Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

SEJARAH PERKEMBANGAN BIDAN SEBAGAI PROFESI


DALAM DAN LUAR NEGERI

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Konsep Kebidanan


Yang dibimbing oleh: 
Dwi Estuning Rahayu, S.Pd. S.Kep.Ns.M.Sc

Kelas : Tingkat 1A

Di susun oleh :
1. SYLVIA PUTRI SHABILLA (P17321231021)
2. ZAKYA DEWI NABILA (P17321231025)
3. EVI KHASANAH (P17321233029)
4. RENANDA RAHAYUNINGTYAS (P17321233030)
5. TRI ANDANI SETYANINGTYAS (P17321233031)
6. NURIYAH NISAUN NI’MAH (P17321233038)
7. SEPTYA DWI RAHMAWATI (P17321233039)
8. PRICCYLA AJENG PRATIWI (P17321233040)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG KAMPUS IV


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Konsep Kebidanan
ini dengan judul “Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Polteknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Malang.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila
makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang kami
buat terdapat suatu kesalahan.
Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Kediri, 27 Juli 2023

        Penyusun

2
DAFTAR ISI
MAKALAH KONSEP KEBIDANAN..........................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
LATAR BELAKANG....................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.....................................................................................................15
B. SARAN.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketika seorang ibu melahirkan, ia akan mencari dan mendapatkan bantuan atau
pertolongan dari orang lain, untuk melahirkan bayinya. Pada suatu waktu yang entah
kapan pada evolusi budaya atau adat, beberapa wanita terpanggil menjadi wanita yang
luhur bijaksana menjadi dukun bayi. Demikianlah profesi kebidanan mulai ada
didunia ini. Sepanjang catatan para ahli sejarah, kebidanan yang dahulu dilakukan
oleh para dukun bayi, sungguh merupakan suatu peran sosial.
Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan
yang bermanfaat. Shearman Repart (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal untuk
mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in Victoria
(Depkes Victoria, 1990) melaporkan sebuah review pelayanan kesehatan di Victoria
yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada awal dan keluarga.
Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. "perawatan efektif pada
kelahiran" CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang
berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan ibu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam negeri?
2. Bagaimana sejarah perkembangan bidan sebagai profesi diluar negeri?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam


negeri
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bidan sebagai profesi diluar negeri

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi didalam negeri


Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua
didunia sejak adanya peradaban manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan
posisi bidan menjadi terhormat.
Bidan juga merupakan profesi yang diakui secara nasional dan internasional,
dimana bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
yang melahirkan. Untuk melaksanakan tugasnya, bidan harus melalui pendidikan
formal, mempunyai sistem pelayanan, kode etik dan etika kebidanan dalam
melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya secara
profesional, sehingga semua orang tidak dapat disebut menjadi bidan. Oleh karena itu,
perlu diperjelas batasan atau profesi seorang bidan sehingga tidak ada penyelewengan
dan penyimpangan sehingga perlu dibatasi tentang kebidanan sebagai suatu profesi.
Untuk mendukung hal tersebut diatas maka pada tahun 2002 pemerintah
mengeluarkan Kepmenkes RI No.900 Tahun 2002 tentang registrasi dan praktik bidan
mengantikan Peraturan Menteri Kesehatan NO.572 Tahun 1996. Kemenkes ini
memberikan tanggung jawab dan otonomi yang lebih luas kepada bidan dalam
meningkatkan pelayanan bidan dalam perlindungan baik terhadap bidan maupun
masyarakat.
Pada perkembangan profesi bidan di Indonesia ini, diperoleh data bahwa angka
kematian ibu dan angka kematian bayi sangat tinggi pada zaman pemerintah Hindia
Belanda. Tenaga penolong persalinan saat itu masih dilakukan oleh dukun. Pada
tahun 1807, Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels, melatih dukun dalam
pertolongan persalinan. Akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena tidak
ada pelatihan kebidanan.
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan oleh
orang-orang Belanda yang berada di Indonesia. Pada tahun 1849, dibuka Pendidikan
Dokter Jawa di Batavia (di Rumah Sakit Militer Belanda ; sekarang RSPAD Gatot
Soebroto). Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851
dibuka Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter militer Belanda

