Anda di halaman 1dari 21

ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA

MAKALAH

REPRODUKSI TERNAK

Oleh :

Kelas: E

Kel: 5

QISTHI F R 200110180173

MUHAMMAD TRIVIANA 200110180194

MUHAMMAD HASNAN AZIZ 200110180157

MUHAMMAD IZMA TAUFIK 200110180169

MUHAMMAD RIFKI ANANDA 200110180162

MUHAMMAD RAMDHANI NUGRAHA 200110180199

NELVIN 200110180155

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Topik yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah mengenai organ reproduksi ternak betina serta
fungsi organ-organ tersebut.

Dalam kesempatan ini, tak kami lupakan ucapan terima kasih dari kami
kepada dosen mata kuliah reproduksi ternak atas bimbingannya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata
sempurna, masih banyak kesalahan serta kekurangan yang terdapat di dalamnya.
Oleh karena itu, kami selaku penyusun menerima kritik dan saran terhadap tulisan
yang kami buat ini.

Sumedang, 16 September 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

2. 1. Organ Reproduksi Ayam Betina .............................................................. 3

2.1.1 Ovarium............................................................................................. 3

2.1.2 Oviduct ( indung telur ) ..................................................................... 3

2.1.3 Infundibulum ( papilon ) ................................................................... 3

2.1.4 Magnum . ......................................................................................... 4

2.1.5 Isthmus ............................................................................................ 4

2.1.6 Uterus ................................................................................................ 4

2.1.7 Kloaka ............................................................................................... 4

2. 2. Organ Reproduksi Sapi Betina ................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 7

3. 1. Organ Reproduksi Sapi Betina ................................................................. 7

3.1.2 Organ Kelamin Sekunder ........................................................................... 8

3. 2. Organ Reproduksi Betina Unggas .......................................................... 10

3. 4. Penyakit pada ayam betina ..................................................................... 15

BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ternak merupakan salah satu makhluk hidup kingdom Animalia yang


sering kali dimanfaatkan kehadirannya oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi hewani sehari-harinya. Apabila kita membahas mengenai
makhluk hidup, tentu tak terlepas dari salah satu ciri makhluk hidup yaitu
bereproduksi. Fungsi reproduksi bagi kehidupan tentu sangat penting, yaitu
untuk memperbanyak organisme dengan cara melahirkan keturunan. Dengan
berkembang biak, maka kelangsungan hidup organisme tersebut akan terus
berlanjut. Sebaliknya apabila suatu organisme tidak berkembang biak, maka
organisme tersebut akan mengalami kepunahan.

Dalam studi kali ini, topik yang akan diangkat adalah organ-organ
reproduksi ternak betina serta fungsinya masing-masing. Sistem reproduksi
suatu organisme tentu didukung oleh organ-organ alat reproduksinya. Tiap
spesies akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun fungsi
utamanya tetap untuk membantu system reproduksi agar bekerja dengan baik.
Jika membahas mengenai sistem, berarti adalah adanya keteraturan. Setiap
organ memiliki fungsi dan peranannya masing-masing dalam sistem tersebut,
dan jika salah satu tidak berfungsi dengan baik maka sistem tersebut tidak akan
bekerja. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari setiap organ terkait dengan
sistem reproduksi pada ternak beserta fungsinya untuk mengembangkan usaha
ternak agar keturunannya tetap lahir.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa saja organ reproduksi pada ternak betina ruminansia dan unggas?
2) Bagaimana kerja setiap organ reproduksi yang ada pada ternak betina
ruminansia dan unggas?
3) Apa saja penyakit yang dapat menjangkit organ reproduksi pada ternak
betina ruminansia dan unggas?
4) Bagaimana penanganannya terhadap penyakit pada organ reproduksi
ternak betina ruminansia dan unggas tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan


1) Mengetahui nama-nama organ reproduksi pada ternak betina ruminansia
dan unggas.
2) Mengetahui fungsi setiap organ reproduksi pada ternak betina ruminansia
dan unggas.
3) Mengetahui apa saja penyakit yang dapat menjangkit organ reproduksi
ternak betina ruminansia dan unggas.
4) Mengetahui cara penangan terhadap penyakit yang menyerang organ
reproduksi ternak.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Organ Reproduksi Ayam Betina

Sistem reproduksi ayam betina memang sangat jauh berbeda dengan


jantan, sistem reproduksi betina dibantu dengan alat – alat
reproduksi terutamanya ovarium atau indung telur, infundibulum, magnum,
isthmus, uterus, vagina, dan juga kloaka.

