Anda di halaman 1dari 24

PERKEMBANGAN PROFESI DAN PELAYANAN

KEBIDANAN
D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

MEURAH INTAN
MIA AUDEVI
MIRA MARLISA
MURNI
NASLINDA
HENY SASTRIANI

STIKES MEDICA NURUL ISLAM


SARJANA KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima
kasih pada Dosen Pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Aceh Selatan, 22 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Makalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi didalam negeri.... 2
B. Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi diluar negeri....... 3
C. Pelayanan Kebidanan di Indonesia.............................................. 12
D. Pelayanan Kebidanan Zaman Dahulu.......................................... 13
E. Perkembangan Pelayanan Kebidanan Dalam Tahun Terakhir.... 15
F. Pelayanan Kebidanan Di Masa Depan........................................ 15
G. Perkembangan Pendidikan Kebidanan........................................ 16

BAB III PENUTUP......................................................................................... 22


A. Kesimpulan................................................................................... 22
B. Saran.............................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketika seorang ibu melahirkan, ia akan mencari dan mendapatkan bantuan atau
pertolongan dari orang lain, untuk melahirkan bayinya. Pada suatu waktu yang entah
kapan pada evolusi budaya atau adat, beberapa wanita terpanggil menjadi wanita
yang luhur bijaksana menjadi dukun bayi. Demikianlah profesi kebidanan mulai ada
didunia ini. Sepanjang catatan para ahli sejarah, kebidanan yang dahulu dilakukan
oleh para dukun bayi, sungguh merupakan suatu peran sosial.
Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan
yang bermanfaat. Shearman Repart (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal untuk
mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in Victoria
(Depkes Victoria, 1990) melaporkan sebuah review pelayanan kesehatan di Victoria
yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada awal dan keluarga.
Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. "perawatan efektif pada
kelahiran" CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang
berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan ibu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam negeri?
2. Bagaimana sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam negeri?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan bidan ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam negeri
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bidan sebagai profesi diluar negeri
3. untuk mengetahui perkembangan pendidikan bidan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Bidan Sebagai Profesi Didalam Negeri


Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua
didunia sejak adanya peradaban manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan
posisi bidan menjadi terhormat.
Bidan juga merupakan profesi yang diakui secara nasional dan internasional,
dimana bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
yang melahirkan. Untuk melaksanakan tugasnya, bidan harus melalui pendidikan
formal, mempunyai sistem pelayanan, kode etik dan etika kebidanan dalam
melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya secara
profesional, sehingga semua orang tidak dapat disebut menjadi bidan. Oleh karena
itu, perlu diperjelas batasan atau profesi seorang bidan sehingga tidak ada
penyelewengan dan penyimpangan sehingga perlu dibatasi tentang kebidanan sebagai
suatu profesi.
Untuk mendukung hal tersebut diatas maka pada tahun 2002 pemerintah
mengeluarkan Kepmenkes RI No.900 Tahun 2002 tentang registrasi dan praktik bidan
mengantikan Peraturan Menteri Kesehatan NO.572 Tahun 1996. Kemenkes ini
memberikan tanggung jawab dan otonomi yang lebih luas kepada bidan dalam
meningkatkan pelayanan bidan dalam perlindungan baik terhadap bidan maupun
masyarakat.
Pada perkembangan profesi bidan di Indonesia ini, diperoleh data bahwa angka
kematian ibu dan angka kematian bayi sangat tinggi pada zaman pemerintah Hindia
Belanda. Tenaga penolong persalinan saat itu masih dilakukan oleh dukun. Pada
tahun 1807, Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels, melatih dukun dalam
pertolongan persalinan. Akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena tidak
ada pelatihan kebidanan.
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan oleh
orang-orang Belanda yang berada di Indonesia. Pada tahun 1849, dibuka Pendidikan
Dokter Jawa di Batavia (di RS Militer Belanda ; sekarang RSPAD Gatot Soebroto).
Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 dibuka
Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter militer Belanda (Dr. W
Bosch), lulusan ini bekerja di Rumah Sakit dan juga di masyarakat. Mulai saat itu
pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.
Tahun 1952, diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan
kualitas pertolongan persalinan. Setahun kemudian, diadakan kursus tambahan bidan
(KTB) di Yogyakarta, lalu berdirilah BKIA. Kegiatan BKIA : pelayanan antenatal,
post natal, pemeriksaan bayi dan anak termasuk immunisasi dan penyuluhan gizi.
Pada tahun 1957, BKIA menjadi Puskesmas. Kegiatan Puskesmas terdiri atas
kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung.
Di tahun 1990 pelayanan kebidanan merata dan semakin dekat dengan kebutuhan
masyarakat.
Kebijakan ini melalui intstruksi presiden secara lisan pada siding kabinet tahun
1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun
tugas pokok bidan di desa adalah pelaksana KIA (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
dan bayi baru lahir), termasuk pembinaan dukun bayi, serta pelayanan keluarga
berencana.
Adapun peraturan dan perundangan yang mendukung keberadaan profesi bidan
yaitu sebagai berikut :
1. Keputusan Presiden No.23 Tahun 1994 Tentang Pengangkatan Bidan sebagai
Pegawai Tidak Tetap selama masa bakti.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No.871/Menkes/SK/VIII/1994 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengangkatan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.572 Tahun 1996, 4 Juni 1996 Tentang
Registrasi dan Praktik Bidan
4. Keputusan Dirjend Binkesmas No.1506/BMD/DJ/BH/X/97 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Menkes No.572/Menkes/Per/VI/1996 Tentang Registrasi
dan Praktik Bidan

B. Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi diluar negeri


1. Zaman Kuno (Sebelum Masehi)
            Catatan paling awal keberadaan manusia berisi tentang fakta adanya pembantu
kelahiran. Pembantunya berasal dari keluarga  atau di luar keluarga yang mempunyai
pengalaman dalam kelahiran. Hal inilah yang memungkinkan pertama kalinya mempelopori
adanya bidan.mereka tidak menetapkan bayaran tetapi mendapatkan hadiah. Menurut adat
istiadatnya atau kebudayaan wanita yang boleh menolong persalinan adalah wanita yang
sudah melahirkan, tidak boleh laki-laki hadir adanya acara ritual tertentu sebelum, selama,
sesudah persalinan.
Pada zaman ini praktek-praktek kebidanan yang tradisional mungkin bisa menolong,
meskipun tidak sesuai dengan dasar-dasar ilmiah
·        
Bangsa Mesir
Setelah kebidanan pertama kali dikenal didirikan di Mesir, dimana kebidanan itu adalah suatu
hal yang paling mulia, dan diberkahi oleh dewa.bidang-bidangnya terlatih dengan baik dan
memiliki pengetahuan Anatomi Fisiologi, memiliki aturan-aturan dalam memimpin
persalinan dan merawat bayi lahir.
Mereka mempunyai undang-undang  dalam mengontrol praktek mereka dan harus
memanggil asisten dari tabib konsultan bila ada masalah selama persalinan. Bidan juga telah
melakukan lirkumsisi pada bayi.
·        
Bangsa Yahudi
Pertolongan persalinan di bangsa Yahudi banyak mencontoh pada bangsa Mesir, hal ini
dibuktikan pada pengobatan dan pendidikan kebidanan yang didapatkan dari bangsa Mesir.
Hyigiene merupakan hal yang paling utama dalam menolong persalinan, temasuk didalamnya
merangsang persalinan dengan bantuan mantra-mantra.
Perawatan neonatus bangsa Yahudi meliputi memotong tali pusat, memandikan bayi,
menggosok badan bayi dengan garam dan membungkusnya dengan bedongan. Bidan-bidan
di Yahudi telah mendapatkan bayaran atas jasanya.
·        
Bangsa Yunani
Bangsa Yunani telah ada bidan yang dapat menolong persalinan, meraka harus telah
mempunyai anak sendiri mereka biasanya dibayar atas pelayanan yang telah diberikan dan
undang-undang yang keras mengontrol praktek mereka.
Hipocrates sebagai bapak pengobatan pada zaman telah merubah pandangan-pandangan
selama dalam kebidanan, kasus pertama yang ditemukan olehnya adalah kematian akibat
demam Puerperalis. Aristoteles mengajarkan pengaruh-pengaruh praktek kebidanan selama
hampir 2000 tahun.
·        
 Bangsa Roma
Ilmu kebidanan pada bangsa Roma berasal dari negeri Yunani melalui Mesir, ada 2
jenis bidan di Roma yaitu:
1.      Bidan yang ahli dibidangnya : mereka di hargai sebagai pemimpin tim dari ahli obstetri,
yang biasanya mereka melakukan praktek sendiri.
2.      Bidan yang berstatus rendah : bidan ini sederajat dengan pembantu persalinan
tradisional.

2.      Zaman Pertengahan (1 – 1500 Masehi)


Pada zaman ini kemajuan perkembangan kebidanan seiring dengan penyebaran agama
Keristen, pengetahuan obstetric membuat beberapa penemuan dua kebutuhan akan bidan
untuk dididik telah diakui. Kebidanan masih dipraktekkan secara utuh oleh wanita biasa.
·   Roma
Pada masa ini ada 2 orang bangsa Roma dalam kebidanan yaitu :
a.      Soranus
Ia merupakan spesialis obgyin pertama kali dia menulis buku kabidanan untuk pertama
kalinya dan dia juga yang menggambarkan kualitas atau syarat seorang bidan yang
profesional. Beliau yang pertama kali yang menguraikan tentang Versi Podalic.
b.      Galen
Beliau juga menulis tentang beberapa obstetri Gynekologi. Galen menguraikan bagaimana
bidan mengukur pembukaan servix dengan menggunakan jari mereka dan penggunaan kursi
untuk melahirkan selama zaman ini seorang bidan bernama Cleopatra menulis karangan
tentang kebidanan. Bidan lainnya seperti Aspasia dikenal baik oleh karena dia memiliki
banyak keterampilan dalam kelahiran bayi diantaranya adalah Versi Podalic, managemen
distocia, dan kontrasepsi.
·         Salerno
Seorang dokter perempuan bernama Trotula yang berasal dari Sekolah Kedokteran terkenal
di negeri ini, menulis sebuah karangan Gynekologi dan Kebidanan di mana ia menjelaskan
penanganan emergensi bagi bidan dalam penatalaksanaan Retensio Placenta, Perawatan
Nifas, Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.
Ia juga menjelaskan pentingnya seorang bidan memiliki kepercayaan dan pendekatan etis
dalam pekerjaannya. Trotula juga orang yang pertama kali berusaha memperbaiki Laseri
Parineum derajad tiga.
·         Kerajaan Byzantine
Ini meliputi sebagian besar negara-negara di Eropa timur dengan ibu kotanya Konstantinopel,
selama abad 12 rumah sakit kebidanan pertama kali ditemukan di sini Paulus of
Aegina merupakan bidan yang pertama kali di zaman ini.
·         Arabia
Kedua dokter Arab, Rhazes dan Avicenna menjelaskan procedur kebidanan tentang
penggunaan lastumen untuk persalinan, nampaknya disinilah pertama kalinya digunakan
instrumen obstetri. Karena kepercayaan agama menyatakan kebidanan sebagian besar secara
keseluruhan berada di tangan wanita.

