DI INDONESIA
Teknis, yaitu memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup, penggunaan
secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas)
produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta relatif aman
dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.
Ekonomi, yaitu efektif menggunakan modal, keuntungan kembali kepada produsen, jenis
usaha kooperatif yang mendorong timbul industri lokal.
Sosial budaya, memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, menjamin perluasan lapangan
kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghidari konflik sosial budaya dan meningkatkan
pendapatan yang merata.
Teknologi Tepat Guna hanya dapat tumbuh dengan wajar apabila ia merupakan jawaban
terhadap tantangan pembangunan nasional. Untuk itu berbagai azas pemerataan akan
menentukan pilihan teknologi itu sendiri. Tidak mudah bagi kita untuk membebaskan diri
dari usaha menumbuhkan sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Yang perlu dikaji
adalah keserasian antara permintaan, pengadaan dan mutu lingkungan.
Perkembangan Teknologi Tepat Guna akan tergantung pada berbagai factor. Yang
terpenting adalah struktur permintaan dan pengadaan. Sebelum permintaan itu datang dari
kebutuhan nyata (bukan produk dari ketimpangan kemakmuran misalnya) maka pilihan
teknologi belum akan menjurus ke suatu yang tepatguna. Selain itu pengadaan teknologi ini
bersandar pada usaha penelitian dan pengembangan Indonesia.
Penelitian dan pengembangan akan mempunyai fungsi utama: 1) Penyebar luasan teknologi
yang mampu memanfaatkan sumber daya alam secara baik dan produktif. 2) Penggunaan
tenaga kerja yang bermanfaat dalam tiap kegiatan ekonomi.
a) Gandengan dan interaksi antar pengambil keputusan dan pelaksana dalam berbagai
tingkat masih perlu penyempurnaan.
b) Kerja sama antar berbagai unsur belum selancar yang diinginkan.
c) Sikap dan kebiasaan mengenai masalah pembangunan secara multi dan inter-disiplin
belum mewujudkan secara jelas. Hal ini antara lain masih menimbulkan kesan terjadinya
duplikasi yang tidak perlu.
3. Mengingat kemampuan Iptek selalu mempunyai dua fungsi seperti tertera pada I.2,
maka Teknologi Tepat Guna menghadapi 2 tantangan:
a) Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, yang langsung menyangkut kehidupan rakyat
banyak. Untuk ini Teknologi Tepat Guna dapat diidentikkan dengan teknologi pedesaan.
b) Kemampuan memenuhi kebutuhan sosio-ekonomi, yang dalam hal ini diartikan
sebagai proses industrialisasi (termasuk industri pedesaan sebagai satu dari beberapa mata
rantainya).
4. Pengalaman introduksi teknologi ke pedesaan akan berubah menunjukkan bahwa struktur
masysrakat pedesaan akan berubah. perubahan ini akan menjadi awal dari rantai proses
pembangunan melahirkan proses pembangunan berikutnya (development generates further
development).
Dalam pemasukan benda teknologi, terselip unsur pengolahan yang akhirnya mendorong
sikap masysrakat untuk bergerak maju, merubah sikap sehingga azas tolong-diri-sendiri
menjadi suatu yang nyata dan bermanfaat.
Teknologi tepat guna bisa dikatakan sebagai hasil karya manusia yang
mengagumkan. Sebagai bukti bahwa manusia memiliki akal, cerdas dan kreatif untuk
menciptakan sesuatu yang mampu mendukung aktifitasnya. Akhirnya tercipta banyak
teknologi yang meningkatkan produktifitas manusia dari berbagai sektor. Jenis-jenis
teknologi tersebut antara lain :
1. Bidang Transportasi.
Untuk bidang satu ini termasuk banyak teknologi yang telah dilakukan. Mulai dari
ditemukannya sepeda, sepeda bermotor, mobil, pesawat, kapal dan belakangan motor atau
mobil dengan bahan listrik yang ramah lingkungan. Bukan tidak mungkin jika dikemudian
hari teknologi pada bidang transportasi ini semakin maju dengan temuan baru yang semakin
memudahkan dan cepat.
2. Bidang Pertanian
Anda bisa melihat bagaimana tanah digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya harus
dicangkul. Pencangkulan lahan dinilai terlalu lama dan terlalu banyak orang yang diperlukan.
Kemudian muncul bajak dengan memanfaatkan sapi atau kerbau sebagai penggerak.
Pekerjaan menggarap tanah lebih cepat. Namun ternyata masih dianggap terlalu lama lalu
muncullah trantor yang membuat penggarapan lahan pertanian lebih cepat. Belum lagi
penemuan pembuatan pupuk. Mulai pupuk buatan hingga pupuk organik cair (POC) yang
dinilai lebih aman bagi tanaman.
Teknologi tepat guna di bidang pertanian ini sudah banyak diproduksi oleh pabrik mesin
Agrowindo.
