Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani


masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri, yang
berkaitan erat dengan penyakit menular. Sejalan berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan
pola struktur masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya hidup, keadaan
demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Epidemiologi kesehatan mengalami perubahan
dari penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian utama, mulai
digantikan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus,
cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya yang merupakan 63%
penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (Kemenkes RI,
2014).

Menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta untuk membangun masyarakat


Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur merupakan hakikat pembangunan nasional
yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945. Undang-Undang
Nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional yang didalamnya tercantum
Visi Indonesia sehat 2015. Salah satu misi pembangunan kesehatan 2015 yaitu
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau (Depkes
RI, 2008). Menurut Soleha (2009), Pembangunan di bidang kesehatan perlu
dilaksanakan dan terus ditingkatkan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional,
karena pada dasarnya pembangunan nasional di bidang kesehatan berkaitan erat dengan
pening katan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar dalam
melaksanakan pembangunan.

Salah satu indikator yang dapat menentukan keberhasilan pembangunan di sektor


kesehatan masyarakat suatu bangsa dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
bayi. Morbiditas (kesakitan), merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur derajat kesehatan penduduk selain mortalitas/angka kematian serta umur harapan
hidup dari penduduk . Semakin tinggi angka morbiditas, berarti tingkat kesehatan penduduk

1
semakin buruk. Sebaliknya semakin rendah angka morbiditas (kesakitan) menunjukkan
tingkat kesehatan penduduk yang semakin baik. Semakin banyak penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan berarti semakin rendah derajat kesehatan dari masyarakat
bersangkutan. Adapun berbagai macam penyakit mengancam masyarakat yang timbul sebagai
akibat lemahnya daya resistensi antara lain malaria, tuberkulosis, penyakit mata, kwasioskor,
dan penyakit lainnya Kondisi kesakitan menyebabkan usia harapan hidup penduduk pendek
dan tingkat kematian penduduk juga tinggi.

Angka Morbiditas merupakan angka yang menunjukan tingkat kesakitan akibat


gangguan struktur maupun fungsi tubuh seseorang yang merupakan derajat sakit, cedera
maupun gangguan pada populasi yang merupakan penyimpangan dari status sehat atau
kesejahteraan suatu masyarakat. Angka Morbiditas merupakan indikator yang dapat
dipergunakan untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat umum yang dilihat dari
persentase penduduk dengan keluhan Kesehatan yang mengindikasi kan terkena suatu
penyakit tertentu . Adapun keluhan kesehatan yang sering dialami penduduk antara lain
panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare, asma/sesak nafas, sakit gigi sedangkan bagi
masyarakat yang menderita penyakit kronis dianggap memiliki keluhan kesehatan walaupun
pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya. World
Health Organisation (WHO) sudah menetapkan tiga ukuran utama dari angka morbiditas
yakni jumlah orang sakit, lamanyanya sakit, perode sakit.

Setiap manusia pasti pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap orang
pasti berbeda satu dengan yang lain. Sakit merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak berada
pada kondisi normal yang disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam maupun dari luar tubuh.
Berdasarkan karakteristiknya penyakit dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penyakit menular
dan penyakit tidak menular. Penyakit menular mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah
dibanding dengan penyakit tidak menular. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, virus, atau parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit menular
sering disebut juga penyakit infeksi, karena penyakit ini diderita melalui infeksi virus, bakteri,
atau parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media, seperti udara, jarum suntik, tranfusi
darah, tempat makan atau minum, dan lain sebagainya. Penyakit menular erat kaitan dengan
epidemiologi.

2
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Epi yang berarti “pada”, Demos yang
berarti “penduduk”, dan Logos yang berarti “penduduk”. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat. Pada era dewasa ini telah terjadi
pergeseran pengertian epidemiologi, yang dulunya lebih menekan ke arah penyakit menular ke
arah-arah masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena
transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial,
ekonomi masyarakat, dan semakin luasnya jangkauan masyarakat. Mula- mula epidemiologi
mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang penyakit
wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut.
Kemudian tahap berikutnya, berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non wabah.
Lalu setelah itu, dengan mempelajari penyakit penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma,
hipertensi, dan lain sebagainya.