3.      Zaman Kebangkitan (1500-1700 Masehi)


Pada abad ke-12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal kebidanan sampai abad ke-16.
pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa beberapa orang
seperti Leonard de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas Vesallius of  Belgium.
·         Prancis
Ambroise Pare adalah seorang ahli bedah yang memberikan konstribusi dalam bidang
kebidanan dan Gynekologi, dia yang memperkenalkan kembali tentang Versi Podalic dan
juga Perintis Sekolah Kebidanan pertama di Prancis. Francois Mauriceau, dialah orang yang
pertama kali menguraikan tentang kehamilan tuba, presentasi muka dan menjelaskan tentang
induksi pembedahan.
Beliau memberikan deskripsi yang jelas tentang mekanisme persalinan dan beliaupun
terkenal oleh karena persalinan wanita ditempat tidur sementara dengan berupa bangku yang
tidak bersandar untuk melahirkan. Louyse Bourgeois, beliau yang pertama kali
mempublikasikan buku obstetric. Marie Louise Duge, beliau bidan yang pertama kali
meneliti tentang kelahiran bayi melalui penyimpangan catatan dan data statistik dari 40.000
wanita yang dia hadiri kelahirannya.
·         Inggris
William Harvey       : Yang menguraikan sirkulasi darah pada tahun 1616,     dikenal sebagai
bapak kebidanan di Inggris beliau mencatat perkembangan embrio dan fetus dari seluruh
tahap.
William Chamberlen : Beliau mempunyai anak yang bernama Peter yang   mungkin Forceps
Obstetri yang terkenal, dimana telah digunakan oleh keluarga Chamberlen scr diam-diam
selamam 3 generasi.
William Smellie           : Beliau seorang dokter dan memperdalami ilmu pemasangan cunam
dengan keterangan yang lengkap, ukuran-ukuran pinggul, perbedaan pinggul sempit dan
pinggul biasa.
·         Jerman
Justine Slegemudin (1645) adalah bidan pertama di Jerman. Dia ada-lah bidan di kota Ligenit
2 kemudian bekerja sebagai bidan dikerajaan Prussia, dia bekerja sebagai ilmuan dan
mempunyai dokumen lengkap. Tahun 1690 menerbitkan buku pegangan.
·         Swiss
Operasi seksio secarea pertama kali berhasil pada wanita hidup pada tahun 1500, ketika
dokter bedah hewan Swiss Jacob Nuter melakukan operasi untuk melahirkan anak mereka.
Istrinya dapat bertahan hidup samapi usi 77 tahun.
·         Belanda
Hendrick Van Roonhuyze (1622 - ?). yang mempromosikan seksio secarea dan Hendrick
Van Deventer (1651-1724) yang menggambarkan banyak kelainan punggul keduanya
memberikan kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan telah
mempublikasikannya di Belanda. Mereka juga mendirikan organisasi profesi.
4.      Sebelum Abad ke-20 (1700 – 1900)
Dua abad sebelum abad ke-20 telah menghasilkan banyak penemuan besar yang
sangat berpengaruh terhadap praktek kebidanan yang membawa banyak orang-orang
kedokteran kedalam kebidanan.
a.       William Smellle of Scotland (1697 – 1763) adalah salah satu ahli obstetric yang
berpengaruh pada adab 18 ditenemukan forseps sesuai dengan ukuran panggul.
b.      Ignaz Philip S, dari Hugaria menemukan penyebab sepsis puerperalis.
c.       Josep Lister dari Inggris 1827 – 1912, dia disebut bapak antik sepsis.
d.      Louis Pastur 1822 – 1895, pelopor mikrobiologi pelopor
e.       William James Morton dari Amerika 1846 – 1920 anestesi.
f.       James Young Simpson dari Scotlandia, 1811 – 1870, mengenalkan anestesi umum dalam
kebidanan.
g.      Dr. James Lloyld (1728 – 1810)
h.      Dr. William Shippen (1736 – 1808), beliau seorang tokoh di AS yang mengembangkan
kebidanan, beliau mendirikan kursus kebidanan di Philadelphia gazette, sehingga masih
banyak menaruh minat pria maupun wanita.
i.        Dr. Samuel Bard (1742 – 1821), beliau menulis buku kebidanan yang isinya moderen,
yaitu : cara mengukur congurata diagonalis, kelainan-kelaianan panggul, dan melarang
pemeriksaan dalam apabila tidak ada indukasi menasehatkan jangan menarik tali pusat
untuk mencegah terjadinya Invertio Uteri, mengajarkan letak muka dapat lahir spontan.
Melarang pemakaian cunam yang berulang-ulang karena akan banyak menimbulkan
kerugian.
J. Dr. Walter Channing (1786 – 1876), belia diangkat sebagai Profesor kebidanan disekolah
kedokteran Harvard.

Pelopor-Pelopor yang Berjasa dalam Perkembangan Kebidanan


Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua didunia
sejak adanya peradaban utama manusia, ini terlihat banyaknya pelopor-pelopor yang berjasa
dalam perkembangan kebidanan, antara lain :
a.      Hipocrates (460 – 370 Sebelum Masehi)
Selama hidupnya beliau menaruh perhatian besar terhadap perawatan dan pengobatan
sehingga beliau dijuluki sebagai bapak pengobatan. Selain itu belia menaruh minat pula
terhadap kebidanan; menganjurkan agar wanita yang sedang bersalin ditolong dengan dasar
perikemanusiaan dan menganjurkan pula agar wanita yang bersalin mendapatkan perawatan
yang selayaknya.
b.      Soranus (98 – 138 Sesudah Masehi)
Beliau dijuluki sebagai bapak kebidanan karena beliaulah yang pertama kali menaruh minat
terhadap kebidanan sesudah masa Hipocrates. Soranus juga menulis buku yang merupakan
bukupelajaran, bagi bidan-bidan diberi judul Katekimus bagi bidan-bidan Roma.
c.       Guru-guru besar dari Itali
Pada abad ke XV pengobatan mulai maju lagi terutama mengenai Anatomi dan Fisiologi
tubuh manusia. Guru-guru besar Itali yang terkenal dan banyak berjasa ialah (1) Vesalius,
dan (2) Fabricus, (3) Eustachius yang menemukan taba Eustachius (4) Fallopius yang
menemukan tuba Fallopius, (5) Arantius yang menemukan ductusArentil. Juga salah seorang
murid yang ulung dari guru besar ini adalah William Harvey (1578 – 1657) ia menyelidiki
tentang fisiologi plasenta serta selaputnya.
d.      Perkembangan di Prancis
Tokoh yang membawa perkembangan kebidanan di Prancis adalah :
* Ambrobe Pare (1510 – 1590) Beliau telah membawa kemajuan kebidanan di Prancis ini
terbukti dengan  penemuannya tentang Versi Podali.
e.       Perkembangan di Amerika Serikat
Dulu di AS persalinan ditolong oleh dukun-dukun beranak yang tidak berpendidikan setelah
mendengar perkembangan di Inggris serta mendengar pekerjaan William Smellie dan
William Hunter. Beberapa orang AS terpengaruh untuk memperdalami kebidanan, a.l :
Inggris
Tahun 1864 sekolah wanita kebidanan dibuka dilondon, Florance Nightisale sebagai pelopor
pelatih bidan. Tahun 1862 ia membentuk pelatihan kebidanan bekerja sama dengan king’s
collage hospital.
Tahun 1869 para ahli kebidanan di London menemukan laporan yang penyebab kematian
bayi, salah satu pemecahannya adalah dengan mengadakan panitia ujian, jadi para para bidan
di test dan digelari diploama. Paniti ujuan bidan telah dibentuk dan pertama kali
diadakan  tahun 1872 dengan 6 calon pendaftaran ujian dan pelatihan ini secara sukarela dan
diploma tidak diakui oleh pemerintah. Syarat ujian untuk London Obstetrical adalah :
·         Surat kelakuan baik
·         Usia antara 20 – 30 tahun
·         Terbukti pernah dapat mendapatkan minimal 25 kasus dibawah bimbingan pegawai dengan
nilai memuaskan.
·         Membunyai bukti bibbingan dan dibenarkan dosen. Mengikuti ujian tulis dan lisan.
Tahun 1881 Midwife Institut didirikan dengan tujuan agar bidan dapat diakui pemerintah ini
diajukan pada sidang parlemen tahun 1890 namun tidak berhasil. Mr. Heyeood Johnstone
mengenalkannya kembali pada tahun 1908, dan kemudian 31 Juli 1902 kerajaan
mengakuinya. 1949 diadakan perekrutan bidan dan membuat rekomendasi bidan serta guru
bidan.
Dari sejarah terjadinya medikalisasi wanita di Inggris menuntut haknya dalam natural child
birth, untuk itu bidan bangkit. Dalam praktek pelayanan kebidanan lebih berorientsi pada
wanita, otonomi bidan mandiri. Dalam perkembangan kebidanan  ( natural child
birth  muncul istilah Hydro Therapy, Water Bath, aroma therapy, usic Therapy, Refleksi,
Acupuntur ).
Pendidikan Kebidanan :
Ø    Direct Entry, SMU + 3 tahun pendidikan bidan
Ø    Nurse + 18 bulan pendidikan bidan
Mayorita bidan lulusan diploma dan advence diploma. Setelah tahun 1995 Univrsitas
Bachelor membuka pendidikan bidan dari SMU + 3  tahun sampai 4 tahun  hingga ada
pendidikan S2.
Untuk akreditasi 5 kali studi perhari dalam 3 tahun dan mendapatkan sertifikat, critical
analisis, Reflektion, Evluation, Find Evidence.
Laporan projek 2000 telah menyatukan bahwa pendidikan program bidan selama tiga bulan.
Program dasar kebidanan baik diploma maupun yang seikat dengannya, banyak bidan yang
memilih untuk melanjutkan pendidikannya sampai mendapat gelar master dan PHD.
Amerika
Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan dibuka tetapi banyak yang tidak menyetujuinya,
mereka berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan
menetapkan obstetric. Tahun 1955 American Collage of Nurse – Midwine (ACNM) dibuka,
1971 di Tenesse bidan menolong persalinan mandiri di institusi kesehatan. Tahun 1980 an
ACNM membuat pedoman dalam hemobinth. 1980 tegaksasi praktek professional bidan,
1982 MANA (Midwine Allance of North American) dibentuk untuk meningkatkan
komunikasi antara bidan serta membuat peraturan bagi dasar kompetensi untuk melindungi
bidan.
Australia
Florance Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang mulai dengan tradisi
dan latihan-latihan pada abad 19 pendidikan bidan pertama kali di Australia tahun 1862
dengan lulusan dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek.
Pendidikan diploma kebidanan dimulai tahun 1893, sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus
perawat yang terlatih yang boleh bekerja dirumah sakit. Sejak 10 tahun terakhir pendidikan
bidan di Australia mengalami perkembangan yang pesat. Dasar pendidikan tradisional
hospital base program berubah menjadi tentiary course of studies menyesuaikan kebutuhan
masyarakat.
Keberadan bidan di Australia hampir sama dengan keberadaan bidan di AS. Bidan di
Australia didasari pengaruh teknik medical ( pengobatan ) dimana kemandirian bidan masih
menurun. Ini terlihat dengan adanya pertolongan persalinan dibeberapa negara bagian yang
tidak ditolong oleh bidan sehingga di Australia banyak bidaan hanya membantu mendapingi
pertolongan persalinan. Pendidikan bidan di Australia dimulai dari perawat setelah itu
mereka melanjutkan ke S1 + S2 kebidanan.
Netherland
Persalinan di Netherland tahun 1988, 80 % ditolong bidan di rumah dan 20 % di RS.
DiNetherland bidan praktek mandiri melakukan pelayanan kebidanan dikomunitas sehingga
kondisi kesehatan ibu baik. Dengan pendidikan bidan selama 3 tahun ( direct Entry ) dan 4
tahun.
Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak dilakukan di RS. Bidan bekerja sebagai
perawat obsgyn, ahli obsgyn melakukan segalanya. Setelah melihat negara Eropa pendidikan
bidan direct entry mulai berkembang.
Jerman
Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak ditolong dan dilakukan di RS. Bidan
bekerja sebagai perawat obstetric, ahli obstetry melakukan segalanya. Setelah melihat negara
Eropa pendidikan bidan direct entry mulai berkembang.
Moscow ( Rusia )
Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan bidan/midwife. Ini terlihat dari
konsep bidan yang saangat independen yaitu tidak tergantung pada asuhan prenatal, intranatal
& postnatal. Sehingga pelayanan kebidanan dinegara ini tidaak memuaskan.
Bangladesh
Di India bidan dikategorikan dari pengalamannya:
Ø  Penolong persalinan kelas atas ( 5 – 10 persalinan / tahun )
Ø  Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi tetapi banyak pengalamannya 10 – 20
persalinan / bulan
Ø  Penolong persalinan professional ( nurse midwifes )
Pendidikan di Bangladesh dimulai dari 3 tahun perawat + 1 tahun bidan, dan 4 tahun bidan
dari SMP.
Adapun tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di Bangladesh:
Tahun 1 : Fungsi manusia sehat & social budaya
Tahun 2 : Pencegahan penyakit & Kesehatan keluarga
Tahun 3 : Rehabilitasi
Tahun 4 : Ilmu Kebidanan
Jordania
Pandangan masyarakat tentang bidan lebih diterima dibanding dengan barat. Pada tahun 1950
berdasarkan prinsip medical persalinan ditolong oleh dokter:
o        78 % persalinan MOH center
o        50 % Private Gp ( jarang didampingi bidan )
Bidan jordania sebanyak 460 bidan :
o        183 kerja di MOH sebagai asisten dokter
o        109 Private sector tidak menolong persalinan
o        166 Medical Institute Hospital
Pendidikan bidan Jordania selama 27 bulan dasarnya Diploma yaitu tahun I Keperawatan dan
tahun II Kebidanan. Kondisi masyarakat IGNORE terhadap kemampuan seharusnya.
Malaysia
Pendidikan bidan di Malaysia SMP + juru rawat ( 1 tahun bidan ). Program kebidanan di desa
di Malaysia berorientasi pada skill dan mutu pelayanan, sehingga dengan adanya bidan di
Malaysia dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Jepang
Sekolah bidan tahun 1912. Regulasi untuk seleksi dan lisensi tahun 1899. Pelayanan sudah
ada sejak perang dunia II, pendidikan bidan didirikan oleh obsgyn sehingga lulusannya
adalah perawat obstetri yang membantu dokter obsgyn dalam pertolongan persalinan.
Pelayanan kebidanan di bawah pengaruh medikalisasi, dimana pelayanan kebidanannya
berorientasi pada RS.
Pendidikan bidan 3 tahun perawat usia saat masuk minimal 20 tahun + minimal 6 bulan – 1
tahun di Universitas 8 – 12 SKS: 15 jam teori, 30 jam lab dan 45 jam praktek bertujuan untuk
perawata ibu dan anak. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan, sehubungan
dengan peningkatan aborsi diremaja.Tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989
berorientasi pada siklus kehidupaan wanita mulai dari pubertas sampai klimakterium serta
kembali ke persalinan normal.
Pada tahun 1987 pendidikan bidan dibawah pengawas obstetri, kurikulum yang dipakai tidak
ada ilmu psikologi, ilmu biologi dan ilmu social. Akhirnya bidan diluluskan tidak ramah dan
tidak menolong persalinan. Setelah melihat kondisi di negara Inggris, di Jepang melakukan
peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menata dan merubah situasi.
New Zeland dan Canada
Pada tahun 1900 terjadi perubahan kewenangan bidan yaitu ke arah medikalisasi kehamilan,
persalinan dilakukan di Rumah Sakit dan persalinan dilakukan oleh dokter, bidan hanya
sebagai asisten dokter. Dengan keadaan yang demikian kondisi kesehatan ibu buruk,
pelayanan kebidanan buruk, wanita tidak puas karena tidak merasa lagi sentuhan persalinan
dari seorang bidan, sehingga masyarakat menuntut dikembalikan lagi ke Filosofi Natural
Childbirth yaitu Bidan sebagai pelindung situasi normal. Bidan kembali mengambil alih dan
dokter tidak boleh intervensi.
Pada tahun  1980 wanita dan bidan sebagai partner ship, bidan melakukan independen
dimana bertanggung jawab terhadap kondisi normal ibu. Pada saat ini mutu pelayanan
kebidanan meningkat karena berorientasi pada partner ship bidan dan wanita. Dengan mutu
pelayanan kebidanan yang meningkat menyebabkan perubahan drastic 86 % persalinan
ditolong oleh bidan sehingga wanita merasa puas.
CANADA
Perkembangan kebidanan sudah mulai bagus,kebidanan tidak pernah dari perawat dulu.
Dosen harus mempunyai case load yang tinggi (pengalaman praktek)
Summary : Seiring dengan perkembangan zaman, kebidanan didunia telah mengalami
kemajuan di setiap negara. Dilihat dari berubahnya tuntutan masyarakat sehingga profesi
kebidanan di tuntut untuk memperbaiki kualitas pelayanan, yang ditindak lanjuti dengan
didirikannya jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumya.

