Anda di halaman 1dari 30

Kanker dan Kemoterapi

KULIAH Farmakoterapi II

Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan


capaian pembelajaran:

Setelah mengikuti perkuliahan, akan mampu menjelaskan sifat-sifat


sel kanker, penyebab terjadinya kanker, dan mekanisme terjadinya
kanker, jenis tumor, faktor2 yang mempengaruhi respon kemoterapi,
jenis dan penanganan kanker serta dampaknya
Tujuan pembelajaran:
1. definisi penyakit kanker
2. sifat-sifat sel kanker
3. penyebab terjadinya kanker
4. mekanisme terjadinya kanker
5. tumor jinak dan tumor ganas
6. faktor2 yang mempengaruhi respon kemoterapi,
7. jenis2 penanganan penyakit kanker, dan dampak yang diinginkan
Pendahuluan

Kanker: pertumbuhan sel yang abnormal dan


cenderung mendesak/mendorong jaringan di
sekitarnya, dapat menyebar ke organ tubuh lain
yang letaknya jauh
Sel kanker mengganggu tuan rumah karena
menyebabkan :
(1) desakan akibat pertumbuhan tumor;
(2) penghancuran jaringan tempat tumor
berkembang atau bermetastasis; dan
(3) gangguan sistemik lain sebagai akibat
sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
Sifat-sifat sel kanker

1. Proliferasi Tak terkontrol


2. Tanpa batas dan tujuan
3. Menginaktivasi gen normal
4. Bersifat immortal
5. Menggunakan sel normal untuk menyuplai nutrisi
6. Menyebabkan kematian sel (apoptosis)
• Kanker merupakan penyebab kematian kedua
setelah penyakit kardiovaskular.
• Kanker merpkan penyebab utama kematian pd
wanita 30-54 th dan anak-anak 3-14 th.
• Dg metode pengobatn pd saat ini, 1/3 jml pasien
tertolong melalui pembedahan dan terapi radiasi.
• Kesembuhan hampir seluruhnya terjadi pd pasien
yg penyakitnya belum menyebar pd saat
pembedahan.
• Diagnosis lbh dini makin meningkatkan
penyembuhan.
Penyebab kanker

Faktor endogen
1. Genetik
2. Penyakit
3. hormon

Faktor eksogen
1. Makanan
2. Virus
3. Karsinogenik spt polusi udara, zat warna, logam-logam
karsinogen
4. Obat, spt siklofosfamid
kecepatan proliferasi
homeostasis
sel
jaringan Diferensiasi
apoptosis
Faktor:
Endogen Mutasi onkogen
eksogen

proliferasi apoptosis

Tidak seimbang

tumorigenesis
Proliferasi: Pembelahan dan pertumbuhan sel

Apoptosis: Program kematian sel yang dikontrol oleh


inducer dan supressor.

Bila terjadi mutasi onkogen maka akan terjadi mekanisme


untuk membatasi perluasan atau perbanyakan sel, dengan
penekanan proliferasi dan meningkatkan (triggering)
apoptosis. Gangguan keseimbangan antara apoptosis dan
proliferasi adalah faktor penting untuk terjadinya
perkembangan dari tumor (tumorigenesis) dan progresi tumor
Tumor jinak

Tumor jinak diakhiri dengan kata – Nama tumor karakteristik


oma. Adenoma Tumor epitel yg timbul dalam
Tumor mesenkim yang jinak kelenjar
meliputi lipoma, fibroma, angioma, Kistadenoma Adenoma yg menimbulkan massa
osteoma, dan leiomyoma kistik pada ovarium
Tata nama tumor epitel yg jinak papiloma tumor epitel yg membentuk
agak kompleks dan didasarkan pada tonjolan mirip jari tangan
histogenesis serta arsitekturnya. polip Tumor yg menonjol dari mukosa
ke dalam lumen sbh organ
berongga (misal. Lambung atau
kolon)
Tumor ganas: • Karsinoma : yg tumbuh dari sel epitel
• Sarkoma : yg tumbuh dari jaringan
mesenkim

Nama tumor asal


fibromasarkoma Berasal dari jaringan mesenkim
jaringan ikat
angiosarkoma Pembuluh darah
leukemia Sel darah
limfoma Jaringan limfoid
leiomiosarkoma Otot polos
rhabdomiosarkoma Otot lurik
adenokarsinoma Lapisan epitel pd kelenjar
Aspek penting pada penyakit kanker
• Perlu ditekankan bahwa penyembuhan dengan
kemoterapi saja baru dapat tercapai pada tumor yg
jarang dijumpai.
• Pada kanker payudara stadium II dan sarkoma osteogenik,
kombinasi pembedahan dan kemoterapi sangat
bermanfaat, kemoterapi ajuvan dapat memberi remisi
jangka panjang.
• Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan
sistemik melalui kemoterapi kanker, di samping
pembedahan, radiasi dan kemoterapi ajuvan. Pada
keadaan ini, pengobatan tidak menyembuhkn tetapi
hanya bersifat paliatif thd gejala, pencegahan
komplikasi, support psikologik dan perpanjangan hidup yg
berarti.
• Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif
artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak
sel jaringan normal.
• Pd umumnya antineoplastik menekan
pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan
toksisitas, karena menghambat pembelahan sel
normal yg proliferasinya cepat misalnya sumsum
tulang, epitel germinativum, mukosa saluran
cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit.
• Terapi dikatakan berhasil baik, bila dosis yg
digunakan dpt mematikan sel tumor yang ganas
dan tidak mengganggu sel normal yg
berproliferasi.
• Pasien yg keadaan umumnya masih baik, paling
mendapat manfaat dari pengobatan, sedangkan
yang keadaan umumnya buruk, paling sedikit.
• Status imunologik pasien khususnya imunitas
selular berkorelasi baik dengan hasil pengobatan.
• Pasien yg imunitas selularnya tidak terganggu
memberikan respons baik terhadap pengobatan,
sebaliknya yg imunokompetensinya rendah
menunjukkan respons buruk.
• Hasil pengobatan ulang umumnya lebih buruk
daripada pengobatan terdahulu.
Pengobatan pada
Penyakit Kanker
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Kemoterapi

1. Beban Tumor (Tumor Burden)

• Umumnya mulai terdeteksi secara klinis bila jumlah sel


sekitar 109 sel.
• Obat kemoterapi tidak membasmi tumor menurut jumlah
absolut, tetapi menurut persentase tertentu. Contoh: suatu
kemoterapi membasmi 90% sel tumor dari 109 sel, maka
tersisa sel 108 tidak mati dan kemudian akan tumbuh lagi.
• makin besar massa tumor pada awal pengobatan (tumor
burden), makin buruk pula hasil pengobatannya 
pembedahan, radioterapi, kemoterapi
2. Heterogenisitas Sel Tumor
• Sel tumor bersifat heterogen,kurang stabil
dibandingkan sel normal, sehingga sering terjadi
mutasi selama pembelahan sel
• Sel sensitif mati di awal terapi, yang resisten tetap
hidup dan mendominasi tumor
3. Intensitas Dosis
• Dosis kemoterapi yang diberikan dalam kurun waktu
tertentu tidak optimal, karena terhambat oleh
toksisitas obat.
• Kemungkinan kepulihan pasien tidak secepat yang
diharapkan sehingga pemberian dosis berikutnya
terpaksa ditunda
4. Faktor Spesifik Pasien
• Cara pemberian obat mempengaruhi compliance
pasien
• Aspek farmakokinetik meliputi absorbsi, distribusi,
metabolisme, dan eliminasi obat berperan penting

5. Resistensi Tumor Terhadap Obat


• Disebabkan sel tumor secara genetik tidak stabil,
sehingga laju mutasi sel tumor tinggi, akibatnya
terbentuk subpopulasi sel yg heterogen. Sebagian
subpopulasi bersifat resisten terhadap obat
Jenis-jenis penanganan terhadap penyakit kanker
• Penatalaksanaan penyakit kanker bergantung pada stadium kanker
terdiagnosis yaitu dapat berupa operasi/pembedahan, radioterapi,
kemoterapi dan terapi hormonal

Pembedahan
membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan merekonstruksi efek
yg sudah ada dan memberi petunjuk pada ahli bedah untuk tindakan
berikutnya.
Contoh: mastektomi (membuang seluruh payudara beserta
kankernya), lumpektomi (mengangkat sebagian payudara yg ada
jaringan kankernya), pengangkatan kelenjar getah bening.
• Operasi diindikasikan untuk:
a. Diagnostik  mendapatkan data tentang tumor apakah jinak
atau ganas
b. Terapetik  kuratif dan paliatif
Radioterapi
Bertujuan merusak sel-sel kanker. Berupa terapi kuratif
dan paliatif

Kemoterapi
Proses pemberian obat-obat antikanker dalam bentuk
tablet, kapsul, cairan atau infus
Bertujuan membunuh sel-sel kanker.

Terapi hormon
Diberikan sebagai terapi paliatif sebelum kemoterapi.
Bagi kasus penyakit kanker yang sudah metastasis
Cara penanganan kanker

• Dikategorikan secara oral dan topikal


• Pembedahan dan radiasi  penanganan lokal dan bersifat kuratif
bila kanker terlokalisasi. Juga bersifat paliatif
• Kemoterapi dan terapi biologi  penanganan sistemik sehingga
cocok untuk kanker yg metastasis
• Terapi metastatik:
a. terapi ajuvan : membasmi penyakit mikrometastatik yg
mengiringi penanganan lokal
b. Terapi neoajuvan: sebelum pembedahan untuk mengecilkan
tumor yg besar sehingga dapat diambil dengan operasi
Dampak yang diinginkan
• Tujuan akhir: kesembuhan. (bebas dari penyakit dan harapan
hidup = individu bebas kanker
• Jika kesembuhan tidak mungkin hanya dengan kemoterapi (kasus
terbanyak untuk tumor padat) maka tujuan pengobatan adalah
penurunan ukuran tumor atau memperlambat pertumbuhan
tumor, dan mencegah gejala terkait tumor
• Laju respon terkait harapan hidup mengacu pada jumlah laju
respon lengkap atau parsial.
• Laju respon lengkap: hilang keseluruhan kanker selama ± 1 bulan
• Laju respon parsial: penurunan minimal 50% ukuran tumor dan
tidak ada bukti penyakit baru, selama ± 1 bulan
• Tergantung pada stadium kanker didiagnosis
• Dapat berupa operasi/pembedahan. Radioterapi,
kemoterapi, terapi hormonal
• Operasi bertujuan membuang tumor, memperbaiki
komplikasi, merekonstruksi efek yang ada.
Contoh: mastektomi (mengangkat seluruh payudara
beserta kankernya), lumpektomi (mengangkat
sebagian payudara dan jaringan yang mengandung
kanker), pengangkatan kelenjar getah bening ketiak
Berdasarkan potensi menyebabkan mual muntah

Sitostatika terbagi 3


M
e
n
E ey
•mb a
M
b
e nek
a
tm in

o bum
u
g lka
l
e anm
u
nm n
t
i aau
h
k lm
p
u
a
n
d
rst ata
i h3
e
0
d <1->9
n
9
g 0%0
a
d
%
g
n
a
p
ia
g
h
si
e
n
Mual muntah pasca kemoterapi = Chemotherapy induced
nausea and vomiting (CINV)
Diklasifikasikan menjadi:

akut • Terjadi pada awal 24 jam pasca kemoterapi


• Puncak terjadi pada 5-6 jam pasca kemo

lambat
• Terjadi setelah 24 jam, menetap 5-7 hari
• Pasien yg dapat cisplatin, karboplatin,
siklofosfamid, doksorubisin