2.1.1 Ovarium
adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan
perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Ovarium pada unggas
terletak pada daerah kranial ginjal di antara rongga dada dan rongga perut.
Ovarium berfungsi sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan
kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri dari medula dan korteks
yang banyak mengandung folikel–folikel .Folikel burung dibatasi oleh sel–sel
granulosa serta susunan teka interna maupun eksterna,pada unggas dan
mamalia terlihat sama. Pertumbuhan folikel ovarium melalui beberapa tahap
yaitu dimulai dari folikel primer yang akan menjadi folikel sekunder dan
tahapan terakhir adalah folikel tersier .
2.1.2 Oviduct ( indung telur )

Oviduct ini merupakan salah satu organ yang menghasilkan sel telur di
dalam ayam, oviduct ini memiliki panjang 1,5 cm, berat 60 gram, pada tiga
minggu setelah dewasa kelamin. Oviduct ini memiliki peran untuk
menghasilkan sel telur yang sudah di buahi oleh spermatozoa untuk
menghasilkan telur.

2.1.3 Infundibulum ( papilon )

Infundibulum merupakan slah satu organ yang hanya terdapat di betina


dengan memiliki fungsi untuk menampung atau menangkap sel telur yang
sudah matang atau masak di dalam ovoduvt tersebut. Infundibulum ini

3
memiliki panjang mencapai 9 cm, yang mampu mengsekresikan sumber
protein yang sudah di terima selama 15-20 menit.

2.1.4 Magnum
Bagian yang terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari
glandula tubiler yang sangat sesibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi
disini. Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet
mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnim
untuk di bungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
2.1.5 Isthmus
Mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran isthmus
adalah 10 cm dan telur berafa di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5
jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna
putih, sedangkan 4 jam terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh
darah sehingga memberikan warna merah.
2.1.6 Uterus

Uterus merupakan organ lanjutan dari isthmus, setelah terjadi


pembentukan selaput telur dan juga pemisahan kuning dan putih telur di
lanjutkan kembali dengan pembentukan kerabang telur selama 20 jam.
Kerabang telur ini juga dengan istilah cangkang telur dengan memiliki
panjang sekitar 10 cm.

2.1.7 Kloaka

Kloaka merupakan organ akhir di dalam reproduksi ayam , organ ini juga
merupakan organ tempat pengeluaran telur yang sudah jadi dalam tubuh
ayam.

2. 2. Organ Reproduksi Sapi Betina

Sistem reproduksi sapi betina lebih kompleks daripada sapi jantan, dimana
terdiri dari beberapa organ yang memiliki peran dan fungsi masing-masing.
Ovarium merupakan dua organ kecil yang terletak di ruang abdominal yang
fungsi utamanya adalah untuk menghasilkan ovum sekaligus sebagai tempat

4
terjadinya proses oogenesis (proses produksi sel telur). Tugas lain dari ovarium
adalah menghasilkan estrogen dan progesteron dimana kedua hormon ini
memiliki peran penting dalam siklus reproduksi betina.

2.2.1 Ovarium

Ovarium merupakan organ reproduksi vital. Organ ini yang memproduksi


ovum (gamet betina) dan hormon reproduksi betina (estrogen dan
progesteron). Ovarium yang matang pada sapi betina akan dilepas ke
dalamsistem saluran untuk memungkinkan terjadi pembuahan. Sapi termasuk
hewan monotocous sehingga akan terbentuk ovarium yang muda pada setiap
gestation period, yaitu satu ovum akan diproduksi setiap siklus estrus (berahi)

2.2.2 Oviduk

Oviduk adalah organ yang menghubungkan ovarium hingga ujung tanduk


uterus. Bentuknya seperti pipa tidak beraturan. Fungsi oviduk untuk
mengangkut ovum dan spermatozoa. Di tempat inilah akan terjadi pembuahan
dan pertama kalinya terjadinya pembelahan sel dari embrio.

2.2.3 Uterus

Fungsi utama dari uterus adalah menyimpan dan memelihara embrio atau
fetus. Letak uterus membentang dari persimpangan lekukan di antara kedua
tanduk uterine hingga ke serviks.

