Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembangunan masyarakat supaya

lebih produktif dan efisien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi yang telah

berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan

secara tradisional, atau yang dikenal dengan "teknologi tepat guna" atau teknologi

sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan

dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.

Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan

tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan

sosial ekonomi masyarakat tersebut. Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna

perlu disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada

keadaan lingkungan geografis atau kehidupan masyarakat yang

bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan barang baru bagi

masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat tentang nilai

dan kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern dan

diperkenalkan dengan maksud agar masyarakat yang bersangkutan dapat merubah

kebiasaan tradisional dalam proses pembangunan atau peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Peralatan medis berkisar dari item yang sederhana seperti stik sampai

peralatan yang lebih kompleks, seperti ventilator. Mereka mewakili beberapa

teknologi yang paling inovatif yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir.

1
Sebuah peralatan medis didefinisikan sebagai setiap item yang digunakan untuk

mendiagnosa, mengobati, atau mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang

bukan obat, biologis, atau makanan. Amerika resmi Serikat (AS) definisi

'perangkat' istilah dapat ditemukan dalam Federal Makanan Obat & Kosmetik Act

(1998) ditegakkan oleh Food and Drug Administration (FDA), sebuah lembaga

dari Departemen Kesehatan dan pelayanan Manusia.

Peralatan medis seringkali mengakibatkan efek-efek yang tidak diinginkan

pada klien. Peristiwa yang merugikan adalah kejadian di mana peralatan medis

telah, atau mungkin memiliki, menyebabkan atau berkontribusi pada kematian

atau luka berat (FDA Kode Peraturan, Federal 21 2010). Masalah yang sering

peralatan aktual atau potensial dan dapat terjadi karena beberapa alasan. Dua

alasan sering dilaporkan kepada FDA melibatkan masalah peralatan (a)

manufaktur dan (b) interaksi manusia (faktor manusia). Faktor manusia disebut

sebagai (ergonomi) dan faktor manusia (rekayasa) fokus pada interaksi manusia-

mesin.

Namun terlepas dari bagaimana peralatan baru, Food and Drug

Administration mensyaratkan bahwa peralatan medis aman, efektif, dan

diproduksi sesuai dengan praktek manufaktur saat ini. Peralatan medis yang

tunduk pada kontrol umum dari Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik

(Kode Peraturan, Federal 21 2010). Semua produsen harus mendaftarkan

pendirian mereka, daftar semua jenis peralatan mereka berencana ke pasar, dan

memastikan bahwa perangkat mereka diberi label sesuai dengan peraturan FDA

label, sebelum izin pemasaran diberikan.

2
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan

Bidan yang diakui oleh negara dan memperoleh kualifikasi serta diberi izin untuk

menjalankan praktik kebidanan dinegeri itu. Seorang bidan harus mampu

memberikan supervisi, asuhan dan juga memberikan nasehat yang dibutuhkan

kepada wanita selama masa hamil, masa persalinan dan masa pasca persalinan dan

mampu memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada

bayi baru lahir. Asuhan ini termasuk bermacam tindakan preventif, pendeteksian

kondisi abnormal pada ibu dan pada bayi, dan mengupayakan untuk bantuan

medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak

hadirnya tenaga medik lainnya. Terdapat beberapa macam alat kebidanan dan

alat-alat yang biasa digunakan dalam kebidanan beserta fungsinya.

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan

mempertimbangkann aspek lingkungan, etika budaya, sosial, dan ekonomi. Ciri-

ciri Teknologi Tepat Guna adalah mudah diterapkan, mudah dimodifikasi, untuk

kegiatan skala kecil, sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.

Adanya teknologi tepat guna kesehatan diharapkan dapat menjembatani

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. Maka, perlu kiranya

melihat kondisi penerangan teknologi tepat guna, khususnya bidang kesehatan

yang berkembang dimasyarakat terutama pada bayi baru lahir.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan di

kaji adalah:

1. Apa itu Teknologi Tepat Guna?

3
2. Apa manfaat Teknologi Tepat Guna?

