Anda di halaman 1dari 19

TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan

Dosen pengajar :
Ns. Heri Hermansyah S.Kep.,M.KM

Disusun oleh :
1. Andhini Gumiwang Distyanto
2. Ficka Khotimah
3. Kotimah Nur Laela
4. Reza Romdona

KEPERAWATAN REGULER C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


Jl. Lingkar Kadugede No.2 Kuningan Jawa Barat (0232) 875 847 fax : (0232) 875 123
Website : Stikku ac.id email : info@stikeskuningan.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah dicurahkan kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, para Sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau ‫ ﷺ‬sampai
hari Kiamat. Aamiin
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sistem Informasi
Keperawatan dengan judul “Teknologi Informasi Keperawatan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan Bapak Heri yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Jazakallahu Khair. Barakallahu
fiikum
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Kuningan, November 2019


Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
3. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Antropologi ........................................................................................ 3
2. Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli ......................................................... 4
3. Ruang Lingkup Antropologi ................................................................................. 5
4. Antropologi Dalam Kesehatan ............................................................................. 5
5. Pandangan Para Ahli Mengenai Antropologi Kesehatan ..................................... 7
6. Kegunaan Antropologi Kesehatan ........................................................................ 11
7. Pengertian Penyakit .............................................................................................. 12
8. Pandangan Para Ahli Antropologi Terhadap Penyakit ......................................... 13
9. Antropologi Kesehatan Terhadap Etiologi Penyakit ............................................ 15
1. Secara Personalistik ........................................................................................ 15
2. Secara Naturalistik.......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
2. Saran ..................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... ii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam
dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat
modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di
negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya,
rumah sakit rata-rata hanya menginvestasi sekitar 2% untuk teknologi informasi.
Misalnya seperti Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) disusun untuk
memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi serta digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. Dan tujuan ini adalah tujuan paling dasar
dalam pemanfaatan teknologi informasi/komputer. Sehingga, pemanfaatan teknologi
informasi/komputer harus menjamin sebuah pekerjaan menjadi lebih mudah, bukan malah
menjadi sulit. Aplikasi/sistem harus mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi
manajemen. SIMK bukan hanya sekedar mengganti dokumen manual menjadi
terkomputerisasi, tetapi lebih dari itu. Sebagai sebuah contoh, sistem mampu memfasilitasi
untuk memunculkan evidance base keperawatan. Mampu menampilkan laporan-laporan yang
dapat dijadikan rujukan akuntabilitas perawat, kinerja perawat, performa perawat, kompetensi
perawat dan lain-lain.
Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, teknologi
informasi mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara
manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-
share secara mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan
yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan
yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai

1
aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen
informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa.
Perkembangan ilmu keperawatan di dunia telah mencakup pada spesialisasi keperawatan
informatik. Area keperawatan ini belum populer di Indonesia, tetapi telah berkembang
dibeberapa negara seperti Amerika, Australia, Kanada, Inggris, dan beberapa negara maju
lainnya. Spesialis perawat informatik tersebut memiliki jenjang karir yang luas dan
berkembang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Informasi ?
2. Apa saja komponen dalam Teknologi Informasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Informasi dalam bidang keperawatan ?
4. Apa manfaat dari Teknologi Informasi dalam bidang keperawatan ?
5. Apa saja Teknologi Informasi dalam bidang keperawatan ?
6. Bagaimana dampak dari adanya Teknologi Informasi dalam bidang keperawatan ?
7. Apa hambatan dan kendala Teknologi Informasi dalam bidang Keperawatan ?

1.3 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Teknologi Informasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen Teknologi Informasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Teknologi Informasi dalam bidang keperawatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari Teknologi Informasi dalam bidang
keperawatan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui contoh dari Teknologi Informasi dalam bidang keperawatan.
6. Mahasiswa dapat mengetahui dampak dari Teknologi Informasi dalam bidang keperawatan
7. Mahasiswa dapat mengetahui hambatan dan kendala Teknologi Informasi dalam bidang
keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI


Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Informasi adalah hasil pemprosesan,
manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai
pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya.
Jadi, bila disimpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika,
terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja,
termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
Pengertian teknologi informasi adalah perolehan, pemprosesan, penyimpanan dan
penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf, gambar maupun suara dengan alat
elektronik berdasarkan kombinasi antara perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh
(telecommunications). Perlu di ketahui bahwa jika pada masa lalu penanganan informasi
mengandalkan pada kertas, artinya semakin banyak informasi semakin banyak kertas yang di
butuhkan atau di simpan sedangkan sekarang hal itu telah beralih ke”impulse”elektrik yang
berukuran mini dengan kemampuan simpan lebih besar di bandingkan dengan kertas. Contoh,
satu disket /flopdy/compact disk dapat memuat atau di isi sejumlah informasi setara dengan
satu buku berukuran sedang.