2.2.4 Serviks

Serviks terdiri dari dinding tebal dan bersifat inelastis. Saluran reproduksi
betina ini letaknya pada bagian depan berbatasan dengan bagian uterus dan
bagian belakang menonjol pada vagina. Serviks memiliki fungsi
mencegahkontaminasi mikroorganisme di dalam uterus. Fungsi lainnya
adalah media tampungan sperma dari proses perkawinan secara alami.

2.2.5 Vagina

Vagina berbentuk bulat panjang dengan dinding yang tipis dan elastis.
Kedalamannya sekitar 25—30 cm. Sperma dari hasil perkawinan akan

5
disimpan pada bagian depan vagina dekat dengan serviks. Vagina inilah yang
digunakan sapi sebagai alat kopulasi (perkawinan). Vagina juga akan
menghasilkan lendir yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
masa birahi (estrus) sapi betina.

2.2.6 Vulva

Vulva merupakan alat kelamin sapi betina yang paling luar. Berfungsi
sebagai sistem reproduksi dan sebagai sistem urinari. Vulva berbentuk
lipatan-lipatan dan ada yang tertutup rambut halus. Bagian tengah vulva
terdapat klitoris

6
BAB III

PEMBAHASAN

3. 1. Organ Reproduksi Sapi Betina

Sistem reproduksi sapi sangat vital bagi keberlangsungan hidup sapi.


Sistem reproduksi sapi harus dalam kondisi baik. Dengan demikian, peternakan
harus mengenal sistem reproduksi sapi, baik sapi betina maupun jantan.
Adapun organ reproduksi yang dimiliki sapi betina, di antaranya:

3.1.1 Organ Kelamin Primer

Ovarium

Gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama,


ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali
disebut induk telur, indung telur atau ada pula yang menyebutnya pengarang
telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-
hormon yang berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat di dasar otak dalam
kepala. Bentuk ovarium berbeda menurut spesiaes hewan.

Ovarium bentuknya biasanya bulat telur atau bulat tetapi kadang-kadang


pipih berhubung dengan pembentukan folikel dan corpoa lutea. Ukuran normal
ovari sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lain bahkan antara spesies
juga terdapat varisasi. Besar dan bentuk ovaria sering berubah. Ovarium
umumnya berukuran panjang 32-42 mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm
dengan berat 10-19 gr. Pada anak sapi ovarium kiri lebih besar dibanding
dengan ovarium kanan, sedangkan pada sapi dewasa ovarium kanan lebih
besar. Sebagian besar dari permukaan ovarium diliputi oleh lapisan epitel
lembaga, ova dapat dilepaskan dari setiap tempat pada permukaan ovarium.
Medulla ovarium mengandung pembuluh darah , syaraf dan tenunan pengikat.

7
3.1.2 Organ Kelamin Sekunder

1. Oviduct (Tuba Fallopi)

Oviduct atau tuba fallopi yang juga disebut tuba uterine adalah
saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari
ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya
fertilisasi oleh spermatozoa.Tuba fallopi sapi betina merupakan satu pasang
saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari ovarium ke bagian sempit
cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi
dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopi yaitu 20-35 cm.
Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian
pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua
uteri.

2. Uterus

Uterus memiliki kesamaan antara beberapa ternak lainnya, yaitu


berbetuk bicornua (dua tanduk). Pada hewan yang tak bunting uterus berada
25-40 cm ke deapan dari lubang vulva, tepat di depan cervix. Corpus Uteri
bergaris tengah transversal 9-12 cm berukuran panjang 2-5 cm dan bagian
depan terbagi atas 2 tanduk. Karena tanduk uterus terletak sangat berdekatan
sepanjang 10-15 cm dan tumbuh bersama, maka seakan-akan corpus uteri
tampak lebih panjang dari pada kenyataannya.

3. Serviks

Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal


dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah
belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis.
Fungsi utama menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemunghkinan
untuk masuknya jazad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus
dalam proses birahi, dengan mengsekresikan mukosa yang melewati vulva,
membantu saat proses kebuntingan dengan mampu menutup dengan ketat
dengan satu sumbat dari lender.

8
4. Vagina
Vagina merupakan perpanjangan dari cervix sampai ketempat sambungan
uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding tipis. Vagina
merupakan bagian dari organ repoduksi merupakan organ kopulasi pertemuan
antara organ reproduksi jantan dan betina. Sel epitel berada dinding vagina
yang berada dekat Serviks terdiri dari lapisan jajaran sel sel penghasil lendir
dan sel epitel tipis

3.1.3 Organ Kelamin Luar

1. Vulva

Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk clitoris dan
vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan
penting pada waktu kopulasi. Kira-kira 7-10 cm masuk ke dalam dari lubang
luar dan pada lantai dinding ventral vestibulum terdapat celah sepanjang 2 cm.
Celah ini merupakan pintu masuk kedalam kantung buntu seburetrha
(devertikulum suburethralis) dan juga merupakan sebagai orificium urethralis.

2. Klitoris

Komisura ventral (bagian paling bawah) dari vulva terdapat


klitoris yang merupakan organ yang asal-usul embrionalnya sama dengan
penis pada hewan jantan. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar, badan dan
kepala (glans). Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang tertutup oleh epitel
squamosa berstrata dan dengan sempurna memperoleh inervasi dari ujung saraf
sensoris

9
3. 2. Organ Reproduksi Betina Unggas
Unggas memiliki organ reproduksi betina yang sedikit berbeda dengan
mamalia. Pada unggas dewasa ovarium dan oviduk dekstra mengalami
degenerasi/rudimenter sehingga hanya ditemukan ovarium dan oviduk
sinistra. Sedangkan pada mamalia, ovarium dan oviduk dektra dan sinistra
berkembang sempurna.

Gambar 1. Anatomi organ reproduksi betina unggas (Modifikasi dari


Majestic Waterfowl Sanctuary 2006).

3.2.1 Ovarium

Ovarium pada unggas terletak pada daerah kranial ginjal di antara rongga
dada dan rongga perut. Ovarium berfungsi sebagai penghasil ovum. Ovarium
sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri dari
medula dan korteks yang banyak mengandung folikel–folikel .

Folikel burung dibatasi oleh sel–sel granulosa serta susunan teka interna
maupun eksterna, pada unggas dan mamalia terlihat sama. Pertumbuhan

10
folikel ovarium melalui beberapa tahap yaitu dimulai dari folikel primer yang
akan menjadi folikel sekunder dan tahapan terakhir adalah folikel tersier .

Ovarium memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Estrogen


dihasilkan oleh sel-sel granulosa folikel ovarium, sedangkan progesteron
diproduksi oleh membran perivitelin .

3.2.2 Oviduk

Oviduk terdiri dari infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina,


dimana masing–masing komponen terlibat dalam proses pembentukan telur
dan kerabang telur.

1. Infundibulum

Infundibulum merupakan tempat fertilisasi. Pada bagian kaudal berbentuk


seperti jari bersilia dan akan memandu oosit masuk kedalam lipatan
submukosa. Bagian ini merupakan bagian yang sangat tipis yang berfungsi
untuk mensekresikan protein yang akan mengelilingi membran vitelina .

Infundibulum terdiri dari saluran dengan lapisan dinding tipis dan bagian
leher. Tersusun atas kumpulan otot halus yang menghubungkan jaringan
antara serosa dan epitel silindris bersilia. Lipatan longitudinal berada di
mukosa antara saluran bagian interior dekat leher dan lipatan sekunder .

2. Magnum

Magnum merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Albumin akan


melapisi ovum dimana albumin akan meningkatkan ukuran dari telur tersebut.
Mukosa magnum tersusun atas epitel silindris bersilia dan sel goblet. Mukus
pada magnum berasal dari sel goblet yang memproduksi cairan berwarna
putih kental dan cair .

3. Isthmus

Istmus merupakan bagian dimana telur mendapatkan membran kerabang


(shell membrane). Selama proses pembentukan kerabang, submukosa propria
mengandung beberapa kelenjar tubular yang memproduksi shell membrane.

11
Istmus membuat jaringan fibrin untuk lapisan luar dan dalam kerabang. Epitel
isthmus berbentuk silindris sebaris atau silindris banyak baris bersilia.

4. Uterus

Telur akan berada dalam waktu yang lama setelah memasuki uterus. Pada
bagian ini terjadi hidratasi putih atau plumping dan terbentuknya kerabang
telur. Warna kerabang telur terbentuk karena adanya pigmen xanthopyl.
Mukosa uterus tersusun atas epitel silindris sebaris dan banyak baris bersilia .

