Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGENALAN IT MEDIK
MATA KULLIAH IT MEDIK
BDL6403P

DOSEN PENGAMPU :
TAUFIK HIDAYAT, ST., MT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


1. AJENG SUKMA KARIRA (201091001)
2. ANANDA AMALIA PUTRI ARINTOKO (201091002)
3. NURITA (201091010)
4. YUNNI LESTARI DWI PUTRI (201091057)
5. ZAHRA AYU PUTRI SOPIANTO (201091058)

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya


dengan izin,rahmat dan kuasa-Nyalah kami masih diberikan kesehatan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ PENGENALAN IT MEDIK
”.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata
Kuliah IT Medik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita khususnya mengenai pengenalan IT
Medik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap dan kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Pontianak, 13 September 2022


Penyusun

Kelompok 1

ii
Daftar Isi

Cover....................................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Sejarah IT Medik.....................................................3
2.2 Potensi yang Dimiliki IT Medik.......................................................5
2.3 Peran “User” yang Terlibat dalam IT Medik....................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era global sekarang ini, kebutuhan informasi sudah menjadi
kebutuhan umum masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat yang tinggal di
desa yang jauh dari kota. Teknologi informasi sudah tidak lagi dinikmati oleh
sebagian orang yang bertaraf hidup tinggi, tetapi masyarakat menengah ke
bawah pun sudah bisa menikmatinya. Hal ini terbukti dengan ditemukannya
alat telekomunikasi HP di berbagai pelosok pedesaan. Bukti ini menunjukkan
bahwa masyarakat sudah berkeinginan untuk dapat berkomunikasi secara
cepat dan memperoleh informasi dari berbagai tempat tidak hanya di
Indonesia, tetapi bisa sampai ke manca negara.
Kombinasi alat komunikasi yang ada sekarang ini dengan media
pendukung berupa komputer akan memiliki nilai tambah dan memungkinkan
orang untuk menyimpan data lebih banyak. Di samping itu, kelengkapan
fasilitas yang ada dalam komputer sangat membantu pemenuhan kebutuhan
informasi dan telekomunikasi.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah menyebar ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan merupakan
bidang yang bersifat information-intensive, tetapi teknologi informasi relatif
tertinggal. Di sisi lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi
merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi
masalah arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini
merupakan bagian penting dalam manajemen informasi. Dengan
perkembangan pengetahuan yang begitu cepat ( lebih kurang 750.000 artikel
terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun ), dokter akan tertinggal
jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengupdate perkembangan
terbaru.
Teknologi informasi telah diaplikasikan pada bidang medis. Banyak
rumah sakit menggunakan sistem informasi untuk menangani transaksi yang
berhubungan dengan karyawan, juru medis, dan pasien. Pemanfaatan
komputer dalam kesehatan ini berawal dari otomatisasi di bidang administatif,

1
dilanjutkan

2
dalam produktivitas secara departemen misalnya di dalam laboratorium
pemberdayaan dalam kesehatan. Sistem informasi saat ini diperluas bukan
hanya pada pemakaian internal, melainkan juga pemakaian eksternal
( pengunjung ) agar pasien yang sedang menginap di rumah sakit dimudahkan
untuk mencari data. Teknologi informasi juga diterapkan pada peralatan-
peralatan medis, misalnya pada CT scan ( Computer Tomography ) dan juga
USG.
Perkembangan teknologi di bidang kesehatan berimplikasi pada
perkembangan jenis penyakit dan banyaknya macam dan jenis obat.
Ketersediaan informasi obat yang akurat, benar, dan up to date merupakan
kebutuhan bagi penyedia layanan kesehatan pasien dan masyarakat. Namun,
dalam perkembangannya, masih terdapat kendala misalnya mengenai letak
geografis dan perbedaan pendidikan yang memungkinkan kurang optimalnya
kualitas layanan kesehatan. Untuk itu, masyarakat memerlukan pengenalan
mengenai teknologi informasi yang digunakan dalam bidang kesehatan agar
kemudahan untuk mengakses layanan kesehatan berjalan efektif, sehingga
dapat meningkatkan kualitas medis di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan sejaran IT Medik ?
2. Bagaimana potensi yang dimiliki IT Medik ?
3. Bagaimana peran “User” yang terlibat dalam IT Medik ?
1.3 Tujuan
1. Umum
Mengetahui pandangan ilmu IT Medik ke dalam ilmu kesehatan
terutama kebidanan.
2. Khusus
Mengetahui bagaimana pengenalan IT Medik dalam praktik
kebidanan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Sejarah IT Medik