5
(Dr. W Bosch), lulusan ini bekerja di Rumah Sakit dan juga di masyarakat. Mulai saat
itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.
Tahun 1952, diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan
kualitas pertolongan persalinan. Setahun kemudian, diadakan kursus tambahan bidan
(KTB) di Yogyakarta, lalu berdirilah BKIA. Kegiatan BKIA : pelayanan antenatal,
post natal, pemeriksaan bayi dan anak termasuk immunisasi dan penyuluhan gizi.
Pada tahun 1957, BKIA menjadi Puskesmas. Kegiatan Puskesmas terdiri atas kegiatan
di dalam gedung dan di luar gedung.
Di tahun 1990 pelayanan kebidanan merata dan semakin dekat dengan kebutuhan
masyarakat.
Kebijakan ini melalui intstruksi presiden secara lisan pada sidang kabinet tahun
1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas
pokok bidan di desa adalah pelaksana KIA (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi
baru lahir), termasuk pembinaan dukun bayi, serta pelayanan keluarga berencana.
Adapun peraturan dan perundangan yang mendukung keberadaan profesi bidan
yaitu sebagai berikut :
1. Keputusan Presiden No.23 Tahun 1994 Tentang Pengangkatan Bidan sebagai
Pegawai Tidak Tetap selama masa bakti.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No.871/Menkes/SK/VIII/1994 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengangkatan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.572 Tahun 1996, 4 Juni 1996 Tentang
Registrasi dan Praktik Bidan
4. Keputusan Dirjend Binkesmas No.1506/BMD/DJ/BH/X/97 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Menkes No.572/Menkes/Per/VI/1996 Tentang Registrasi
dan Praktik Bidan

B. Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi diluar negeri


1. Zaman Kuno (Sebelum Masehi)
            Catatan paling awal keberadaan manusia berisi tentang fakta adanya pembantu
kelahiran. Pembantunya berasal dari keluarga  atau di luar keluarga yang mempunyai
pengalaman dalam kelahiran. Hal inilah yang memungkinkan pertama kalinya
mempelopori adanya bidan.Mereka tidak menetapkan bayaran tetapi mendapatkan
hadiah. Menurut adat istiadatnya atau kebudayaan wanita yang boleh menolong

6
persalinan adalah wanita yang sudah melahirkan, tidak boleh laki-laki hadir adanya
acara ritual tertentu sebelum, selama, sesudah persalinan.
Pada zaman ini praktek-praktek kebidanan yang tradisional mungkin bisa menolong,
meskipun tidak sesuai dengan dasar-dasar ilmiah
·         Bangsa Mesir
Setelah kebidanan pertama kali dikenal didirikan di Mesir, dimana kebidanan itu
adalah suatu hal yang paling mulia, dan diberkahi oleh dewa.bidang-bidangnya
terlatih dengan baik dan memiliki pengetahuan Anatomi Fisiologi, memiliki aturan-
aturan dalam memimpin persalinan dan merawat bayi lahir.
Mereka mempunyai undang-undang  dalam mengontrol praktek mereka dan harus
memanggil asisten dari tabib konsultan bila ada masalah selama persalinan. Bidan
juga telah melakukan lirkumsisi pada bayi.
·         Bangsa Yahudi
Pertolongan persalinan di bangsa Yahudi banyak mencontoh pada bangsa Mesir, hal
ini dibuktikan pada pengobatan dan pendidikan kebidanan yang didapatkan dari
bangsa Mesir. Hyigiene merupakan hal yang paling utama dalam menolong
persalinan, temasuk didalamnya merangsang persalinan dengan bantuan mantra-
mantra.
Perawatan neonatus bangsa Yahudi meliputi memotong tali pusat, memandikan bayi,
menggosok badan bayi dengan garam dan membungkusnya dengan bedongan. Bidan-
bidan di Yahudi telah mendapatkan bayaran atas jasanya.
·         Bangsa Yunani
Bangsa Yunani telah ada bidan yang dapat menolong persalinan, meraka harus telah
mempunyai anak sendiri mereka biasanya dibayar atas pelayanan yang telah diberikan
dan undang-undang yang keras mengontrol praktek mereka.
Hipocrates sebagai bapak pengobatan pada zaman telah merubah pandangan-
pandangan selama dalam kebidanan, kasus pertama yang ditemukan olehnya adalah
kematian akibat demam Puerperalis.Aristoteles mengajarkan pengaruh-pengaruh
praktek kebidanan selama hampir 2000 tahun.
·         Bangsa Roma
Ilmu kebidanan pada bangsa Roma berasal dari negeri Yunani melalui Mesir,
ada 2 jenis bidan di Roma yaitu:
 Bidan yang ahli dibidangnya : mereka di hargai sebagai pemimpin tim dari ahli
obstetri, yang biasanya mereka melakukan praktek sendiri.
 Bidan yang berstatus rendah : bidan ini sederajat dengan pembantu persalinan
tradisional.
2.      Zaman Pertengahan (1 – 1500 Masehi)
Pada zaman ini kemajuan perkembangan kebidanan seiring dengan penyebaran agama
Kristen, pengetahuan obstetric membuat beberapa penemuan dua kebutuhan akan
bidan untuk dididik telah diakui. Kebidanan masih dipraktekkan secara utuh oleh
wanita biasa.