Nah, bidang satu ini termasuk sangat berkembang teknologi yang dihasilkan. Jika dulu untuk
mengiris bawang perlu bersusah payah menahan air mata, kini sudah ada mesin pengupas dan
pengiris bawang. Tidak hanya menghindarkan dari deraian air mata, pengirisian lebih cepat
dan lebih banyak. Lalu ada mesin pengiris untuk pembuatan keripik singkong, keripik ubi,
keripik kentang. Siapa sangka, buah dan sayur bisa dijadikan keripik. Namun saat ini hal
tersebut bukan bualan. Terdapat pengiris untuk keripik buah, terdapat mesin untuk
pembuatan keripik, dimana hasilnya akan dimaksimalkan dengan mesin peniris minyak.
Apapun jenis gorengan akan semakin renyah dan minim sisa minyak goreng. Padahal dahulu
untuk meniriskan minyak kebanyakan menggunakan koran bekas yang belakangan diketahui
berbahaya karena tinta pada koran bisa menempel pada makanan tersebut.
4. Bidang Kedokteran.
Bidang kedokteran sudah pasti ada banyak teknologi yang digunakan. Misalnya untuk
memeriksa kadar kolesterol, kadar gula, fungsi pencernaan, fungsi syaraf dan lainnya ada
sistem canggih yang digunakan. Menggunakan alat semacam maghnet yang digenggam
kemudian langsung terhubung dengan layar komputer dan diketahui bagaimana kondisi tubuh
pasien. Hal tersebut berarti tidak hanya menggunakan metode pengambilan sampel darah
saja. Alhasil ada banyak alternatif untuk membandingkan hasil pemeriksaan sehingga lebih
maksimal. Belum lagi teknoloti CT scan, USG dan sebagainya.
5. Bidang Pendidikan
Begitu pula bidang pendidikan. Pendidikan hanya dikenal dengan proses pengajaran di dalam
kelas menggunakan papan tulis dan kapur tulis yang berdebu. Kemudian menggunakan papan
tulis dengan spidol belakangan menggunakan laptop dan proyektor, pembelajaran melalui
video, internet dan sebagainya.
Memperlancar Kinerja Manusia
Pada akhirnya setiap perkembangan teknologi yang ada mampu meningkatkan
produktifitas kinerja manusia. Misalnya pada bidang usaha kecil. Para pengusaha atau
wirausaha yang dilakukan semakin berkembang usaha yang dimiliki dengan menggunakan
berbagai teknologi yang ada saat ini. Pengirisian lebih cepat, hasil lebih banyak dengan mesin
pengiris untuk keripik singkong, buah tempe dan sebagainya. Hasil penggorengan lebih
maksimal dengan mesin peniris minyak. Adanya teknologi tepat guna pun bisa dikatakan
mampu meningkatkan perekonomian lebih banyak orang.
Baca artikel sebelumnya tentaang teknologi tepat guna di bidang Pakan ternak. Pasti sangat
bermanfaat bagi para peternak dan Anda yang bergerak di bidang tersebut
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi bukan
hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju ke arah kemunduran. Terkadang
perubahan- perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga membingungkan dan
menimbulkan ”kejutan budaya” bagi masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai
aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan
Di dalam buku Sosiologi Pembangunan karangan Prof. Dr. Ny. Pudjiwati Sajogyo, ditelaah
ciri-ciri masyarakat yang menjadi modern, artinya mempelajari proses perubahan penting
yang terjadi dalam struktur sosial negara-negara yang menjadi modern. Dikutip beberapa ciri
masyarakat modern yang dikemukakan Prof. Selo Soemardjan, antara lain: (1)tingkat
pendidikan formal adalah tinggi dan merata; (2)kepercayaan yang kuat pada manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk kesejahteraan masyarakat (3)masyarakat
tergolong-golong menurut bermacam-macam profesi serta keahlian yang dapat dipelajari dan
ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan. Sedangkan ciri manusia
modern yang menjadi penentu modernisasi, menurut Soerjono Soekanto, antara lain:
(1)manusia modern adalah orang yang bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman
baru dan penemuan-penemuan baru; (2)siap menerima perubahan-perubahan; (3)percaya
kepada keampuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam meningkatkan kesejahteraan umat
manusia.