Pergeseran ini pula yang menyebabkan pergeseran definisi dalam epidemiologi, yang
tadinya hanya menekan pada penyakit-penyakit menular, yang meliputi pencegahan,
pemberantasan penyakit menular ke arah mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi
pada masyarakat atau sekelompok manusia yang menyangkut frekuensi, distribusi masalah
kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sekarang banyak penyakit-penyakit
menular yang sedang mewabah di tengah-tengah masyarakat, baik penyakit yang sudah
ditemukan cara pengobatannya maupun yang belum ditemukan cara pengobatannya. Hal ini
tidak luput pula akan membahas tentang penyakit Corona Virus Disease2019(COVID-
19),dimana penyakit ini merupakan penyakit yang cukup mematikan bagi manusia, karena pada
penyakit ini belum ditemukan obat – obatan atau cara pengobatannya.

Akibat terjadinya wabah penyakit Corona Virus Disease2019 (COVID-19) menyebabkan


penurunan devisa negara dalam hal ini aktivitas manusia dan tempat tempat atau usaha yang
biasanya menjanjikan untuk mendapatkan hasil devisa menjadi berkurang. Maka dari pada itu
perlu kajian-kajian bagaimana cara untuk tetap mengupayakan devisa negar tetap stabil
meskipun keadaan wabah atau penyakit semakin menjadi-jadi.

1.2. Rumusan Makalah

3
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu masalah yang di urai
dalam bentuk makalah yaitu “Bagaimanakah gambaran Resiko Epidemiologi bila morbilitas
meningkat disuatu negara dan solusi apa yang dilakukan agar Devisa Negara tidak Menurun ?”

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengtahui gambaran Resiko
Epidemiologi bila morbilitas meningkat disuatu negara dan solusi apa yang dilakukan agar
Devisa Negara tidak Menurun.

1.4. Manfaat makalah


Berdasarkan tujuan makalah tersebut maka disusun manfaat pmakalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa: Data atau informasi makalah ini dapat menjadi masukan
bagimasyarakat dan mahasiswa perhatian terhadap Resiko Epidemiologi bila morbilitas
meningkat disuatu negara dan solusi apa yang dilakukan agar Devisa Negara tidak Menurun
2. Data atau informasi makalah ini dapat menjadi bahan untuk melakukan penelitian lain yang
berkaitan dengan Resiko Epidemiologi bila morbilitas meningkat disuatu negara dan solusi apa
yang dilakukan agar Devisa Negara tidak Menurun.

1.4.1. Manfaat Praktis


1. Bagi Penulis Penulis dapat mengetahui dan memperluas wawasan mengenai Resiko
Epidemiologi bila morbilitas meningkat disuatu negara dan solusi apa yang dilakukan agar
Devisa Negara tidak Menurun
2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapan studi kasus ini dapat menjadi bahan referensi dalam
proses belajar mengajar serta dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Resiko Epidemiologi bila morbilitas meningkat
disuatu negara dan solusi apa yang dilakukan agar Devisa Negara tidak Menurun.
3. Bagi Pembaca Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
sumber informasi yang dapat menambah pengetahuan pembaca khususnya mengenai Resiko
Epidemiologi bila morbilitas meningkat disuatu negara dan solusi apa yang dilakukan agar
Devisa Negara tidak Menurun.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Angka Kesakitan (Morbiditas)


2.1 Pengertian
Angka kesakitan (morbiditas) merupakan indikator penting yang digunakan untuk
penilaian dan perencanaan program yang bertujuan untuk menurunkan kesakitan dan kematian di
suatu wilayah. Angka kesakitan ialah jumlah kejadian suatu penyakit yang dirumuskan sebagai
jumlah anak yang sakit per 1000 anak yang bisa terkena penyakit (Kardjati dan Alisjahbana,
1985). Tingkat angka kesakitan mempunyai peranan yang lebih penting dibandingkan dengan
angka kematian karena apabila angka kesakitan tinggi maka akan memicu kematian sehingga
otomatis menyebabkan angka kematian juga tinggi. Angka ini dapat digunakan untuk
menggambarkan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberahasilan program program
pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan
penduduk terhadap pelayanan kesehatan Untuk mengetahui angka kesakitan penduduk, data
dapat bersumber dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh dari laporan rutin yang berasal
dari masyarakat itu sendiri.
Dalam pengumpulan data angka kesakitan, terdapat dua ukuran utama yang terdiri dari
angka insidensi maupun angka prevalensi. Angka insidensi adalah gambaran tentang kumpulan
frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada satu waktu tertentu pada satu
kelompok masyarakat (Azwar, 1983).