5. Vagina

Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang


sempurna (di dalam uterus). Telur pada vagina hanya berada dalam waktu
singkat dan akan dilapisi oleh kutikula. Kutikula berguna untuk menyumbat
pori–pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur
keluar melalui kloaka . Permukaan vagina dilapisi oleh epitel silindris sebaris
dan banyak baris bersilia. Pada ayam sperma yang masuk ke dalam vagina
akan disimpan pada sperm host .

3. 3. Penyakit dari sapi betina

1. Penyakit Brucellosis (Keluron Menular)


Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer
menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya
serta manusia. Pada sapi penyakit. Spesies Brucella abortus yang
menyerang pada sapi. Pada ternak kerugian dapat berupa:

1. Kluron, anak ternak yang dilahirkan lemah, kemudian mati, terjadi


gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporee
atau permanen.

2. Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu.

12
Penyakit ini dapat menular dari ternak ke manusia dan sulit diobati,
sehingga brucellosis merupakan zoonosis yang penting. Tetapi manusia
dapat mengkonsumsi daging dari ternak-ternak yang tertular sebab tidak
berbahaya apabila tindakan sanitasi minimum dipatuhi dan dagingnya
dimasak. Demikian pula dengan air susu dapat pula dikonsumsi tetapi
harus dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu.

Pada sapi gejala penyakit brucellosis yang dapat diamati adalah


keguguran, biasanya terjadi pada kebuntingan 5 – 8 bulan, kadang diikuti
dengan kemajiran, Cairan janin berwarna keruh pada waktu terjadi
keguguran, kelenjar air susu tidak menunjukkan gejala-gejala klinik,
walaupun di dalam air susu terdapat bakteri Brucella, tetapi hal ini
merupakan sumber penularan terhadap manusia. Pada ternak jantan terjadi
kebengkakan pada testes dan persendian lutut.

Usaha-usaha pencegahan terutama ditujukan kepada vaksinasi dan


tindakan sanitasi dan tata laksana. Tindakan sanitasi yang bisa dilakukan
yaitu

1. sisa-sisa abortusan yang bersifat infeksius dihapushamakan. Fetus dan


plasenta harus dibakar dan vagina apabila mengeluarkan cairan harus
diirigasi selama 1 minggu

2. bahanbahan yang biasa dipakai didesinfeksi dengan desinfektan, yaitu


: phenol, kresol,

3. amonium kwarterner, biocid dan lisol

4. hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami


kluron. Apabila seekor ternak pejantan mengawini ternak betina
tersebut, maka penis dan preputium dicuci dengan cairan pencuci
hama

5. anak-anak ternak yang lahir dari induk yang menderita brucellosis


sebaiknya diberi susu dari ternak lain yang bebas brucellosis

13
6. kandang-kandang ternak penderita dan peralatannya harus dicuci dan
dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan.

Pengobatan : Belum ada pengobatan yang efektif terhadap brucellosis.

2. Vibriosis

Vibriosis pada sapi disebabkan oleh kuman Campylobacter fetus


veneralis yang mengakibatkan gangguan proses reproduksi. Sapi yang
terserang penyakit ini umumnya memperlihatkan rata-rata kawin berulang
sebanyak 5 kali kawin alam (antara 5-25 kali), siklus birahi menjadi lama
dan tidak teratur (25-55 hari), lendir pada saat birahi terlihat keruh karena
pernanahan. Abortus terjadi pada umur 2-3 bulan kebuntingan. Penyakit
ini menular hanya melalui semen, yaitu melalui perkawinan alam atau
inseminasi buatan (IB) dengan semen tercemar.

Pencegahan penyakit dilakukan dengan menggunakan IB, atau


pejantan yang bebas Vibriosis. Vaksinasi dapat mencegah infeksi penyakit.
Ternak jantan yang sakit dapat diobati dan sembuh dengan menggunakan
antibiotik seperti streptomisin dosis tinggi secara subkutan disertai
pemberian secara lokal pada sarung dan glands penis (pejantan), atau 1
gram streptomisin secara intrauterin setelah inseminasi untuk mencegah
infeksi pada hewan betina .

3. Leptospirosis

Leptospirosis pada sapi disebabkan oleh beberapa serovar kuman


Leptospira mengakibatkan gangguan proses reproduksi berupa abortus
pada akhir trimester dari kebuntingan, kemajiran, serta kelemahan pada
anak yang dilahirkan. Pada sapi yang terinfeksi akut, selain terjadi abortus,
gejala yang terlihat berupa turunnya nafsu makan, kehilangan berat badan,
mastitis (dengan air susu yang sangat kental dan berwarna kuning tua),
demam, cairan urin berdarah .

14
Pencegahan penyakit melalui upaya perbaikan sanitasi/manajemen melalui
vaksinasi secara rutin setiap tahunnya.

4. Bovine Trichomoniasis

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Trichomonas fetus


mengakibatkan abortus pada umur kebuntingan muda, pyometra serta
ternak menjadi steril. Pencegahan dilakukan dengan: bila pada kelompok
ternak ditemukan penyakit ini, maka pelaksanaan perkawinan pada betina
lainnya diistirahatkan

Pemeriksaan pyometra dilakukan, ternak yang sakit kemudian diberi


antibiotik. Pejantan yang terinfeksi sebaiknya dipotong . Pejantan dapat
juga diobati dengan sodium iodide, acroflavin, dan bonoflavin salep.
Istirahat seksual bagi betina diikuti sekurang-kurangnya disarankan satu
tahun

3. 4. Penyakit pada ayam betina

1. Penyakit Egg Drop Syndrome ’76 yang merupakan penyakit infeksius


organ reproduksi pada ayam di masa bertelur dengan ciri-ciri penurunan
produksi telur, kegagalan mencapai puncak produksi, deformasi bentuk
telur dan gangguan pigmentasi kerabang telur tanpa ayam menunjukkan
gejala-gejala klinis.
2. Penyakit Infectious Bronchitis (IB), yang mengakibatkan produksi telur
yang rendah dalam jangka waktu lama, kualitas kerabang telur yang
rendah, bentuk telur yang abnormal dan warna kerabang telur yang pucat
serta tipis. Alat dan saluran reproduksi bisa mengalami rusak parah
sehingga ayam petelur tidak mampu menghasilkan telur disebabkan
terjadinya kerusakan permanen pada ovarium dan saluran telur lainnya
akibat serangan IB semasa anak ayam berumur kurang dari dua minggu.
3. Penyakit Newcastle Disease (ND), penyakit virus yang mengakibatkan
produksi telur menurun drastis, kualitas telur menurun (kerabang telur
kasar, tipis dan lembek, fertilitas dan daya tetas menurun).

15
4. Bibit ayam, ayam yang berasal dari induk dan pejantan yang secara
genetik kurang baik akan memiliki saluran reproduksi yang kurang baik
pula sehingga produksi telur dan anak ayam yang dihasilkan akan rendah
kualitas dan kualitasnya.
5. Sex Error dan Sexing Error, kelainan seks atau kesalahan sexing baik
pada jantan maupun betina akan mengakibatkan produksi telur, fertilitas
dan daya tetas yang diharapkan tidak tercapai, oleh karena itu ayam yang
cenderung memiliki sexing error harus segera diafkir dari kelompoknya.

16
BAB IV

KESIMPULAN

1. Organ reproduksi ruminansia betina terdiri dari ovarium, oviduct, uterus,


serviks, vagina dan vulva.
2. Organ reproduksi unggas betina terdiri dari ovarium, oviduct,
infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina.
3. Penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi ternak ruminansia betina
diantaranya adalah penyakit brucellosis, vibriosis, leptospirosis dan bovine
trichomoniasis.
4. Penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi ternak ungags betina
diantaranya adalah penyakit egg drop syndrome ’76, Infectious Bronchitis,
Newcastle Disease, Sex Error dan Sexing Error.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fredikurniawan. (2018, July 5). fredikurniawan. Diakses dari


http://fredikurniawan.com/sistem-organ-reproduksi-ayam-betina/

RM Rizky J.” MORFOLOGI ORGAN REPRODUKSI BETINA WALET


LINCHI (Collocalia

linchi)”.Skripsi.Tidak Diterbitkan.Fakultas Kedokteran Hewan.Institut Pertanian


Bogor : Bogor.

iv

Anda mungkin juga menyukai