7
·   Roma
Pada masa ini ada 2 orang bangsa Roma dalam kebidanan yaitu :
a.      Soranus
Ia merupakan spesialis obgyin pertama kali dia menulis buku kabidanan untuk
pertama kalinya dan dia juga yang menggambarkan kualitas atau syarat seorang bidan
yang profesional. Beliau yang pertama kali yang menguraikan tentang Versi Podalic.
b.      Galen
Beliau juga menulis tentang beberapa obstetri Gynekologi. Galen menguraikan
bagaimana bidan mengukur pembukaan servix dengan menggunakan jari mereka dan
penggunaan kursi untuk melahirkan selama zaman ini seorang bidan bernama
Cleopatra menulis karangan tentang kebidanan. Bidan lainnya seperti Aspasia dikenal
baik oleh karena dia memiliki banyak keterampilan dalam kelahiran bayi diantaranya
adalah Versi Podalic, managemen distocia, dan kontrasepsi.
·         Salerno
Seorang dokter perempuan bernama Trotula yang berasal dari Sekolah Kedokteran
terkenal di negeri ini, menulis sebuah karangan Gynekologi dan Kebidanan di mana ia
menjelaskan penanganan emergensi bagi bidan dalam penatalaksanaan Retensio
Placenta, Perawatan Nifas, Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.
Ia juga menjelaskan pentingnya seorang bidan memiliki kepercayaan dan pendekatan
etis dalam pekerjaannya. Trotula juga orang yang pertama kali berusaha memperbaiki
Laseri Parineum derajad tiga.
·         Kerajaan Byzantine
Ini meliputi sebagian besar negara-negara di Eropa timur dengan ibu
kotanya Konstantinopel, selama abad 12 rumah sakit kebidanan pertama kali
ditemukan di sini Paulus of Aegina merupakan bidan yang pertama kali di zaman ini.
·         Arabia
Kedua dokter Arab, Rhazes dan Avicenna menjelaskan procedur kebidanan tentang
penggunaan lastumen untuk persalinan, nampaknya disinilah pertama kalinya
digunakan instrumen obstetri. Karena kepercayaan agama menyatakan kebidanan
sebagian besar secara keseluruhan berada di tangan wanita.
3.      Zaman Kebangkitan (1500-1700 Masehi)
Pada abad ke-12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal kebidanan sampai abad ke-
16. pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa
beberapa orang seperti Leonard de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas
Vesallius of  Belgium.
·         Prancis
Ambroise Pare adalah seorang ahli bedah yang memberikan konstribusi dalam bidang
kebidanan dan Gynekologi, dia yang memperkenalkan kembali tentang Versi Podalic
dan juga Perintis Sekolah Kebidanan pertama di Prancis. Francois Mauriceau, dialah
orang yang pertama kali menguraikan tentang kehamilan tuba, presentasi muka dan
menjelaskan tentang induksi pembedahan.