Modernisasi tidak hanya milik masyarakat yang bermukim di daerah perkotaan saja, sekarang
ini sentuhan – sentuhan modernisasi telah menjalar ke berbagai pelosok daerah, hal ini
dimungkinkan dengan adanya sarana dan prasarana dibidang telekomunikasi yang amat
memudahkan kehidupan manusia. Begitupun dengan masyarakat pertanian, yang umumnya
identik dengan daerah pedesaan tidak luput dari euphoria akan modernisasi, masyarakat
pertanian yang dulunya dianggap terbelakang dalam penyerapan dan penguasaan akan
teknologi dalam berbagai bentuk kini mau tidak mau sangat membuthkan sentuhan teknologi
dalam aktivitas pertanian. Jika dulunya masyarakat pertanian cenderung ‘kolot’ akan hal –
hal yang bersifat inovatif, lain halnya dengan sekarang ketergantungan akan hal- hal yang
berhubungan dengan teknologi seakan menjadi bagian hidup mereka. Sebagai contoh, untuk
membeli bibit saja mereka rela dating jauh – jauh dari tempat tinggal ke toko – toko atau
pusat penjualan sarana produksi (input) pertanian seperti bibit, benih, dan input lainnya
seperti pupuk dan pestisida. Hal ini mengindikasikan masyarakat pertanian telah sepenuhnya
dapat menerima sentuhan teknologi dalam kehidupan mereka.
B. PERMASALAHAN
Mengapa penggunaan teknologi tepat guna dalam bidang pertanian dapat menyebabkan
terjadinya perubahan sosial?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan penyusunan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui Pengaruh penggunaan
teknologi tepat guna terhadap perubahan sosial di bidang pertanian ,sedangkan kegunaan dari
penyusunan makalah ini adalah guna melengkapi salah satu tugas penunjang perkuliahan
kususnya mata kuliah Perubahan Sosial.
D. METODE
Dalam penyusunan makalah ini digunakan metode studi pustaka dengan mengambil data dari
buku dan beberapa sumber dari internet.
PEMBAHASAN
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), iklimnya cenderung panas, curah hujan sedikit. Secara
fisik daerah ini memiliki 566 pulau, tetapi hanya 43 pulau yang berpenghuni, dengan tiga
pulau besar (pulau Timor, Sumba dan Flores). Sebagian besar penduduknya mengandalkan
mata pencaharian di sektor pertanian. Secara administratif NTT terbagi menjadi 19 kabupaten
dan 1 kota madya. Komoditi unggulan bidang perkebunan adalah: kopi, kelapa, kemiri,
kakao, jambu mete, yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota. Komoditi unggulan
bidang pertanian tanaman pangan adalah: padi (sawah, ladang), jagung, kacang kedelai,
kacang hijau, ubi kayu/singkong, ubi jalar, memiliki tingkat produksi naik turun karena
musim tanam yang tidak menentu, tergantung curah hujan, dan komoditi sektor ini terdapat
pada semua kabupaten/kota di NTT. Hasil peternakan adalah sapi, kerbau dan kuda, hasil
perikanan dan kelautan juga merupakan produk unggulan, bahkan industri pariwisata yang
sangat menjanjikan belum dikelola secara profesional. Sebagai provinsi dengan pendapatan
perkapita dan pendidikan masyarakat yang masih rendah, teknologi yang tepat digunakan di
wilayah NTT adalah teknologi tepat guna.
Jika dilihat dari segi cepat atau lambatnya perubahan, maka perubahan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
B. SARAN
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), iklimnya cenderung panas, curah hujan sedikit. Secara
fisik daerah ini memiliki 566 pulau, tetapi hanya 43 pulau yang berpenghuni, dengan tiga
pulau besar (pulau Timor, Sumba dan Flores). Sebagian besar penduduknya mengandalkan
mata pencaharian di sektor pertanian. Secara administratif NTT terbagi menjadi 19 kabupaten
dan 1 kota madya. Komoditi unggulan bidang perkebunan adalah: kopi, kelapa, kemiri,
kakao, jambu mete, yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota. Komoditi unggulan
bidang pertanian tanaman pangan adalah: padi (sawah, ladang), jagung, kacang kedelai,
kacang hijau, ubi kayu/singkong, ubi jalar, memiliki tingkat produksi naik turun karena
musim tanam yang tidak menentu, tergantung curah hujan, dan komoditi sektor ini terdapat
pada semua kabupaten/kota di NTT. Hasil peternakan adalah sapi, kerbau dan kuda, hasil
perikanan dan kelautan juga merupakan produk unggulan, bahkan industri pariwisata yang
sangat menjanjikan belum dikelola secara profesional. Sebagai provinsi dengan pendapatan
perkapita dan pendidikan masyarakat yang masih rendah, teknologi yang tepat digunakan di
wilayah NTT adalah teknologi tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PEMBAHASAN
Pada dasarnya Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang memberikan tingkat pelayanan
yang paling dapat diterima, baik itu secara teknis, sosial dan lingkungan, dengan tingkat
biaya yang paling murah.
Namun perlu disesuaikan dengan kondisi setempat, adakalanya diperlukan teknologi yang
tidak murah bila memang sesuai dengan kondisi setempat.
Sebelum membahas macam-macam teknologi tepat guna, ada baiknya kita mengulas dulu
bagaimana sih sehingga suatu teknologi dikatakan tepat guna.
Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembangunan masyarakat supaya lebih produktif
dan efisien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi yang telah berkembang di dalam
masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, atau yang dikenal
dengan "teknologi tepat guna" atau teknologi sederhana dan proses pengenalannya banyak
ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan tingkat isolasi dan
keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
tersebut. Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan kebutuhan,
yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan geografis atau propesi
kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan barang
baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan
kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan
maksud agar masyarakatyang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam
proses pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Istilah teknologi tepat guna mulai muncul menyusul krisis minyak 1973 dan pergerakan
lingkungan pada dasawarsa 1970-an. Istilah ini biasanya digunakan di dalam dua wilayah:
memanfaatkan teknologi paling efektif untuk menjawab kebutuhan daerah pengembangan,
dan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan dan ramah sosial di negara maju.
TTG merupakan alih bahasa secara cukup longgar dari “appropriate technology”, suatu
pengertian yang mempunyai makna tertentu, pada dasarnya, dilihat dari aspek teknis.
Perujudan TTG banyak ditemukan dalam bentuk teknologi tradisional yang dipraktekkan
oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat tersebut, kecil sekali peluang memiliki
kesempatan memakai teknologi maju dan efisien, yang merupakan pola teknologi dari
masyarakat maju/industri. Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi
tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga
merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG.
Pengenalan teknologi semacam TTG, dihadapkan kepada beragam nama, tergantung pada
dimensi yang dicakupnya seperti: teknologi tepat, teknologi pedesaan, teknologi madya
(intermediate), teknologi biaya rendah (low cost technology), teknologi padat karya (labour
intensive technology) dan lain-lain. Kiranya tidak perlu diperdebatkan tentang pengertian
sematik, mengingat selera berbeda-beda. Pengertian yang terkandung dan tersirat pada
terminologi berbagai TTG di atas kiranya sudah cukup jelas.
Teknologi tepat guna adalah ada sebuah gerakan idelogis (termasuk manifestasinya) yang
awalnya diartikulasikan sebagai intermediate technology oleh seorang ekonom bernama Dr.
Ernst Friedrich "Fritz" Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh, Small is Beautifull.
Walaupun nuansa pemahaman dari teknologi tepat guna sangat beragam di antara banyak
bidang ilmu dan penerapannya, teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai pilihan
teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif
kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat
tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial,
politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi
tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan
berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang
pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan. Baik Schumacher
maupun banyak pendukung teknologi tepat guna pada masa modern juga menekankan bahwa
teknologi tepat guna adalah teknologi yang berbasiskan pada manusia penggunanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TEPAT GUNA
Indonesia sangat kaya karena memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah,
apabila kekayaan tersebutdikelola dengan baik dan benar, maka Indonesia akan menjadi
negara yang berdaulat dan disegani oleh dunia. Untukpengelolaan sumberdaya alam tersebut
diperlukan penguasaan di bidang teknologi.
Teknologi Tepat Guna merupakan pilihan yang tepat untuk memberikan kesempatan yang
merata kepada masyarakatdalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam tersebut,
karenanya perlu ada upaya yang maksimal agar masyarakatdapat mengetahui, menguasai dan
memanfaatkan teknologi tepat guna dalam kegiatan produktifnya sehari hari.
Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional merupakan salah satu upaya strategis dalam
penyebaran dan pemerataaninformasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidakmerusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dariaspek ekonomi dan aspek
lingkungan hidup.
Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat
sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan
teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan. Secara garis besar Teknologi tepat guna juga harus bisa membantu meningkatkan
kualitas kehidupan, selain itu membantu masyarakat untuk menjaga tanah serta
lingkungannya demi perkembangan menuju masa depan yang berkelanjutan. Ini juga akan
meningkatkan kualitas lingkungan dunia.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa
bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam pembaharuan teknologi
itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.
Banyak orang keliru dalam berpendapat kalau orang membawa pompa bambu, biogas,
pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu telah menerapkan
teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut kesebuah desa
belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat
menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut,
bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi
tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa
dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih
kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju. Dengan
demikian manfaat dari teknologi tepat guna itu dapat dirasakan oleh masyarakat tersebut.
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat
dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai
batasan) adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian,
industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu
tempat.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan
setempat.
5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam, energi, bahan secara
lebih baik dan optimal.
6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar (self-realiance
motivated).
Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaruan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok
dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan
itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha permbaharuan tersebut.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa
bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam pembaharuan teknologi
itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.
Banyak orang keliru sangaka: kalau orang membawa pompa bambu, biogas, pengering
dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu telah menerapkan teknologi
tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut kesebuah dasa belum dapat
dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila
tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan
memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang
telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa
dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih
kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.
Teknologi diciptakan sebaiknya bisa langsung diaplikasikan untuk menunjang kerja manusia,
sedangkan yang dimaksud tepat guna adalah produk teknologi yang berguna sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Adapun persyaratan teknologi tepat guna adalah: dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat; merupakan hasil rekayasa praktis yang mudah diterapkan; efektif dan efisien;
ekonomis dan pemeliharaannya mudah; memanfaatkan sumber daya yang ada; mudah
dioperasikan oleh pemakai; dibuat sesuai kebutuhan; dan mudah dikembangkan.