3. Apa saja fungsi Teknologi Tepat Guna?

4. Apa dampak Teknologi Tepat Guna?

5. Apa saja Teknologi Tepat Guna dalam asuhan bayi baru lahir?

6. Apa saja peralatan dalam kebidanan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian Teknologi Tepat Guna

2. Mengetahui manfaat Teknologi Tepat Guna

3. Mengetahui fungsi Teknologi Tepat Guna

4. Mengetahui dampak Teknologi Tepat Guna dalam praktik kebidanan

5. Mengetahui berbagai macam Teknologi Tepat Guna dalam asuhan bayi baru

lahir

6. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam kebidanan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi Tepat Guna


.

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang

yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi

tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna

serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang

disingkat dengan TTG adalah teknologi yang digunakan dengan sesuai (tepat

guna). Ada yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah

dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak

ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat

tertentu.

Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan

teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga

merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG. Dari

tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang

hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis

dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak

limbah dan mencemari lingkungan.

Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yang dapat

dikatakan sebagai TTG, yaitu:

1. Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber

yang tersedia banyak di suatu tempat.

5
2. Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat

setempat.

3. Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/ masalah yang

sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam

dikepala perencananya.

4. Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah-masalah pembangunan boleh

jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi-teknologi

tersebut tidak perlu dipindahkan ke negara-negara atau kedaerah lain dengan

masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin saja tidak cocok di

lain tempat. Maka dari itu tujuan TTG adalah melihat pemecahan- pemecahan

terhadap masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu sesuai.

2.2 Manfaat Teknologi Tepat Guna

Sebelum berbicara mengenai manfaat dari TTG, maka ada sebuah proses

yang harus diketahui sebelum memperoleh manfaat dari TTG tersebut, yaitu

penerapan teknologi tepat guna tersebut. Penerapan TTG adalah sebuah usaha

pembaharuan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam

jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi

dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha

pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha

pembaharuan tersebut.

Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh

masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti

di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam

masyarakat tersebut.

6
Banyak orang keliru dalam berpendapat kalau orang membawa pompa

bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka

orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi

sederhana tersebut kesebuah desa belum dapat dikatakan sebagai penerapan

teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai

pendidikan kepada masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan

memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah

teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Penerapan TTG juga

harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak

lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih

kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.

Dengan demikian manfaat dari teknologi tepat guna itu dapat dirasakan oleh

masyarakat tersebut. Sebagai mana manfaat dari teknologi tepat guna adalah:

1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari makin meningkat,

tentu hal itu di barengi dengan kemampuan masyarakatnya yang mampu

mengoperasionalkan dan memanfaatkan TTG tersebut.

2. Teknologi tepat guna mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pemenuhan kebutuhannya, pemecahan masalahnya dan penambahan hasil

produksi yang makin meningkat dari biasanya. Teknologi tersebut relatif

mudah dipahami mekanismenya, mudah dipelihara dan mudah diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Masuknya teknologi baru tidak akan membebani

masyarakat baik mental (ketidakmampuan skill) maupun materiil (dapat

menimbulkan beban biaya yang tidak mampu dipenuhi masyarakat).

7
3. Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu

pekerjaan tenaga kesehatan dan klien.

4. Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat

guna tersebut.

5. Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.

6. Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat

2.3. Fungsi Teknologi Tepat Guna

Fungsi dari teknologi tepat guna adalah:

1. Alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

setempat.

2. Biaya yang digunakan cukup rendah dan relatif murah.

3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara.

4. Mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis suatu penyakit.

2.4. Dampak Teknologi Tepat Guna Dalam Kebidanan

1. Dampak positif sebagai berikut:

a. Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kebidanan, maka masyarakat

akan mendapat kemudahan dalam menjaga kesehatan yang lebih efisien

dan efektif.

b. Teknologi yang ada, dapat membuat kegiatan khususnya di dalam

kebidanan akan lebih sederhana dan mudah

2. Dampak negatif sebagai berikut :

a. Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkup

yang memerlukan maka itu akan sia-sia. Contoh penggunaan USG di

8
daerah pedalaman, disana tidak orang yang mengelolanya dan tidak sesuai

dengan kebudayaan masyarakat disana.

