MAKALAH
REPRODUKSI TERNAK
Oleh :
Kelas: E
Kel: 5
QISTHI F R 200110180173
NELVIN 200110180155
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Topik yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah mengenai organ reproduksi ternak betina serta
fungsi organ-organ tersebut.
Dalam kesempatan ini, tak kami lupakan ucapan terima kasih dari kami
kepada dosen mata kuliah reproduksi ternak atas bimbingannya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata
sempurna, masih banyak kesalahan serta kekurangan yang terdapat di dalamnya.
Oleh karena itu, kami selaku penyusun menerima kritik dan saran terhadap tulisan
yang kami buat ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
2.1.1 Ovarium............................................................................................. 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam studi kali ini, topik yang akan diangkat adalah organ-organ
reproduksi ternak betina serta fungsinya masing-masing. Sistem reproduksi
suatu organisme tentu didukung oleh organ-organ alat reproduksinya. Tiap
spesies akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun fungsi
utamanya tetap untuk membantu system reproduksi agar bekerja dengan baik.
Jika membahas mengenai sistem, berarti adalah adanya keteraturan. Setiap
organ memiliki fungsi dan peranannya masing-masing dalam sistem tersebut,
dan jika salah satu tidak berfungsi dengan baik maka sistem tersebut tidak akan
bekerja. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari setiap organ terkait dengan
sistem reproduksi pada ternak beserta fungsinya untuk mengembangkan usaha
ternak agar keturunannya tetap lahir.
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa saja organ reproduksi pada ternak betina ruminansia dan unggas?
2) Bagaimana kerja setiap organ reproduksi yang ada pada ternak betina
ruminansia dan unggas?
3) Apa saja penyakit yang dapat menjangkit organ reproduksi pada ternak
betina ruminansia dan unggas?
4) Bagaimana penanganannya terhadap penyakit pada organ reproduksi
ternak betina ruminansia dan unggas tersebut?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Ovarium
adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan
perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Ovarium pada unggas
terletak pada daerah kranial ginjal di antara rongga dada dan rongga perut.
Ovarium berfungsi sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan
kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri dari medula dan korteks
yang banyak mengandung folikel–folikel .Folikel burung dibatasi oleh sel–sel
granulosa serta susunan teka interna maupun eksterna,pada unggas dan
mamalia terlihat sama. Pertumbuhan folikel ovarium melalui beberapa tahap
yaitu dimulai dari folikel primer yang akan menjadi folikel sekunder dan
tahapan terakhir adalah folikel tersier .
2.1.2 Oviduct ( indung telur )
Oviduct ini merupakan salah satu organ yang menghasilkan sel telur di
dalam ayam, oviduct ini memiliki panjang 1,5 cm, berat 60 gram, pada tiga
minggu setelah dewasa kelamin. Oviduct ini memiliki peran untuk
menghasilkan sel telur yang sudah di buahi oleh spermatozoa untuk
menghasilkan telur.
3
memiliki panjang mencapai 9 cm, yang mampu mengsekresikan sumber
protein yang sudah di terima selama 15-20 menit.
2.1.4 Magnum
Bagian yang terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari
glandula tubiler yang sangat sesibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi
disini. Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet
mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnim
untuk di bungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
2.1.5 Isthmus
Mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran isthmus
adalah 10 cm dan telur berafa di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5
jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna
putih, sedangkan 4 jam terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh
darah sehingga memberikan warna merah.
2.1.6 Uterus
2.1.7 Kloaka
Kloaka merupakan organ akhir di dalam reproduksi ayam , organ ini juga
merupakan organ tempat pengeluaran telur yang sudah jadi dalam tubuh
ayam.
Sistem reproduksi sapi betina lebih kompleks daripada sapi jantan, dimana
terdiri dari beberapa organ yang memiliki peran dan fungsi masing-masing.
Ovarium merupakan dua organ kecil yang terletak di ruang abdominal yang
fungsi utamanya adalah untuk menghasilkan ovum sekaligus sebagai tempat
4
terjadinya proses oogenesis (proses produksi sel telur). Tugas lain dari ovarium
adalah menghasilkan estrogen dan progesteron dimana kedua hormon ini
memiliki peran penting dalam siklus reproduksi betina.
2.2.1 Ovarium
2.2.2 Oviduk
2.2.3 Uterus
Fungsi utama dari uterus adalah menyimpan dan memelihara embrio atau
fetus. Letak uterus membentang dari persimpangan lekukan di antara kedua
tanduk uterine hingga ke serviks.
2.2.4 Serviks
Serviks terdiri dari dinding tebal dan bersifat inelastis. Saluran reproduksi
betina ini letaknya pada bagian depan berbatasan dengan bagian uterus dan
bagian belakang menonjol pada vagina. Serviks memiliki fungsi
mencegahkontaminasi mikroorganisme di dalam uterus. Fungsi lainnya
adalah media tampungan sperma dari proses perkawinan secara alami.
2.2.5 Vagina
Vagina berbentuk bulat panjang dengan dinding yang tipis dan elastis.
Kedalamannya sekitar 25—30 cm. Sperma dari hasil perkawinan akan
5
disimpan pada bagian depan vagina dekat dengan serviks. Vagina inilah yang
digunakan sapi sebagai alat kopulasi (perkawinan). Vagina juga akan
menghasilkan lendir yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
masa birahi (estrus) sapi betina.
2.2.6 Vulva
Vulva merupakan alat kelamin sapi betina yang paling luar. Berfungsi
sebagai sistem reproduksi dan sebagai sistem urinari. Vulva berbentuk
lipatan-lipatan dan ada yang tertutup rambut halus. Bagian tengah vulva
terdapat klitoris
6
BAB III
PEMBAHASAN
Ovarium
7
3.1.2 Organ Kelamin Sekunder
Oviduct atau tuba fallopi yang juga disebut tuba uterine adalah
saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari
ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya
fertilisasi oleh spermatozoa.Tuba fallopi sapi betina merupakan satu pasang
saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari ovarium ke bagian sempit
cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi
dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopi yaitu 20-35 cm.
Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian
pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua
uteri.
2. Uterus
3. Serviks
8
4. Vagina
Vagina merupakan perpanjangan dari cervix sampai ketempat sambungan
uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding tipis. Vagina
merupakan bagian dari organ repoduksi merupakan organ kopulasi pertemuan
antara organ reproduksi jantan dan betina. Sel epitel berada dinding vagina
yang berada dekat Serviks terdiri dari lapisan jajaran sel sel penghasil lendir
dan sel epitel tipis
1. Vulva
Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk clitoris dan
vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan
penting pada waktu kopulasi. Kira-kira 7-10 cm masuk ke dalam dari lubang
luar dan pada lantai dinding ventral vestibulum terdapat celah sepanjang 2 cm.
Celah ini merupakan pintu masuk kedalam kantung buntu seburetrha
(devertikulum suburethralis) dan juga merupakan sebagai orificium urethralis.
2. Klitoris
9
3. 2. Organ Reproduksi Betina Unggas
Unggas memiliki organ reproduksi betina yang sedikit berbeda dengan
mamalia. Pada unggas dewasa ovarium dan oviduk dekstra mengalami
degenerasi/rudimenter sehingga hanya ditemukan ovarium dan oviduk
sinistra. Sedangkan pada mamalia, ovarium dan oviduk dektra dan sinistra
berkembang sempurna.
3.2.1 Ovarium
Ovarium pada unggas terletak pada daerah kranial ginjal di antara rongga
dada dan rongga perut. Ovarium berfungsi sebagai penghasil ovum. Ovarium
sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri dari
medula dan korteks yang banyak mengandung folikel–folikel .
Folikel burung dibatasi oleh sel–sel granulosa serta susunan teka interna
maupun eksterna, pada unggas dan mamalia terlihat sama. Pertumbuhan
10
folikel ovarium melalui beberapa tahap yaitu dimulai dari folikel primer yang
akan menjadi folikel sekunder dan tahapan terakhir adalah folikel tersier .
3.2.2 Oviduk
1. Infundibulum
Infundibulum terdiri dari saluran dengan lapisan dinding tipis dan bagian
leher. Tersusun atas kumpulan otot halus yang menghubungkan jaringan
antara serosa dan epitel silindris bersilia. Lipatan longitudinal berada di
mukosa antara saluran bagian interior dekat leher dan lipatan sekunder .
2. Magnum
3. Isthmus
11
Istmus membuat jaringan fibrin untuk lapisan luar dan dalam kerabang. Epitel
isthmus berbentuk silindris sebaris atau silindris banyak baris bersilia.
4. Uterus
Telur akan berada dalam waktu yang lama setelah memasuki uterus. Pada
bagian ini terjadi hidratasi putih atau plumping dan terbentuknya kerabang
telur. Warna kerabang telur terbentuk karena adanya pigmen xanthopyl.
Mukosa uterus tersusun atas epitel silindris sebaris dan banyak baris bersilia .
5. Vagina
12
Penyakit ini dapat menular dari ternak ke manusia dan sulit diobati,
sehingga brucellosis merupakan zoonosis yang penting. Tetapi manusia
dapat mengkonsumsi daging dari ternak-ternak yang tertular sebab tidak
berbahaya apabila tindakan sanitasi minimum dipatuhi dan dagingnya
dimasak. Demikian pula dengan air susu dapat pula dikonsumsi tetapi
harus dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu.
13
6. kandang-kandang ternak penderita dan peralatannya harus dicuci dan
dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan.
2. Vibriosis
3. Leptospirosis
14
Pencegahan penyakit melalui upaya perbaikan sanitasi/manajemen melalui
vaksinasi secara rutin setiap tahunnya.
4. Bovine Trichomoniasis
15
4. Bibit ayam, ayam yang berasal dari induk dan pejantan yang secara
genetik kurang baik akan memiliki saluran reproduksi yang kurang baik
pula sehingga produksi telur dan anak ayam yang dihasilkan akan rendah
kualitas dan kualitasnya.
5. Sex Error dan Sexing Error, kelainan seks atau kesalahan sexing baik
pada jantan maupun betina akan mengakibatkan produksi telur, fertilitas
dan daya tetas yang diharapkan tidak tercapai, oleh karena itu ayam yang
cenderung memiliki sexing error harus segera diafkir dari kelompoknya.
16
BAB IV
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
iv