Manusia dikaruniai akal dan otak. Dengan keduanya manusia bisa membuat berbagai alat
canggih sebagai penunjang kehidupannya. Berikut ini adalah contoh berbagai teknologi tepat
guna yang digunakan pada segala sektor aktivitas manusia:
1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian tak lepas dari pengaruh teknologi modern. Mengapa demikian? Karena
pertanian berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, yakni bahan makanan.
Pertanian sudah menjadi bagian dari industri besar, jadi harus dieksplorasi secara maksimal.
Maka diciptakanlah berbagai macam produk teknologi yang tepat guna, untuk
mengoptimalkan eksplorasi pangan.
3. Bidang Kedokteran
4. Pengolahan Sampah
Pengelolaan sampah merupakan masalah klasik yang sering terjadi pada daerah perkotaan.
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi selalu berbanding lurus dengan tingkat konsumsi
dan aktivitas masyarakat, menyebabkan jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Dengan teknologi tepat guna tentunya sampah dapat dikelola dengan baik.
Pengelolaan sampah kota yang saat ini banyak diterapkan di beberapa kota di Indonesia
masih terbatas pada sistem 3P (Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pembuangan).
§ Pengomposan sampah organik dapur (sampah basah) dengan komposter rumah tangga
secara individual atau komunal, yang tertanam maupun tidak tertanam, dengan komposter
pot, komposter karung,
Salah satunya yang saat ini paling anyar dan sedang dikembangkan adalah mengkonversi
sampah plastik menjadi BBM setara solar dan premium. Sistem kerja yang digunakan dengan
pirolisis, sampah plastik dipanaskan dengan suhu diatas 300 C sehingga menjadi uap dan
didinginkan oleh fluida cair untuk mendapatkan hasil minyaknya.
Penanganan dan pengelolaan sampah tentunya akan semakin kompleks dan rumit dengan
semakin kompleksnya jenis maupun komposisi sampah.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional dan
proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian
pokok masyarakat setempat.
Sebelum menggunakan TTG, terlebih dahulu kita lakukan penerapan dari TTG tersebut
kepada masyarakat. Dengan adanya penerapan ini di harapkan masyarakatnya berubah dan
mengerti tentang manfaat TTG dan mampu menggunakan TTG tersebut dengan sebaik
mungki. Sehingga penggunaa dari TTG tersebut bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat karena kebutuhan masyarakat semakin hari
semakin meningkat.
B. Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan memeperoleh hasil yang
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penerapan TTG juga harus
mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang
disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan
pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maj
Selain isu pengelolaan sumberdaya alam tersebut diatas, isu lain yang tidak
kalah pentingnya adalah partisipasi masyarakat. Ketika “demokrasi” menjadi pilihan
untuk membangun konsensus dalam menyelesaikan masalah, maka partisipasi
masyarakat merupakan sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindari dalam proses
perumusan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan.
Untuk menghasilkan suatu produk yang mampu memenuhi kualitas yang baik
dan kuantitas yang memadai dalam waktu yang optimal, maka pengembangan
teknologi harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya tanpa harus
bertentangan dengan kondisi sosial budayanya, kondisi spesifik wilayah serta
kecocokan dengan kapasitas produksi dari jenis industri yang sedang
dikembangkan.
6. Penutup
Pengelolaan sumberdaya alam masa depan sangat ditentukan oleh
para pelaku yang terlibat di dalamnya. Pilihan atas substansi, arah dan strategi
pengelolaan sumber daya alam tidak bisa dirumuskan oleh sekelompok kecil dalam
lingkaran kekuasaan, namun harus mulai memperluas keterlibatan dan partisipasi
seluruh komponen masyarakat.
Kata Pengantar
Sedikit tulisan yang membahas Teknologi Terapan atau Teknologi Tepat Guna, semoga
tulisan ini menambah wawasan dan membantu menjelaskan tentang Teknologi Tepat atau
Teknologi Tepat Guna. selamat membaca semoga bermanfaat.
1. Teknologi
Teknologi merupakan hasil pemikiran atau rekayasa manusia sebagai cara untuk
meningkatkan kemampuan fisik dan mental umat manusia. Dalam kaitan ini teknologi dapat
berupa berbagai macam bentuk, antara lain: Alat-alat, Permesinan, Proses, Keterampilan,
Pengetahuan dll. Baca juga: BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT TERHADAP AGAMA (1)
https://lizenhs.wordpress.com/2012/07/14/1053/ dan
(2) https://lizenhs.wordpress.com/2012/07/14/beberapa-pemikiran-tentang-perkembangan-
teknologi-dan-masyarakat-terhadap-agama-2/ sebagai penambah wawasan tentang teknologi
2. Pengertian Teknologi
1). Upaya manusia untuk membuat kehidupan lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih
mudah.