Dengan ketidaktepatan penggunaan alat tersebut maka akan berdampak

buruk terhadap pasien. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan

cara-cara yang tidak tepat.

b. Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman dengan tenaga yang tidak

ahli akan menimbulkan resiko terhadap pasien.

2.5 Macam – Macam Teknologi Kebidanan Tepat Guna Untuk Bayi Baru
Lahir

1. Alat Pengukur Panjang Bayi

Adalah merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh bidan dan

petugas posyandu, untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke

waktu, terbuat dari kayu dan mistar yang mudah dibaca.

Dulu Sekarang

2. Breast Pump

Biasanya digunakan oleh para ibu yang berkarier diluar rumah, agar ASI tidak

terbuang dengan percuma, sehingga tetap bisa mendapatkan ASI dari ibunya.

9
Dulu Sekarang

3. Metode Kangguru

Di dalam dunia perawatan bayi dikenal beberapa teknologi tepat guna yang

konon kabarnya pada masa nenek moyang kita dahulu belum ada teknologi

yang canggih seperti sekarang, maka mereka sudah melaksanakan perawatan

bayi secara alami. Contoh: untuk mencegah bayi agar tidak kedinginan

mereka menghangatkan tubuh bayi dengan botol yang berisi air hangat,

kemudian melakukan tindakan menggendong dan mendekap bayi seperti

kanguru yang selalu melindungi anaknya di dalam kantong. tujuannya adalah

agar suhu tubuh si ibu mampu menghangatkan tubuh bayi sehingga dapat

mencegah bayi dari hipotermia (kedinginan) karena hipotermia merupakan

faktor yang sangat mempengaruhi kematian bayi baru lahir. Metode kanguru

ini yang sedang digalakan sekarang untuk mengatasi dan di harapkan mampu

menurunkan angka kematian bayi pada kasus Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). Namun, sekarang sudah banyak digunakan inkubator untuk

perawatan bayi baru lahir untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.

10
Metode Kanguru Inkubator

4. Umbilical Cord Clem Nylon

Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi sesaat

setelah bayi dilahirkan.

5. Penghisap lendir bayi

Pada langkah awal resusitasi bayi, diperlukan pembersihan jalan napas

dengan alat penghisap lendir. Alat penghisap lendir yang umumnya digunakan

yaitu Delee Suction atau infant mucus extractor, baik secara manual maupun

elektrik.

11
Alat Penghisap Lendir Bayi Baru Lahir

2.6 Beberapa Macam Alat Kebidanan

Ada beberapa alat dari usaha bidan yang biasa digunakan selama

persalinan sebagai berikut :

1. Peralatan dasar

Setiap bidan akan membawa beberapa peralatan dasar untuk

kelahiran. Ini adalah item medis umum yang meliputi sarung tangan steril,

pelumas larut dalam air, gunting pusar, klem, jarum suntik, kain kassa

steril, pitocin, peralatan oksigen dan pernafasan, bayi okular alat

kontrasepsi, bantalan feminin berat dan pakaian sekali pakai. Barang-

barang bantuan dalam kelahiran fisik bayi baru dan perawatan ibu. Jika

bidan yang membantu kelahiran di rumah sakit, item ini akan menjadi pra-

trayed dan dibawa ke ruang melahirkan di gerobak, siap untuk bidan untuk

digunakan.

2. Peralatan pemantauan

Untuk kelahiran pusat rumah atau kelahiran, bidan akan

menggunakan peralatan pemantauan untuk mengawasi tanda-tanda vital

ibu dan bayi. Beberapa jenis peralatan bidan dapat membawa kelahiran

12
terjadi di luar rumah sakit adalah stetoskop, manset tekanan darah, dan

USG Doppler gel tranmisi atau fetoscope, dan stopwacth. Peralatan ini

membantu bidan hati-hati mengikuti perkembangan ibu dan bayi selama

proses persalinan. Dalam kelahiran rumah sakit, peralatan pemantauan

yang biasa mereka dapat atau tidak dapat digunakan, tergantung pada

rumah sakit protokol, standar bidan praktik, dan keinginan pasien.