2.2 KOMPONEN TEKNOLOGI INFORMASI


Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara lain :
1. Komputer adalah mesin electronic yang mampu untuk membuat kalkulasi dengan
kapasitas yang besar dan sangat cepat.
2. Mikro elektronik adalah rancang bangun (desain) penerapan dan produksi dari peralatan
elektronik yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari komponen-komponen yang rumit.
3. Telekomunikasi adalah trasmisi informasi melalui kabel atau gelombang radio,
komponen-komponen utama akan di bahas secara rinci kemudian.

2.3 TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN

3
Menurut Goossen (1996) Informatika keperawatan: adalah upaya ilmiah multidisiplin
untuk analisis, formalisasi, dan pemodelan cara perawat mengumpulkan dan mengelola data,
memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan
berbasispengetahuan dan inferensi bagi perawatan klien, serta menggunakan pengetahuan
empirik dan berdasarkan pengalaman ini untuk memperluas wawasan dan meningkatkan
kualitas praktek profesional mereka.
Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan
manusia. Perkembangan teknologi mempunyai peran penting terhadap kehidupan manusia
termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat
untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari
hari yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup
sehari-hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh
konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan
yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif,
berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan
kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan
kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat
dengan baik. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tentunya perawat berhadapan dengan
berbagai macam kondisi klien. Pengalaman merawat klien ditatanan klinik menjadi sebuah
pengalaman berharga sebagai bekal dalam menjalankan pelayanan keperawatan yang
professional. Namun hal itu tentu tidak cukup, karena kondisi klien, pengetahuan klien yang
meningkat, dan mudahnya akses informasi melalui teknologi informasi yang saat ini
berkembang pesat, menuNtut perawat untuk juga mengembangkan diri untuk meningkatkan
profesionalis.

4
2.4 MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN
1. Membantu dalam Membangun Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR) secara luas
Sistem informasi rumah sakit sangat menolong untuk pertukaran informasi antar rumah
sakit.
2. Membantu dalam melakukan manajemen oleh perawat
Teknologi informasi dalam SIKM, dapat digunakan untuk membantu perawat dalam
menadta pasien, mengklasifikasikan pasien, catatan personal mengenai riwayat penyakit
pasien serta laporan bertahap menganai kondisi dari pasien yang dirawat.
3. Komputer juga dapat membantu pembuatan Sistem Klasifikasi Pasien
Dengan bantuan alat komputer, dapat membantu dalam menentukan kebutuhan tenaga
di ruang rawat, berguna juga untuk memantau klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien
adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat
diobservasikan oleh perawat.
4. Alat bantu rekam medik
Komputer di rumah sakit adalah membantu dalam penerapan rekam medis medis.
Pengertian rekam medis berbasis komputer secara prinsip adalah penggunaan database
untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien
di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis
pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG,
radiologi, dan lain-lain), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi
klinis.
5. Pengembangan E-Health di RS
Pengembangan E-Health di Rumah Sakit. Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan
untuk membantu pengembangkan program yang membantu dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik, mengambil data rekam
medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan melakukan kolaborasi dengan memberi
layanan jasa kesehatan lainnya secara real time melalui internet.

