Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN DIAMETER DAN BERAT PLASENTA

DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI


DI KLINIK SWASTA PEKANBARU
TAHUN 2017

Yulia Fitri*, Isrowiyatun Daiyah**


* Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau

ABSTRAK

Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru
lahir. Secara statistik, kejadian bayi berat lahir rendah di negara berkembang
adalah sebesar 96,5% dengan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi berat lahir lebih. Salah satu faktor yang berperan
penting dalam menentukan berat bayi lahir adalah peran plasenta dalam
memberikan suplai nutrisi pada janin. Ukuran plasenta seperti diameter plasenta
terutama berat plasenta menunjukkan suplai nutrisi dan oksigen ke janin. Hasil
pemeriksaan plasenta dapat digunakan dalam penilaian risiko terhadap hasil
neurologis bayi dan sebagai dasar dalam perawatan awal bayi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan diameter dan berat plasenta dengan berat
badan lahir bayi. Jenis penelitian ini adalah analitis dengan rancangan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2017 sampai dengan
Agustustahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin
dengan persalinan normal di Klinik Swasta. Sampel dalam penelitian ini adalah
plasenta dan bayi dari ibu bersalin yang berjumlah 35, diambil dari seluruh
populasi dengan menggunakan teknik total sampling. Plasenta diukur dengan
metlin dan ditimbang dengan timbangan digital gantung, sedangkan bayi
ditimbang dengan timbangan digital bayi. Kemudian, data dianalisis
menggunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 90%. Hasil analisis
menunjukkan bahwa ada hubungan antara diameter dan berat plasenta dengan
berat badan lahir bayi (p=0,089;p=0,082). Saran kepada bidan dan pelayanan
kesehatan lainnya agar melakukan pengukuran dan penimbangan plasenta setelah
lahir untuk melengkapi data rekam yang berguna untuk perencanaan asuhan
jangka pendek maupun jangka panjang.

Kata kunci : Berat plasenta, diameter plasenta, berat badan lahir bayi
Daftar Pustaka : 19 (2005-2016)

PENDAHULUAN Manuaba (2007) dikatakan bahwa


Salah satu penunjuk bayi berat lahir rendah (BBLR)
kesehatan bayi baru lahir adalah termasuk dalam bayi risiko tinggi
berat badan lahir bayi. Bayi dapat dibandingkan bayi dengan berat
lahir dengan berat rendah, normal normal dan lebih. Hal ini
dan besar. Besar kecilnya berat dikarenakan bahwa BBLR akan
badan lahir tergantung bagaimana menyebabkan kecacatan pada bayi
pertumbuhan janin dalam Rahim dan anak, gangguan perkembangan
selama kehamilan. Menurut saraf dalam jangka panjang, dan