3. Peralatan lainnya

Peralatan lain yang mungkin dipergunakan oleh bidan adalah pada

pemanasan atau foil bayi bendera pak, cekungan emesis, pispol, cairan IV

dan kit, konakion (vitamin k), bahan menjahit, anestesi lokal dan alat-alat

untuk membantu dalam tindakan kenyamanan, seperti genggam pijat alat.

4. Peralatan untuk bidan belajar

Dalam proses pembelajaran, bidan membutuhkan beberapa alat

bantu peraga kebidanan. Beberapa di antaranya : phantom, relief, dan

model.

Beberapa macam alat-alat kebidanan dan fungsinya yaitu:

1. Alat-Alat Kebidanan

No Gambar Nama Fungsi


1 Spygnomanometer Untuk menentukan
/Tensimeter tekanan darah pasien.

2 Stetoskop untuk pemeriksaan


auskultasi, digunakan
pada pemeriksaan nafas
dan bunyi jantung.

13
3 Timbangan Berat Berfungsi untuk
Badan pemeriksaan antopometri
atau pengukuran berat
badan.

4 Timbangan Berat Berfungsi untuk


Badan Bayi pemeriksaan antopometri
atau pengukuran berat
badan bayi.

5 Pengukur Tinggi Berfungsi untuk


Badan Bayi pemeriksaan antopometri
atau pengukuran tinggi
badan.

6 Termometer Untuk mengukur suhu


tubuh pasien.

7 Penghitung Denyut Berfungsi untuk


Nadi menghitung denyut nadi

8 Nierbeken/Bengkok Untuk membuang kapas


bekas pakai, kasa kotor,
pus (nanah), darah atau
untuk meletakkan
sementara peralatan yang
kotor sebelum
didekontaminasi.
9 Sarung Berfungsi untuk
Tangan/Handscoon melindungi tangan
pemakai dari pengaruh
lingkungan sekeliling.
10 Pispot untuk membantu pasien
pada saat berkemih atau
BAB.

11 Pengukur Tinggi Berfungsi untuk


Badan pemeriksaan antopometri
atau pengukuran tinggi
badan.

14
13 Kom Berisi Air Untuk membersihkan
setelah BAB/BAK atau
Menampung air
Disinfektan Tingkat
Tinggi (DTT).
14 Kateter Folley Berfungsi untuk
Sifat : Steril mengeluarkan atau
pengambilan urine.

15 Duk Berlubang Untuk mempersempit


Sifat : Steril daerah yang dibutuhkan.

16 Spuit 10 cc Digunakan apabila kateter


dipasang tetap.

17 Urine Bag Untuk menampung urin


yang dihubungkan dengan
Balloon Cathethet/Foley
Cathehter di gunakan
untuk mengeluarkan
/pengambilan urine pada
sistem tertutup.

18 Touriquet Digunakan untuk


pengebat atau
pembendung pembuluh
darah pada organ yang
akan dilakukan penusukan
(pada saat mengambil
darah vena).

19 Needle/Wing Fungsi pada Needle :


Needle Untuk pengambilan secara
dan Vacuum Tube vakum.
Fungsi Vacuum Tube:
Ketika tabung dilekatkan
pada jarum, darah akan
mengalir masuk ke dalam
tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah
volume tertentu telah

15
tercapai.

20 Blood Container Tabung tempat


penampungan darah yang
tidak bersifat vakum
udara. Digunakan untuk
pemeriksaan manual, dan
dengan keperluan tertentu
misalnya pada pembuatan
tampungan sendiri untuk
efisiensi biaya.
21 Cooler Bag Untuk menyimpan cairan/
spesimen darah agar tetap
dalam keadaan yang beku.

22 Dee Lee Alat penghisap lendir


dengan botol yang berisi
larutan desinfektan :
Untuk menyedot
cairan/lendir untuk bayi
atau anak-anak.
Dee Lee : Untuk
menyedot lendir dari
trakhea bayi baru lahir.