A. Pengertian Tekhnologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia
yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi,
menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains
(science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi
mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling
berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita
tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada
dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu
terhadap lainnya. Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161)
adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban.
Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat
mempertahankan struktur- struktur politik dan sosialnya atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan
eksternal suatu epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik,
intelektual dan budaya serta
memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban.
Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada
akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari
pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo
(1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi,
energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk mengenai
peralatan teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan
peralatan untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil
sains.
Seringkali diadakan pemisahan, bahkan pertentangan antara sains
dan penelitian ilmiah yang bersifat mendasar (basic science and
fundamental) di satu pihak dan di pihak lain sains terapan dan penelitian
terapan (applied science and applied research). Namun, satu sama lain

4
sebenarnya harus dilihat sebagai dua jalur yang bersifat komplementer
yang saling melengkapi, bahkan sebagai bejana berhubungan; dapat
dibedakan, akan tetapi tidak boleh dipisahkan satu dari yang lainnya
(Djoyohadikusumo 1994, 223).
Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti makna
„sains‟, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi,
berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal
kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali
digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah
pembahasan sistematis atas „seni terapan‟ atau pertukangan, dan 4
berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada abad
ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan
mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material. Yang berarti
suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian
besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan
hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti
dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai „kumpulan
alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah
terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan
pengulangan.
Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra (107) teknologi jauh lebih tua
daripada sains. Asal-usulnya pada pembuatan alat berada jauh di awal
spesies manusia, yaitu ketika bahasa, kesadaran reflektif dan kemampuan
membuat alat berevolusi bersamaan. Sesuai dengannya, spesies manusia
pertama diberi nama Homo habilis (manusia terampil) untuk
menunjukkan kemampuannya membuat alat-alat canggih.
Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh Toynbee (2004,
35) teknologi merupakan salah satu ciri khusus kemuliaan manusia
bahwa dirinya tidak hidup dengan makanan semata. Teknologi
merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi non material kehidupan
manusia. Teknologi, lanjut Toynbee (2004, 34) merupakan syarat yang
memungkinkan konstituen-konstituen non material kehidupan manusia,
yaitu perasaan dan pikiran , institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah

5
sebuah manifestasi

6
langsung dari bukti kecerdasan manusia. Dari pandangan semacam itu,
kemudian teknologi berkembang lebih jauh dari yang dipahami sebagai
susunan pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis atau sebagai sesuatu
yang dibuat atau diimplementasikan serta metode untuk membuat atau
mengimplementasikannya.
B. Pengertian Tekhnologi Informasi
Teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu
Anda untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi. (Haag dan Keen:1996)
Dalam hal ini, TI dianggap alat yang digunakan untuk pekerjaan yang
berkaitan dengan informasi. Pengolahan informasi yang dihasilkan
diproses menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat ini adalah komputer
beserta software-software pendukungnya. Teknologi Informasi yang
tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk
memproses dan menyimpan informasi melainkan juga mencakup
teknologi komunikasi untuk 5 mengirimkan informasi (Martin:1999).
IT tidak hanya sebagai teknologi komputernya saja yang
dipergunakan untuk pemrosessan dan penyimpanan data. Pengertiannya
lebih luas lagi, karena teknologi komunikasi digunakan untuk melakukan
pengiriman informasi. Teknologi Informasi merujuk pada seluruh bentuk
teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah,
dan untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala bentuknya (Mc
Keown:2001) Cukup jelas di sini bahwa Teknologi Informasi mencakup
keseluruhan bentuk teknologi yang digunakan untuk memproses
informasi. Bentuknya bisa bermacam-macam layaknya komputer sebagai
alat yang multimedia. Didukung oleh perangkat lunak yang sesuai
dengan pengolahan informasi tersebut.
2.2 Potensi yang Dimiliki IT Medik
A. Peran Tekhnologi Informasi di Bidang Kesehatan
Ketersediaan informasi obat yang akurat, benar, dan up to date
merupakan kebutuhan bagi penyedia layanan kesehatan untuk pasien
dan masyarakat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
banyak