2.2. Epidemiologi
2.2.1. Pengertian
Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penyebaran yang berhubungan
dengan dunia kesehatan, termasuk penyakit. Orang yang mempraktikan ilmu disebut

5
epidemiologis. Epidemiologi 9 adalah metode yang digunakan oleh epidemiologis untuk
menentukan penyebab terjadinya penyakit di masyarakat. Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan-determinan yang berhubungan dengan kesehatan atau
kejadian pada populasi tertentu dan menerapkan study ini untuk mengendalikan masalah-
masalah kesehatan.
Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat menerangkan penyebaran (distribusi)
penyakit atau masalah kesehatan yaitu:
1. Faktor orang (Person) Karakteristik dari individu yang mempengaruhi keterpaparan
atau kepekaan terhadap penyakit. Orang yang karakteristiknya mudah terpapar atau
peka terhadap penyakit akan mudah terkena sakit. Karakteristik orang bisa berupa
faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan dan status sosial ekonomi.
Individu yang mempunyai faktor genetik pembawa penyakit akan mudah terpapar
faktor genetic dan peka untuk sakit. Perbedaan berdasarkan umur, terdapat
kemungkinan dalam mendapat keterpaparan berdasarkan perjalanan hidup.
2. Faktor Tempat (Place) Faktor ini berkaiatan dengan karakteristik geografis. Informasi
ini dapat batas alamiah seperti sungai, gunung atau batas administrasi dan histori.
Perbedaan distribusi menurut tempat memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit
yang dapat 10 menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum
diketahui.
3. Faktor Waktu (Time) Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari,
bulan, atau tahun. Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul
dalam masyarakat.
2.3 Devisa
Merujuk pada UU Nomor 32 Tahun 1964 tentang Peraturan Lalu Lintas Devisa, devisa
negara adalah saldo dalam valuta asing yang mempunyai catatan kurs resmi dari Bank Indonesia.
Selain valuta asing, masih merujuk pada UU Nomor 32 Tahun 1964, devisa negara adalah valuta
asing lainnya, tidak termasuk uang logam, yang mempunyai catatan kurs dari Bank Indonesia.
Meski semua mata uang pada dasarnya bisa dijadikan cadangan devisa, namun secara global
devisa seringkali hanya diakui apabila berbentuk mata uang global seperti dollar AS, Euro, yuan,
pound sterling, dan yen.  Selain mata uang valas, devisa negara adalah bisa berbentuk emas dan
surat berharga seperti Special Drawing Rights, wesel, Cable Order, serta Traveller Cheque (TC)

6
Umumnya di banyak negara, sebagian besar sumber devisa negara berasal dari menjual barang
atau jasa ke luar negeri ekspor. Ekspor barang yakni menjual komoditas, sementara ekspor jasa
adalah mengirim tenaga kerja ke luar negeri.  Itu sebabnya, Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
seringkali disebut sebagai pahlawan devisa. 

BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3. Epidemologi
3.1. Kasus Epidemologi (wabah)
a. Pengertian Penyakit.
Tanpa pemahaman tentang berbagai konsep penyakit, kita tidak mampu
mempunyai dasar pemikiran yang kuat untuk mendeteksi serta mengenal setiap
perbedaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan pada masa kini.
b. Pengertian Penyakit Menular.
Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat berpindah ke orang
lain yang sehat. Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat dicegah
melalui pemberian vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat. Penyakit menular dapat
ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi
ketika kuman pada orang yang sakit berpindah melalui kontak fisik, misalnya lewat
sentuhan dan ciuman, melalui udara saat bersin dan batuk, atau melalui kontak dengan
cairan tubuh seperti urine dan darah. Orang yang menularkannya bisa saja tidak
memperlihatkan gejala dan tidak tampak seperti orang sakit, apabila dia hanya sebagai
pembawa (carrier) penyakit. Selain metode penyebaran di atas, penyakit menular juga
dapat menyebar melalui gigitan hewan, atau kontak fisik dengan cairan tubuh hewan,
serta melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi mikroorganisme penyebab
penyakit. Penyakit menular juga dapat berpindah secara tidak langsung. Misalnya saat
menyentuh kenop pintu, keran air, atau tiang besi pegangan di kereta yang
terkontaminasi. Kuman dapat menginfeksi jika Anda menyentuh mata, hidung, atau
mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh barang-barang tersebut.

c. Pengertian COVID-19

7
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona
adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak
menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-
anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
d. Asal Penyakit COVID-19
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara
menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah
penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Coronavirus adalah
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain
virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab
Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok
yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS
dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

3.2. Kajian Teori

Adapun kajian teori dari makalah ini adalah: Faktor Penyebab Penyakit menular.
Berikut ini adalah beberapa macam penyakit menular akibat infeksi yang banyak
ditemukan di Indonesia, berdasarkan penyebabnya: Infeksi virus Virus merupakan
penyebab infeksi yang paling sering terjadi. Beberapa penyakit akibat infeksi virus yang
masih banyak ditemukan di Indonesia meliputi ISPA, influenza, cacar, campak, hepatitis,

8
demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis. Sedangkan penyakit infeksi virus yang
terbilang lebih jarang ditemukan termasuk flu burung, flu singapura, chikungunya, dan
SARS. Infeksi bakteri Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak
ditemukan di Indonesia.
Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri yang dimaksud adalah:
 Demam tifoid
 Tuberkulosis ( TB )
 Pneumonia
 Meningitis
 Infeksi saluran kemih
 Difteri
 Batuk rejan (pertusis)
 Sepsis Infeksi jamur
Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat dengan kelembapan
yang tinggi, salah satunya Indonesia. Hal ini membuat penyakit infeksi jamur cukup
banyak ditemukan di Indonesia. Beberapa contoh penyakit jamur yang sering terjadi
adalah a thlete’s foot atau infeksi jamur kaki, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi
jamur pada vagina, histoplasmosis, blastomycosis, candidiasis, dan aspergillosis.
Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia. Infeksi
parasit Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti
cacing dan amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah cacingan, malaria, giardiasis,
amebiasis, dan toksoplasmosis.
Mekanisme Penyakit Menular Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke
orang lain secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini penjelasannya: Penularan
secara langsung Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu:
1. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain Berbagai jenis kuman dan virus
penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak fisik
dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui sentuhan, percikan air liur saat bersin
atau batuk, dan berciuman. Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari
transfusi darah atau jarum suntik yang dipakai bergantian dengan orang lain. Selain
melalui darah, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya melalui

9
hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi melalui kontak
seksual ini sering menjadi penyebab infeksi menular seksual.
2. Dari ibu ke bayi Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko
tinggi untuk menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan. Di
samping itu, penularan penyakit infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui
proses persalinan atau saat menyusui ASI.
3. Hewan ke manusia Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat
seseorang tercakar atau tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak
kurang matang, serta bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang telah
terinfeksi. Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun hewan
peliharaan yang kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular
melalui hewan adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies. Penularan secara
tidak langsung Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung,
yaitu:
 Benda yang terkontaminasi Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda
tertentu, seperti keran air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa
terjadi ketika Anda menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman atau
benda milik penderita penyakit infeksi. Mikroorganisme penyebab infeksi juga
bisa menyebar melalui penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi,
dan pisau cukur, secara bergantian dengan orang lain.
 Makanan dan minuman yang terkontaminasi Sembarangan mengonsumsi
makanan dan minuman juga dapat menyebabkan Anda tertular penyakit infeksi.
Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan dalam makanan atau
minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga matang atau
makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi. Contoh penyakit infeksi yang
terjadi melalui metode ini adalah diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi,
dan flu burung.
 Gigitan serangga Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan
serangga, misalnya gigitan nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab
infeksi.

10
Contoh penyakit infeksi akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah,
malaria, filariasis (kaki gajah), chikungunya, penyakit Lyme dan infeksi virus Zika.
Jenis-Jenis Penyakit Menular.
 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) Infeksi saluran pernapasan dapat
menyerang hidung, tenggorokan, saluran napas, dan paru-paru. ISPA diawali
dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala tenggorokan sakit atau nyeri
telan, batuk kering atau berdahak, dan pilek. Kondisi ini seringkali disebabkan
oleh virus, namun bisa juga disebabkan oleh bakteri. ISPA yang disebabkan oleh
infeksi virus biasanya akan membaik dalam waktu 3 – 14 hari. ISPA dapat
dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, membiasakan cuci tangan.
Perhatikan pula etika batuk dan bersin, serta gunakan masker agar virus dan
bakteri tidak menular ke orang lain.
 Diare Diare merupakan gangguan buang air besar (BAB). Penyakit ini ditandai
dengan BAB lebih dari tiga kali sehari, disertai rasa mulas, dengan konsistensi
tinja cair, dan dapat disertai dengan darah dan atau lendir. Diare mungkin
dianggap sepele padahal dapat berpotensi kematian, terutama pada balita. Diare
menular melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi virus, bakteri,
atau parasit.
 TB TB (tuberkulosis) masih menjadi pembunuh terbanyak di antara penyakit
menular. Berdasarkan data WHO tahun 2017, diperkirakan ada 1 juta kasus TB
di Indonesia. TB disebabkan oleh bakteri yang menyerang paru-paru, namun
bakteri tersebut bisa juga menyerang bagian tubuh lain seperti tulang dan sendi,
selaput otak (meningitis TB), kelenjar getah bening (TB kelenjar), dan selaput
jantung. Bakteri ini ditularkan melalui udara saat penderita batuk atau bersin. TB
dapat dicegah melalui pemberian vaksin BCG.
 Demam dengue Demam dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam dengue merupakan
penyakit musiman yang umum terjadi di negara beriklim tropis. Di Indonesia,
penyakit menular ini lebih banyak terjadi di saat musim hujan. Demam dengue

11
dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berat yaitu demam berdarah
dengue (DBD).
 Cacingan Cacingan disebabkan oleh cacing tambang, cacing pita, dan cacing
kremi yang menginfeksi usus. Cacingan dapat mengakibatkan anemia (kurang
darah), lemas, dan mengantuk, sehingga produktivitas menurun. Hal ini karena
cacing menyerap nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat dan protein.
Pada wanita hamil, cacingan dapat mengakibatkan berat bayi lahir rendah dan
masalah pada persalinan. Cacingan menular melalui kontak langsung, misalnya
saat tangan yang kotor dimasukkan ke dalam mulut, atau secara tidak langsung
saat Anda menyentuh makanan atau benda yang mengandung telur cacing.
 Penyakit kulit Kudis dan kurap menjadi penyakit kulit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat Indonesia. Penularan penyakit ini terkait dengan
kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, kusta juga masih diderita oleh
sebagian masyarakat Indonesia. Gejalanya berupa bercak putih atau merah di
kulit yang mati rasa. Kusta dapat menular melalui percikan air liur, bersin,
maupun kontak melalui kulit yang luka. Penyakit ini dapat menyebabkan cacat
permanen jika tidak diobati sejak dini.
 Malaria Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dan
juga ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria umumnya
menunjukkan gejala demam, menggigil, sakit kepala, berkeringat, nyeri otot,
disertai mual dan muntah. Malaria termasuk penyakit endemik dengan daerah
yang masih memiliki kasus yang tinggi berada di wilayah Indonesia timur.
Penduduk yang tinggal di wilayah endemik malaria memiliki risiko tertinggi
tertular penyakit ini.
 Difteri Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Gejalanya
berupa demam dan peradangan pada selaput saluran pernapasan bagian atas,
hidung, serta kulit. Pada tahun 2017, difteri pernah menjadi kasus luar biasa di
Indonesia. Kondisi ini terjadi karena diduga terdapat kelompok yang mudah
tertular difteri akibat tidak mendapatkan vaksinasi atau status vaksinasinya tidak
lengkap.

12
 Cara Penularan COVID-19. Dalam salah satu bagian laporan berjudul route of
transmission, WHO menyebutkan hingga kini belum ditemukan kasus
penyebaran virus corona atau COVID-19 melalui udara. Selain itu menurut
WHO, cara penyebaran virus corona COVID-19 melalui udara bukan faktor
terbesar penularan penyakit berdasarkan bukti yang ada. WHO menyarankan
prosedur perlindungan menghadapi penyebaran virus corona atau COVID-19
secara aerosol. Prosedur ini diterapkan di fasilitas kesehatan yang menangani
kasus virus corona atau COVID-19. Aerosol merujuk pada partikel padat atau
cair dalam udara atau gas lain. Partikel ini melayang sebelum mendarat di
permukaan sasaran. "Cara penyebaran virus corona COVID-19 adalah melalui
tetesan air liur (droplets) atau muntah (fomites), dalam kontak dekat tanpa
pelindung. Transmisi virus corona atau COVID-19 terjadi antara yang telah
terinfeksi dengan orang tanpa patogen penyakit," tulis WHO dalam laporannya.
Penyebaran virus corona COVID-19 lewat dudukan toilet, pegangan pintu kamar
mandi, dan wastafel (fecal shedding) terjadi pada beberapa pasien. Namun
penyebaran virus corona atau COVID-19 atau COVID-19 dengan fecal
shedding, hingga kini bukan menjadi upaya tranmisi utama.

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Untuk mengurangi


risiko dan mencegah terjadinya penyakit menular, penting untuk melakukan langkah
pencegahan penyakit menular sebagai berikut:
 Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun,
terutama setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah, sebelum masak, dan
sebelum makan.
 Memasak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi.
 Menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang sakit.
 Tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, handuk, dan
alat makan, dengan orang lain.
 Melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter atau ketika hendak
bepergian ke daerah dengan penyakit endemik.

13
 Melakukan hubungan seks aman, yaitu menggunakan kondom ketika berhubungan
intim dan tidak berganti pasangan seksual.
 Menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak membuang
sampah sembarangan. Cara Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19. Sampai saat
ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19.

Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-
faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk
kebersihan rumah Pengobatan Virus Corona (COVID-19) Infeksi virus Corona atau
COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di
rumah sakit rujukan
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat
yang cukup

14
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga
kadar cairan tubuh.
Perkembangan Kasus COVID-19 di Belahan Dunia dan di Indonesia
Perkembagan Kasus COVID-19 di Dunia: Jumlah pasien terinfeksi corona di dunia,
hingga Rabu (6/5/2020) pukul 16.20 WIb adalah 3.743.857 kasus. Jika dibandingkan
dengan data Selasa (5/5/2020) pukul 16.04 WIB dengan 3.659.623 kasus, berarti dalam
waktu 24 jam jumlahnya bertambah lebih dari 83.000 kasus. Dari 3,74 juta orang yang
positif terinfeksi Covid-19, 258.868 pasien meninggal dunia dan 1.248.814 dinyatakan
sembuh. Terdapat 212 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan
Covid-19. Selain itu, pandemi juga menyebar di dua transportasi angkut Internasional,
yakni Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dan Kapal pesiar MS
Zaandam Holland America. Perkembangan terkini corona di Indonesia: Pemerintah
menyatakan bahwa masih ada penularan virus corona di masyarakat.

3.3. Solusi yang Dilakukan agar Devisa Negara tidak Menurun

Adapun beberapa Strategi atau Solusi yang Dilakukan agar Devisa Negara tidak Menurun
adalah sebagai berikut :

1. Strategi yang dibutuhkan untuk menangani COVID-19 terbagi dalam tiga tahapan.
Pada kondisi jumlah kasus COVID-19 yang masih terus meningkat, kebijakan lebih
difokuskan pada pengendalian penyebaran COVID-19 melalui vaksinasi COVID-19,
pembatasan sosial, peningkatan kapasitas tracing dan testing serta penguatan fasilitas
kesehatan. Dari sisi ekonomi, kebijakan lebih fokus pada perlindungan masyarakat
maupun dunia usaha yang terdampak dari penurunan aktivitas ekonomi. Beberapa
kebijakan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian bantuan sosial kepada
kelompok masyarakat rentan, memberikan insentif untuk melakukan spending, dan
relaksasi kredit bagi dunia usaha untuk menjaga neraca keuangannya tetap positif.
Selain itu, tahapan ini juga merupakan waktu yang kritis untuk mencegah krisis
merembet ke sektor keuangan. Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan likuiditas di sektor keuangan.
2. Saat jumlah kasus telah menurun dan relatif stabil, kegiatan ekonomi pun akan mulai
berjalan kembali. Sebagai upaya pencegahan terjadinya second wave, penerapan

15
protokol kesehatan yang disiplin menjadi hal mutlak yang perlu dilakukan. Kebijakan
peningkatan kapasitas testing dan tracing yang lebih luas serta penerapan pembatasan
sosial yang disesuaikan dengan kondisi penyebaran kasus masih perlu dilakukan. Di
samping itu, kebijakan perlu difokuskan pada penyediaan dan distribusi vaksin.
Kebijakan di sisi ekonomi fokus pada percepatan proses pemulihan ekonomi ke
kondisi sebelum krisis dan persiapan fondasi untuk menghadapi transformasi
ekonomi dan perubahan dunia pasca COVID-19 seperti akselerasi investasi untuk
menyerap backlog pengangguran melalui peningkatan investasi publik, perbaikan
iklim investasi dan peningkatan infrastruktur digital dan transportasi. Hal-hal ini juga
perlu tetap dibarengi dengan melanjutkan bantuan sosial bagi masyarakat rentan dan
pemberian insentif bagi usaha untuk melakukan pemulihan, menyerap kembali tenaga
kerja, dan melakukan digitalisasi.
3. Dalam jangka panjang, pemerintah perlu memperbaiki sistem kesehatan nasional
untuk mengantisipasi terjadinya pandemi di masa yang akan datang. Dari sisi
ekonomi, perlu ada transformasi ekonomi dan peningkatan produktivitas, serta
kapasitas produktif perekonomian. Kebijakan yang dapat dilakukan antara lain
melakukan reformasi sektor publik, meningkatkan kualitas SDM melalui perbaikan
sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, reformasi sistem perlindungan sosial,
reformasi sektor fiskal melalui peningkatan penerimaan perpajakan dan peningkatan
belanja berkualitas, dan peningkatan inovasi R&D, dan teknologi. Tahapan ini juga
menjadi waktu yang tepat untuk mengubah orientasi pembangunan untuk menjadi
lebih berkelanjutan dan berbasis lingkungan.
4. Penyusunan strategi kebijakan disesuaikan dengan karakteristik tiap sektor.
• Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terkena dampak besar
pandemi. Adopsi protokol kesehatan dan kolaborasi pemerintah dan swasta
menjadi kunci pemulihan. Diperlukan harmonisasi dan koordinasi protokol dan
prosedur lintas sektor dan pusat-daerah untuk efisiensi dan kemudahan pemulihan
kunjungan wisatawan ke destinasi wisata. Pemanfaatan teknologi baru diperlukan
untuk menciptakan nilai tambah dan jenis atraksi baru yang mengedepankan
inovasi dan kesadaran pariwisata berkelanjutan. Dengan adanya standar usaha dan
tenaga kerja yang mengadopsi kebutuhan tatanan baru pariwisata, dibutuhkan

16
kebijakan re-skilling dan up-skilling bagi usaha dan tenaga kerja pariwisata.
Pembukaan perbatasan yang bertanggung jawab juga menjadi persyaratan utama
agar kebijakan pariwisata meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan
seluruh pelaku usaha wisata.
• Untuk sektor industri, penanganan pandemi mencakup upaya mendorong
kelangsungan permintaan produk industri yang berasal dari belanja pemerintah,
utamanya ketika permintaan dan daya beli masyarakat atas produk industri berada
dalam situasi lemah. Pemberian stimulus kepada pelaku industri, utamanya yang
berskala besar dan sedang, dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih cepat,
dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan kepada perusahaan yang
memenuhi klasifikasi yang sesuai. Situasi pandemi juga dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu momentum untuk mendorong perbaikan kebijakan industri,
seperti kemudahan akses bahan baku dan implementasi prinsip teknologi maju di
dalam operasional produksi perusahaan

17
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Adapun Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1) Angka kesakitan (morbiditas) merupakan indikator penting yang digunakan untuk


penilaian dan perencanaan program yang bertujuan untuk menurunkan kesakitan dan
kematian di suatu wilayah.
2) Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penyebaran yang berhubungan
dengan dunia kesehatan, termasuk penyakit. Orang yang mempraktikan ilmu disebut
epidemiologis
3) Penyusunan strategi kebijakan disesuaikan dengan karakteristik tiap sektor.
• Sektor Pariwisata
• Sektor Industry

4.2 Saran

Adapun Saran dari makalah ini adalah :

Perlu dilakukan Praktek Langsung kepada mahasiswa dengan tujuan melihat apakah isi
dari makalah ini mampu menjawab permasaalahan penurunan devisa negara.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/penyakit-menular-yang-umum-di-indonesia
https://www.alodokter.com/penyebab-penyakit-infeksi-penyebaran-dan-tips-
pencegahannya
https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-
hinggaisu-terkini
https://www.siloamhospitals.com/Contents/News-Events/Advertorial/2020/03/09/08/22/
Begini-5-Cara-Mencegah-Efektif-COVID-19-Agar-Tidak-Tertular-Infeksi-Virus

19

Anda mungkin juga menyukai