2). Para ahli memberikan pengertian bahwa teknologi merupakan hasil ciptaan dan pemikiran
manusia yang tersusun secara teratur dan ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditentukan sebelumnya.
3). Pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang, menyediakan jasa serta
meningkatkan cara dalam menangani sumber daya yang penting dan terbatas.
Jadi teknologi itu dikembangkan untuk membuat hidup sejahtera, lebih baik, efisien dan
memudahkan.
2. Pendidikan Teknologi
Banyak orang beranggapan bahwa teknologi harus bercirikan mesin-mesin industri yang
besar, pesawat terbang atau komputer. Padahal pengertian teknologi adalah upaya manusia
untuk membuat kehidupan lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah. Kalau
begitu, bila seseorang mengupas sabut kelapa dengan gigi dan kemudian berusaha mengupas
dengan kampak terbuat dari batu, berubah lagi menjadi kampak dari besi, kejadian seperti itu
termasuk kedalam teknologi. Karena ada pengembangan alat di sana. Contoh lain adalah
menaikan air dari sungai awalnya dengan timba menggunakan tenaga manusia, kemudian
menggunakan kinci air digerakkan dengan aliran air untuk mengangkat timba. Kejadian
seperti ini juga termasuk kedalam teknologi. Karena memiliki suatu penambahan nilai, yaitu
pengembangan pemikiran dalam bentuk alat yang memanfaatkan aliran air, mengangkat
timba. Baca Teknologi Tepat Guna: Menaikan Air Dengan Kincia Aia,
https://lizenhs.wordpress.com/2008/12/23/teknologi-tepat-guna-menaikan-air-dengan-kincia-
aia/
Oleh karena itu, pendidikan teknologi diperlukan, dalam apaya mengenali keadaan
lingkungan dan kemampuan masyarakat mengantisipasi lingkungannya. Setelah mengenal
keadaan lingkungan dan kemampuan berpikir (masyarakat) karena ada ilmu baru dari
pengalaman-pengalaman masa lalu yang dikembangkan terus. Jadi pendidikan teknologi
harus berusaha dan bercirikan mengembangkan kemampuan masyarakat dalam
mengantisipasi lingkungan, sehingga hidup masyarakat lebih mudah, lebih enak dan yang
terpenting lebih sejahtera. Kalau begitu bila ingin menerapkan teknologi, harus diikuti
dengan pendidikan teknologi, untuk memahami lingkungan, pengetian teknolog (TTG),
kriteria dan persyaratan, ciri-ciri dan ketepatan suatu teknologi.
TTG merupakan alih bahasa secara cukup longgar dari “appropriate technology”, suatu
pengertian yang mempunyai makna tertentu, pada dasarnya, dilihat dari aspek teknis.
Perujudan TTG banyak ditemukan dalam bentuk teknologi tradisional yang dipraktekkan
oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat tersebut, kecil sekali berpeluang
memiliki kesempatan memakai teknologi maju dan efisien, yang merupakan pola teknologi
dari masyarakat maju/industri. Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi
tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga
merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG.
Pengenalan teknologi semacam TTG, dihadapkan kepada beragam nama, tergantung pada
dimensi yang dicakupnya, seperti: teknologi tepat, teknologi pedesaan, teknologi madya
(intermediate), teknologi biaya rendah (low cost technology), teknologi padat karya (labour
intensive technology) dan lain-lain. Kiranya tidak perlu diperdebatkan tentang pengertian
sematik, mengingat selera berbeda-beda. Pengertian yang terkandung dan tersirat pada
terminologi berbagai TTG di atas, kiranya sudah cukup jelas.
Meskipun Teknologi Tepat Guna telah diperkenalan selama lebih dari satu dasawarsa, namun
masih didapati perbedaan pendapat tentang pengertian Teknologi Tepat Guna. Dalam
kontek pembangunan lokal kiranya dapat dikelompokkan lima orientasi pokok yang
mendasarkan pengertian Teknologi Tepat Guna kepada:
Bila ditinjau dari jalur kegiatan berusaha cakupan spectrum yang lebar, maka teknologi itu
harus mempunyai ciri:
(1). Dapat dioperasikan dengan mudah oleh anggota masyarakat yang lebih rendah taraf
ketermpilan teknologinya. (2). Dapat merangsang pertumbuhan keterampilan berteknologi
bagi masyarakat yang bersangkutan dengan mudah. (3). Prasarana dan sarana pendukung
bagi pengoperasian teknologi dapat disediakan dengan mudah dan (4). Dalam penerapan
memperhatikan keseimbangan dan keselarasan dengan lingkungan, serta kemampuan
ekonomi masyarakat.