2.5 CONTOH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN


1. Komputer

5
Upaya pertama untuk memproses data dengan peralatan electronic di lakukan di
Amerika Serikat oleh Herman Hollerith pada decade 1890-an dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan akan cara lebih baik untuk mencatat dan menganalisis hasil sensus
di Amerika Serikat. Hollerith berpikir akan perlunya otomatisasi proses, dia bertolak dari
gagasan penemuan sebelumnya. Alat ini di namakan “punched card” oleh Charles
Babbage yang berkebangsaan Inggris. Holerith merakit berbagai komponen mekanis
electris dan mendisain suatu tabulator yang mampu ”membaca“ informasi yang di muat
dalam suatu card/kartu. Tabulator penemuan Hollerith tersebut bekerja sangat sukses,
karena berhasil mengurangi jam kerja sekitar 1/3 waktu yang di butuhkan orang untuk
menangani kegiatan bersangkutan.
Alat temuan Holerith ini untuk beberapa dekade telah membentuk dasar-dasar
pemrosesan data di bidang komersial. Berbagai upaya perintis untuk menciptakan mesin
yang dapat membantu pemecahan masalah atau computer dilakukan semasa perang dunia
ke 2, sejalan dengan usaha-usaha para ilmuwan negara-negara sekutu mencari cara untuk
memecahkan kode-kode pihak musuh.
Dengan pengembangan komputer terus berlangsung sampai decade 1960-an, kita
mengenal adanya computer dengan ukuran besar, biasanya di sebut ‘MAINFRAME’ alat
ini perlu di tempatkan dalam ruang khusus dan harus mempunyai ”AC”. MAINFRAME
sebagai mesin computer induk dilengkapi atau di hubungkan dengan beberapa mini
computer, masing-masing memerlukan tempat seukuran meja kantor dan juga perlu di
tempatkan dalam ruangan yang ber-AC. Jenis computer lain adalah micro computer
ukuranya lebih kecil dan lebih ringan daripada mini computer serta tidak memerlukan
lingkungan dan ruangan yang khusus
2. Personal Digital Assistants (PDA)
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah alat
komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer
individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain
sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email,
radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga
spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan
audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media

6
players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet
melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA
memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/touch screen)
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses
secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau
perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat
grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat
mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat
rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website,
dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan;
meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan
produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu
perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar
perawat secara umum masih "gaptek" tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai
bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau
dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari
dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba
dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar,
games, musik, dsb.
Salah satu keuntungan dari sistem ini adalah mengurangi pengulangan pertanyaan
terhadap data yang sama misalnya perawat cukup sekali menanyakan apakah pasien
merokok, meminum minuman keras atau alergi terhadap suatu obat, data tersebut akan
terekam dalam mobile device tersebut, sehingga apabila perawat memerlukan data
tersebut tinggal memanggil pada alat computer cart, PC tablet atau PDAs.
Kerugiannya adalah karena sistem ini menggunakan teknologi tinggi maka pada
penggunaanya dapat saja perawat lebih berlama-lama dengan memainkan mobile
devicenya dari pada waktu pemberian asuhan keperawatannya, kontak kepada pasien
menjadi kurang, dan kesan yang muncul adalah prilaku caring perawat terhadap pasien
menjadi tereduksi. Kerugian yang lain adalah penggunaaan system ini memerlukan biaya
yang cukup tinggi untuk pengadaan peralatan, system dan pelatihan penggunaan alat bagi

7
perawat. Dengan penggunan system ini juga memungkinakan terjadi penyalahgunaan data
pasien, oleh sebab itu sistem keamanan data yang ketat dibutuhkan untuk melindingi data
pasien.
Penerapan sistem ini harus mempermudah dan mengefektifkan proses pemberian
asuhan keperawatan, hal ini sesuai dengan definisi Sistem informasi manajemen menurut
ANA (Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuantentangstandar
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan
dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi
asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Teknologi informasi hanya berupa system pendukung bukan tujuan akhir, jadi
jangan sampai dengan adanya teknologi pemakaian mobile device ini malah menghambat
proses pemberian asuhan keperawatan.
Dengan penggunaan sistem Flo wireless mobile workstations ini perawat akan
banyak berinteraksi dengan peralatan komputer, bahkan hingga di hadapan pasien pun
perawat menggunakan komputer. Hal ini akan menimbulkan kesan pasien kurang
terperhatikan. Mempertahankan kontak dengan pasien dan tetap memperlihatkan prilaku
caring diperlukan untuk menyeimbangkan penerapan sistem ini.
3. Telehealth
Contoh alat kesehatan yang yang terintegrasi pada teknologi yang baru-baru saat
ini adalah Telehealth. Jenisnya ada dua, yaitu store forward dan real time teknologi.
1) Teknologi simpan dan sampaikan (store forward), gambar yang didapatkan dari
elektronik seperti x-ray, dapat dikirimkan sebagai spesialis untuk diinterpretasi.
Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat kelihatan
menggunakan teknologi ini.
2) Teknologi realtime, adalah teknologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi
dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi
dua arah menggunakan teknologi real time dalam telehealth. Teknologi realtime
memfasilitasi komunikassi dua arah baik audio maupun video, yang bbisa digunakan
dalam telehealth.

8
Salah satu bentuk telehealth adalah homecare, yaitu melangsungkan perawatan
menggunakan audio dan video interaktif antara pasien dan perawat tanpa harus bertemu
secara langsung. Telenursing adalah bagian dari telehealth, telenursing menawarkan
program kolaboratif dan mengurangi biaya pasien.
4. Augmented Reality
Salah satu bentuk teknologi lainnya dalam pelayanan kesehatan adalah teknologi
augmented reality, yaitu teknologi yang baru-baru ini merupakan terobosan baru di bidang
interaksi. Augmented reality adalah teknologi interaksi yang menggabungkan dunia nyata
dengan dunia maya. Tujuan penggunaan augmented reality ini menambahkan pengertian
dan informasi pada dunia nyata dimana sistem augmented reality mengambil dunia nyata
sebagai dasar dan menggabungkkan beberapa teknologi dengan menambahkan data
konsektual agar pemahaman seseorang menjadi jelas.
Di dalam bidang kesehatan, teknologi augmented reality dapat diterapkan adalah
simulasi bedah jantung. Dengan teknologi ini calon dokter ataupun petugas kesehatan
dapat belajar sebelumnya atau mengembangkan ilmunya dengan menggunakan perangkat
simulasi yang diintegrasikan dengan teknologi augmented reality.
Beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan augmented reality adalah:
1. Komputer
2. Head Mounted Display (HMD)
3. Marker
Komputer digunakan untuk mengendalikan semua proses yang akan terjadi dalam
sebuah aplikasi. Penggunaan komputer ini disesuaikan dengan aplikasi yang ingin
digunakan. Head Mounted Display (HMD) merupakan perangkat keras yang digunakan
sebagai display atau monitor yang akan menampilkan obyek 3D atau informasi yang ingin
disampaikan oleh sistem. Marker merupakan gambar dengan warna hitam dan putih
berbentuk persegi.
Implementasi teknologi augmented reality ini telah berkembang dengan pesat.
Beberapa bidang yang telah menggunakan teknologi augmented reality adalah bidang
militer, kesehatan, pendidikan dan dunia industri. Selain itu teknologi augmented reality
implementasinya di bidang kedokteran atau bidang medik adalah membuat sebuah sistem
operasi virtual. Operasi atau bedah virtual ini bertujuan untuk membantu para tenaga

9
medik untuk belajar sebelum melaksanakan operasi secara nyata. Informasi yang
terpasang dalam sistem augmented reality akan membantu dokter maupun tenaga medis
dalam bertindak. Dengan menggunakan augmented reality ini maka seorang dokter dapat
mensimulasikan terlebih dahulu sebelum melakukan proses operasi. Sehingga diharapkan
hasil dari operasi akan berjalan lancar dan dapat mengurangi kesalahan.
Penggunaan teknologi augmented reality dapat membantu manusia dalam
memecahkan suatu permasalah dalam mengunakan atau mempelajari sesuatu. Dengan
menggunakan teknologi ini diharapkan pengguna dapat berinteraksi secara nyata dengan
benda virtual yang telah di gabungkan dengan kondisi atau keadaan di dunia nyata.
Dengan demikian pengguna akan mendapatkan pengalaman baru dalam berinteraksi
dengan sistem yang dibuat. Proses interaksi yang dimaksud adalah user akan merasakan
langsung obyek yang akan di pelajari.

2.6 DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEPERAWATAN


 Dampak Positif
1. Peningkatan mutu pelayanan
Dengan adanya internet, akan mempermudah dalam mencari informasi sehingga
memungkinkan bagi perawat untuk senantiasa mengupdate keilmuan melalui internet
dengan mengakses berbagai perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang
berkaitan dengan bidang pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang meliputi
pelayanan terhadap masyarakat mulai dari tahap promotif, preventif, ceratif sampai
rehabilitative. Dengan adanya akses internet yang mudah digunakan oleh siapa saja,
maka perawat bisa menggunakan media internet sebagai promosi kesehatan yang bisa
efektif dan bisa diakses oleh siapapun.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
Menjalankan praktik keperawatan diruang perawatan berdasarkan evidence based
menjadi sebuah tuntutan karena hal ini merupakan upaya signifikan dalam
memperbaiki pelayanan kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya dan manfaat
(cost-benefit effectiveness). Menurut sebuah studi meta-analysis terhadap berbagai
laporan penelitian keperawatan yang dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson
(1988), menjumpai bahwa pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan
10
bersumber dari riset memiliki luaran yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien
yang hanya mendapatkan intervensi standar. Praktik pelayanan kesehatan yang
berdasarkan fakta empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan cara
menurut fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam
tindakan preventif, pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.
3. Pengembangan pelayanan keperawatan
Tuntutan pelayanan keperawatan yang profesional dari masyarakat menuntut
perawat untuk mengupdate pengetahuannya dan menjalankan asuhan keperawatan
berdasarkan evidence based. Perawat yang bekerja di ruangan mempunyai keterbatasan
waktu untuk bisa mengakses evidence based tersebut. Beberapa artikel tentang akses
internet ditempat kerja menunjukkan bahwa adanya akses internet akan membantu
perawat dalam mengakses evidence based walau adanya keterbatasan waktu karena
mereka dapat melakukannya dengan cepat. Hal ini akan membantu perawat
meningkatkan kepercayaan diri, ketrampilan dalam memberi asuhan dan memperoleh
informasi dari beberapa rekan dari belahan dunia lainnya.
4. Sarana perpustakaan
Selain hal-hal tersebut diatas, internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan
Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Websites dari perpustakaan kelas dunia.
Dalam Situs ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online
maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut
mulai dari kesehatan, ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama
dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisisasi : terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
2. Kualitas : meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien
dalam satu lokasi. Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari
dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang
berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam

11
pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat
mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas
dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu
diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat
telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan
penilaian kritis penting untuk profesional perawat (Docker, et all.,2003).
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawatan
yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut
tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan. Sering kita menemukan
dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas
catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari
proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk mendukung proses
keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam
dokumentasi. Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga
memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan
penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller,
et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat
dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-
DIO). Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi
keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut
maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui
pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan
intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi, dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan
keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan
diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus
dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik (Mueller, et all.2006).
Selain itu adapun pengaruh dari teknologi telenursing yaitu aplikasi telenursing dapat
diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon

12
triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home
care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah,
glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui sistem interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk
menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana
mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara
khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan
kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien
dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management
penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan
memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan
dengan individu pasien dan keluarganya.
 Dampak Negatif
1. Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut,
karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.
2. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan
yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan
secara online (misal tele-health), tanpa harus tatap muka.
3. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data.
4. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan faktor lainnya)
5. Dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan,
diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan
dan keterampilan perawat menggunakan komputer.

13
2.7 HAMBATAN DAN KENDALA TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN
Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan
teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf
pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan
demografis) problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai
aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali
menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang
menjadi lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek
pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah
masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi
TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah
kecurigaan terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privasi data medis.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting, terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di
penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan memberikan kontribusi pada
efektifitas pelayanan kesehatan. Namun demikian untuk mengaplikasikan teknologi tersebut
dalam pelayanan banyak hambatan dan kendala yang dihadapi misalnya : sumberdaya
manusia, finansial, kebijakan, dan faktor keamanan. Terkait perkembangan teknologi
informasi dan perkembangan pelayanan kesehatan saat ini tentunya akan berimbas pada
tenaga kesehatan dan instansi pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan diharapkan menyadari
pentingnya penerapan teknologi dalam pelayanan kesehatan dan mau belajar untuk bisa
menerapkannya.
Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan sangat diperlukan untuk
mengembangkan kualitas kesehatan dan keperawatan. Teknologi dan sistem informasi yang
canggih mampu menunjang pendokumentasian data klien dan penyembuhan pasien pada
penyakit tertentu, juga dapat membantu meringankan beban pekerjaan tenaga kesehatan.
Dengan adanya teknologi dan sistem informasi yang canggih ini juga mampu
meminimalisir adanya kesalahan-kesalahan. Sehingga sangat dibutuhkan dibangunnya sistem
informasi kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar
jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah
daerah dan jaringan informasi di pusat.
3.2 SARAN
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu
sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila di
bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal.Untuk membenahi hal tersebut
maka harus di butuhkan solusi cerdas.

15
DAFTAR PUSTAKA
http://teknologiinformasikeperawatan.blogspot.com/. Diakses pada tanggal
https://docplayer.info/48826702-Makalah-pemanfaatan-teknologi-dalam-keperawatan-teknologi-
dan-sistem-informasi-dalam-dunia-kesehatan-dan-keperawatan-oleh.html
https://id.scribd.com/document/361833250/Makalah-Peran-Tekhnologi-Informasi-Bagi-
Layanan-Pemberian-Asuhan-Keperawatan
https://kartika96.wordpress.com/2013/09/22/pemanfaatan-teknologi-dan-informasi-dalam-
bidang-keperawatan/
http://sasminurse.blogspot.com/2012/01/teknologi-informasi-di-bidang.html
http://rizkaamelianti.blogspot.com/
http://kenzodanishrds6.blogspot.com/

iii

Anda mungkin juga menyukai