7
berperan dalam dunia kesehatan antara lain : untuk urusan adminstrasi,
obat-obatan, diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien),
serta penelitian. Selain itu, peran teknologi informasi lainnya yaitu
sebagai pusat informasi kesehatan (Health Information Center), sebagai
penyedia informasi yang terpercaya (reliable) dan mampu untuk
memetakan kondisi kesehatan masyarakat, melakukan analisis kesehatan
berdasarkan data yang komprehensif dari semua unit-unit kesehatan,
melakukan pemantauan dan pengendalian masalah kesehatan melalui
Health Monitoring System, konsultan kesehatan bagi masyarakat, baik
secara online (web) maupun offline.
“Untuk penanganan yang lebih efisien dibutuhkan suatu
koordinasi antar unit pelayanan kesehatan dimana pasien itu didiagnosa
ke tempat-tempat dimana pasien tersebut akan dirujuk sehingga
penaganan dapat lebih tepat dan efisien tanpa terdapat
redudansi”(Irawan 2006:3).Pada tahapan saat ini telah dilakukan
identifikasi layanan- layanan unggulan bidang kesehatan dengan
karakteristik yang dimiliki, antara lain: berorientasi pada kebutuhan
masyarakat, berpotensi untuk dikembangkan (high potential), layanan
inovatif (strategic), efektif dan integritas (key operational), dan
menciptakan efisiensi (support). Selanjutnya dilakukan pengembangan
aplikasi web berdasarkan layanan unggulan yang diidentifikasi. Sistem
yang dirancang akan menghubungkan jaringan Rumah Sakit yang
bekerjasama dan menyimpan data keberadaan peralatan kesehatan serta
ruangan yang tersedia di masing-masing rumah sakit pada saat tertentu.
Data ini kemudian dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan
layanan unit gawat darurat melalui fasilitas tertentu seperti situs web
serta SMS. DGS bidang kesehatan yang dihasilkan saat ini bersifat
informatif kepada masyarakat dan layanan interaktif untuk layanan
registrasi online tenaga kesehatan.
B. Manfaat Tekhnologi Informasi
Seperti yang telah dijabarkan di atas, peranan dan aplikasi
komputer dalam bidang kesehatan sangatlah banyak. Komputer secara

8
tidak langsung telah membantu manusia untuk mengetahui penyakit
yang dideritanya hingga sampai pada tahap penyembuhan. Sebagai
kesimpulannya, manfaat dari penerapan komputer dalam bidang
kesehatan di tiap-tiap aplikasinya antara lain sebagai berikut :
 Mendiagnosa suatu penyakit dan menentukan obat yang cocok
 Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia
 Memonitoring status pasien, merecord data pribadi pasien dan
riwayat penyakit pasien
 Melakukan penelitian ilmiah yang diperlukan
 Memasukkan, menyimpan, menggelompokkan dan mengolah data –
data secara cepat dan mudah
 Mendeteksi DNA seseorang
 Mengecek dan mengethaui hasil tes darah di laboratorium
 Sebagai alat Bantu dalam pemeriksaan medis
C. Contoh Penggunaan Tekhnologi di Bidang Kesehatan
Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ –
organ tubuh :
 System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk
menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ
tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.
 System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat
gambar dari berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
 SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) merupakan
sistem komputer yang mempergunakan gas radiokatif untuk
mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk
gambar.
 PET (Position Emission Tomography) merupakan sistem komputer
yang menampilkan gambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
 NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa
dengan cara memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom
hydrogen.
 USG (Ultra Sonography) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran
yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara

9
yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang
kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupa gambar
dua dimensi atau tiga dimensi.
 Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara
komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagital,
paling kecil jarak antara potongan 3 mm.
 Magnetic Resonance Imaging ( M R I ) adalah alat untuk
pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan
tranversal, coronal dan sagita.
D. Contoh Penggunaan IT Medik di Bidang Kebidanan
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan alat yang berguna
untuk mendapatkan informasi detail dari perkembangan janin. USG
adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi
yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan
dalam layar monitor.
Pemeriksaan USG ini tidak menimbulkan bahaya bagi ibu
maupun janin. Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah sering
diteliti dan tidak pernah terbukti ditemukan suatu masalah. Tidak seperti
X-ray yang berbahaya bagi bayi, pemeriksaan USG mencakup
penggunaan gelombang suara yang berfrekuensi tinggi yang dibuat
dengan memasang pengubah arus pada suatu alat yang disebut
transduscer.
Transducer inilah yang akan menerima dan mengirimkan
gelombang suara. Transducer tersebut bergerak di atas gel yang sudah
dioleskan di atas perut ibu hamil, dan mengumpulkan gelombang suara
echo ketika memantul pada bayi, kemudian komputer akan
menerjemahkan ke dalam gambar. Keadaan seperti itu dapat
diilustrasikan seperti radar yang digunakan pesawat udara atau kapal
selam untuk menciptakan gambaran tanah lapang di kegelapan malam
ataupun di dasar lautan. Perangkat USG terdiri dari transducer, monitor,
dan mesin USG.

1
Transducer adalah komponen USG yang yang ditempelkan pada
bagian tubuh yang akan diperiksa (misalnya dinding perut atau dinding
poros usus besar) pada pemeriksaan prostat. Di dalamnya juga terdapat
kristal untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
transducer. Monitor merupakan perangkat yang digunakan untuk
menampilkan display hasil USG dan mengetahui arah dan gerakan
jarum menuju sasaran. Mesin USG merupakan bagian dari USG yang
berfungsi untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang
(berfungsi sama seperti CPU pada PC).
Sejak tahun 1961 USG dilakukan dalam dunia kedokteran
kandungan. USG merupakan salah satu imaging diagnostik (pencitraan
diagnostik) untuk memeriksa alat-alat atau organ tubuh dalam manusia,
di mana pemeriksaan itu bisa digunakan untuk mempelajari bentuk,
ukuran anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.
Pemeriksaan USG memberikan informasi detail dari
perkembangan janin dalam kandungan. Penggunaan USG 2D sebagai
alat pemeriksa kondisi janin bayi dirasa masih belum memuaskan
hasilnya, akhirnya ditemukan model alat USG baru seperti USG 3D, 4D,
dan Doppler. Prinsip kerja dari USG-USG yang baru ini sama halnya
dengan USG 2D hanya saja gambar yang ditampilkan oleh monitor
sedikit berbeda. Tentunya karena alat yang berkembang kini semakin
canggih.
2.3 Peran “User” yang Terlibat dalam IT Medik
Dalam pembuatan suatu sistem informasi manajemen dibutuhkan
peran seorang progammer dan designer dimana dalam hal ini adalah
perekam medis. Perekam medis memiliki peran sebagai jembatan yang
menghubungkan antara seorang programmer dengan fasilitas pelayanan
kesehatan. Apa yang dibutuhkan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan
diimplementasikan dalam sebuah desain oleh seorang perekam medis
sehingga dapat dipahami dengan baik oleh seorang programmer. Sehingga
sistem informasi manajemen yang dibutuhkan dapat tepat guna. Seorang
perekam medis dapat mendesain sebuah rancangan program melalui
aplikasi GUI. Aplikasi ini sangat mudah untuk digunakan bahkan untuk

1
pemula. Aplikasi ini berekstensi .dui. Dalam aplikasi GUI terdapat menu
menu atau icon yang dapat di lepas-pasang sesuai dengan kebutuhan.
Aplikasi ini sangat membantu seorang programmer dalam pembuatan
sebuah sistem informasi manajemen (SIM).
Oleh karena itu, teknologi informasi di bidang kesehatan sangatlah
penting. Terutama untuk pembuatan sistem informasi manajemen suatu
fasilitas pelayanan kesehatan. Proses penginputan data rekam medis pasien
dapat berlangsung lebih cepat, efektif dan efisien tentunya. Di samping
kelebihan pastilah ada kekurangan. Dalam pemakaian sebuah sistem
informasi manajemen di suatu fasilitas pelayanan kesehatan, tingkat
keamanan data rekam medis pasien belum dapat dijamin. Namun, secara
keseluruhan penggunaan teknologi informasi di bidang kesehatan ini akan
sangat membantu dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Era reformasi merupakan periode yang melibatkan banyak
informasi dalam pengambilan keputusan, baik oleh individu, perusahaan,
maupun instansi pemerintah. Informasi sudah semakin mudah diperoleh,
sudah semakin bervariasi bentuknya dan semakin banyak pula
kegunaannya (Wahyu,2004).
Informasi tersebut akan lebih tertata jika terdapat adanya sebuah
teknologi yang dapat memuatnya, misalnya teknologi informasi. Teknologi
informasi merupakan salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat
saat ini. Contohnya penggunaan komputer sebagai salah satu
prasarana dalam mengolah informasi yang dapat menghasilkan output lebih
baik.
Rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya tentunya
membutuhkan suatu sistem informasi yang cukup memadai untuk
meningkatkan pelayanan kesehatannya. Pengelolaan data di suatu sarana
pelayanan kesehatan menjadi komponen penting dalam mewujudkan suatu
sistem informasi pada sarana pelayanan kesehatan. Dapat dikatakan begitu
penting karena data di suatu rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan
jika sudah diolah menggunakan suatu sistem informasi maka tingkat
human

1
error akan dapat diminimalisasi. Jika suatu data rekam medis pasien di
sebuah sarana pelayanan kesehatan masih diolah secara manual, maka
kualitas pelayanan kesehatannya menjadi rendah. Pelayanan akan
berlangsung lebih lama, banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam
penulisan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dengan adanya suatu
teknologi informasi yang ada sekarang ini, pengolahan data rekam medis
pasien dapat dirubah dari yang manual menjadi elektronik. Selain lebih
cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat.
Teknologi informasi pada sarana pelayanan kesehatan dapat
diwujudkan dalam suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen (SIM). Jika
sarana pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit, maka sistem
informasi manajemennya disebut SIMRS. Jika sarana pelayanan kesehatan
tersebut adalah puskesmas, maka sistem informasi manajemennya disebut
SIMPUS. Sistem informasi manajemen dapat digunakan oleh tenaga
kesehatan, baik dokter, perawat maupun perekam medis itu sendiri.
Dengan adanya SIM di suatu sarana pelayanan kesehatan akan sangat
membantu dalam peningkatan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Sehingga akan tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Dalam sistem informasi manajemen minimal harus memuat :
1. Pendaftaran pasien, baik rawat inap, rawat jalan, maupun Instalasi gawat
darurat yang diisi oleh tenaga rekam medis. Dalam menu ini terdapat
input data mengenai data sosial pasien seperti nama, nomor rekam medis,
nomor registrasi, alamat, tempat dan tanggal lahir, dan lain sebagainya.
2. Terdapat menu input pelayanan yang digunakan/diisi oleh tenaga
kesehatan. Dalam menu ini tenaga medis menginputkan pelayanan apa
saja yang telah diberikan kepada pasien.
3. Menu cari pasien. Menu ini digunakan untuk mencarai data pasien, bisa
melalui nomor rekam medisnya, nama maupun alamat.
4. Menu pelaporan. Pelaporan merupakan hal yang penting dalam suatu
fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaporan dapat digunakan untuk
mengevaluasi pelayanan kesehatan yang telah diberikan suatu fasilitas