74
Yulia Fitri, Hubungan Diameter Dan Berat Plasenta 75

kelahiran BBLR yang berulang Apabila suplai uteroplasenta


dikehamilan ibu selanjutnya. Selain terganggu maka suplai nutrisi yang
itu dampak BBLR yang paling berat dialirkan dari plasenta ke janin juga
adalah peningkatan kesakitan dan menjadi berkurang, sehingga bisa
kematian pada bayi (Maryunani dan mengakibatkan kelahiran BBLR dan
Nurhayati, 2009). sebaliknyapabila suplaiuteroplasenta
Berdasarkan data WHO berjalan baik maka suplai nutrisi ke
(2013) diketahui bahwa kematian janin juga maksimal (Guyton,
bayi yang disebabkan oleh BBLR 2008).Berdasarkan hasil penelitian
adalah sebesar 60-80%. Di Afodun et al (2015) diketahui bahwa
kotaPekanbaru tahun 2015, penyebab antropometri plasenta berhubungan
kedua kematian bayi setelah Intra dengan antropometri bayi. Salah satu
Uterine Fetal Death (IUFD) adalah antropometri tersebut adalah
BBLR. Angka kematian bayi yang diameter dan berat plasenta
disebabkan oleh BBLR tersebut berhubungan dengan berat badan
adalah sebesar 17,24% (Dinkes lahir bayi.
Pekanbaru, 2016). Prevalensi BBLR Hasil pemeriksaan plasenta
menurut WHO (2013) diperkirakan dapat digunakan dalam memprediksi
sebesar 15,5% dari seluruh kelahiran masalah medis, penilaian risiko
di dunia dan lebih sering terjadi di terhadap hasil neurologis bayi,
negara-negara berkembang atau sebagai dasar dalam perawatan awal
sosial ekonomi rendah. Prevalensi bayi, dan dapat membantu bidan
BBLR di Indonesia adalah sebesar dalam mengambil keputusan, serta
11,1%. Secara statistik, kejadian berguna bagi dokter dalam
BBLR di negara berkembang adalah menegakkan diagnosa (Roberts
sebesar 96,5% dengan angka dalam Afodun, 2015). Beberapa
kematiannya 35 kali lebih penelitian tentang hubungan plasenta
tinggi,apabila dibandingkan pada dengan berat badan lahir bayi telah
bayi dengan berat besar.Faktor yang dilakukan.Namun, dalam tingkat
mempengaruhi berat badan lahir bayi yang lebih luas, khususnya di
termasuk BBLR adalah antara lain Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru,
umur ibu, jarak kehamilan, paritas, belum ditemukan penelitian tentang
kehamilan ganda, kadar hemoglobin, hal ini.Dalam penelitian Yanti dan
status gizi ibu, penyakit saat Sari (2012) maupun Mukhlisan, dkk
kehamilan, plasenta, kondisi (2013) diketahui bahwa terdapat
lingkungan, dan kesehatan hubungan yang bermakna antara
lingkungan, serta ketinggian tempat berat plasenta dengan berat badan
tinggal (Kardjati, 2005; Kosim dkk, lahir bayi.Demikian juga dengan
2010). Menurut Guyton (2008) penelitian yang dilakukan oleh
dikatakan bahwa berat badan lahir Mahayana, dkk (2015), plasenta
bayi ditentukan oleh peranplasenta termasuk ke dalam faktor yang
dalam memberikan suplai nutrisi mempengaruhi kejadian BBLR.
pada janin.Ukuran plasenta, seperti Berdasarkan data Dinkes
diameter plasenta terutama berat Pekanbaru (2016) diketahui bahwa
plasenta menunjukkan keadaan jumlah bayi baru lahir terbanyak dari
suplai nutrisi dan oksigen ke janin 20 puskesmas di kota Pekanbaru
(Tegethoff et al, 2010). pada tahun 2015 berada di wilayah
kerja Puskesmas Harapan Raya
76 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 74-81

dengan persentase sebesar 10,6%, HASIL PENELITIAN


Puskesmas Payung Sekaki sebesar 1. Analisis Univariat
9,7% dan Puskesmas RI Sidomulyo
sebesar 8,2%. Meskipun, Puskesmas Tabel 1. Distribusi Diameter
RI Sidomulyo berada pada posisi Plasenta Bayi Baru Lahir di Klinik
ketiga. Namun klinik dengan jumlah SwastaPekanbaru pada Bulan
bayi baru lahir terbanyak berada di Juni-Juli 2017
wilayah kerja Puskesmas RI No Diamete Frekuens Persentas
Sidomulyo yaitu Klinik Ernita, . r i (n) e (%)
apabila dibandingkan dengan Klinik Plasenta
Pratama Afiyah yang berada wilayah 1. Normal 30 85.7%
kerja Puskesmas Payung Sekaki. 2. Tidak 5 14.3%
Oleh karena itu, penulis ingin Normal
meneliti hubungan diameter dan Total 35 100%
berat plasenta dengan berat badan
lahir bayi di Klinik Swasta Tabel 2. Distribusi Berat Plasenta
Pekanbaru tahun 2017. Bayi Baru Lahir di Klinik Swasta
Pekanbaru pada Bulan Juni-Juli
METODE PENELITIAN 2017
Jenis penelitian ini adalah Berat Frekuensi Persentase
penelitian analitis dengan desain No
Plasenta (n) (%)
observasional dan rancangan cross 1. Normal 24 68.6%
sectional. Populasi pada penelitian 2. Tidak 11 31.4%
ini adalah seluruh ibu bersalin Normal
dengan persalinan normal di Klinik Total 35 100%
Swasta, Pekanbaru pada bulan Juni
sampai dengan Juli 2017 dengan Tabel 3. Distribusi Berat Badan
jumlah sampel 35 responden, diambil Lahir Bayi di Klinik Swasta
dari seluruh populasi dengan Pekanbaru pada Bulan Juni-Juli
menggunakan teknik total 2017
sampling.Pengumpulan data
Berat
dilakukan dengan cara No Badan
Frekuensi Persentase
observasional. Setelah bayi dan (n) (%)
Lahir Bayi
plasenta lahir langsung dilakukan 1. Normal 31 88.6%
pengukuran diameter plasenta, 2. Tidak 4 11.4%
penimbangan berat plasenta, dan Normal
berat badan badan lahir bayi. Total 35 100%
Analisis data menggunakan uji chi-
square dengan derajat kepercayaan
90%. 2. Analisis Bivariat

