapa obat secara sekaligus, dapat
meningkatkan kekuatan obat dalam membunuh sel kanker. Apa dan berapa dosis obat-obat
yang akan diberikan ditentukan oleh dokter berdasarkan beberapa faktor, antara lain: umur
pasien, jenis kanker, dan stadium dari kankernya. Untuk masing-masing jenis kanker ada
regimen kemoterapinya sendiri.
Apa bisa diberikan contoh obatnya?
Di bawah ini adalah daftar beberapa obat yang sering diberikan dalam regimen kemoterapi.
1. Cyclophosphamide (Cytoxan)
2. Doxorubicin (Adriamycin) atau Epirubicin (Ellence)
3. 5-fluorouracil (Adrucil)
4. Methotrexate (Rheumatrex)
5. Paclitaxel (Taxol) or Docetaxel (Taxotere)
6. anastrozol (Arimidex), (bracer)
7. Letrozol (femaplex), Lebrest)

Kapan dan bagaimana kemoterapi diberikan?

Pasien sedang menjalani kemoterapi

Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi pengambilan tumor disebut adjuvant


chemotherapy, atau kalau diberikan sebelum operasi dinamakan neoadjuvant
chemotherapy. Beberapa obat anti-kanker ada yang diberikan secara per oral (diminum)
atau disuntikkan (ke otot, bagian tubuh dimana ada jaringan lemak, atau dibawah kulit).
Akan tetapi, sebagian besar obat anti kanker diberikan dengan disuntikkan
melalui vena (infus). Lokasi pemberian obat obat anti-kanker ini bisa di rumah pasien, di
tempat praktek dokter, atau di rumah sakit, bergantung pada tipe kemoterapi yang
diberikan.
Untuk kanker yang menjalani tindakan operasi pengangkatan, kemoterapi biasanya dimulai
dalam kurun waktu antara 4-12 pekan sesudah operasi pengangkatan tumor. Untuk yang
tidak ada tindakan pengangkatan, kemoterapi bisa segera dimulai jika pasien sudah
terdiagnosa kanker. Kemoterapi umumnya diberikan dalam siklus 21-28 hari, artinya satu
tindakan kemoterapi dengan kemoterapi selanjutnya berjarak 21-28 hari. Pemberian obat
kemo (anti-kanker) bisa diberikan setiap pekan atau tiga pekan sekali, dengan ‘masa
istirahat’ untuk memberikan kesempatan pada tubuh untuk pulih kembali dari efek
kemoterapi. Lamanya siklus pengobatan dengan kemoterapi tergantung dari jenis obat yang
diberikan. Lama keseluruhan waktu pengobatan bisa bervariasi, tetapi sering sampai 3-6
bulan.

Apa saja efek samping kemo?


Obat-obat kemo bersifat tidak selektif, sehingga di samping membunuh sel kanker, ia bisa
juga mempengaruhi pertumbuhan sel normal. Karena itu, kemoterapi dapat menyebabkan
beberapa efek samping. Di bawah ini adalah beberapa efek samping obat kemoterapi
berserta pengatasannya.
1. Mual dan muntah.
Mual dan muntah adalah efek samping yang tersering dijumpai pada penggunaan obat
kemo. Mual dan muntah bisa terjadi segera setelah kemo, atau mungkin baru muncul sehari
setelah kemo, atau bahkan lebih. Beberapa orang mungkin bahkan akan mual atau muntah
sebelum kemo karena faktor psikologis. Untuk mengatasai hal ini, dokter biasanya akan
memberikan obat anti mual/muntah (golongan anti-emetik) untuk bisa mengurangi atau
mencegah rasa mual dan muntah yang bisa timbul selama pengobatan dengan kemoterapi.
Obat anti emetic ada yang disertakan bersama kemoterapi dan ada yang digunakan setelah
kemoterapi. Gunakan sesuai petunjuk dokter. Selain itu, makan beberapa kali dalam sehari
dengan porsi yang kecil bisa membantu menolong keadaan ini.

2. Rambut rontok (alopecia atau kebotakan).

Karena sel rambut juga merupakan sel yang aktif membelah, maka ia
juga menjadi sasaran obat kemoterapi. Selama pengobatan, rambut bisa saja menipis atau
rontok sama sekali, bergantung pada obat anti-kanker apa yang di berikan. Alis, bulu mata
dan rambut di bagian tubuh lain juga bisa rontok. Rambut akan tumbuh kembali begitu
pengobatan berakhir. Rambut yang baru saja tumbuh sesudah kemoterapi selesai, biasanya
mempunyai tekstur dan warna yang lain dari rambut sebelum kemoterapi.Selama
pengobatan, jika rambut tidak rontok sama sekali dan hanya menipis, gunakan shampoo
yang lembut, sisir yang halus dan atur pengering rambut yang digunakan pada panas yang
paling rendah. Beberapa perempuan memilih untuk memotong pendek rambutnya
menjelang kemoterapi, agar supaya merasa lebih baik dengan merasa mengontrol keadaan
yang dihadapi. Jika memillih memakai rambut palsu (wig), kebih baik disiapkan sebelum
rangkaian kemoterapi dimulai, sehingga warna dan style wig bisa disesuaikan dengan
rambut asli.

3. Menopause dini (keadaan dimana menstruasi berhenti secara dini).


Banyak perempuan tidak mendapatkan menstruasi lagi selama dan sesudah kemoterapi,
dan pada saat yang bersamaan timbul gejala menopause seperti rasa panas yang timbul di
wajah, bagian tubuh lainnya atau seluruh tubuh (hot flashes).
Gejala lain yang timbul adalah vagina menjadi lebih kering dari biasanya.Bagi mereka yang
sudah dekat dengan usia menopause (45 tahun atau lebih tua dari 45 tahun), gejala-gejala
ini bisa menetap. Sementara bagi mereka yang lebih muda, gejala-gejala ini bisa hanya
sementara, yang di tandai dengan kembalinya menstruasi.

4. Letih dan lemah.


Kelelahan adalah efek samping yang sangat biasa terjadi pada orang yang sedang menjalani
kemoterapi. Sampaikan kepada dokter jika anda mengalami hal ini untuk bisa memastikan
penyebabnya. Jika ada anemia misalnya, dokter akan menangani secara tepat. Tanyakan
juga pada dokter anda apakah ada obat yang bisa menolong untuk mengurangi rasa letih.
Olahraga ringan dan diet yang sehat dan seimbang akan menolong meningkatkan energy.
Istirahat yang banyak dan minta anggota keluarga dan teman untuk menolong mengerjakan
pekerjaan sehari-hari Anda..

5. Neutropenia dan mudah terkena infeksi.

berkurangnya neutrofil akibat kemoterapi

Orang yang sedang menjalani kemoterapi mudah terkena infeksi karena kemoterapi
mengakibatkan turunnya jumlah sel darah putih (neutrophil) dalam darah yang merupakan
“pasukan” pelawan bakteri/kuman. Penurunan jumlah sel darah putih ini
(disebut neutropenia) umumnya terjadi pada minggu kedua setelah kemo dan dapat dilihat
dengan pemeriksaan darah. Karena itu sebaiknya hindarkan berdekatan dengan orang yang
dengan sakit menular. Lebih sering mencuci tangan dengan sabun bisa mencegah infeksi.
Jika terluka, segera bersihkan luka dengan air bersih/anti septik.
Jika anda mengalami tanda-tanda infeksi setelah kemoterapi seperti demam tinggi, sariawan
berat, radang di mulut, batuk dan sesak, radang sinus, dll, segera sampaikan ke dokter. Jika
neutropenia Anda cukup berat (neutrophil kurang dari 500 cell/ml) mungkin anda perlu
dirawat di RS dan mendapatkan pengobatan khusus seperti pemberian obat
golongan granulocyte colony-stimulating factors (G-CSF) seperti filgrastim untuk
meningkatkan kembali jumlah neutrophil Anda. Sebelum kemoterapi berikutnya, dokter
Anda akan/harus selalu minta Anda melakukan uji/tes darah di laboratorium, untuk
memastikan jumlah neutrophil anda cukup tinggi sehingga aman untuk menerima
kemoterapi.

6. Luka/sariawan di mulut dan tenggorokan/kerongkongan (mucositis oral)


Karena jenis sel yang ada di mulut dan tenggorokan/kerongkongan adalah jenis sel yang
tumbuh, berkembang dan berganti dengan cepat, dan obat-obat kemoterapi mudah
merusak sel-sel jenis ini, maka daerah mulut dan tenggorokan/kerongkongan menjadi
mudah luka atau kering. Karena itu, lakukan pemeriksaan (check-up) gigi sebelum memulai
kemoterapi. Selama terapi, bersihkan gigi dan gusi setiap kali selesai makan dan sebelum
tidur menggunakan sikat gigi yang lunak. Penggunaan pasta gigi dengan soda dan peroksida
akan sangat membantu. Hindari obat kumur berkadar alkohol tinggi. Jika pasta gigi
menyebabkan rasa sakit, bisa diganti dengan berkumur dengan air garam. Perbanyak
minum air putih.

7. Berat badan bertambah.


Meskipun penyebab pastinya belum jelas, sejumlah perempuan mengalami kenaikan berat
badan selama kemoterapi. Makan makanan yang sehat dan bergizi akan membantu
mempertahankan berat badan yang ideal.

8. Kuku yang rapuh.


Beberapa jenis obat anti-kanker dapat menyebabkan kerapuhan pada kuku jari tangan dan
jari kaki. Kuku bisa mudah pecah dan rusak, bahkan terasa sakit dan lalu lepas. Seperti
rambut yang rontok, masalah dengan kuku ini hanya sementara saja.

9. Diare atau sembelit


Beberapa kemoterapi bisa menyebabkan efek samping diare atau sebaliknya sembelit. Efek
samping ini bisa diatasi dengan mengatur pola makan yang sesuai seperti pada kondisi
tanpa kanker.

Waaah.... banyak juga yaa efek sampingnya? Trus gimana donk baiknya sikap kita yang
kena kanker?

Memang jika dilihat sepintas tampak menakutkan yaaa.... tapi sebenarnya efek samping di
atas tidak terjadi pada semua orang, artinya ada yang hanya lemas, ada yang sembelit, ada
yang sariawan... Ada juga yang alhamdulillah baik-baik saja. Mungkin ada pengaruhnya juga
dengan usia, ketahanan tubuh dan lainnya.

Prinsipnya....Jangan takut kemoterapi, jika bisa segerakan !!


Bagi penderita kanker, sampai saat ini kemoterapi merupakan salah satu terapi standar
untuk kanker di hampir semua negara. Berbagai uji klinik sudah menunjukkan
keberhasilannya. Efek samping di atas yang nampaknya merugikan ini jika dihitung jauh
lebih kecil daripada manfaat kemoterapi. Jangan sampai ketakutan terhadap efek samping
kemoterapi menyebabkan pasien menunda dan bahkan mencari pengobatan alternative
yang belum bisa dijamin keberhasilannya.

Penundaan menjalani kemoterapi hanya akan menyebabkan sel-sel kanker tumbuh semakin
banyak dan ketika akan dikemo sudah masuk dalam stadium lanjut yang akan mengurangi
keberhasilan kemoterapi. Sebaliknya semakin awal dilakukan kemoterapi, maka tingkat
keberhasilan penyembuhan semakin besar.
Terapi lain seperti peningkatan system imun, radioterapi dan lain-lain juga bisa dilakukan
secara bersamaan sesuai dengan petunjuk dokter. Memang pada akhirnya hanya kepada
Tuhan yang Maha Kuasa kita serahkan hasil kesembuhannya, tetapi ikhtiar yang benar
adalah suatu kewajiban manusia.

Demikian....
semoga bermanfaat dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai