FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
A. Identitas Pasien
Nama : Tn J No. RM : 1145xxxx
Usia : 23 tahun Tgl. Masuk : 20-08-2019
Jenis kelamin : Laki-laki Tgl. Pengkajian : 02-09-2019
Alamat : Dusun Krajan Sumber informasi : pasien dan
ayah
No. telepon : 081331xxxxxx Nama klg. Dekat yg bisa dihubungi:
Status pernikahan : Belum kawin Bp. A
Agama : Islam Status : Ayah
Suku : Jawa Alamat : Dusun Krajan
Pendidikan : SMU No. telepon : 081331xxxxxx
Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMU
Lama berkerja : 3 tahun Pekerjaan : Wiraswasta
3. Imunisasi:
(v) BCG (v) Hepatitis
(v) Polio (v) Campak
(v) DPT ( ) ................
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok Sering 1 pack (±12 batang) sejak SMU
Kopi Jarang 1 – 2 gelas sejak SMU
Alkohol Sering ± 5 – 6 gelas Sejak kuliah
5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis
NAPZA tidak terkaji -
E. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama
GENOGRAM
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= meninggal
= garis pernikahan
= garis keturunan
Tn. Y 45 th = pasien
49 th = tinggal serumah
Tn. J 17 th 15 th 6 th
23 th
F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Rumah Sakit
Kebersihan bersih dan rutin dibersihkan cukup bersih
keluarga
Bahaya kecelakaan tidak ada tidak ada
Polusi asap rokok asap rokok
Ventilasi jendela sebagai ventilasi cukup
udara terdapat di setiap
ruangan (ruang tamu, ruang
keluarga, dan kamar tidur)
Pencahayaan pencahayaan cukup, cukup
cahaya matahari dapat
masuk ke dalam rumah
G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum mandiri dibantu ayah
Mandi mandiri dibantu ayah
Berpakaian/berdandan mandiri dibantu ayah
Toileting mandiri dibantu ayah
Mobilitas di tempat tidur mandiri dibantu ayah
Berpindah mandiri dibantu ayah
Berjalan mandiri tidak mampu
Naik tannga mandiri tidak mampu
PemberianSkor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain lebih dari 1 orang,
4 = tidakmampu
I. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB
- Frekuensi/ pola setiap hari rutin 2hari sekali, BAB tidak
rutin, diare saat BAB
- Konsistensi lembek lembek, cair
- Warna & bau kuning kecoklatan, bau kuning kecoklatan, bau
khas khas
- Kesulitan tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
BAK
- Frekuensi/ pola sering BAK tidak terpasang kateter,
±500 ml
- Konsistensi cair cair
- Warna & bau warna dan bau khas urin warna kuning kemerahan,
bau khas urin
- Kesulitan tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
J. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
Tidur siang: lamanya tidak tidur siang tidak tidur siang
- Jam … s/d … tidak tidur siang tidak tidur siang
- Kenyamanan setelah tidur tidak tidur siang tidak tidur siang
Tidur malam: lamanya 12 jam 8 jam
- Jam … s/d … 04.00 – 15.00 22.00 – 05.00
- Kenyamanan setelah tidur badan terasa segar badan tetap terasa lemas
- Kebiasaan sebelum tidur bermain hp bermain hp
- Kesulitan tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
K. Pola Kebersihan Diri
Rumah Rumah Sakit
Mandi: frekuensi 2x/hari 2x/hari, seka
- Penggunaan sabun ya ya
Keramas: frekuensi 3x/minggu belum keramas sejak
MRS
- Penggunaan shampo ya -
Gosok gigi: frekuensi 2x/hari tidak
- Penggunaan odol ya -
Ganti baju: frekuensi 2x/hari 1x/hari
Memotong kuku: 2x/minggu belum potong kuku sejak
frekuensi MRS
Kesulitan tidak ada badan terasa lemas
sehingga kesulitan untuk
merawat diri
Upaya yang dilakukan tidak ada dibantu ayah, bergerak
pelan-pelan
L. Pola Toleransi – Koping Stres
1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri (v) dibantu orang lain, sebutkan, ayah
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll):
tidak ada, biaya kesehatan menggunakan BPJS
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: merokok
4. Harapan setelah menjalani perawatan: ingin penyakitnya sembuh
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: tidak bisa beraktivitas, lemas
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri : pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas karena penyakitnya
2. Ideal diri : pasien ingin dapat kembali beraktivitas dan bekerja
3. Harga diri : pasien tidak merasa malu dengan kondisinya saat ini
4. Peran : pasien sebagai seorang anak
5. Identitas diri : pasien mengatakan dirinya sebagai seorang laki-laki
N. Pola Peran & Hubungan
1. Peran dalam keluarga pasien sebagai seorang anak
2. Sistem pendukung:suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain,
sebutkan: ayah, ibu dan 3 orang adik serta teman-teman. Tn. J mengatakan memiliki
beberapa orang sahabat dekat (pria). Tn. J diketahui merupakan seorang LGBT.
3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. Dengan orang tua ( ) Hub.dengan pasangan
( ) Hub. Dengan sanak saudara ( ) Hub.dengan anak
( ) Lain-lain sebutkan, tidak ada
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: tidak
ada, ayah selalu menemani saat rawat inap, pasien memaklumi ibu tidak dapat
menemani rawat inap dan selalu berkomunikasi dengan ibu melalui telepon saat
dirawat inap. Teman-teman Tn. J beberapa kali datang untuk menjenguk.
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi: -
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: (v) Normal ( ) Bahasa utama: Indonesia
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah: Jawa
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian: baik
(v) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek: sesuai
2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri
( ) Kos/asrama
(v) Bersama orang lain, yaitu: teman kos
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : tidak ada
b. Pantangan & agama yg dianut : tidak ada pantangan, agama Islam
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 (v) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (v) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, tidak memiliki pasangan
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : keadaan umum lemah, pasien tampak lemas, pandangan
tampak kosong
Kesadaran : compos mentis, GCS 456
Tanda-tanda vital : - Tekanan darah : 100/90 mmHg - Suhu : 37,3oC
- Nadi : 115x/menit, reguler - RR : 20x/menit
Tinggi badan: 168 cm Berat badan: 41 kg
BBI: (TB – 100) – 10% (TB – 100) = (168 – 100) – 10% (168 – 100) = 61,2 kg
BB 41 41
IMT: = = = 14,52 status gizi kurang (normal: 18 – 25)
TB2 1,682 2,8224
T. Terapi
- O2 2lpm nasal canul
- IVFD Ns : Futrolit 2 : 1 20 tpm
- Inj. Ranitidine 2x50mg (obat untuk mengobati nyeri akibat asam lambung)
- Inj. metocloperamide 3x10mg (untuk meredakan mual muntah)
- PO: clotrimazole 1x960mg (obat antifungi), paracetamol 3x500mg (analgesic dan
antipiretik), vipalbumin 3x1 (suplemen untuk meningkatkan kadar albumin), fluoxetine
½.0.0 (antidepresan), haloperidole 0.0.0,5 (antipsikotik), heptasan 1x750mg
(antihistamin golongan pertama/ obat alergi), FDC ARV 1x1, OAT
- Hepar: Inj. Lavofloxacin 1x750gr (golongan antibiotic quinolone untuk mengobati
infeksi bakteri), ethambutol 1x750 gr (pengobatan TB), streptomycin 1x750mg
(antibiotik aminoglikosida untuk TB)
- koreksi hipokalemia IVFD WIDA KN2 1500cc/24jam
- Koreksi hipoalbumin dengan IPD
- Levertran salep (mengandung minyak ikan yang dapat membantu proses
penyembuhan luka)
V. Kesimpulan
Pasien merupakan pasien rujukan dari RS Lafalet. keluhan merasa lemas sejak 2
bulan yang lalu dan kadang-kadang sesak sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengatakan
menderita batuk sejak ± 2 bulan lalu, tidak ada nyeri dada, terkadang demam dan mual,
muntah, nafsu makan kurang. Pasien mengatakan pernah menderita TB dan HIV. Pasien
sudah mendapat pengobatan TB sejak tahun 2018, namun sudah drop off 2x. Pasien
mengatakan saat ini dalam pengobatan HIV dengan ARV sejak 09 Agustus 2019. Pasien
mengatakan mengalami diare sejak minum ARV. Pasien mengatakan mengalami
penurunan BB ± 14 kg. Pasien mendapat tranfusi PRC untuk anemia.
Hasil pengkajian pasien mengeluh gatal di hampir seluruh bagian tubuh (tangan,
kaki, leher punggung). Pasien terlihat menggaruk area yang gatal. Terlihat tangan pasien
lecet akibat digaruk. Batuk (+), dahak susah keluar. Pasien mengatakan merasa mual,
namun sudah lebih baik dari beberapa hari sebelumnya. Pasien mengatakan tidak nafsu
makan karena masih mual. Pasien mengatakan nafsu makan baik, sudah bisa makan
agak banyak dari sebelumnya. Pasien mengatakan bisa menghabiskan ½ porsi
makanan. Pasien mengatakan tidak merasa sesak. Hasil pemeriksaaan fisik: KU pasien
tampak lemah, kesadaran CM, GCS 456, TD: 100/90 mmHg, N: 115 reguler, RR:
20x/menit, SpO2: 95% (on RA/ room air), Rn (-), Wh (-), S: 37,3oC, akral hangat, edema
ekstremitas (-), kulit tampak kering dan pecah-pecah serta mengelupas (psoriasis), bibir
tampak kering, candidiasis oral (+), pecah-pecah serta mengelupas, mata cowong.
Pasien mengatakan BB turun ± 14 kg. IMT pasien saat ini 14,5, BBI= 61,2 kg. Hasil
pemeriksaan laboratorium: hematokrit 35,90 %, MCV 68,10 fL, MCH 23,50 pg, RDW
25,70 %, neutrofil 87,5 %, limfosit 2,8 %, Monosit 9,5 %, AST/SGOT 74 U/L, CD4 16
Cell/uL, bilirubin direk 0,26 mg/dL, ureum 14.00 mg/dL, Na 28 mmol/L, K 2,47 mmol/L, Cl
94 mmol/L. Hasil pemeriksaan penggunaan NAPZA positif pada gol. opium dan
methamethamine. Terapi: O2 2lpm nasal canul, IVFD Ns : Futrolit 2 : 1 20 tpm, Inj.
Ranitidine 2x50mg, Inj. metocloperamide 3x10mg, clotrimazole 1x960mg, paracetamol
3x500mg, vipalbumin 3x1, fluoxetine ½.0.0, haloperidole 0.0.0,5, heptasan 1x750mg,
FDC ARV 1x1, OAT, Inj. Lavofloxacin 1x750gr, ethambutol 1x750 gr, streptomycin
1x750mg, koreksi hipokalemia IVFD WIDA KN2 1500cc/24jam, koreksi hipoalbumin
dengan IPD, dan pemberian levertran.
Diagnosis medis HIV St 4 on ARV, TB paru drop out 2x on OAT, increased
transaminase, moderate hipoalbuminemia, moderate hipokalemia dan Gangguan Mental
Organik + Pemakaian NAPZA. Diagnosis keperawatan yang muncul antara lain:
ketidakefektifan bersihan jalan nafas, kerusakan integritas kulit, dan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
W. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang : pulang ke rumah di Krajan, Banyuwangi
Transportasi pulang : kendaraan pribadi
Dukungan keluarga : dari ayah dan ibu
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: biaya menggunakan BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang: menjaga kelembaban kulit pasien
karena mudah lecet, menjaga asupan nutrisi pasien, menjaga lingkungan pasien
karena rentan mengalami infeksi
Pengobatan : melanjutkan terapi ARV dan OAT
Rawat jalan ke : poli paru
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: pembatasan aktivitas fisik, nutrisi
Keterangan lain : kepatuhan minum obat ARV dan OAT
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
1. DS: Invasi HIV di organ respirasi Ketidakefektifan
- Pasien mengeluh batuk bersihan jalan
- Pasien mengeluh dahak Respon inflamasi nafas
susah keluar
- Pasien mengatakan merasa Produksi mucus ↑
sesak
DO: Respon batuk
- RR: 20x/menit
- Rh (-), Wh (-) Batuk tidak efektif
- Retraksi dinding dada (+)
Sputum tidak keluar, terakumulasi
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas
1. Frekuensi 40-36 x/mnt 35-31 x/mnt 30-26 x/mnt 20-25 x/mnt 16-20 x/mnt
pernafasan
1. Bantuan
yang
ditawarkan
orang lain
2. Informasi
yang
disediakan
orang lain
3. Dukungan
emosi yang
disediakan
orang lain
4. Hubungan
teman karib
Tgl No. Dx Jam Tindakan Keperawatan Respon Pasien TTD & Nama
Kep Terang
03 1 08.00 1. Monitor RR S: -
September O: RR 20x/menit
2019
2. Monitor penggunaan otot bantu nafas S: -
O: retraksi dinding dada (+)
3. Monitor kemampuan batuk efektif pasien S: pasien mengatakan tidak dapat mengeluarkan
dahak
O : batuk pasien terlihat lemah, pasien terlihat
tidak bisa melakukan batuk efektif
A: pasien tidak dapat melakukan batuk efektif
P: mengajarkan pasien teknik batuk efektif
4. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan S: pasien mengatakan sesak berkurang
dengan nasal canul 2lpm O: RR 20x/menit
2. Menyarankan pasien untuk menggunakan S: pasien mengatakan kulit menjadi lebih lembab
baby oil sebagai pelembab kulit O: pruritus
Tgl No. Dx Jam Tindakan Keperawatan Respon Pasien TTD & Nama
Kep Terang
04 1 08.00 1. Monitor RR S: -
September O: RR 20x/menit
2019
2. Monitor penggunaan otot bantu nafas S: -
O: retraksi dinding dada (+)
3. Mengajarkan pasien teknik batuk efektif S: -
O: pasien melakukan batuk efektif dengan benar
4. Monitor kemampuan batuk efektif pasien S: pasien mengatakan dapat mengeluarkan dahak
O : pasien dapat melakukan batuk efektif dengan
enar
5. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan S: pasien mengatakan sesak berkurang
dengan nasal canul 2lpm O: RR 20x/menit
2 08.15 1. Aplikasikan madu untuk melembabkan bibir S: -
dan mukosa mulut O: bibir tampak kering dan terkelupas
2. Menyarankan pasien untuk menggunakan S:
baby oil sebagai pelembab kulit O: kulit tampak terkelupas lebih banyak dari
sebelumnya
3. Kolaborasi pemberian clotrimaxole dengan S:
dokter O: candidiasis oral di seluruh permukaan bibir,
mukosa bibir tampak kering dan terkelupas
3. Monitor penurunan BB S:
O: IMT: 14,5; BBI 61,2 kg
IMPLEMENTASI
Tanggal 04-09-2019
PAGI SORE MALAM
No. Indikator
1 2 3 4 S 1 2 3 4 S 1 2 3 4 S
Frekuensi RR: 20x/menit RR: 20x/menit
1. - - - - 1
pernafasan
Penggunaan otot Retraksi dinding dada
Retraksi dinding dada (+)
2. bantu nafas - - - - 1 (+)
Tanggal 05-09-2019
PAGI SORE MALAM
No. Indikator
1 2 3 4 S 1 2 3 4 S 1 2 3 4 S
Frekuensi RR: 18x/menit RR: 18x/menit
pernafasan Pasien sudah tidak Pasien sudah tidak
1. + + + + 5
merasa sesak dan tidak merasa sesak dan tidak
menggunakan oksigen menggunakan oksigen
Penggunaan otot Retraksi dinding dada (-) Retraksi dinding dada (-)
2. + + + + 5
bantu nafas
Batuk Pasien mengeluh batuk Pasien mengatakan batuk
3. + + + + 5 namun dahak sudah bisa sudah berkurang
keluar
Keterangan skoring: Keterangan penilaian:
1 :- - : tidak sesuai
2 :+ + : sesuai yg diharapkan
3 : ++ S : Skor
4 : +++
5 : ++++
CATATAN PERKEMBANGAN (PROGRESS NOTE)
Tanggal 04-09-2019
PAGI SORE MALAM
No. Indikator
1 2 3 4 S 1 2 3 4 S 1 2 3 4 S
1. Lesi pada kulit - - - - 1 - Tampak luka lecet - Tampak luka lecet baru
Lesi mukosa baru di kulit tangan di kulit tangan karena
2. - - - - 1
membran karena digaruk digaruk
Pengelupasan kulit - Bibir tampak kering - Bibir tampak kering
dan terkelupas, dan terkelupas, tampak
tampak candidiasis candidiasis oral
3. - - - + 2
oral - Kulit terkelupas lebih
- Kulit terkelupas lebih mudah
mudah
Tanggal 05-09-2019
PAGI SORE MALAM
No. Indikator
1 2 3 4 S 1 2 3 4 S 1 2 3 4 S
1. Lesi pada kulit - - - - 1 - Tampak luka lecet di - Tampak luka lecet di
Lesi mukosa kulit tangan dan siku kulit tangan dan siku
2. + + + + 5
membran karena digaruk karena digaruk
Pengelupasan kulit - Bibir tampak basah, - Bibir tampak basah,
candidiasis oral candidiasis oral terlihat
terlihat jelas hampir jelas hampir pada
pada seluruh seluruh permukaan
permukaan bibir bibir
- Kulit terkelupas lebih - Kulit terkelupas lebih
3. + + + + 5 mudah, kulit yang mudah, kulit yang
sehat sudah mulai sehat sudah mulai
terlihat terlihat
- Pasien mengatakan
kulit terkelupas
semakin banyak
seperti pasir
Keterangan skoring: Keterangan penilaian:
1 :- - : tidak sesuai
2 :+ + : sesuai yg diharapkan
3 : ++ S : Skor
4 : +++
5 : ++++
CATATAN PERKEMBANGAN (PROGRESS NOTE)
Tanggal 04-09-2019
PAGI SORE MALAM
No. Indikator
1 2 3 4 S 1 2 3 4 S 1 2 3 4 S
Asupan makanan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
1. - - - - 1
hanya hanya menghabiskan
Rasio BB/TB menghabiskan setengah porsi
setengah porsi makanannya
makanannya - Pasien diberikan diet
2. - - - - 1 - Pasien makan TKTP lunak
keripik
- Pasien diberikan diet
TKTP lunak
Tanggal 05-09-2019
PAGI SORE MALAM
No. Indikator
1 2 3 4 S 1 2 3 4 S 1 2 3 4 S
Asupan makanan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
1. - - - - 1
hanya hanya menghabiskan
Rasio BB/TB menghabiskan setengah porsi
setengah porsi makanannya
makanannya - Pasien diberikan diet
2. - - - - 1 - Pasien diberikan diet TKTP lunak
TKTP lunak - Pasien tampak
- Pasien menatakan makan makanan
ingin makan rujak ringan
O:
- RR = 18x/menit
- Pasien tidak diberikan terapi oksigenasi
- Retraksi dinding dada (-)
NOC: Status Pernafasan: Kepatenan Jalan Nafas
Score
No Indikator
Awal Target Akhir
1. Frekuensi pernafasan 4 4 4
3. Batuk 2 5 4
O:
- Tampak luka lecet di kulit tangan dan siku karena
digaruk
- Bibir tampak basah, candidiasis oral terlihat jelas hampir
pada seluruh permukaan bibir
- Kulit terkelupas lebih mudah, kulit yang sehat sudah
mulai terlihat
NOC: Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Mukosa
Score
No Indikator
Awal Target Akhir
3. Pengelupasan kulit 1 2 1
Jumat, 3 S:
23/08/2019 - Pasien mengatakan hanya makan ½ porsi diet TKTP
lunak yang ditetapkan
- Pasien mengatakan bosan dengan makanan rumah
sakit
O:
- makanan diet pasien masih tersisa setengah porsi
- pasien terlihat suka makan makanan ringan
NOC: Status Nutrisi
Score
No Indikator
Awal Target Akhir
1. Asupan makanan 3 4 3
2. Rasio BB/TB 1 2 1