Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PRODUKSI SATWA HARAPAN

“Ulat Jerman”

Oleh :

Kelompok 19

Kelas A

Anisah 200110180054
Dadan Muhammad Ramdan 200110180125
Erie Erwanto 200110180167

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini,
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Produksi Satwa Harapan
berupa makalah dengan judul “Ulat Jerman”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan karunianya untuk kita
semua. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
dalam bidang peternakan.
Karena keterbatasan pengetahuan kami, makalah ini belum bisa dikatakan
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk
memperbaiki pembuatan makalah dikesempatan selanjutnya. Atas segala kekurangan
dan kesalahan yang ada dalam penulisan laporan praktikum ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Sumedang, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTR ISI ................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan ........................................................................................ 2
II .................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Ulat Jerman .................................................................................. 3
2.2 Anatomi Larva Ulat Jerman ........................................................................... 4
2.3 Sistem Reproduksi .......................................................................................... 4
2.4 Siklus Hidup Ulat Jerman............................................................................... 6
2.5 Manajemen Pemeliharaan Ulat Jerman .......................................................... 7
2.6 Analisis Usaha Budidaya Ulat Jerman ........................................................... 9
2.7 Manfaat dan Kegunaan Beternak Ulat Jerman ............................................. 11
III ................................................................................................................................. 12
PENUTUP ................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

iii
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulat jerman yang dikenal dengan nama Superworm (Zophobas morio)

merupakan bahan pakan popular yang banyak digunakan para penghobi untuk

diberikan kepada reptil, burung kicauan, dan unggas lainnya. Penggemar burung dan

reptil di mancanegara sering menyebutnya superworm. Ukuran tubuhnya bisa 7 kali

lipat lebih besar dari pada ulat hongkong. Ulat jerman juga dianggap lebih aman

ketimbang ulat hongkong yang banyak digunakan penggemar burung di Indonesia.

Kandungan protein dan zat gizi lainnya pada ulat jerman juga lebih tinggi dari

pada ulat hongkong. Bahkan, ulat jerman juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang

lebih tinggi, sehingga ketika termakan burung bisa membantunya dalam menangkal

berbagai agen penyakit seperti virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Semua ini makin

menegaskan kalau ulat jerman lebih aman dan bermanfaat bagi burung kicauan

daripada ulat jerman. Berikut ini beberapa kandungan gizi pada ulat jerman : Protein :

19,06 %, Lemak : 14,19 %, Kalsium : 173 ppm, Serat kasar: 2,60 % (Munandi,

2015). Selain nilai gizinya lebih tinggi, kandungan khitin (exoskeleton) pada ulat

jerman jauh lebih sedikit daripada ulat jerman. Dengan demikian, pakan ini lebih

mudah dicerna dan aman bagi saluran pencernaan burung, meski burung

mengkonsumsinya dalam jumlah banyak

1.2 Identifikasi Masalah

1
Berdasarakan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnnya:

1) Apa yang dimaksud dengan ulat jerman ?

2) Bagaimana anatomi larva ulat Jernan ?

3) Bagaimana sistem reproduksi ulat jerman?

4) Bagaimana siklus hidup ulat jerman ?

5) Bagaimana manajemen pemeliharaan ulat jerman?

6) Bagaimana analisis usaha ulat jerman?


7) Apa saja manfaat dan kegunaan beternak ulat jerman?

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarakan rumusan masalahdi atas, maka maksud dan tujuannya:

1) Mengetahui dan memahami ulat jerman

2) Mengetahui dan memahami anatomi larva ulat jerman

3) Mengetahui dan memahami sistem reproduksi ulat jerman

4) Mengetahui dan memahami siklus hidup ulat jerman

5) Mengetahui dan memahami manajemen pemeliharaan ulat jerman.

6) Mengetahui dan memahami analisis usaha ulat jerman


7) Mengetahui dan memahami manfaat dan kegunaan beternak ulat jerman.

2
II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ulat Jerman

Ulat jerman atau yang juga dikenal dengan sebutan superworm merupakan

ulat yang berukuran 5 cm sampai 6 cm. ulat jerman adalah larva kumbang hitam. Ulat

jerman atau King Mealworm (Zophobas morio) adalah salah satu bahan pakan yang

paling banyak digunakan sebagai pakan reptil, burung, unggas, dan ternak lainnya.

Ukuran tubuhnya bisa 7 kali lipat lebih besar daripada ulat hongkong. Kandungan

protein dan zat gizi lainnya pada ulat jerman juga lebih tinggi daripada ulat jerman.

Bahkan, ulat jerman. Awalnya, bibit ulat jerman didatangkan dari Amerika Tengah
dan Amerika Selatan.

Taksonomi dan klasifikasi Z. morio sebelumnya yaitu Tenebrio morio, Saat

ini, Z.morio diidentifikasi sejenis dengan Zophobas aratus yang sebelumnya Tenebrio

atratus (Kirsch, 1866). Zophobas morio termasuk dalam keluarga kumbang besar

Tenebrionidae. Z. morio telah ditemukan berasosiasi dengan hanya satu komoditas

yang disimpan. Di alam, telah dilaporkan berasosiasi dengan guano kelelawar buah

dan serasah organic. Hal ini menelusuri asal - usulnya di daerah tropis Amerika

3
Tengah dan Selatan namun, saat ini telah juga diperkenalkan ke wilayah lain di Eropa

dan Asia. Sifat biologis dari ulat jerman yaitu tidak menyukai cahaya dan terkenal

sangat rakus. Bibit yang baik dilihat dari umur ulat yaitu minimal umur 5 bulan,

semakin tua bibit semakin bagus.

2.2 Anatomi Larva Ulat Jerman

a) Head : Kepala termasuk mulut, mata kecil, sepasang antena, dan

labrum. Labrum adalah bagian seperti bibir di dekat mulut untuk membantu

makan.

b) Thorax : Thorax memiliki tiga bagian, prothorax, mesothorax, dan

metathorax. Masing-masing bagian ini memiliki sepasang kaki yang melekat

padanya.

c) Abdomen : Perut memiliki sembilan segmen. Segmen terakhir berisi tulang

belakang dan anus. Seluruh perut berisi saluran pencernaan dan menyimpan

semua lemak dan makanan yang dimakan ulat.

2.3 Sistem Reproduksi

4
1) Sistem Reproduksi Betina

Gambar tersebut merupakan sistem reproduksi pada kumbang betina.

Serangga betina memiliki dua indung telur, masing-masing terdiri dari banyak ruang

fungsional yang disebut ovarioles. Produksi telur berlangsung di ovarioles. Telur

kemudian dilepaskan ke saluran telur. Dua saluran telur lateral, satu untuk setiap

ovarium, bergabunglah di saluran telur yang umum.

2) Sistem Reproduksi Jantan

Sistem reproduksi kumbang jantan adalah berisi sepasang testis, biasanya

terletak di dekat bagian belakang perut. Menurut Klowden, (2007) bahwa,

“Spermatozoa dihasilkan dalam sepasang testis pada jantan. Setiap testis disusun oleh

tubular follicle yang dapat bervariasi mulai dari satu buah pada Apterigota dan

sampai 300 pada Hymenoptera. Follicle tersebut dilindungi oleh peritoneal sheath.
Follicle terhubung pada kelenjar utama yaitu vas deferens, bagian ujung vas deferens

5
membesar dan terdapat seminal vesicle yang berfungsi sebagai penyimpanan sebelum

disalurkan pada betina. Kedua vas deferens ini bermuara ke saluran ejakulatori

kemudian ke bagian yang disebut kopulasi jantan yang disebut Aedeagus.

2.4 Siklus Hidup Ulat Jerman

Kumbang Zophobas morio merupakan jenis serangga yang mengalami

metamormofis secara sempurna. Daur hidupnya dimulai dari telur yang menetas
menjadi larva dan kemudian berubah menjadi kepompong dan kahirnya menjadi

kumbang dewasa. Zhophobas morio ini melalui proses metamorphosis sempurna

dengan fase telur – larva – pupa – imago atau dewasa. Perbedaan dari fase telur

sampai dewasa sangat terlihat perbedaannya

Hal itu ditandai dengan empat tahapan penting yaitu telur, larva, kepompong, dan

kumbang. Berikut ini adalah tahapan lengkapnya

a) Gambar A ialah tahap telur -> telur ini meneta setelah berumur 7-10 hari

setelah di keluarkan oleh kumbang dewasa betina.

b) Gambar B ialah tahap larva -> telur menetas akan menjadi ulat jerman yang

mana ulat ini dijadikan makanan hewan peliharaan untuk burung, ikan, dan

sebagainya.

6
c) Gambar C ialah tahap kepomong -> ulat dewasa yang sudah berumur sekitar

30 hari akan menjadi kepompong. Tahap ini ulat tidak membutuhkan makan,

akan tetapi perlu dijaga agar nantinya bisa menjadi kumbang dewasa.

d) Gambar D ialah tahap kumbang muda dan kumbang dewasa -> Masa

kepompong sudah usai dan akhirnya menjadi kumbang muda. Kumbang muda

ini berwarna putih dan berubah menjadi warna merah, dan akhirnya berubah

menjadi kumbang dewasa dengan warna hitam pekat. Proses ini memakan
waktu 24 jam.

Kumbang betina dewasa mampu menghasilkan 500 telur selama masa

hidupnya, dan akan mati dengan sendirinya jika sudah tidak produktif. Masa hidup

kumbang kurang lebih 4-5 bulan saja. kehamilan pada kumbang betina ditandai

dengan perutnya membesar dan sayapnya terbuka.

2.5 Manajemen Pemeliharaan Ulat Jerman

1) Alat Pemeliharaan Ulat jerman

Alat yang digunakan dalam pemeliharaan ulat jerman, sebagai berikut :

a) Saringan atau ayakan berfungsi untuk memisahkan media dedak yang kasar

dengan yang halus selain itu, ayakan juga berfungsi untuk memisahkan ulat
yang sudah siap panen dengan medianya.

b) Pisau berfungsi untuk memotong buah-buahan, sayur-sayuran, limbah pasar,

yang akan diberikan sebagai minuman bagi indukan dan larva ulat jerman.

c) Baskom berfungsi sebagai wadah bagi ulat jerman yang sudah siap panen dan

sebagai wadah bagi pakan.

d) Timbangan berfungsi untuk menimbang ulat yang akan dijual

7
e) Botol yakult berfungsi sebagai tempat pemuasaan ulat jerman yang akan

dijadikan indukan

f) Rak kayu sebagai tempat bagi media

2) Kandang

Kandang indukan ulat jerman (kepik) untuk tempat bertelur yang baik yaitu

memiliki dinding yang licin dengan ukuran 30x60 cm dan tinggi 10 cm. Hal tersebut

berguna agar kepik ulat jerman tidak kabur keluar dari tempat yang sudah disediakan.
Untuk kandang kepik bertelur bisa menggunakan wadah kotoran kucing (litter tray),

akuarium plastik untuk kandang hewan kecil, atau membuatnya snediri dari

triplek,namun sebelum dirangkai menjadi kandang dindingnya perlu di lapisi dengan

lakban hal tersebut berguna agar kepik tidak bisa keluar dari kandang.

3) Media Bertelur dan pakan

Pemilihan media untuk berkembangbiak usahakan yang dapat sekaligus

menjadi pakan ulat jerman itu sendiri ketika telah menetas menjadi larva kecil, seperti

gandum,dedak padi, serbuk gergaji, atau kombinasi dari ketiga bahan tersebut.

Apabila dalam pemilihan media terlalu kasar akan membuat pemisahan media dengan

ulat jerman menjadi lebih sulit, untuk solusiya yaitu bisa mengahuskan media atau
dengan mengayak terlebih dahulu untuk memisahan antara media kasar dengan yang

halus. Untuk ketebalan media sebagai alas kandang yaitu berkisar 2-4 cm, hal

tersebut karena media tersebut sekaligus untuk cadangan sebagai pakan larva ulat

jerman sampi usia panen di usia ke tiga bulan.

Pakan yang baik untuk ulat jerman biasanya berupa ampas tahu dalam

sehari ulat diberi satu kali. Untuk minum kepik dan ulat jerman dapat menggunakan

buah buahan seperti pepaya muda atau pun limbah sayuran sebagai penggantinya.

8
Cara pemberian pakan sayuran atau buah muda yaitu dengan mengiris tipis agar lebih

mudah bagi ulat untuk memakannya. Upayakan sehabis ulat makan, kotak

pemeliharan tetap bersih dengan segera membuang sisa makanan.

4) Pemisahan Telur Ulat Jerman

Pemisahan telur dilakukan maksimal 15 hari produksi, untuk selanjutnya

pemisahan telur yang sudah menjadi ulat jerman pada usia 1 bulan, dimana setiap

kotak ukuran 40 x 60 cm dibagi menjadi dua kotak, dan pemisahan yang berikutnya
ketika ulat jerman telah berusia 2 bulan setiap kotak ulat jerman dibagi menjadi dua

kotak lagi. Untuk setiap kali pemisahan sebaiknya menggunakan alat penyaring atau

ayakan.

5) Pembesaran Ulat Jerman

Lokasi bertelur kumbang terpisah dengan lokasi pembesaran ulat jerman, hal

ini sebagai antisipasi jika terdapat virus pada ulat jerman tidak sampai mengganggu

aktivitas kumbang jerman untuk bertelur. Dan pada awal beternak sebaiknya lokasi,

rak, kotak ternak ulat jerman maupun kumbang harus steril dari berbagai

kemungkinan virus, kuman dan semacamnya dengan cara menyemprot dengan bahan

pembunuh kuman yang dianggap baik dan dilakukan sebulan sekali.

2.6 Analisis Usaha Budidaya Ulat Jerman

1) Investasi

a) Peralatan Harga

pembuatan kandang ulat jerman perbuah Rp. 45.000

pengadaan bibit ulat jerman Rp. 200.000

pembuatan media ulat jerman Rp. 8000

9
pembuatan rak kayu Rp. 65.000

Timbangan Rp. 50.000

Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 100.000

Jumlah Investasi Rp. 468.000

b) Biaya Variabel

Pakan ulat Rp. 2500 X 30 = Rp. 75.000

Karung Rp. 500 X 30 = Rp. 15.000

Pakan tambahan Rp. 1000 X 30 = Rp. 30.000

Total Biaya Variabel Rp. 120.000

c) Total Biaya Operasional

Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 588.000

Pendapatan per Bulan

10 Kg/bulan = Rp. 1200.000

2) Keuntungan per Bulan

Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional

= Rp. 1.200.000 – Rp. 588.000

= Rp. 612.000

10
2.7 Manfaat dan Kegunaan Beternak Ulat Jerman

Manfaat dan kegunaan beternak ulat jerman diantaranya yaitu :

1) Membuka peluang usaha

2) Sebagai pakan burung kicau yang dapat merangsang birahi dan tidak membuat

suhu badan naik yang bisa menyebabkan bulu rontok

3) Sebagai pakan reptile yang dapat mempercepat pertumbuhan

4) Sebagai pakan ikan predator yang dapat membantu mengeluarkan warna dan

mempercepat pertumbuhan

5) Ulat jerman juga dapat digunakan sebagai tambahan produk kecantikan yang

diambil dari ekstrak minyak karena kandungan proteinnya bagus untuk kulit
6) Diluar negeri ulat jerman dijadikan sebagai pengganti protein hewani.

11
III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Ulat jerman merupakan larva kumbang hitam atau dikenal dengan sebutan

Superworm dengan ukuran sekitar 5-6 cm. ulat ini dijadikan sebagai pakan

reptile, burung, dsb.

2) Anatomi larva ulat jerman teridiri dari head, thorax, abdomen

3) System reproduksi kumbang betina memiliki dua indung telur dan produksi

telur berlangsung di ovarioles sedangkan kumbang jantan berisi sepasang

testis yang terletak di dekat bagian belakng perut.

4) Siklus hidup ulat jerman berawal dari fase telur – larva – pupa – imago atau

dewasa.

5) Manajemen pemelihraan yang perlu diperhatikan diantaranya alat- alat

pemeliharaan, kandang, meyiapkan media bertelur, pemberian pakan satu kali

sehari, pemisahan umur 15 hari, 1 bulan dan umur 2 bulan untuk dilakukan
pembesaran.

6) Analisis usaha ulat jerman ini sangat menguntungkan dimana membutuhkan

biaya/ modal operasional sekitar Rp. 588.000 dengan pendapatan kotor per

bulan Rp. 1.200.000. Sehingga Laba bersih yang diperoleh per bulan sekitar

Rp. 612.000.

7) Manfaat dan keguanaan ulat jerman diantaranya membuka peluang usaha,


pakan, produk kecantikan dan pengganti protein hewani.

12
DAFTAR PUSTAKA

CI Rumbos dan C G Athanassiou, 2021. The Superworm, Zophobas morio

(Coleoptera:Tenebrionidae): A „Sleeping Giant‟ in Nutrient Sources. Journal

of Insect Science. http://madmealworms.weebly.com/mealworm-


anatomy.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2021

Hartiningsih dan Fitasari, E. 2014. Aplikasi limbah sayuran pasar dan buah-buahan

pada media pakan yang berbeda untuk meningkatkan bobot panen ulat

jerman. BUANA SAINS

Klowden, Marc J. (2007). Physiological Systems in Insects. Second Edition. Idaho:


Academic press.

Munandi, A. 2015. Ulat jerman lebih aman daripada ulat jerman. www.

http://omkicau.com/2013/09/22/ulatjerman-lebih-aman-daripada-

ulathongkong/. Diakses tanggal 18 Oktober 2021

13

Anda mungkin juga menyukai