Dari pengerian Teknologi Tepat Guna diatas, pada kenyatannya, begitu terbuka dan memiliki
rentang yang begitu luas, baik pada masyarakat modern maupun masyarakat pedesan dan
masyarakat berpenghasilan rendah lainnya. Semuanya akan memiliki peluang yang cukup
pemanfaatkan produk Teknologi Tepat Guna yang jenisnya sangat beragam dan mencakup
berbagai tingkatan, terutama dalam meningkatkan kenyamanan kehidupan masyarakat.
Teknologi Tepat Guna (TTG) merupakan spectrum dari teknologi (dapat berupa teknologi
tinggi atau teknologi madya dan teknologi tradisional). Pada penggunaan teknologi tentu
memenuhi persyaratan teknik, ekonomi dan social budaya. Secara terperinci persyaratan
tersebut adalah sebagai berikut:
Jadi persyaratan Teknis itu, memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup,
penggunaan secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah
(kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta
relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.
Jadi persyaratan Ekonomis itu, efektif menggunakan modal, keuntungan kembali kepada
produsen, jenis usaha kooperatif yang mendorong timbul industri lokal.
Jadi Persyaratan Sosial budaya itu, memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, menjamin
perluasan lapangan kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghidari konflik sosial budaya
dan meningkatkan pendapatan yang merata.
Menilai ketepat gunaan suatu teknologi, tentu memberikan makna atau pengertian yang
berhubungan dengan masalah pembangunan (pedesaan) atau masyarakat berpenghasilan
rendah. Menurut Suwarto Martosudarjo dari LIPI makna/pengertian yang perlu digaris
bawahi kriteria ketepat gunaan teknologi itu bahwa: 1) Teknologi itu ekonomis (viable), 2)
Teknologi itu dapat dipertanggung jawabkan (technically feasible) dan 3) Teknologi dapat
beradaptasi secara mapan kepada lingkungan kultur dan sosial pada disesuatu tempat (local)
yang diperbincangkan (socially acceptable and ecologically sound).
Dalam bentuk pengertian lain TTG, adalah hasil dari pendekatan kepada masalah-masalah
pembangunan. Menilai TTG itu adalah dalam pengertian kebutuhan yang nyata dan sumber-
sumber yang tersedia, tidak dalam pengertian “maju” yang telah ada. Pendekatan ini
menyadari bahwa perbedaan ekonomi, geografis dan kebudayaan memerlukan teknologi yang
berbeda, oleh karena itu pembangunan hendaknya menjadi pengabdi kepada manusia dan
bukan sebagai tuan atau raja bagi kebutuhan manusia.
2). Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat diterima oleh pasar yang
ada, baik dalam maupun luar negeri. Mengenai Mutu baca: Apakah Mutu dan Bermutu
Itu ? https://lizenhs.wordpress.com/2011/05/07/apakah-mutu-dan-bermutu-itu/
3). Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana angkutan yang tersedia dan
yang masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil
(produk) serta menjamin kesinambungan peneyediaan pasokan (suplay) cukup teratur.
1). Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau kerterempilan yang mudah
pemindahannya, serta sejauh mungkin mencegah latihan ulang yang sukar dilakukan, mahal
dan memakan waktu
2). Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.
3). Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran
ataupun setengah pengangguran.
4). Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan budaya, dengan mengatur agar peningkatan
produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu,
5). Menjamin agar peningkatan produksi serasi dengan peningkatan yang merata atas
pendapatan
3). Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal,
regional dan nasional
4). Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali kepada produsen dan tidak menciptakan
terbentuknya mata-rantai baru.
Kapan suatu teknologi itu yang sesuai (tepat guna)? Suatu pertanyaan yang sering diajukan.
Berbagai jawaban dikemukakan. Dari beberapa jawaban-jawaban dan bertolak dari kriteria
dan syarat TTG yang dikemukakan diatas, dapat diajukan beberapa ketentuan bahwa suatu
teknologi dikatakan sesuai (tepat guna):
1). Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber Daya Alam
yang tersedia di suatu tempat,
2). Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber Daya Manusia
yang terdapat disuatu tempat,
3). Apabila teknologi itu dapat sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat
setempat dan
4). Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang sebenarnya, bukan
teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya.
Oleh karena itu tujuan TTG adalah melihat pemecahan-pemecahan terhadap masalah-
masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu “sesuai”.
6.Ciri-ciri TTG
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat
dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai
batasan) adalah sebagai berikut:
1). Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian,
industri, pengubah energi, transprtasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan,
3). Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan
setempat,
7.Penerapan TTG
Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaharuan. Meskipun pembaharuan itu tidak
mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha
pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha permbaharuan
tersebut.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa
bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam pembaharuan teknologi
itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.
Banyak orang keliru atau salah sangka: kalau orang membawa pompa bambu, biogas,
pengering dengan energi radiasi matahari sederhana, penjernihan air kedesa, maka orang itu
telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut
kesebuah desa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat
menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut,
bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi
tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat kemanpuan perlatan
(teknologi) itu lebih efisien.
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa
dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih
kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.