Tabel 4. Hubungan Diameter


Plasenta dengan Berat Badan
Lahir Bayi di Klinik Swasta
Pekanbaru pada Bulan Juni-Juli
2017
Yulia Fitri, Hubungan Diameter Dan Berat Plasenta 77

Diame
Berat Badan Lahir
Bayi
P bahwa ukuran plasenta akan
No.
terPlase
n Normal
Tidak
Jumlah va
lue
OR
meningkat setara dengan
ta
n %
Normal
n % n %
peningkatan ukuran janin (Tegethoff
93. 3 10 et al, 2010).
1. Normal 28 2 6.7
Tidak
3
60. 40.
0 0
10
Hasil penelitian ini juga
2. 3 2 5
Normal 0 0 0 0.0
89
9.3
33
didukung oleh penelitian Afodun et
Jumlah 31
88.
4
11. 3 10 al (2015) yang berjudul
6 4 5 0
“PlacentalAnthropometric Features:
Maternal and Neonate
Tabel 5. Hubungan Berat Plasenta Characteristic in North Central
dengan Berat Badan Lahir Bayi di Nigeria” bahwa antropometri
Klinik Swasta Pekanbaru pada plasenta berhubungan dengan
Bulan Juni-Juli 2017 antropometri bayi. Salah satu
antropometri tersebut adalah
Berat Badan Lahir
P
diameter plasenta berhubungan
Bayi O
No.
Berat
Plasen Tidak
Jumlah va
R dengan berat badan lahir bayi.Hal ini
Normal lue
ta Normal juga sejalan dengan penelitian
n % n % n %
Ramdurg (2015) yang berjudul
95. 2 10
1. Normal 23
8
1 4.2
4 0 “Correlation of Placental
Tidak 72. 27. 1 10
2.
Normal
8
7
3
3 1 0 0.0 8.6 Parameters in Preeclampsia as a
82 25
88. 11. 3 10 Predictor of IUGR/Low Birth
Jumlah 31 4
6 4 5 0 Weight in Infants a Prospective
Study”. Pada penelitian
PEMBAHASAN tersebutdiameter plasenta diukur
1. Hubungan Diameter Plasenta pada usia kehamilan 36 minggu
dengan Berat Badan Lahir Bayi dengan USG. Hasil analisis
Pada penelitian ini ditemukan menunjukkan bahwa diameter dan
bahwa sebagian besar diameter ketebalan plasenta merupakan
plasenta adalah normal. Diameter predictor untuk bayi dengan berat
plasenta normal memiliki berat badan lahir rendah.Hal ini dapat
badan lahir bayi normal sebesar disimpulkan bahwa diameter
93,3%, lebih besar dibandingkan plasenta dapat digunakan dalam
dengan diameter plasenta tidak memprediksi masalah medis
normal yaitu sebesar 60,0%. Hasil termasuk masalah berat badan lahir
analisis menggunakan uji chi-square bayi karena keterkaitannya dalam
dengan derajat kepercayaan 90% mempengaruhi berat badan lahir
menunjukkan bahwa ada hubungan bayi.
antara diameter plasenta dengan Keterkaitan dari peran
berat badan lahir bayi (p=0,089). plasenta dalam mempengaruhi berat
Adanya hubungan diameter badan lahir bayi juga didukung oleh
plasenta dengan berat badan lahir Senapati et al (2015) dalam
bayi karena plasenta berperan untuk penelitiannya yang berjudul
pertukaran O2 dan transfer nutrisi “Morphometric Study of Placenta of
dalam pertumbuhan janin. Struktur Full Term New Born and Its Relation
dan fungsi plasenta akan menentukan to Fetal Weight: A Study in Tertiary
pertumbuhan janin, oleh karena janin Care Hospital of Odisha”. Dari hasil
mendapat nutrisi dari plasenta penelitian tersebut diketahui bahwa
(Roberts, 2008).Dapat diperkirakan parameter plasenta dari bayi berat
78 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 74-81