• Jika didapatkan keluhan mual muntah sebelum

antisipatori kemoterapi diberikan


• Dipengaruhi faktor gangguan pengecapan, bau
mulut, pikiran, kecemasan
Kategori sitostatika berdasarkan potensi emetogenik

No Potensi Sitostatika
emetogenik
1. Kuat Cisplatin, siklofosfamid, dacarbazin, mekloretamin,
karmustin, streptozotosin
2. Sedang Siklofosfamid, carboplatin, doksorubisin, cytarabine,
oxaliplatin, ifosfamid
3. Lemah Paclitaxel, docetaxel, mitoxantron, topotecan,
etoposide, methotrexat, mytomicin, gemcitabine,
cytrabin, 5-fluorourasil, cetuximab, trastuzumab
4. Minimal Bleomycin, busulfan, 2-dhlorodeoxyadenosin,
fludarabin, vinblastin, vincristine, vinorelbin,
bevacizumab
• Sitostatika dapat menimbulkan muntah akibat rangsangan
langsung dari CTZ (chemoreceptor trigger zone) dan pelepasan
histamin (5-HT3) di saluran lambung-usus.

• CTZ adalah daerah pada otak yang banyak reseptor dan


terletak dekat dengan vomiting center (pusat muntah).

• CTZ dan serotonin akan mengirimkan impuls pada vomiting


center yang ada pada medulla oblongata sehingga
menyebabkan mual dan muntah akibat kemoterapi.

• Prostaglandin A2 dapat memberikan trauma pada lapisan


mukosa gastrointestinal yang menyebabkan pelepasan
serotonin, kemudian menstimulai reseptor 5HT3 untuk
merangsang muntah.
Penanganan mual muntah pre dan post kemoterapi

Obat dan Dosis untuk Pra dan Pasca Kemoterapi


Pre Kemoterapi Post Kemoterapi
Kemoterapi Risiko Tinggi
• Olanzapine 5-10 mg, p.o 1x • Olanzapin 5-10 mg, p.o setiap
• Antagonis reseptor NK1 hari pada hari 2,3,4
(aprepitant) 125 mg, p.o 1x • Aprepitant 80 mg, p.o setiap hari
• Antagonis reseptor 5HT3 pada hari ke 2,3
(ondansetron) 16-24 mg, p.o 1x, • Deksametason 8 mg p.o / iv
atau 8-16 mg IV 1xDeksametason setiap hari pada hari 2,3,4
12 mg p.o / iv

National Comprehensive Cancer Network, 2019


Penanganan mual muntah pre dan post kemoterapi

Kemoterapetika Risiko Sedang


Antagonis reseptor 5-HT3: Deksametason 8 mg p.o/i.v setiap
hari pada hari ke 2,3
Ondansetron 16-24 mg p.o 1x, Atau
atau 8-16 mg i.v 1x antagonis reseptor 5-HT3:
ondansetron 8 mg p.o 2x sehari
atau 16 mg p.o setiap hari atau 8-16
mg i.v setiap hari pada hari ke 2,3
Penanganan mual muntah pre dan post
kemoterapi

Kemoterapetika Risiko Rendah


Ulangi setiap hari untuk dosis kemoterapi
multiday
-deksametason 8-12 mg p.o/ i.v 1kali
ATAU
Metoclopramide 10-20 mg p.o/i.v 1x
ATAU
Proklorperazin 10 mg p.o/i.v
ATAU
Reseptor antagonis 5HT3: ondansetron 8-
16 mg p.o 1x
TUGAS (VIDEO HANDLING CYTOTOXIC)
kuis

Anda mungkin juga menyukai