8
Beliau memberikan deskripsi yang jelas tentang mekanisme persalinan dan beliaupun
terkenal oleh karena persalinan wanita ditempat tidur sementara dengan berupa
bangku yang tidak bersandar untuk melahirkan. Louyse Bourgeois, beliau yang
pertama kali mempublikasikan buku obstetric. Marie Louise Duge, beliau bidan yang
pertama kali meneliti tentang kelahiran bayi melalui penyimpangan catatan dan data
statistik dari 40.000 wanita yang dia hadiri kelahirannya.
·         Inggris
William Harvey       : Yang menguraikan sirkulasi darah pada tahun 1616, dikenal
sebagai bapak kebidanan di Inggris beliau mencatat perkembangan embrio dan fetus
dari seluruh tahap.
William Chamberlen : Beliau mempunyai anak yang bernama Peter yang   mungkin
Forceps Obstetri yang terkenal, dimana telah digunakan oleh keluarga Chamberlen scr
diam-diam selama 3 generasi.
William Smellie           : Beliau seorang dokter dan memperdalam ilmu pemasangan
cunam dengan keterangan yang lengkap, ukuran-ukuran pinggul, perbedaan pinggul
sempit dan pinggul biasa.
·         Jerman
Justine Slegemudin (1645) adalah bidan pertama di Jerman. Dia adalah bidan di kota
Ligenit 2 kemudian bekerja sebagai bidan dikerajaan Prussia, dia bekerja sebagai
ilmuan dan mempunyai dokumen lengkap. Tahun 1690 menerbitkan buku pegangan.
·         Swiss
Operasi seksio secarea pertama kali berhasil pada wanita hidup pada tahun 1500,
ketika dokter bedah hewan Swiss Jacob Nuter melakukan operasi untuk melahirkan
anak mereka. Istrinya dapat bertahan hidup samapi usia 77 tahun.
·         Belanda
Hendrick Van Roonhuyze (1622). yang mempromosikan seksio secarea dan Hendrick
Van Deventer (1651-1724) yang menggambarkan banyak kelainan punggul keduanya
memberikan kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan telah
mempublikasikannya di Belanda. Mereka juga mendirikan organisasi profesi.
4.      Sebelum Abad ke-20 (1700 – 1900)
Dua abad sebelum abad ke-20 telah menghasilkan banyak penemuan besar
yang sangat berpengaruh terhadap praktek kebidanan yang membawa banyak orang-
orang kedokteran kedalam kebidanan.
a. William Smellle of Scotland (1697 – 1763) adalah salah satu ahli obstetric yang
berpengaruh pada adab 18 ditenemukan forseps sesuai dengan ukuran panggul.
b. Ignaz Philip S, dari Hugaria menemukan penyebab sepsis puerperalis.
c. Josep Lister dari Inggris 1827 – 1912, dia disebut bapak antik sepsis.
d. Louis Pastur 1822 – 1895, pelopor mikrobiologi pelopor
e. William James Morton dari Amerika 1846 – 1920 anestesi.
f. James Young Simpson dari Scotlandia, 1811 – 1870, mengenalkan anestesi umum
dalam kebidanan.

9
g. Dr. James Lloyld (1728 – 1810)
h. Dr. William Shippen (1736 – 1808), beliau seorang tokoh di AS yang
mengembangkan kebidanan, beliau mendirikan kursus kebidanan di Philadelphia
gazette, sehingga masih banyak menaruh minat pria maupun wanita.
i. Dr. Samuel Bard (1742 – 1821), beliau menulis buku kebidanan yang isinya
modern, yaitu : cara mengukur congurata diagonalis, kelainan-kelaianan panggul,
dan melarang pemeriksaan dalam apabila tidak ada indukasi menasehatkan jangan
menarik tali pusat untuk mencegah terjadinya Invertio Uteri, mengajarkan letak
muka dapat lahir spontan. Melarang pemakaian cunam yang berulang-ulang
karena akan banyak menimbulkan kerugian.
j. Dr. Walter Channing (1786 – 1876), beliau diangkat sebagai Profesor kebidanan
disekolah kedokteran Harvard.
 Pelopor-Pelopor yang Berjasa dalam Perkembangan Kebidanan
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua
didunia sejak adanya peradaban utama manusia, ini terlihat banyaknya pelopor-
pelopor yang berjasa dalam perkembangan kebidanan, antara lain :
a.      Hipocrates (460 – 370 Sebelum Masehi)
Selama hidupnya beliau menaruh perhatian besar terhadap perawatan dan
pengobatan sehingga beliau dijuluki sebagai bapak pengobatan. Selain itu beliau
menaruh minat pula terhadap kebidanan; menganjurkan agar wanita yang sedang
bersalin ditolong dengan dasar perikemanusiaan dan menganjurkan pula agar wanita
yang bersalin mendapatkan perawatan yang selayaknya.
b.      Soranus (98 – 138 Sesudah Masehi)
Beliau dijuluki sebagai bapak kebidanan karena beliaulah yang pertama kali
menaruh minat terhadap kebidanan sesudah masa Hipocrates.Soranus juga menulis
buku yang merupakan buku pelajaran, bagi bidan-bidan diberi judul Katekimus bagi
bidan-bidan Roma.
c.       Guru-guru besar dari Itali
Pada abad ke XV pengobatan mulai maju lagi terutama mengenai Anatomi dan
Fisiologi tubuh manusia.Guru-guru besar Itali yang terkenal dan banyak berjasa ialah
(1) Vesalius, dan (2) Fabricus, (3) Eustachius yang menemukan taba Eustachius (4)
Fallopius yang menemukan tuba Fallopius, (5) Arantius yang menemukan
ductusArentil. Juga salah seorang murid yang ulung dari guru besar ini adalah
William Harvey (1578 – 1657) ia menyelidiki tentang fisiologi plasenta serta
selaputnya.
d.      Perkembangan di Prancis
Tokoh yang membawa perkembangan kebidanan di Prancis adalah :
Ambrobe Pare (1510 – 1590) Beliau telah membawa kemajuan kebidanan di Prancis
ini terbukti dengan  penemuannya tentang Versi Podali.
e.       Perkembangan di Amerika Serikat