23 Pipa Penduga Fungsi: Untuk


dengan temoatnya menyalurkan makanan
dan corong untuk masuk ke dalam
lambung.
Fungsi: Dihubungkan
dengan ujung pipa supaya
mudah memasukan
makanan.
24 Funduscope untuk mendengarkan
denyut jantung janin.

16
25 USG untuk mengetahui keadaan
dalam rahim. misalnya:
janin, tumor, kanker, dan
IUD.

26 Bak instrumen Sebagai tempat alat-alat


yang digunakan untuk
menolong
persalinan/merawat luka,
dsb.

27 Gunting tali pusar Untuk menggunting tali


pusar bayi.

28 Gunting Episiotomi Berfungsi untuk


menggunting bagian
perineum terutama jika
perineum pada ibu yang
melahirkan kaku.
29 HB Sahli HB Sahli (Haemometer)
untuk mengukur kadar
hemoglobin dalam darah.

30 Pinset anatomi Pinset anatomi alat untuk


membantu proses
menjahit luka dan untuk
menjepit otot.

31 Jarum Hecting jarum untuk membantu


proses menjahit luka.

32 Klem Untuk menjepit


(memegang atau
menekan) suatu benda.

33 Standar/Tiang Infus Untuk menggantung botol


infus.

17
34 Infus Set Selang untuk pemberi
cairan infus.

35 Abocath Berfungsi untuk


menyuntik digabungkan
dengan alat suntik (spuit).

36 Cairan Infus/Plabot Berfungsi untuk cairan


yang dibutuhkan pasien.

37 Gunting Verband untuk meletakkan bahan-


bahan perawatan luka.

38 Gunting lurus Berfungsi untuk


menggunting luka yang
akan di amati.
39 Pita Lila Berfungsi untuk
mengukur lingkar lengan
atas.
40 Metlin/Pita Untuk mengukur tinggi
Pengukur badan, lingkar kepala dan
lingkar dada

41 Spekulum Untuk membantu


pemeriksaan inspeksi pada
daerah genital internal.

42 Spatula Untuk mengambil


spesimen berupa cairan
vagina / lendir serviks.
43 Korentang Untuk mengambil alat-alat
Sifat : Steril steril.

2. Bahan Habis Pakai

Bahan habis pakai merupakan bahan/barang yang hanya dapat digunakan

1 kali dalam melakukan tindakan/memberikan pelayanan kepada pasien dan

18
tidak dapat digunakan pada pasien lain. Bahan habis pakai ada yang steril dan

non steril.

Gambar Nama Fungsi


Kapas Fungsi : Untuk membersihkan luka
lidi/kapas

Kasa steril Fungsi : Untuk menutupi luka

Plester Untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas


plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya
infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat
penusukan
Perlak dan Kain untuk mengalas pada saat pasien di
Pengalas bersihkan

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah dikembangkan

secara tradisional dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan

lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat setempat.

Kebidanan mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keamanan

pasien khususnya akibat penggunaan alat medis. Untuk meminimalkan resiko atau

efek penggunaan alat medis, maka bidan harus mempunyai pengetahuan yang

cukup dalam mempergunakan alat tersebut dan juga mampu menangani atau

melaporkan dengan segera bila terjadi kerusakan sehingga tidak mengakibatkan

kerugian pada klien. Bidan mempunyai tanggung jawab dalam penggunaan alat

medis yang aman bagi klien.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi

pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau

referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap

para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun

kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di

kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya juga

para pembaca yang budiman pada umumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde (2007). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen


Laktasi. Jakarta: PT. Trans Info Media.

Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: PT.


Trans Info Media.

Suharjo, dkk. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.

Sinclance, Contair (2003). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Sunartyo, N. (2008). Panduan Merawat Bayi dan Balita agar Tumbuh Cerdas.
Yogyakarta: DIVA Press.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27180/4/Chapter%20II.pdf

http://core.ac.uk/download/pdf/11718231.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai