Oleh :
RISKY ILHAM FIRMANSYAH
202110350311135
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Assalamamualaikum Wr. Wb.
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan
hidayah-Nya dan juga kesehatan akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dengan tepat waktu.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Penyusunan Laporan Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak ini penulis telah
memperoleh bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung,
maka melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ketua Jurusan Peternakan Bayu Etti Tri Adiyastiti, S.Pt.,M.Sc. atas
dukungan dan motivasinya.
2. Kepala Laboratorium Peternakan dan Nutrisi Apriliana Devi
Anggraini, S.Pt.,M.Sc. atas dukungan dan motivasinya.
3. Instruktur Ilmu Reproduksi Ternak bapak Drh. Yunara Augusta
Rahmat Adikara.,Msi, atas bimbingan, motivasi, nasehat, dan
semangat yang sangat berharga sejak awal hingga terselesainya
laporan praktikum ini.
4. Kakak – kakak asisten yang telah memberikan arahan dan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
5. Semua pihak yang terlibat banyak membantu sehingga laporan
praktikum ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan
praktikum ini masih banyak kekurangan. Karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan laporan praktikum ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 28 November 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................iv
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Hormon...........................................................................................................3
2.2 Reproduksi Unggas Jantann...........................................................................3
2.3 Reproduksi Unggas Betina.............................................................................4
2.4 Reproduksi Ruminansia Jantann....................................................................4
2.5 Reproduksi Ruminansia Betina......................................................................5
2.6 Uji Kualitas Sperma.......................................................................................5
BAB III...................................................................................................................7
METODE PRAKTIKUM........................................................................................7
BAB IV..................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................11
4.1 Hormon.........................................................................................................11
4.2 Reproduksi Unggas Jantann.........................................................................12
4.3 Reproduksi Unggas Betina...........................................................................14
4.4 Reproduksi Ruminansia Jantan....................................................................15
4.5 Reproduksi Ruminansia Betina....................................................................17
4.6 Uji Kualitas Sperma.....................................................................................18
BAB V....................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
5.1. Kesimpulan..................................................................................................21
5.2. Saran............................................................................................................22
iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................24
iv
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
1
kelansungan hidup proses tersebut dibutuhkan pakan dan gizi diatas kebutuhan
dasar untuk hidup pokok (bertahan hidup).
Spermatozoa atau sel sperma adalah hasil produksi dari testis yang terdiri
dari beberapa sel germinal yang sudah matang . Spermatozoa bersama dengan
plasma seminalis merupakan komposisi dari cairan yang dikeluarkan pada saat
alat kelamin jantan mengalami ejakulasi. Spermatozoa atau sperma yang
bersuspensi didalam suatu cairan semigelatinouse yang disebut plasma sperma.
Sperma secara esensial terdiri dari kepala yang membawa
materi herediter paternal dan ekor yang mengandung sarana penggerak.
Permukaan sperma dibungkus oleh suatu membrane lipoprotein yang apabila sel
tersebut mati permeabilitas membrannya meninggi terutama di daerah pangkal
kepala.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum yang telah dilakukan memiliki tujuan sebagai
berikut :
1 Mengetahui fungsi hormon FSH dan LH
2 Mengetahui fungsi dan letak organ reproduksi unggas jantan
3 Mengetahui fungsi dan letak organ reproduksi unggas betina
4 Mengetahui fungsi dan letak organ reproduksi ruminansia jantan
5 Mengetahui fungsi dan letak organ reproduksi ruminansia betina
6 Mengetahui keberadaan sel sperma dan kualitas sperma sapi
6.3 Manfaat
Adapun manfaat praktikum yang telah dilakukan memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Memahami fungsi hormon FSH dan LH
2. Memahami fungsi dan letak organ reproduksi unggas jantan
3. Memahami fungsi dan letak organ reproduksi unggas betina
4. Memahami fungsi dan letak organ reproduksi ruminansia jantan
5. Memahami fungsi dan letak organ reproduksi ruminansia betina
6. Memahami keberadaan sel sperma dan kualitas sperma sapi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hormon
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar
atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel, sebagian besar hormon
merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang
berbeda-beda, sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat
dari kolesterol. Hormon adalah zat kimia yang dibuat oleh sel-sel khusus kelenjar
endokrin untuk memengaruhi berbagai sistem dan proses yang terjadi di dalam
tubuh. Zat kimia ini akan dilepaskan ke aliran darah untuk mengirimkan pesan ke
jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Hormon sering disebut sebagai
pembawa pesan kimia. Hormon berfungsi untuk membantu mengendalikan
hampir semua fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, metabolisme, hingga kerja
berbagai sistem organ, termasuk organ reproduksi. Testosteron sebagai hormon
reproduksi jantan serta estrogen dan progesteron sebagai hormon reproduksi
betina.
Anwar dan jiyanto,(2019) menyatakan bahwa Produktivtas ternak jantan
dipengaruhi oleh pertumbuhan organ reproduksinya terutama testis. Testis ini
merupakan organ yang berfungsi untuk tempat produksi spermatozoa, morfologi
dari spermatozoa selain dipengaruhi oleh testis juga dipengaruhi oleh umur ternak
itu sendiri. Testis ini merupakan organ yang berfungsi untuk tempat produksi
spermatozoa, morfologi dari spermatozoa selain dipengaruhi oleh testis juga
dipengaruhi oleh umur ternak itu sendiri.Salah satu hormon reproduksi yang
bertanggung jawab terhadap sifat prolifik adalah progesteron. Hormon
progesteron dihasilkan oleh corpus luteum (badan kuning) dalam folikel ovarium,
berfungsi mempersiapkan uterus untuk kelangsungan kebuntingan secara normal
progesteron yang terutama dihasilkan oleh corpus luteum berfungsi untuk
mempertahankan kebuntingan dan untuk perkembangan ambing dan produksi
susu. (Mulyono,dkk 2018)
2.2 Reproduksi Unggas Jantann
Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis, duktus epididimis,
sepasang duktus deferens dan sebuah alat kopulasi yang disebut phallus, yang
seluruhnya terletak didalam rongga perut. Testis itik berbentuk oval seperti
3
kacang dengan warna pucat kekuningan. Vas deferens adalah saluran yang
melekat disepanjang medio ventral permukaan ginjal. Vas deferens mempunyai
fungsi sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum diejakulasikan.
Unggas jantan terdapat sepasang testis yang berhubungan dengan ureter dan
bermuara di kloaka. Fertilisasi berlangsung di ujung oviduk, selanjutnya oosit
yang telah dibuahi oleh spermatozoa (zigot) bergerak menuju kloaka. Perjalanan
menuju kloaka zigot (calon embrio) dilapisi oleh materi zat kapur sehingga
membentuk cangkang telur. Embrio berkembang ketika dierami hingga menetas
menjadi individu baru.(Hayati.,2020)
2.3 Reproduksi Unggas Betina
Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan
untuk daging dan telur atau bulunya. Organ reproduksi ayam betina terdiri atas
ovarium dan oviduk atau saluran reproduksi yang terdiri atas infundibulum,
magnum, uterus, ithmusdan vagina. Ovarium terletak pada rongga badan sebelah
kiri. Saat perkembangan embrio, terdapat dua 5 ovarium dan pada perkembangan
selanjutnya hanya ovarium sebelah kiri yang berkembang, sedangkan bagian
kanan rudimenter. Ovarium betina biasanya terdiri dari 5 sampai 6 folikel yang
sedang berkembang berwarna kuning besar (yolk) dan terdapat banyak folikel
kecil berwarna putih (folikel belum dewasa).
Alat reproduksi Unggas betina terdiri dari dua bagian utama yaitu ovarium
yang merupakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis dan
perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah oviduk
yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan pembentukan
kerabang telur. Unggas umumnya dan ayam pada khususnya hanya ovarium kiri
yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian kanan mengalami
rudimenter.(Firdaus.,2020)
2.4 Reproduksi Ruminansia Jantann
Fungsi alamiah seekor hewan jantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin
jantan atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil, dan secara
sempurna meletakakannya ke dalam saluran kelamin betina. Inseminasi buatan
hanya memodifiser cara dan tempat peletakan spermatozoa. Proses-proses
fisiologik dalam tubuh hewan jantan, baik secara langsung maupun tidak
4
langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa. Pusat
kegiatan kedua proses ini terletak pada organ reproduksi hewan jantan itu sendiri.
Semen beku merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam program
IB karena dengan semen beku dari pejantan unggul maka dapat digunakan untuk
memperbaiki mutu genetik ternak. Inseminasi buatan berhubungan erat dengan
kualitas sperma.Sperma dihasilkan oleh organ reproduksi ternak jantan, yakni
testes dan kelenjar-kelenjar pelengkap. Kualitas dan kuantitas sperma yang
menurun akan memperkecil angka konsepsi yang dicapai.(wijaya dkk.,2015)
2.5 Reproduksi Ruminansia Betina
Fungsi alamiah seekor hewan jantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin
jantan atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil, dan secara
sempurna meletakakannya ke dalam saluran kelamin betina. Inseminasi buatan
hanya memodifiser cara dan tempat peletakan spermatozoa. Proses-proses
fisiologik dalam tubuh hewan jantan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa, akan tetapi
pusat kegiatan kedua proses ini terletak pada organ reproduksi hewan jantan itu
sendiri.
Semen beku merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam program
IB karena dengan semen beku dari pejantan unggul maka dapat digunakan untuk
memperbaiki mutu genetik ternak. Inseminasi buatan berhubungan erat dengan
kualitas sperma. Sperma dihasilkan oleh organ reproduksi ternak jantan, yakni
testes dan kelenjar-kelenjar pelengkap. Kualitas dan kuantitas sperma yang
menurun akan memperkecil angka konsepsi yang dicapai.(wijaya dkk.,2015)
2.6 Uji Kualitas Sperma
Spermatozoa beku memiliki keunggulan yaitu dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama, namun memiliki kelemahan yaitu kualitas spermatozoa dapat
menurun setelah spermatozoa diencerkan dikarenakan selama proses pembekuan,
spermatozoa melewati berbagai suhu ekstrim yang dapat menurunkan kualitas
spermatozoa. Umur dan daya guna semen yang dibekukan akan bertahan lama
karena pembekuan adalah menghentikan sementara kegiatan hidup dari sel
(metabolisme sel) tanpa mematikan fungsi sel dimana proses hidup dapat terus
berlanjut setelah pembekuan dihentikan. Penentuan jenis kelamin anak sebelum
5
dilahirkan lebih menguntungkan dari segi ekonomis, karena selain dapat menekan
biaya pemeliharaan juga dapat menunjang program breeding dalam pemilihan
bibit unggul. Tujuan tersebut akan tercapai apabila dilakukan dengan cara
menginseminasikan seekor betina birahi dengan spermatozoa yang sudah
dipisahkan
Genetik sapi bisa ditempuh melalui pengembangan sapi murni (pemurnian)
dengan cara seleksi dan pembentukan breeding stock. Upaya mempercepat
pemurnian dan peningkatan populasi sapi aceh dapat dilakukan melalui
pemanfaatan teknologi Inseminasi Buatan (IB). Pemanfaatan IB dalam pemurnian
sapi aceh masih menemukan banyak kendala menyangkut penyediaan semen beku
yang berkualitas. Dasar seleksi pemilihan pejantan unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan silsilah tetuanya. Uji kemampuan reproduksinya dapat dilakukan
melalui seleksi individu menggunakan teknik Breeding Soundness Evaluation
(BSE) (Rahmiati dkk, 2015).
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.1.1. Hormon
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 05 November 2022 pada pukul
10.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Nutrisi.
3.1.2. Reproduksi Unggas Jantan
Praktikum ini dilaksanakan pada 19 November 2022 pada pukul 11.10
WIB. Bertempat di Laboratorium Nutrisi.
3.1.3. Reproduksi Unggas Betina
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 November 2022 pada pukul
11.10 WIB. Bertempat di Laboratorium Nutrisi.
3.1.4. Reproduksi Ruminansia Jantan
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 November 2022 pada pukul
11.10 WIB. Bertempat di Laboratorium Nutrisi.
3.1.5. Reproduksi Ruminansia Betina
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 November 2022 pada pukul
11.10 WIB. Bertempat di Laboratorium Nutrisi.
3.1.6. Uji Semen
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 November 2022 pada pukul
09.10 WIB. Bertempat di Laboratorium Nutrisi.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Hormon
3.2.1.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Papan tulis
3.2.1.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Gambar Hormon
2. Kertas
3.2.2 Reproduksi Unggas Jantan
3.2.2.1 Alat
7
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Tampan
2. Plastik
3. Meja
3.2.2.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Organ Reproduksi Unggas Jantan
2. Desinfektan
3. Sarung tangan latex
3.2.3 Reproduksi Unggas Betina
3.2.3.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Tampan
2. Plastik
3. Meja
3.2.3.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Organ Reproduksi Unggas Betina
2. Desinfektan
3. Sarung tangan latex
3.2.4 Reproduksi Ruminansia Jantan
3.2.4.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Meja
2. Plastik
3.2.4.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Organ Reproduksi Hewan Ruminansia Jantan
2. Desinfektan
3. Sarung tangan latex
3.2.5 Reproduksi Ruminansia Betina
3.2.5.1 Alat
8
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Meja
2. Plastik
3.2.5.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Organ Reproduksi Ruminansia Betina
2. Desinfektan
3.2.6 Uji Kualitas Sperma
3.2.6.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mikroskop
2. Kaca Preparat
3. Gunting
4. Tisu
5. Cover Glass
6. Tangki Kontainer
3.2.6.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sperma Beku
2. Alkohol
3. Air
3.3 Prosedur Praktikum
3.3.1 Hormon
Adapun prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat Mindmapping Hormon
2. Memprsentasikan Mindmapping
3.3.2 Reproduksi Unggas Jantan
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan Organ Reproduksi Unggas Jantan
2. Letakkan Pada Tampan
3. Semprot Desinfektan
4. Amati Organ
9
3.3.3 Reproduksi Unggas Betina
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan Organ Reproduksi Unggas Betina
2. Letakkan Pada Tampan
3. Semprot Desinfektan
4. Amati Organ
3.3.4 Reproduksi Ruminansia Jantan
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapakan Organ Reproduksi Ruminansia Jantan
2. Letakkan Pada Meja yang dilapisi Plastik
3. Semprot menggunakan Desinfektan
4. Amati Organ
3.3.5 Reproduksi Ruminansia Betina
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan Organ Reproduksi Ruminansia Betina
2. Letakkan Pada Meja yang dilapisi Plastik
3. Semprot Menggunakan Desinfektam
4. Amati Organ
3.3.6 Uji Kualitas Sperma
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan sampel semen beku
2. Pengenceran semen dengan menggunakan air
3. Ambil semen yang telah encer
4. Letakkan sampel tersebut pada kaca preparat
5. Tutup dengan kaca cover glass untuk perbesaran 100x, sedangkan pada
perbesaran 400 tidak menggunakan cover glass
6. Amati menggunakan mikroskop
1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hormon
No Gambar Keterangan
1. 1. GnRH
2. LH
3. FSH
4. Testosterone
5. Estrogen
6. Progesteron
7. Oxytocin
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2F 8. Prostaglandin
www.asudomo.com%2Fblog%2Fhormon-reproduksi-pada-
sapi-jantan%2F&psig=AOvVaw1DsvqEwp-
ihtK2xRekZV9C&ust=1668159528533000&source=image
s&cd=vfe&ved=0CBAQjRxqFwoTCMDc89Koo_sCFQA
AAAAdAAAAABAX
2. 1. GnRH
2. LH
3. FSH
4. Testosterone
5. Estrogen
6. Progesteron
7. Oxytocin
8. Prostaglandin
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar
atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Hormon merupakan zat
kimia yang diproduksi oleh system endokrin dalam tubuh dan berfungsi untuk
membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh, seperti pertumbuhan,
metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ, termasuk organ reproduksi.
Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan struktur kimiawinya yaitu hormone yang
1
terbuat dari peptide (hormon peptida) dan hormone yang terbuat dari kolesterol
(hormon steroid)
Hasil praktikum menunjukkan bahwa hormone gonadotropin (FSH, LH, &
ICSH) berperan dalam merangsang perkembangan dalam organ reproduksi baik
jantan juga betina. Hormon testosterone adalah hormone kelamin jantan yang
didapatkan dari testis, biasa diklaim dengan androgen. Fungsi testosterone
disamping bisa mempertinggi libido, juga berpengaruh terhadap kesanggupan
ternak jantan buat birahi dan ejakulasi serta penentuan kualitas sperma. Estrogen
adalah sekelompok hormone yang mempunyai kegunaan yang sangat penting
pada perkembangan dan pertumbuhan ciri ciri seksual betina dan proses
reproduksinya. Hormone yang berperan pada sistem reproduksi ternak betina
lainnya merupakan follicle-stimulating hormone (FSH). Hormon LH dan FSH
sama-sama diproduksi dalam kelenjar hipofisis pada otak.
Hormon GnRH akan merangsang adenohipofisa untuk menghasilkan Follicel
Stimulating Hormone (FSH) dan pada saat itu diproduksi oleh testis. Regulasi
hormone FSH dan LH menyebabkan terjadinya pubertas. Luteinetic Hormone
(LH) dan FSH pada reseptor masing-masing dalam jaringan interstisial dan tubuli
seminiferi, menunjukkan adanya interaksi testis dengan gonadotropin pada ternak
jantan. Peningkatan kadar testosteron dalam serum darah merupakan perubahan
hormon yang paling nyata selama proses dewasa kelamin pada ternak jantan
(Hazti,2015).
Kinerja reproduksi kaitannya dengan peningkatan kebuntingan dan kelahiran
yang ditentukan oleh faktor pejantan, dalam hal ini perkembangan saluran
reproduksinya untuk menghasilkan spermatozoa yang mempunyai kemampuan
dalam membuahi sel telur. Produksi spermatozoa ditentukan oleh androgen yang
merupakan hormon steroid yang berperan penting untuk mempertahankan
karakteristik pejantan dan mendukung perkembangan germ cell dengan target
utama sel-sel Sertoli. Terdapat dua hormon androgen utama yaitu testosteron dan
5α-dihydrotestosteron. Hormon androgen dihasilkan di sel-sel Leydig testis dan
fungsi utamanya dalam regulasi spermatogenesis.(Hasbi dan Gustina,2018).
4.2 Reproduksi Unggas Jantann
No Gambar Keterangan
1
1. 1. Testis
2. Epididimis
3. Caput
4. Corpus
5. Cauda
6. Vas deferens
7. Kloaka
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/21/13
0000369/mengenal-alat-perkembangbiakan-ayam-
jantan-dan-betina?page=all
2. Hasil praktikum 1. Testis
2. Epididimis
3. Caput
4. Corpus
5. Cauda
6. Vas deferens
7. Kloaka
Organ reproduksi unggas jantan merupakan organ yang berada hewan unggas
jantan. Organ jantan berfungsi untuk menghasilkan seperma untuk keturunan yang
akan datang. Organ reproduksi unggas jantan terdiri dari testis, epididymis, caput,
corpus, cauda, vas deferens, dan kloaka. Organ reproduksi jantan yang primer
adalah testis karena testis berfungsi sebagai menghasilkan sel gamet jantan.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa organ reproduksi unggas jantan terdiri
dari dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, Organ reproduksi unggas
jantan terdiri dari testis, epididymis, caput, corpus, cauda, vas deferens, dan
kloaka. Organ tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda, seperti testis
terletak pada bagian paling ujung berfungsi sebagai memproduksi sel sperma,
caput terletak pada bagian dalam epididimis dan berfungsi sebagai konsentrasi
sperma, corpus terletak pada bagian dalam epididymis untuk pematangan sperma,
1
cauda terletak pada bagian dalam epididymis dan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma, vas deferens terlatak diantara epididymis
berfungsi sebagai saluran sperma dari epididymis menuju kloaka dan kloaka
berada paling luar berfungsi sebagai system reproduksi dan sisten eksresi.
Organ reproduksi unggas jantan terdiri dari Testis merupakan organ
reproduksi pada ayam yang berfungsi memproduksi spermatozoa, seminal plasma
dan hormon testesteron. Spermatozoa merupakan sel kelamin jantan yang mutlak
diperlukan untuk menghasilkan generasi baru melalui fungsinya yanitu membuahi
ovum. Seminal plasma merupakan cairan semen yang berguna untuk media
transportasi sehingga memudahkan dalam ejakulasi waktu perkawinan dan
memberikan pohon spermatozoa baik dalam alat reproduksi jantan maupun
setelah berada dalam alat reproduksi betina. Testosteron merupakan hormon
kejantanan yang berfungsi untuk membantu pembentukan spermatozoa dan
menumbuhkan sifat kelamin jantan terutama membangkitkan libido seksual.