C. Pelayanan Kebidanan di Indonesia


Sejak dulu sampai sekarang tenaga yang memegang peranan dalam pelayanan
kebidanan ialah “Dukun bayi “ ia merupakan tenaga terpercaya dalam lingkungannya
terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan , persalinan dan
nifas. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat
tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur
jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan,
tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.
Praktek kebidanan modern masuk di Indonesia oleh dokter-dokter Belanda.
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-
orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan
Dokter Jawa di Batavia (Di RS Milliter Belanda, sekarang RSPAD Gatot Subroto).
Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 di buka
pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter milliter
Belanda (Dr. W. Bosch). Lulusan ini kemudian bekerja di Rumah Sakit juga di
masyarakat. Mulai saat itu pelayan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan
Bidan.
Kursus bidan yang pertama ini ditutup tahun 1873. Tahun 1879, dimulai
pendidikan bidan. Tahun 1950 , setelah kemerdekaan, jumlah paramedis kurang lebih
4000 orang dan dokter umum kurang lebih 475 orang dan dokter dalam bidang
obsgyn hanya 6 orang, pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan Bidan secara
formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolonga persalinan. Kursus untuk dukun
masih berlangsung samapai dengan sekarang, yang memberikan kursus adalah Bidan.
Perubahan pengetahuan dan keteramilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak
secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenala
dengan istilah Kursus tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Jogjakarta yang
akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain di Nusantara ini. Seiring dengan
pelatihan tersebut didirikan balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) dimana bidan
sebagi penanggung jawab pelayanana kepada masyarakat. Dari BKIA inilah akhirnya
mnejadi suatu pelayanan terintregrasi kepada masyarakat yang dinamakan pusat
Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas pada tahun 1957.
Kegiatan BKIA yang dipimpin bidan adalah menyelenggarakan :
a.       Pemeriksaan Antenatal
b.      Pemeriksaan Post natal
c.       Pemeriksaan dan Pengawasan bayi dan anak balita
d.      Kleuarga Berencana
e.       Penyuluhan Kesehatan
Di BKIA ini diadakan juga pelatihan-pelatihan para dukun bayi. Dengan
meningkatnya pendidikan tenaga kesehatan maka, pada tahun 1979 jumlah dokter
obsgyn 286 orang dan bidan 16.888 orang di seluruh Indonesia.
Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan KB. Mulai tahun 1990 pelayan
kebidanan diberikan secara merata sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini
melalaui instruksi presiden secara lisan pada Tahun 1992 tentang perlunya mendidik
bidan untuk penempatan di desa. tugas pokoknya adalah pelaksanan pelayanan KIA
khususnya pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta pelayana BBL. Bidan di
puskesmas orientasi kepada kesehatan masyarakat beda dengan bidan di RS yang
berorientasi pada individu.

D. Pelayanan Kebidanan Zaman Dahulu


Perawatan zaman dahulu atau sekarang dilakukan oleh dukun pria atau dukun
wanita, dukun menjalankan perawatanya biasanya dirumah penderita atau di rawat di
rumah dukunnya sendiri. Cara-cara mengobati penderita itu sendiri antara lain :
 Dengan membaca mantra-mantra memohon pertolongan kepada Tuhan YME.
 Dengan cara mengusir setan-setan yang mengganggu dengan menyajikan
kurban-kurban di tempat itu, macamnya kurban ditentukan oleh dukun.
 Melakukan massage/mengurut penderita.
 Penderita harus melakukan pantangan atau diet yang oleh dukun itu pula.
 Kadang-kadang dukun bertapa untuk mendapatkan ilham cara bagaimana
menyembuhkan penderita itu.
 Memakai obat-obatan banyak dipakai dari tumbuh-tumbuhan yang segar dari
daun mudanya, batang, kembang akarnya.
1.      Perawatan Kebidanan       
1)      Kehamilan
Semua wanita hamil diadakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun
bayi dan dukun memberikan nasehat-nasehat seperti :
a)      Melakukan pantangan
§  Pantangan makanan tertentu
§  Pantangan terhadap pakaian
§  Pantangan terhadap jangan pergi malam
§  Pantangan jangan duduk di muka pintu
b)      Kenduri
Kenduri pertama kali dilakukan pada waktu hamil 3 bulan sebagai tanda wanita itu
hamil. Kenduri ke dua dilakukan pada waktu umur kehamilan 7 bulan.
2)      Persalinan
Biasanya persalinan dilakukan dengan duduk di atas tikar, di lantai dukun yang
menolong menunggu sampai persalinan selesai. Cara bekerja dengannya mengurut-
ngurut perut ibu. Menekannya serta menarik anak apabila anak telah kelihatan.
Selama menolong dukun banyak membaca mantra-mantra. Setelah anak lahir anak
diciprati anak dengan air agar menangis. Tali pusat dipotong dengan hinis atau
bamboo kemudian tali pusatnya diberi kunyit sebagai desinfektan.
3)       Nifas
Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus bisa
merawat dirinya sendiri lalu ibu di berikan juga jamu untuk peredaran darah dan
untuk laktasi.
E. Perkembangan Pelayanan Kebidanan Dalam Tahun Terakhir
Karena pelayanan kebidanan yang adekuat itu hanya dinikmati oleh sebagian
kecil masyarakat yang tinggal di kota-kota sedangkan masyarakat yang tinggal di
pedesaan tidak mendapatkan pelayanan tersebut maka keadaan ini melahirkan konsep
puskesmas ( Community Health Care )
Pembentukan Puskesmas dimulai pada Pelita I ( 1969 – 1974 ) tapi baru
berkembang pada Pelita II ( 1974 – 1979 ). Sejalan dengan hal tersebut maka
pendidikan perawat pun ditertipkan lebih berkonsentrasi pada masyarakat dan
didirikan sekolah perawat kesehatan dimana pada sekolah ini diberikan mata
pelajaran KIA termasuk pelayanan kebidanan. Dibentuknya program pembangunan
kesehatan pada tahun 1975. PKMD ini bekerja sama dengan lembaga sosial desa,
tenaga-tenaganya diambilka di masyarakat dan diberi pelatihan selama 4 bulan
selanjutnya mereka akan bertugas memberikan pertolongan pertama pengobatan
ringan termasuk penyuluhan dalam hal KIA dalam program PKMD ini agar
pelayanan kebidanan berlangsung aman dan dapat dilaksanakan dengan baik maka :
 Dibuka balai KIA didesa agar semua ibu hamil dapat memeriksakan diri secara
teratur
 Tenaga dukun harus tetap dibuka dan diawasi
 Pengawasan terhadap pelayanan KIA oleh bidan ditingkatkan
 PUSKESMAS sebaiknya dapat melaksanakan pertolongan persalinan ditempat

F. Pelayanan Kebidanan Di Masa Depan


Keberhasilan pembangunan kesehatan dewasa ini masih diwarnai oleh
rawannya derajat kesehatan ibu dan anak terutama pada ibu hamil, bersalin dan ibu
nifas serta janin / bayi pada masa pranatal. Hal ini ditandai dengan tingginya AKI dan
AKB. Sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan kesehatan yaitu
dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang berualitas sedekat mngkin dengan
masyarakat yang didukung oleh peningkatan keterjangkauan dan kualitas pelayanan
rujukan tenaga yang mempunyai peran besar dalam pelayanan KIA ialah BIDAN.
Oleh karena itu sejak tahun 1990/1991 DEPKES menempatkan BIDAN-BIDAN DI
DESA
G. Perkembangan Pendidikan Kebidanan

Ø  Tahun 1851 :

Perkembangan pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda yang
dibuka oleh dr. W Bosch tapi tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta didik
dan adanya larangan bagi wanita untuk keluar rumah.

Ø  Tahun 1902 :

Dibuka kembali di RS Militer di Batavia

Ø  Tahun 1904 :

Dibuka pendidikan bidan bagi wanita Indo di Makasar dan lulusan tersebut harus
bersedia ditempatkan dimana saja dan harus mau menolong masyarakat yang tidak
mampu secara cuma-cuma.

Ø  Tahun 1911/1912 :

Dimulai pendidikan tenaga keperawatan di RSUP Semarang dan Batavia, yang


diterima lulusan HIS (SD 7 tahun), masa pendidikan 4 tahun dan awalnya diterima
adalah pria.

Ø  Tahun 1914 :

Mulai diterima peserta didik wanita dan dapat melanjutkan kependidikan kebidanan
selama 2 tahun.

Ø  Tahun 1935-1938 :

 Pemerintah Belanda mulai mendidik bidan lulusan MULO (SLTP bagian B)


dan bersamaan dibukanya sekolah bidan di kota-kota besar yaitu Jakarta, RSB
Budi Kemuliaan, RSB Palang Dua, RSB Mardi Waluyo di Semarang

 Mulai diberlakukan peraturan yang membedakan lulusan bidan berdasarkan


latar belakang pendidikan dan membedakan gaji pokok dan tunjangan bagi
bidan. Antara lain :
 Dengan latar belakang MULO dan pendidikan selama 3 tahun disebut
bidan kelas I

 Dari lulusan perawat disebut bidan kelas II

Ø  Tahun 1950-1953 :

 Dibuka sekolah bidan lulusan SMP dengan batas usia maksimal 17 tahun dan
lama pendidikan 3 tahun

 Dibuka juga sekolah penjenag Kesehatan I (pembantu bidan) untuk


meningkatkan kebutuhan tenaga bidan, tapi tahun 1945 pendidikan ini ditutup.