1
pelayanan kesehatan. Dalam pelaporan juga dapat dilihat data 10 besar
penyakit di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dan lain sebagainya.

1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mengingat teknologi yang kian berkembang pesat dari waktu ke waktu, tidak
bisa dipungkiri jika dunia kesehatan atau medis juga membutuhkan bantuan
teknologi. Penggunaan teknologi di dalam dunia kesehatan atau medis tidak hanya
bisa membantu memudahkan ahli medis saja, melainkan teknologi juga bisa
membantu menghemat tenaga, jauh lebih efisien, hingga meminimalisir resiko
terjadinya kesalahan data.
Teknologi di dalam dunia kesehatan atau medis, akan menunjukkan
taringnya dalam beberapa tahun ke depan. Sementara itu, bagi layanan kesehatan
yang tidak menggunakan bantuan teknologi, rasanya sangat mungkin akan jauh
ketinggalan dengan layanan kesehatan yang sudah berbasis teknologi. Seperti yang
kita ketahui, orang-orang di negara maju bisa memiliki taraf hidup yang lebih baik
dan lebih layak, karena dunia kesehatan atau medis di negara maju, sudah didukung
oleh peranan teknologi yang begitu luar biasa.
Hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah (PR) tersendiri mengenai
pemanfaatan teknologi di negara-negara berkembang, demi meningkatkan kualitas
hidup masyarakatnya. 3.2 Saran Dengan melihat perkembangan teknologi yang
berkembang begitu cepat dari waktu ke waktu, maka seorang ahli medis haruslah
handal untuk bisa berbasis teknologi, mulai dari mengoperasikan, hin .
3.2 Saran
Dengan melihat perkembangan teknologi yang berkembang begitu
cepat dari waktu ke waktu, maka seorang bidan haruslah handal untuk bisa
berbasis teknologi, mulai dari mengoperasikan, hingga mendapatkan output
(keluaran) dari teknologi tersebut dalam membantu memudahkan pekerjaan
bidan. Jika banyak layanan kesehatan di Indonesia yang sudah menerapkan
teknologi, bukan tidak mungkin negara Indonesia ini bisa menyaingi negara
maju, dalam hal taraf hidup masyarakatnya. Bahkan, bisa meminimalisir
orang-orang yang hendak berobat ke luar negeri, karena Indonesia sendiri
sudah banyak teknologi, apabila memang benar-benar banyak yang
mengaplikasikannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Andrean. (2015). Jurnal Informatika, Vol. 9, No. 1, Jan 2015 : Media Informasi
Kesehatan Bagi Masyarakat Menengah Berbasis SMS Gateway Irawadi
Buyung, 9 (1), pp. 999-1009
D.Prasanti, et al. (2018) ‘PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM SISTEM E-HEALTH “alodokter.com”’, Jurnal
Sosioteknologi, 17(1), pp. 93–103. doi:10.5614/sostek.itbj.2018.17.1.9.
Komalasari, R. (2020) ‘Manfaat Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Masa
Pandemi Covid 19’, Tematik, 7(1), pp. 38–50.
doi:10.38204/tematik.v7i1.369.
Leonitam E. and Jalinus, N. (2018). Peran Media Sosial Dalam Upaya Promosu
Kesehatan : Tinjauan Literatur, Invotek : Jurnal Inovasi Vokasional dan
Teknologik, 18(2), pp 25-34. Doi : 10.24036/invotek.vl8i2.261

Anda mungkin juga menyukai