10
Dulu di AS persalinan ditolong oleh dukun-dukun beranak yang tidak
berpendidikan setelah mendengar perkembangan di Inggris serta mendengar
pekerjaan William Smellie dan William Hunter. Beberapa orang AS terpengaruh
untuk memperdalami kebidanan:
 Inggris
Tahun 1864 sekolah wanita kebidanan dibuka dilondon, Florance Nightiangle
sebagai pelopor pelatih bidan. Tahun 1862 ia membentuk pelatihan kebidanan bekerja
sama dengan king’s collage hospital.
Tahun 1869 para ahli kebidanan di London menemukan laporan yang penyebab
kematian bayi, salah satu pemecahannya adalah dengan mengadakan panitia ujian,
jadi para para bidan di test dan digelari diploama. Paniti ujuan bidan telah dibentuk
dan pertama kali diadakan  tahun 1872 dengan 6 calon pendaftaran ujian dan pelatihan
ini secara sukarela dan diploma tidak diakui oleh pemerintah. Syarat ujian untuk
London Obstetrical adalah :
- Surat kelakuan baik
- Usia antara 20 – 30 tahun
- Terbukti pernah dapat mendapatkan minimal 25 kasus dibawah bimbingan
pegawai dengan nilai memuaskan.
- Membunyai bukti bimbingan dan dibenarkan dosen. Mengikuti ujian tulis dan
lisan.
Tahun 1881 Midwife Institut didirikan dengan tujuan agar bidan dapat diakui
pemerintah ini diajukan pada sidang parlemen tahun 1890 namun tidak berhasil. Mr.
Heyeood Johnstone mengenalkannya kembali pada tahun 1908, dan kemudian 31 Juli
1902 kerajaan mengakuinya. 1949 diadakan perekrutan bidan dan membuat
rekomendasi bidan serta guru bidan.
Dari sejarah terjadinya medikalisasi wanita di Inggris menuntut haknya dalam natural
child birth, untuk itu bidan bangkit. Dalam praktek pelayanan kebidanan lebih
berorientsi pada wanita, otonomi bidan mandiri. Dalam perkembangan
kebidanan (natural child birth  muncul istilah Hydro Therapy, Water Bath, aroma
therapy, usic Therapy, Refleksi, Acupuntur ).
Pendidikan Kebidanan :
Ø    Direct Entry, SMU + 3 tahun pendidikan bidan
Ø    Nurse + 18 bulan pendidikan bidan
Mayoritas bidan lulusan diploma dan advence diploma. Setelah tahun 1995
Univrsitas Bachelor membuka pendidikan bidan dari SMU 3  tahun sampai 4
tahun  hingga ada pendidikan S2.
Untuk akreditasi 5 kali studi perhari dalam 3 tahun dan mendapatkan sertifikat,
critical analisis, Reflektion, Evluation, Find Evidence.
Laporan projek 2000 telah menyatukan bahwa pendidikan program bidan selama tiga
bulan. Program dasar kebidanan baik diploma maupun yang seikat dengannya, banyak

11
bidan yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya sampai mendapat gelar master
dan PHD.