(Bahmid.,2016)
4.3 Reproduksi Unggas Betina
No Gambar Keterangan
1. 1. Ovarium
2. Infundibulum
3. Magnum
4. Isthmus
5. Uterus
6. Vagina
7. Kloaka
https://vetmedicinae.com/sistem-
reproduksi-ayam/
2. 1. Ovarium
2. Infundibulum
3. Magnum
4. Isthmus
5. Uterus
6. Vagina
7. Kloaka
1
Organ reproduksi unggas betina merupakan organ yang berguna sebagi
keberlangsungan hidup unggas dan berguna agar bisa menghasilkan telur. Organ
reproduksi unggas betina terdiri atas 7 bagian yaitu ovarium dan oviduk atau
saluran reproduksi yang terdiri atas infundibulum, magnum, uterus, vagina,
kloaka. Organ reproduksi betina primer yaitu ovarium sebagai penghasil sel gamet
betina.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa organ reproduksi unggas betina terdiri
dari ovarium, infundibulu, magnum, isthmus, uterus, vagina dan kloaka. Organ
pada dasarnya berbeda berdasarkan fungsinya seperti ovarium berfungsi sebagai
memproduksi sel telur, infundibulum menangkap sel telur, magnum mensekresi
albumin atau putih telur, isthmus mensekresi selaput kerabang, uterus mensekresi
cangkang telur, vagina menyimpan telur sementara dan menyempurnakan bentuk
telur dan kloaka tempat eksresi dan saluran keluarnya telur. Fungsi tiap organ
reproduksi unggas betina memiliki perbedaan yang berbeda dan menghasilkan
hormon yang berbeda.
Organ reproduksi unggas betina Organ reproduksi ayam betina terdiri atas
ovarium dan oviduk atau saluran reproduksi yang terdiri atas infundibulum,
magnum, uterus, ithmusdan vagina. Ovarium terletak pada rongga badan sebelah
kiri. Perkembangan embrio, terdapat dua ovarium dan pada perkembangan
selanjutnya hanya ovarium sebelah kiri yang berkembang, sedangkan bagian
kanan rudimenter. Ovarium betina biasanya terdiri dari 5 sampai 6 folikel yang
sedang berkembang berwarna kuning besar (yolk) dan terdapat banyak folikel
kecil berwarna putih (folikel belum dewasa).(Fadhlurrohman dkk.,2022)
4.4 Reproduksi Ruminansia Jantan
No Gambar Keterangan
1. 1. Testis
2. Epididimis
3. Caput
4. Corpus
5. Cauda
6. Vas deferens
1
http://belajaratr.blogspot.com/2015/10/si 7. Kepala penis
stem-reproduksi-hewan- 8. Badan penis
ruminansia.html?m=1
2. 1. Testis
2. Epididimis
3. Caput
4. Corpus
5. Cauda
6. Vas deferens
7. Kepala penis
8. Badan penis
1
sehingga untuk menjadikan sekor calon pejantan dibutuhkan waktu yang relatif
lama. (Isnaini dkk.,2015)
4.5 Reproduksi Ruminansia Betina
No Gambar Keterangan
1. 1. Vulva
2. Vagina
3. Serviks
4. Uterus
5. Infundibulum
6. Ampulla
7. Ishtmus
8. Ovarium
http://belajaratr.blogspot.com/2015/10/sist
em-reproduksi-hewan-
ruminansia.html?m=1
2. 1. Vulva
2. Vagina
3. Serviks
4. Uterus
5. Infundibulum
6. Ampulla
7. Ishtmus
8. Ovarium
1
sebagai pertemuan antara sel telur dan sel sperma, serviks mencegah
mikroorganisme masuk ke dalam uterus, vagina sebagai alat kopulasi (alat
reproduksi) dan vulva sebagai sistem reproduksi dan system urinary. Organ
reproduksi ruminansia betina terdiri dari 8 organ yang dimana setiap organ
mempunyai fungsi yang berbeda.
Alat reproduksi primer sapi betina yaitu ovarium, merupakan bagian alat
kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, perkembangan ovarium pada
masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hipofisa
yang terdapat di dasar otak dalam kepala. Ovarium sapi betina normal terdapat
140.000 oosit sampai sapi berumur empat sampai enam tahun dan kemudian
jumlahnya menurun sampai 25.000 pada umur 10-14 tahun dan pada 26 umur 20
tahun. Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada betina seperti
halnya testes pada hewan. Ovarium dapat dianggap bersifat endokrin atau
sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu menghasilkan hormon yang akan
diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan juga ovum. Ovarium merupakan
sepasang kelenjar yang terdiri dari ovari kanan yang terletak di belakang ginjal
kanan dan ovari kiri yang terletak di belakang ginjal kiri.(Sari.,2022)
4.6 Uji Kualitas Sperma
No Gambar Keterangan
1.
http://berkalahayati.org/files/journals/1/art
icles/233/submission/233-713-1-SM
1
2.
3.
4.
1
mati. Sel sperma yang hidup ketika diamati mikroskop akan bergerak dan sel
sperma yang mati ketika diamati di mikroskop diam tidak ada pergerakan.
Implementasi IB di lapang sebagian besar menggunakan semen beku. Penggunaan
semen beku memiliki banyak kendala dan kekurangan. Spermatozoa yang
disimpan dalam bentuk semen beku mudah mengalami kerusakan selama proses
pembekuan karena pembentukan kristal es yang menyebabkan terjadinya
kerusakan serta kematian spermatozoa. Hambatan teknis dalam proses pembekuan
semen diantaranya memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks seperti
pembeku, kontainer nitrogen cair dan lain sebagainya. Penggunaan semen cair
dalam implementasi IB dapat menurukan tingkat kerusakan pada spermatozoa.
Penurunan kualitas spermatozoa pada semen sapi yang dibekukan mengalami
penurunan sekitar 30– 60 % dibandingkan dengan semen segar. Penggunaan
semen cair juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi sulitnya ketersediaan
nitrogen cair serta mahalnya tabung kontainer, karena syarat penyimpanan untuk
semen cair tidak sesulit semen beku yaitu cukup pada suhu dingin (4-5°C)
(Muhammad dkk, 2017).
Aplikasi Inseminasi Buatan pada sapi Rambon masih menemukan banyak
kendala, terutama belum adanya penyediaan semen beku sapi Rambon dan belum
ditemukannya metode pembekuan yang tepat untuk mempertahankan motilitas
dan daya hidup spermatozoa setelah pembekuan. Proses pembuatan semen beku
terdapat berbagai tahapan, diantaranya gliserolisasi, ekuilibrasi, filling, sealing,
pre freezing dan freezing. Waktu ekuilibrasi adalah waktu yang dibutuhkan
spermatozoa sebelum proses pembekuan untuk penyesuaian dengan pengencer
supaya disaat proses pembekuan tingkat kematian spermatozoa tidak berlebihan
dan dapat dicegah (Setyawan dkk, 2019).
2
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
2
deferens menyalurkan sperma, kepala penis alat kopulasi, badan penis
rongga penyaluran sperma.
5. Organ reproduksi ruminansia betina terdiri atas 8 organ yang dimana
setiap organ mempunyai fungsi yang berbeda-beda satu sama lain. Organ
reproduksi mamalia betina terdiri dari ovarium, uterus, infundibulum,
ampula, istmus, serviks, vagina dan vulva. Fungsi organ berbeda-beda
seperti ovarium berfungsi sebagai memproduksi sel telur, istmus sebagai
memelihara sel telur, infundibulum sebagai menangkap sel telur, ampula
sebagai pertemuan antara sel telur dan sel sperma, serviks mencegah
mikroorganisme masuk ke dalam uterus, vagina sebagai alat kopulasi (alat
reproduksi) dan vulva sebagai sistem reproduksi dan system urinary.
6. Sperma sapi yang sudah diamati menggunakan mikroskop ada dan kualitas
sperma yang baik itu mempunyai jumlah 25 juta dalam 1 ml dan
pergerakanya lincah. Sperma sapi yang berkualitas juga bergerak maju
atau menuju sel telur yang akan dibuahi. Sperma sapi yang kualitas terbaik
memiliki kode +++, sedang ++ dan kurang baik +.
5.2. Saran
Untuk Praktikum khusus ilmu reproduksi ternak sebaiknya jamnya
ditambah agar materi yang disampaikan lebih maksimal dan waktu praktikum
diatur lagi agar tidak bertabrakan dengan praktikan dari kelas lainya. Soalnya
pernah waktu itu datang sudah tepat waktu tetapi diundur hampir setengah jam
dari waktu yang semestinya
2
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, P., and Jiyanto Jiyanto. "Identifikasi Hormon Testosteron Sapi Kuantan
Plasma Nutfah Riau Sebagai Penentu Klasifikasi Kriteria Pejantan
Unggul." Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal
Science) 21.3 (2019): 230-239.
Bahmid, N. A. (2016). Studi Morfologi Dan Histomorfometrik Testis Ayam
Ketawa Usia 1 Bulan Sampai 4 Bulan (Doctoral Dissertation).
Fadhlurrohman, Reza, et al. "Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Reproduksi
Ayam Ras Petelur." Prosiding Seminar Nasional Biologi. Vol. 1. No. 2.
2022.
Firdaus, Ihsanul. "Ilmu Fisiologi dan Teknologi Reporduksi “Organ Reproduksi
Betina Pada Unggas”." Universitas Udayana: Denpasar (2020).
Hasbi, Hasbi, and S. Gustina. "Regulasi androgen dalam spermatogenesis untuk
meningkatkan fertilitas ternak jantan." Wartazoa 28.2 (2018): 13-22
Hayati, A. (2020). Biologi Reproduksi Ikan. Airlangga University Press.
Hazti, Nurul Sharfina. Pengaruh Pemberian Gonadotropin Releasing Hormon
(GnRH) terhadap Kualitas Sperma pada Sapi Bali Polled= The Effect
of Gonadotropin Releasing Homone (GnRH) On The Quality of Bali
Polled Bull Sperm. Diss. Universitas Hasanuddin, 2021.
Lutfhi, Muchamad, Trinil Susilawati, and Nurul Isnaini. "Perbedaan kecepatan
pubertas calon pejantan sapi PO yang dipelihara pada kelompok sex
yang berbeda." TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal
Production 16.2 (2015): 07-15.
Muhammad, Dedi, Trinil Susilawati, and Sri Wahjuningsih. "Pengaruh
penggunaan CEP-2 dengan suplementasi kuning telur terhadap
kualitas spermatozoa sapi FH (Frisian Holstein) kualitas rendah
selama penyimpanan suhu 4-5oC." TERNAK TROPIKA Journal of
Tropical Animal Production 17.1 (2017): 66-76.
Mulyono, R. H., et al. "Profil Hormon Progesteron dan Gen Fekunditas terhadap
Sifat Kembar Kambing PE Betina Calon Induk." Jurnal Ilmu Produksi
dan Teknologi Hasil Peternakan 6.1 (2018): 19-26
Rahmiati, Rahmiati, Kartini Eriani, and Dasrul Dasrul. "Kualitas dan morfologi
abnormal spermatozoa sapi aceh pada berbagai frekuensi
ejakulasi." Prosiding Seminar Nasional Biotik. Vol. 3. No. 1. 2018.
Rosadi, B., Sumarsono, T., & Fachroerrozi, H. (2018). Identifikasi gangguan
reproduksi pada ovarium sapi potong yang mengalami anestrus
postpartum panjang. Jurnal Veteriner, 19(3), 385-389.
Sari, Bahagia. Pengaruh Pemberian PGF2α Dari Sumber Berbeda (Capriglandin
Dan Lutalyse) Terhadap Respons Estrus, Service Perconception,
Conception Rate Dan Morfometrik Ovarium Pada Sapi Simmental Di
BPTUHPT Padang Mengatas. Diss. Universitas Andalas, 2022.
Setyawan, Firman, et al. "Pengaruh Perbedaan Waktu Ekuilibrasi Sebelum
Pembekuan Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi Rambon Banyuwangi
Menggunakan Pengencer Tris Kuning Telur." Jurnal Medik
Veteriner 2.2 (2019): 101-107.
Widhyari, Sus Derthi, et al. "Tinjauan penambahan mineral Zn dalam pakan
terhadap kualitas spermatozoa pada sapi Frisian Holstein
jantan." Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 20.1 (2015): 72-77
2
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1. Objek glass
2. Tangki kontainer
3. Sampel semen
2
5. Cover glass
6.
Mikroskop