Ø  Tahun 1953 :

Dibuka Kursus Tambahan Bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya 7-12 minggu.

Ø  Tahun 1954 :

Dibuka pendidikan guru bidan bersama-sama dengan guru perawat dan perawat
kesehatan masyarakat di bandung. Awalnya berlangsung 1 tahun, kemudian menjadi
2 tahun dan terakhir menjadi 3 tahun.

Ø  Tahun 1960 :

KTB dipindahkan ke Jakarta yang bertujuan memperkenalkan pada lulsan bidan


mengenai perkembangan program KIA dan pelayanan kesehatan masyarakat.Sebelum
memulai tugasnya, KTB ini ditutup.

Ø  Tahun 1972 :

Pendidikan guru bidan dan perawat dilebur menjadi sekolah guru perawat dari
lulusan sekolah perawat dan sekolah bidan.

Ø  Tahun 1970 :

Dibuka PPB dari lulusan SPR ditambah 2 tahun pendidikan disebut sekolah
pendidikan lanjutan jurusan kebidanan
Ø  Tahun 1974 :

Depkes melakukan penyederhanaan, sekolah bidan ditutup dan dibuka SPK.

Ø  Tahun 1975-1984 :

Pendidikan bidan ditutup dan IBI tetap ada dan hidup secara wajar

Ø  Tahun 1981 :

Dibuka pendidikan D I Kesehatan Ibu dana anak, berlangsung 1 tahun.

Ø  Tahun 1985

Dibuka lagi PPB dari SPK dan SPR, lama pendidikan 1 tahun dan lulusannya
dikembalikan ke institusi yang mengirim.

Ø  Tahun 1989 :

Dibuka secara nasional yang memperbolehkan lulusan SPK langsung masuk


pendidikan bidan (PPB A) lama pendidikan 1 tahun dan langsung di tempatkan
kedaerah pedesaan sebagai pegawai negeri sipil

Ø  Tahun 1994 :

Status bidan di desa menjadi PTT dengan kontrak 3 tahun yang dapat diperpanjang 2
x 3 tahun lagi.

IBI bekerjasama dengan depkes dan ACNM dan RS swasta mengadakan training of
trainer kepada IBI sebanyak 8 orang untuk LSS dan menjadi pelatih LSS (Live Save
Skills) di PP IBI.

Ø  Tahun 1993 :

Dibuka PPB B dari lulusan Akper dengan lama pendidikan 1 tahun untuk
mempersiapkan tenaga pengajar bagi PPB A. Pendidikan ini hanya berlangsung 2
angkatan.
Ø  Tahun 1994-1995 :

Pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan Bidan Jarak Jauh (Distance


Learning) di 3 propinsi yang diatur dalam SK Menkes no.1247/Menkes/SK/XII/1994.

Ø  Tahun 1995-1998 :

IBI bekerjasama dengan Mother Care melakukan pelatihan dan Peer Review bagi
bidan RS, bidan puskesmas dan desa di kalimantan selatan.

Ø  Tahun 1996 :

Mulai dibuka Pendidikan Akademi Kebidanan 5 propinsi, dan sekarang sudah


menyebar hampir di semua propinsi dan kabupaten baik negeri maupun swasta.

Ø  Tahun 2000

Tim pelatih APN yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health, tidak hanya
untuk pelatihan juga guru, dosen-dosen dari akademi Kebidanan.

Ø  Tahun 2000 :

Dibuka pendidikan D IV Kebidanan di UGM dan tahun 2002 di UNPAD, tahun 2005
di Poltekkes Padang dan Poltekkes Bandung.

Ø  1996 DIII Kebidanan, dari D1 bidan selama 5  semester selama 2,5 th

Ø  1998 D III dari SMU selama 6 semester

Ø  1999  D III dari SPK selama 6 semester

Ø  2001 ada 65 institusi penyelenggara D III, Depkes, TNI,  Pemda, Swasta.

Ø  2004 D III dari D1 Progsus selama 5 semester dlm 2 th: 96 sks.

Ø  2000 DIV Bidan Pendidik UGM, 2001 UNPAD, 2004 USU dan stikes Ngudi
waluyo.

Ø  2006 S2 Kebidanan UNPAD.

Ø  Program S1 Bidan dari SMU


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Profesi bidan bukanlah profesi yang ringan dan tidak semua orang dapat menjadi
bidan profesional karena profesi seorang bidan mengemban tanggungjawab yang
besar. Profesionalisme, kerja keras, dan kesungguhan hati serta niat yang baik akan
memberikan kekuatan dan modal utama bagi pengabdian profesi bidan.
Pemahaman yang utuh menganai konsep kebidanan sangat penting dimiliki oleh
para bidan maupun calon bidan karena tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan saat ini semakin meningkatkan, khususnya kualitas pelayanan kebidanan.
Hal ini merupakan tantangan bagi bidan untuk meningkatkan kemampuannya, baik
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan perilaku yang profesional.

B. SARAN
Mengadakan field trip mata kuliah konsep kebidanan agar mahasiswi bisa
memahami dan melihat lebih detail mengenai sejarah perkembangan bidan sebagai
profesi sehingga mahasiswa dapat memahami profesi bidan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani,Dwana,SST, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya


Dra. Harni,MKM,dkk. 2001. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia Bidan Menyongsong
Masa Depan. Jakarta:PP IBI

Anda mungkin juga menyukai