 Amerika
Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan dibuka tetapi banyak yang tidak
menyetujuinya, mereka berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak
dapat belajar dan menetapkan obstetric. Tahun 1955 American Collage of Nurse –
Midwine (ACNM) dibuka, 1971 di Tenesse bidan menolong persalinan mandiri di
institusi kesehatan. Tahun 1980 an ACNM membuat pedoman dalam hemobinth.
1980 tegaksasi praktek professional bidan, 1982 MANA (Midwine Allance of North
American) dibentuk untuk meningkatkan komunikasi antara bidan serta membuat
peraturan bagi dasar kompetensi untuk melindungi bidan.
 Australia
Florance Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang mulai
dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19 pendidikan bidan pertama kali di
Australia tahun 1862 dengan lulusan dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek.
Pendidikan diploma kebidanan dimulai tahun 1893, sejak tahun 1899 hanya bidan
sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja dirumah sakit. Sejak 10 tahun
terakhir pendidikan bidan di Australia mengalami perkembangan yang pesat. Dasar
pendidikan tradisional hospital base program berubah menjadi tentiary course of
studies menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Keberadan bidan di Australia hampir sama dengan keberadaan bidan di AS. Bidan di
Australia didasari pengaruh teknik medical ( pengobatan ) dimana kemandirian bidan
masih menurun. Ini terlihat dengan adanya pertolongan persalinan dibeberapa negara
bagian yang tidak ditolong oleh bidan sehingga di Australia banyak bidaan hanya
membantu mendapingi pertolongan persalinan. Pendidikan bidan di Australia dimulai
dari perawat setelah itu mereka melanjutkan ke S1 + S2 kebidanan.
 Netherland
Persalinan di Netherland tahun 1988, 80 % ditolong bidan di rumah dan 20 % di
RS. DiNetherland bidan praktek mandiri melakukan pelayanan kebidanan
dikomunitas sehingga kondisi kesehatan ibu baik. Dengan pendidikan bidan selama 3
tahun ( direct Entry ) dan 4 tahun.
Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak dilakukan di Rumah Sakit. Bidan
bekerja sebagai perawat obsgyn, ahli obsgyn melakukan segalanya. Setelah melihat
negara Eropa pendidikan bidan direct entry mulai berkembang.
 Jerman
Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak ditolong dan dilakukan di
Rumah Sakit.Bidan bekerja sebagai perawat obstetric, ahli obstetry melakukan
segalanya. Setelah melihat negara Eropa pendidikan bidan direct entry mulai
berkembang.

12
 Moscow ( Rusia )
Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan bidan atau midwife.
Ini terlihat dari konsep bidan yang saangat independen yaitu tidak tergantung pada
asuhan prenatal, intranatal & postnatal. Sehingga pelayanan kebidanan dinegara ini
tidaak memuaskan.
 Bangladesh
Di India bidan dikategorikan dari pengalamannya:
Ø  Penolong persalinan kelas atas ( 5 – 10 persalinan / tahun )
Ø  Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi tetapi banyak pengalamannya 10 –
20 persalinan / bulan
Ø  Penolong persalinan professional ( nurse midwifes )
Pendidikan di Bangladesh dimulai dari 3 tahun perawat + 1 tahun bidan, dan 4
tahun bidan dari SMP.
Adapun tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di Bangladesh:
Tahun 1 : Fungsi manusia sehat & social budaya
Tahun 2 : Pencegahan penyakit & Kesehatan keluarga
Tahun 3 : Rehabilitasi
Tahun 4 : Ilmu Kebidanan
 Jordania
Pandangan masyarakat tentang bidan lebih diterima dibanding dengan barat. Pada
tahun 1950 berdasarkan prinsip medical persalinan ditolong oleh dokter:
o        78 % persalinan MOH center
o        50 % Private Gp ( jarang didampingi bidan )
Bidan jordania sebanyak 460 bidan :
o        183 kerja di MOH sebagai asisten dokter
o        109 Private sector tidak menolong persalinan
o        166 Medical Institute Hospital
Pendidikan bidan Jordania selama 27 bulan dasarnya Diploma yaitu tahun I
Keperawatan dan tahun II Kebidanan. Kondisi masyarakat IGNORE terhadap
kemampuan seharusnya.
 Malaysia
Pendidikan bidan di Malaysia SMP + juru rawat ( 1 tahun bidan ). Program
kebidanan di desa di Malaysia berorientasi pada skill dan mutu pelayanan, sehingga
dengan adanya bidan di Malaysia dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
 Jepang
Sekolah bidan tahun 1912. Regulasi untuk seleksi dan lisensi tahun 1899.
Pelayanan sudah ada sejak perang dunia II, pendidikan bidan didirikan oleh obsgyn
sehingga lulusannya adalah perawat obstetri yang membantu dokter obsgyn dalam
pertolongan persalinan. Pelayanan kebidanan di bawah pengaruh medikalisasi,
dimana pelayanan kebidanannya berorientasi pada RS.

13
Pendidikan bidan 3 tahun perawat usia saat masuk minimal 20 tahun + minimal 6
bulan – 1 tahun di Universitas 8 – 12 SKS: 15 jam teori, 30 jam lab dan 45 jam
praktek bertujuan untuk perawata ibu dan anak. Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kebidanan, sehubungan dengan peningkatan aborsi diremaja.Tahun 1987
peran bidan kembali dan tahun 1989 berorientasi pada siklus kehidupaan wanita mulai
dari pubertas sampai klimakterium serta kembali ke persalinan normal.
Pada tahun 1987 pendidikan bidan dibawah pengawas obstetri, kurikulum yang
dipakai tidak ada ilmu psikologi, ilmu biologi dan ilmu social. Akhirnya bidan
diluluskan tidak ramah dan tidak menolong persalinan. Setelah melihat kondisi di
negara Inggris, di Jepang melakukan peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan
serta mulai menata dan merubah situasi.
 New Zeland dan Canada
Pada tahun 1900 terjadi perubahan kewenangan bidan yaitu ke arah medikalisasi
kehamilan, persalinan dilakukan di Rumah Sakit dan persalinan dilakukan oleh
dokter, bidan hanya sebagai asisten dokter. Dengan keadaan yang demikian kondisi
kesehatan ibu buruk, pelayanan kebidanan buruk, wanita tidak puas karena tidak
merasa lagi sentuhan persalinan dari seorang bidan, sehingga masyarakat menuntut
dikembalikan lagi ke Filosofi Natural Childbirth yaitu Bidan sebagai pelindung
situasi normal. Bidan kembali mengambil alih dan dokter tidak boleh intervensi.
Pada tahun  1980 wanita dan bidan sebagai partner ship, bidan melakukan
independen dimana bertanggung jawab terhadap kondisi normal ibu. Pada saat ini
mutu pelayanan kebidanan meningkat karena berorientasi pada partner ship bidan dan
wanita. Dengan mutu pelayanan kebidanan yang meningkat menyebabkan perubahan
drastic 86 % persalinan ditolong oleh bidan sehingga wanita merasa puas.
 Canada
Perkembangan kebidanan sudah mulai bagus,kebidanan tidak pernah dari perawat
dulu. Dosen harus mempunyai case load yang tinggi (pengalaman praktek)
Summary : Seiring dengan perkembangan zaman, kebidanan didunia telah mengalami
kemajuan di setiap negara. Dilihat dari berubahnya tuntutan masyarakat sehingga
profesi kebidanan di tuntut untuk memperbaiki kualitas pelayanan, yang ditindak
lanjuti dengan didirikannya jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumya.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Profesi bidan bukanlah profesi yang ringan dan tidak semua orang dapat menjadi
bidan profesional karena profesi seorang bidan mengemban tanggungjawab yang
besar. Profesionalisme, kerja keras, dan kesungguhan hati serta niat yang baik akan
memberikan kekuatan dan modal utama bagi pengabdian profesi bidan.
Pemahaman yang utuh menganai konsep kebidanan sangat penting dimiliki oleh
para bidan maupun calon bidan karena tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan saat ini semakin meningkatkan, khususnya kualitas pelayanan kebidanan.
Hal ini merupakan tantangan bagi bidan untuk meningkatkan kemampuannya, baik
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan perilaku yang profesional.

B. SARAN
Mengadakan field trip mata kuliah konsep kebidanan agar mahasiswi bisa
memahami dan melihat lebih detail mengenai sejarah perkembangan bidan sebagai
profesi sehingga mahasiswa dapat memahami profesi bidan dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani,Dwana,SST, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya


Dra. Harni,MKM,dkk. 2001. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia Bidan Menyongsong
Masa Depan. Jakarta:PP IBI

16

Anda mungkin juga menyukai