lahir rendah relatif rendah normal 3 diantaranya memiliki bayi


dibandingkan dengan bayi dengan berat badan normal. Menurut
normal.Penelitian ini juga peneliti, hal ini bisa saja disebabkan
menjelaskan bahwa peningkatan oleh faktor lain seperti kadar
ukuran plasenta secara signifikan hemoglobin (Hb) dalam darah.
berhubungan dengan berat badan ibu Menurut Wheeler et al, dalam
dan hal itulah yang menjadi faktor Surinati (2011) dijelaskan bahwa
berat badan lahir bayi. faktor penyebab yang
Ada beberapa faktor yang memungkinkan ibu hamil dengan
mempengaruhi berat badan lahir anemia melahirkan bayi dengan berat
bayi. Dari faktor internal yang dapat badan tidak normal adalah ibu hamil
mempengaruhi berat badan lahir bayi tersebut telah mengalami anemia
adalah umur ibu hamil, jarak sejak awal kehamilan, tapi pada
kehamilan, paritas, kehamilan ganda, penelitian ini tidak mengukur dan
kadar hemoglobin, status gizi ibu mengumpulkan variabel Hb dari
hamil, penyakit saat kehamilan, awal kehamilan. Selain itu jumlah
plasenta dan faktor eksternal seperti villus pada plasenta bisa saja juga
kondisi lingkungan, asupan zat gizi ikut mempengaruhi karena berkaitan
ibu hamil dan tingkat sosial ekonomi dengan proses suplai nutrisi oleh
ibu hamil, kebersihan dan kesehatan plasenta, tapi dalam penelitian ini
lingkungan serta ketinggian tempat juga tidak dilakukan perhitungan
tinggal (Kardjati, 2005; Kosim dkk, jumlah villus pada plasenta.
2010). Namun, menurut Guyton
(2008) yang berperan penting dalam 2. Hubungan Berat Plasenta
menentukan berat bayi lahir adalah dengan Berat Badan Lahir Bayi
peran plasenta dalam memberikan Pada penelitian ini ditemukan
suplai nutrisi pada janin. bahwa sebagian besar berat plasenta
Menurut asumsi peneliti, adalah normal. Berat plasenta normal
berat badan lahir bayi dipengaruhi memiliki berat badan lahir bayi
oleh plasenta, khususnya disini normal sebesar 95,8%, lebih besar
ukuran plasenta. Hal ini didukung dibandingkan dengan berat plasenta
dengan data umum responden yang tidak normal yaitu sebesar 72,7%.
menunjukkan suatu kondisi yang Hasil analisis menggunakan uji chi-
dianjurkan atau baik bagi ibu untuk square dengan derajat kepercayaan
hamil sehingga tidak mempengaruhi 90% menunjukkan bahwa ada
berat badan lahir bayi. Hal ini berarti hubungan antara berat plasenta
bahwa hasil penelitian dapat dengan berat badan lahir bayi
terhindar dari bias terhadap fakto- (p=0,082). Dari nilai OR juga
faktor lain yang dapat mempengaruhi menunjukkan bahwa plasenta dengan
berat badan lahir bayi. berat normal 8,625 kali lebih
Meskipun hasil analisis cenderung (OR=8,625) memiliki
menunjukkanada hubungan antara bayi dengan berat badan lahir normal
diameter plasenta dengan berat badan dibandingkan dengan berat plasenta
lahir bayi, tapi dari 30 plasenta yang tidak normal.
dengan diameter normal, 2 Hal tersebut diatas sesuai
diantaranya memiliki bayi dengan dengan teori bahwa salah satu
berat badan tidak normal. Selain itu penentu utama berat badan lahir bayi
dari 5 plasenta dengan diameter tidak adalah berat plasenta karena
Yulia Fitri, Hubungan Diameter Dan Berat Plasenta 79

makanan dan oksigen di Features: Maternal and Neonate


distribusikan dari ibu ke janin Characteristic in North Central
melalui plasenta (Guyton, 2008). Nigeria” bahwa berat plasenta sesuai
Plasenta akan bertambah luas dan dengan berat lahir dan terbukti
berat seiring pertambahan masa signifikan secara statistik. Hasil
kehamilan akibat bertambahnya penelitian ini juga didukung oleh
jumlah villus, sedangkan jumlah penelitian Yanti dan Sari (2012)
villus ini merupakan bagian yang tentang “Hubungan Berat Plasenta
penting dalam pertukaran makanan dengan Berat Badan Lahir di Rumah
dan oksigen serta zat-zat sisa janin. Bersalin Mutiara Bunda Padang
Jika villus makin luas, maka daerah Tahun 2012” dan Mukhlisan, dkk
pertukaran akan semakin luas untuk (2013) bahwa terdapat hubungan
menunjang kehidupan janin yang bermakna antara berat plasenta
(Cunningham, 2006). dengan berat badan lahir bayi.Selain
Pertumbuhan plasenta terjadi itu, didukung juga oleh penelitian
dengan pesat pada triwulan pertama Mahayana, dkk (2015) bahwa
kehamilan dan kecepatam plasenta termasuk ke dalam faktor
pertumbuhan mulai melambat di yang mempengaruhi kejadian BBLR.
bulan ke lima kehamilan, bahkan Hal ini sejalan dengan dengan teori
berhenti tumbuh saat telah sempurna, yang ada bahwa beberapa faktor
tetapi adakalanya plasenta dapat yang mempengaruhi berat badan
terus tumbuh dan meningkat lahir yaitu faktor plasenta, malnutrisi,
ukurannya jika berhadapan dengan infeksi dan genetik (Kosim dkk,
lingkungan maternal yang kurang 2010).
menguntungkan seperti terjadinya Menurut asumsi peneliti,
hipoksia intra uteri. Hal ini adanya ketidaksesuaian antara berat
dikarenakan plasenta yang hipoksia plasenta dengan berat badan lahir
mengalami penambahan sel dan bayi dikarenakan oleh faktor lain
peningkatan cabang arteri sebagai yang belum terdekteksi seperti kadar
bentuk adaptasi terhadap suplai O2 Hb dan jumlah villus plasenta.
yang berkurang oleh karena Namun, secara umum data responden
mekanisme tersebut janin dapat tetap dalam penelitian ini sesuai dengan
terpenuhi kebutuhan oksigen dan kriteria inklusi, sehingga berat badan
nutrisinya sehingga dapat tumbuh lahir bayi dihubungkan dengan faktor
normal. Namun berat plasenta akan plasenta dari segi diameter dan berat
bertambah (Lestari, 2006).Jadi berat plasenta.
plasenta sangat menentukan berat
badan lahir bayi, apabila berat KESIMPULAN
plasenta normal maka berat badan 1. Ada hubungan antara diameter
lahir bayi juga akan normal. Hal ini plasenta dengan berat badan lahir
dikarenakan plasenta merupakan bayi di Klinik Swasta Pekanbaru
salah satu sarana untuk pertukaran Tahun 2017 (p=0,089).
zat antara ibu dan janin maupun 2. Ada hubungan antara berat
sebaliknya. plasenta dengan berat badan lahir
Hasil penelitian ini sesuai bayi di Klinik Swasta Pekanbaru
dengan penelitian yang dilakukan Tahun 2017 (p=0,082).
oleh Afodun et al (2015) yang
berjudul “Placental Anthropometric
80 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, April 2017, hlm 74-81

SARAN Kesehatan Provinsi Riau,


1. Ilmiah Pekanbaru
Penelitian ini dapat menjadi
acuan untuk mengembangkan Guyton, A.C and Hall, J.E. 2008,
penelitian selanjutnya menjadi lebih Kehamilan dan Laktas. EGC,
spesifik dengan menambahkan Jakarta
jumlah sampel, mengukur dan
mengumpulkan kadar Hb di awal Kardjati, S, Alisjahbana, A dan
kehamilan, serta melakukan Kusim, J.A. 2005, Aspek
pemeriksaan diabetes mellitus pada Kesehatan dan GiziAnak Balita.
responden. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
2. Praktis
Bidan dan institusi pelayanan Kosim, M.S. dkk.2010, Buku Ajar
kesehatan lainnya dapat menjadikan Neonatologi, edisi 1. Balai
pengukuran diameter dan berat Penerbit IDAI, Jakarta
plasenta sebagai tindakan rutin
setelah bersalin untuk melengkapi Lestari, D.K. 2006, Proses
data rekam medis yang berguna Pembentukan Janin pada Daerah
untuk perencanaan asuhan jangka Ketinggian. Institut Pertanian
pendek maupun jangka panjang Bogor, Bogor
termasuk pencegahan bayi lahir
dengan berat badan tidak normal Mahayana, S.A, Chundrayetti, E dan
dengan pemenuhan nutrisi dan Yulistini. 2015, ‘Faktor Risiko
pemantauan rutin selama kehamilan. yang Berpengaruh terhadap
Kejadian Berat Badan Lahir
DAFTAR PUSTAKA Rendah’ Artikel Penelitian,
Afodun, A.M, Ajao, M.S and Enaibe, [Online].Dari :http://jurnal.fk.
B.U.2015,'PlacentalAnthropome unand.ac.id. [Agustus 2016]
tricFeatures:MaternalandNeonat
eCharacteristics in North Central Manuaba, I.B.G. dkk.2007,
Nigeria', Hindawi Publishing Pengantar Kuliah Obstetri.
Corporation EGC, Jakarta

Cunningham, F.G. et al.2006, Maryunani, A dan Nurhayati.2009,


Plasenta dan Membran Janin. Asuhan Kegawatdaruratan dan
EGC, Jakarta Penyulit padaNeonatus. Trans
Info Media, Jakarta
Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru.2016, Penyebab Mukhlisan, H, Liputo, N.I dan
Kematian Bayi di Ermawati. 2013, ‘Hubungan
KotaPekanbaru Tahun 2015. Berat Plasenta dengan Berat
Dinas KesehatanKota Badan Lahir Bayi di Kota
Pekanbaru, Pekanbaru Pariaman’ Jurnal Kesehatan
Andalas,
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. [Online].Dari
2015, Profil Kesehatan Provinsi :http://jurnal.fk.unand.ac.id.
Riau Tahun2014.Dinas [Agustus 2016]
Yulia Fitri, Hubungan Diameter Dan Berat Plasenta 81

Ramdurg, H. 2015, ‘Correlation of Yanti, E dan Sari, R. 2012,


Placental Parameters in 'Hubungan Berat Plasenta
Preeclampsia as a Predictor of dengan Berat Badan Lahir di
IUGR/Low Birth Weight in Rumah Bersalin Mutiara Bunda
Infants a Prospective Study’, Padang Tahun 2012’
Journal of Evolution of Medical
and Dental Sciences.

Roberts, B.K. et al. 2008, ‘Maternal


risk factor for abnormal placenta
growth’ The National
Collaboran Perinatal Projec,
[Online]. Dari : http://
www.biomedcentral.com.
[September 2016]

Senapati, S. et al. 2015,


‘Morphometric Study of
Placenta of Full Term New Born
and Its Relation to Fetal Weight:
A Study in Tertiary Care
Hospital of Odisha’, Journal of
Evolution of Medical and Dental
Sciences

Surinati, I.D.A.K. 2011, ‘Perbedaan


Berat Badan Lahir pada Ibu
Hamil Aterm dengan Anemia
dan TidakAnemia di RSUD
Wangaya Kota Denpasar’
[Online].Dari :http://www.
pps.unud.ac.id Diunduh pada
bulan Januari 2017

Tegethoff.et al. 2010, ‘Maternal


Psychosocial Stress During
Pregnancy and Placenta
Weight’, Evidence from a
National Cohort Study, PLoS
One

World Health Organization


(WHO).2013, Infant
mortality.Dari
:http://www.who.int/gho/child.
[Agustus 2016]

Anda mungkin juga menyukai