Bertolah dari kerangka pemikiran diatas, perlu ditempuh berbagai upaya dan langkah yang
mendukung dan memperlancar pembangunan lokal dan diharapkan langsung menyentuh
masyarakat dan dapat dirasakan manfaatnya.
Dilihat dari kepentingan nasional, tumbuhnya kegiatan produksi di pedesaan dalam bentuk
industri pedesaaan merupakan potensi yang sangat strategis dalam upaya pemerataan
pembangunan.
Sikap dan peran lembaga lokal yang handal, tentu yang mampu pelaksana program
pembangunan lokal harus berada dalam kegiatan gabungan tiga aspek pembangunan yang
saling bersingungan yaitu Sumberdaya alam, Sumberdaya manusia, Teknologi dengan
Sistemnya. Artinya harus mampu melaksanakan penggabungan yang saling sesuai antara:
Sumberdaya alam, Sumberdaya manusia, Teknologi dengan Sistemnya.
Agar lebih bertambah wawasan/pengertian tentang Teknologi Tepat Guna atau Teknologi
Terapa
(Link berita terkait acara ini : DRPM UI, Technology for the poor-UI)
Sebelum membahas lebih jauh tentang pengalaman dalam penerapan TTG, ada
baiknya kita menyamakan persepsi terlebih dahulu terkait dengan filosofi dan tujuan
dari teknologi tepat guna itu sendiri. Dari berbagai pengertian yang ada - baik yang
telah diadopsi oleh pemerintah melalui Inpres No 3 tahun 2001[6], Permendagri No
20/2010[7], maupun yang tertuang dalam visi misi B2PTTG LIPI - setidaknya dapat kita
rangkum pemahaman TTG ini ke dalam 4 pilar utama yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, yaitu (1) layak secara teknis (2) menguntungkan secara ekonomi (3) diterima
secara sosial-budaya dan (4) ramah terhadap lingkungan. Sasaran implementasi TTG
menurut dua peraturan diatas (Inpres 3/2001 dan Permendagri 20/2010) secara
umum sama, yaitu golongan miskin (masyarakat penganggur, putus sekolah, dan
keluarga miskin), golongan wirausaha (masyarakat yang memiliki usaha mikro, kecil
dan menengah) kawasan (pedesaaan dan perkotaan) serta institusi yang
membutuhkan. Dengan pemahaman tersebut, implementasi TTG bukan saja mampu
mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat miskin, tetapi juga dapat menjadi
strategi jangka panjang untuk meraih kesejahteraan secara berkelanjutan.
Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia lebih banyak yang tinggal di wilayah
pedesaan, potensi bagi penerapan TTG untuk peningkatan kesejahteraan
[1] Disampaikan dalam seminar setengah hari Dompet Dhuafa dengan tema “Technology for
the poor : Tepat Guna dan memberdayakan”, Jumat, 22 Februari 2013, pukul 14.00 s/d
17.00 WIB, Ruang Terapung perpustakaan UI Depok
[2] Staf di B2PTTG LIPI, e-mail : yanuendar@yahoo.com
[3] Staf di B2PTTG LIPI, e-mail : romce2000@yahoo.com
[4] Staf di B2PTTG LIPI, e-mail : rima_kumalasari@yahoo.com
[5] Dikutip dari Orasi Ilmiah Prof. Dr. Sudarmo Muhammadi Siswo, berjudul “Perspektif
Pengembangan Teknologi Tepat Guna”. Halaman 11 yang disampaikan dalam acara
peresmian B2PTTG LIPI tanggal 25 Januari 2005.
[6] Instruksi Presiden RI No 3/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan dan
Pengembangan TTG
[7] Permendagri No 20/2010 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan TTG
[8] Yogotak Habuluk Motok Hanorogo = Hari Esok Harus Lebih Cerah daripada Hari ini.
Pengembangan Wilayah Pedesaan Wamena, Rekaman Perjuangan Ke Arah Hari Esok yang
Lebih Cerah, LIPI, 1992, penyunting Anung Kusnowo dan Amru Hydari Nazif
[9] Dinamika Sosial dan Pembangunan di Kabupaten Poso, LIPI, 2006, Penyunting Savitri
Dyah, Lidya Ariesusanty, dan Akmadi Abbas
[10] Pengembangan Wilayah Perbatasan Nusata Tenggara Timur Melalui Penerapan
Teknologi, 2006, LIPI Press, Editor : Savitri Dyah dkk
[11] Apriliyadi, Eki dan Arie Sudaryanto. 2009. Geliat Desa Terpencil Pengguna PLTMH
Enrekang. LIPI Press
[12] Panduan Penyusunan proposal kegiatan penerapan IPTEKDA LIPI XVI tahun 2013, hal
2
[13] Penulis Surna Tjahja Djajadiningrat, Yeni Hendriani dan Melia Famiola. 2011. Penerbit
Rekayasa Sains, hal vii-ix
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook