Disusun oleh :
Kelas E
Kelompok 10
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Bahan Pakan dan Pemberian Ransum. Adapun judul dari makalah ini ialah
“Bahan Pakan Sumber Mineral : Tepung Tulang, Tepung Kerang, Tepung Kapur
dan Garam”.
yang biasa digunakan. Makalah ini dibuat dengan bersumber kepada literatur dan
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu,
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Hal
I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
iii
DAFTAR TABEL
Bab Hal
Tabel 3. Komposisi Batu Kapur Seperti yang Diberikan Atas Dasar Bahan Kering
................................................................................................................. 11
Tabel 4. Hasil Analisa Bahan Pakan Rumput Gajah Dan Jerami Padi ... 16
iv
I
PENDAHULUAN
Mineral merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Para ahli
serta mempunyai susunan atom yang teratur. Baik hewan maupun manusia sama-
sedikit jika dibandingkan dengan zat lainnya, tetapi sebisa mungkin tubuh tidak
Mineral yang dibutuhkan oleh ternak terdiri dari mineral makro (dibutuhkan
dalam jumlah besar) dan mineral mikro (dibutuhkan dalam jumlah sedikit).
mikro diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral makro terdiri dari kalsium (Ca),
Mangaan (Mg), Natrium (Na), serta kalium (K). Mineral mikro terdiri tembaga
Oleh karena itu, penting bagi kita mengenali bahan pakan apa saja yang
banyaknya fungsi dan manfaat dari mineral kita harus tahu berapa kebutuhan ternak
akan mineral. Dengan mengetahui hal tersebut diharapkan kita dapat memberikan
1
1.2 Rumusan Masalah
(2) Bagaimana cara atau prosessing untuk mendapatkan bahan pakan sumber
mineral.
(3) Bagaimana kandungan nutrient dan energy dari bahan pakan tersebut.
(2) Mengetahui cara atau prosessing untuk mendapatkan bahan pakan sumber
mineral.
(3) Mengetahui kandungan nutrient dan energy dari bahan pakan tersebut.
2
II
PEMBAHASAN
ada di tiap hewan ternak baik ruminansia aves dan pisces, juga menjadi masalah
dari setiap RPH (Rumah Potong Hewan) dalam pengolahan limbah tulang, sehingga
ketersediaan dianggap bukanlah suatu pantangan untuk bahan pakan tepung tulang.
Secara potensi, dapat mencapai potensi maksimal, bermanfaat dalam pengolahan
tulang digunakan sebagai sumber kalsium, terutama bagi unggas yang sedang
bertumbuh dan unggas petelur. Kegunaan tepung tuang didalam ransum sebagai
sumber calcium kerap kali dikombinasikan dengan tepung kerang.Hal ini dilakukan
untuk menjaga palatabilitas ransum. Sebagai sumber kalsium dan fosfor, tepung
tulang mengandung fosfor 12% hingga 15% dan calcium 24% hingga 30% ; jumlah
yang jauh lebih besar dari pada kandungan Ca dan P pada tepung ikan dan limbah
rumah jagal. Tepung ikan bukan berarti ikan utuh yang dikeringkan lalu digiling.
Tepung tulang merupakan salah satu bahan baku pembuatan pakan ternak
yangterbuat dari tulang hewan. Tulang yang akan dijadikan tepung haruslah tulang
yang berasal dari hewan ternak dewasa dan biasanya berasal dari tulang hewan
berkaki empat seperti tulang sapi, kerbau, babi, domba, kambing, dan kuda.
3
Tulang tersebut kemudian dihancurkan hingga menjadi tepung kasar, serpihan-
serpihan tulang tadi direndam dalam air kapur 10% selama semalam, kemudian
dicuci dengan air tawar. Hasil perendaman dikeringkan sampai kadar air 5%
pembentuknya terdiri dari unsur organik dan anorganik. Unsur organik terdiri dari
kondroitin sulfat, sedangkan unsur anorganik dalam tulang didominasi oleh ion
kalsium dan fosfor. Selain kalsium dan fosfor, didalam tulang juga terkandung ion
magnesium, karbonat, hidroksil, klorida, fluorida, dan sitrat dalam jumlah yang
lebih sedikit. Sebanyak 65% berat tulang kering terbentuk dari garam-garam
anorganik, sedangkan 35% lainnya terbentuk dari substansi dasar organik dan serat
kolagen. Sebesar 85% dari seluruh garam yang terdapat pada tulang merupakan
kalsium posfat, dan 10% dalam bentuk kalsium karbonat. Lebih kurang 97%
kalsium dan 46% natrium yang ada dalam tubuh terdapat pada tulang (Singh, 1991).
Limbah tulang ternak juga dapat dibuat menjadi tepung tulang untuk
campuran makanan ternak sebagai sumber kalsium (Ca) dan fosfor (P). Dewasa ini,
tulang ternak utamanya sapi telah diolah lanjut menjadi bahan baku pembuatan
gelatin meskipun masih dengan skala kecil (Rugayah, 2014). Barbieri et al (2014)
mengatakan bahwa tepung hewan kaya akan fosfor, kalsium dan alkali oksida.
(Eniza, 2004).
4
2.1.4 Hasil Penelitian yang Menggunakan Bahan yang Dipelajari
Kadar Air :
Kadar air adalah perbandingan antara berat bahan yang telah dikeringkan
Rendemen :
Kehalusan Bahan/partikel :
Tulang sapi :
- Rendemen : 98,22%
- Kadar air : 1,17%
- Kehalusan bahan / partikel : 38,02%
Tulang ayam :
- Rendemen : 69,39%
- Kadar air : 0,36%
- Kehalusan bahan / partikel : 53,85%
5
Tulang ikan tuna :
- Rendemen : 32,47%
- Kadar air : 0,35%
- Kehalusan bahan / partikel : 4,01%
Rendemen pada sampel tulang sapi paling tinggi dibandingkan yang lain
dikarenakan tulang sapi lebih padat dan lebih tinggi kadar kalsiumnya. Menurut
Yeldirim (2014), tulang terdiri dari 69% kalsium fosfat, 21% kolagen, 9% air, dan
1 % penyusun lainnya.
Hasil mineral tertinggi yang didapat ialah dari sampel tulang ikan tuna,
sapi. Kehalusan bahan yang terbaik diperoleh pada tepung tulang ayam karena
tulang ayam memiliki struktur tulang yang lebih rapuh dari pada tulang yang
lainnya sehingga menghasilkan lebih banyak hasil gilingan yang halus dan
dengan nilai mesh yangsama akan memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil.
6
2.2 Tepung Kerang
memiliki potensi yng besar untuk produk tepung kerang ini, hal ini disebabkan
sidoarjo, pada tahun 2015 dan 2016 didapatkan data penangkapan kerang sebanyak
diterbitkan pada tahun 2017 dapat dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain :
1. Cangkang kerang yang sudah dipilih, dibersihkan dari daging yang masih
2. Cangkang yang sudah bersih, dikeringkan dengan panas matahari selama 6-8
jam.
4. Cangkang kerang dengan ukuran kecil direbus dalam larutan Larutan alami
atau NaOH 0,1 N pada suhu 50°C selama 3 jam. Perebusan dengan Larutan
alami atau NaOH 0,1 N ini untuk menghilangkan bahan- bahan organik yang
5. Selain menggunakan larutan kimia bisa juga diganti dengan cairan dari abu
menit. Setelah itu air disraing dan digunakan untuk merebut serbuk kerang.
7
7. Setelah dicuci selanjutnya dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu
dalam journal yang berjudul Karakteristik Fisik Dan Kimia Tepung Cangkang
Kijing Lokal (Pilsbryoconcha exilis) Pada tahun 2010, antara lain adalah sebagai
berikut;
8
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dialakukan oleh Rizki Rahayu, dkk
ukurang kerang yang akan dijadikan bahan dalam tepung keng memiliki nilai nutrisi
khususnya kalsium dan fosfor yang berbeda. Semakin kecil ukuran kerang yang
digunakan, semakin besar pula nilai kalsium dan fosfor yang terkandung dalam
Terlampir
Tepung kerang sendiri memiliki kandungan kalsium serta fosfor yang cukup
Penambahan tepung keran untuk pakan ternak dapat memperkuat cangkang telur
yang di produksi oleh induk ternak, sehingga tepung kerang ini cocok di konsumsi
oleh ternak yang difokuskan untuk diambil telurnya untuk kebutuhan komersil
maupun pemeliharaan, seperti ayam petelur, itik petelur, bebek petelur serta hewan
9
2.3 Tepung Kapur
Tepung Kapur adalah hasil dari proses penggilingan batu kapur yang
berperan sebagai sumber mineral. Memiliki ciri ciri berwarna putih kapur, tidak
pulau seperti Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Irian Jaya, serta pulau-
pulau lainnya. Bagi sebagian orang, batu kapur mungkin bukan merupakan barang
aneh, dan dianggap tidak terlalu bernilai karena mudah memperolehnya serta
harganya relatif murah. Namun bagi sebagian orang lainnya, batu kapur tetap
Untuk mendapatkan tepung kapur yang siap diberikan kepada ternak, batu
kapur perlu diberikan perlakuan seperti penggilingan. Tepung batu kapur dapat
dibuat dengan jalan menggiling batu kapur menjadi tepung (tepung batu kapur).
Sebagai sumber Ca, tepung batu kapur yang halus dapat dicampur di dalam ransum
ternak, dan tepung batu kapur yang kasar dapat diberikan tersendiri yaitu tidak
dikonsumsi oleh ternak khususnya ayam dan itik petelur ialah Tepung kalsium
karbonat giling (GCC) yang digerus atau digiling sampai berukuran 1,5 - 2 mm.
Produk ini dikenal juga dengan nama kalsium karbonat menir. Bahan baku GCC
harus dipilih yang kandungan besinya rendah karena dapat meninggatkan nilai
10
tambah. Semakin rendah kandungan besi akan membuat derajat warna tepung
semakin putih dan hal inilah yang dapat meningkatkan nilai tambah tersebut.
Ca sekitar 55% yang terikat dalam bentuk karbonat (CaCO3) (UPK dan UPL
Kab.Agam, 2003). Tepung kapur di samping mineral Ca, juga mengandung unsur
mineral lain yang dibutuhkan oleh ternak, seperti besi (Fe), fosfor (P) dan
magnesium (Mg) (Sarneti, 2004). Komposisi dari batu kapur yang merupakan
bahan baku dari pembuatan tepung kapur dapat dilihat pada tabel 3. berikut.
Tabel 3. Komposisi Batu Kapur Seperti yang Diberikan Atas Dasar Bahan Kering
Komposisi %
Bahan Kering 100
Kalsium (Ca) 34
Klorin (Cl) 0,03
Magnesium (Mg) 2,06
Fosfor (P) 0,02
Kalium (K) 0,12
Natrium (Na) 0,06
Belerang (S) 0,04
Besi (Fe) 0,350
Sumber : Hartadi, H dkk 2005
11
bahan baku industri pembuatan kertas (pulp), odol dan cat (UPK dan UPL Kab.
Agam, 2003).
Mineral utama yang terkandung dalam tepung batu yang diperoleh dari 4
sumber di Sumatera Barat adalah Ca. Tepung batu asal Bukit Kamang paling cocok
digunakan untuk pakan ternak, karena memiliki kandungan Ca sekitar 38%-40%,
Se 388 ppm, Fe 295 ppm dan Mn 205 ppm. Mineral yang bersifat racun sebagian
besar tidak ditemukan, selain Pb dan Cd dengan kosentrasi sangat rendah,
masingmasing 28 dan 7 ppm. Sebelum digunakan
sebagai pakan ternak, tepung batuan perlu diuji secara biologis untuk mengetahui
respon ternak terhadap perlakukan pemberian mineral dari batuan tersebut.
Bahan pakan sumber mineral digunakan dalam jumlah yang sangat sedikit
kebutuhan zat-zat makanan lainnya. Mineral yang paling penting adalah kalsium
(Ca) dan fosfor (P). Sebagai sumber Ca, tepung batu kapur yang halus dapat
dicampur di dalam ransum ternak, dan tepung batu kapur yang kasar dapat
diberikan tersendiri yaitu tidak dicampur di dalam ransum khusus untuk ternak
tertentu (ayam).
12
2.4 Garam
berjodium. Garam berjodium ini bertujuan untuk memotong cost (pengeluaran) dan
tetapi level penggunaan garam berjodium masih sangat terbatas., sehingga ambang
batas pemakaian yang dianjurkan masih belum final. Keadaan faktor ini sangat
yang diberikan, spesies ternak, breed, umur dan jenis kelamin ternak. Bahan pakan
secara umum mengandung sedikit Jodium. Beberapa bahan pakan yang kaya
sumber Jodium antara lain berasal dari laut seperti, tepung ikan dan rumput laut.
pertumbuhan, kerdil, cepat lelah dan gangguan-gangguan fungsi organ yang lain.
Gejala deffisiensi Jodium antara lain gangguan reproduksi pada betina, anak yang
dilahirkan tanpa bulu, lemah dan mati. Secara ekonomis akan merugikan usaha
Dari aspek ketersediaan, garam berjodium tidak lah begitu sukar ataupun
Sumber garam biasanya didapat dari air laut, dengan cara penguapan baik
dengan sinar matahari langsung maupun dengan menggunakan uap. Air laut
13
terlebih dahulu dialirkan ke sebuah petakan, lalu dijemur hingga terjadi perubahan
wujud dari cair menjadi padat (dalam konteks ini) Kristal lalu terjadi lah butir butir
Menurut Awalina (2005) masih banyak unsur unsur mikro yang diperlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Unsur mikro disebut pula unsur hara, mikro
mineral atau trace mineral, jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh sangat sedikit.
Unsur trace mineral meliputi : Cr, Co, Cu, J, Fe, Mn, Mo, Se dan Zn. Dengan
semakin bertambahnya penelitian, alat-alat yang lebih canggih dan cara-cara baru
untuk memurnikan unsur-unsur yang telah ditemukan, maka daftar unsur ini tentu
zat seperti tiorea dan tiourosil dapat berpengaruh terhadap aktivitas kelenjar
pertumbuhan daging, wooll, telur dan produksi susu ternak. Swenson [1972],
apabila di dalam pakan jumlah jodium mencapai 50 sampai 100 kali dari jumlah
Australian Brahman Cross berumur 1-1,5 tahun [PI0 – PI1] dengan rata-rata berat
badan awal 340,60±14,04 kg. Kemudian sampel diacak kedalam media percobaan
14
treatment dengan 3 ulangan] [Steel and Torrie, 1981]. Level garam berjodium yang
digunakan dalam treatment penelitian ialah 0 gram [kontrol], 50 gram, 100 gram
dan 150 gram. Komposisi ransum dasar pada semua treatment sama. Ransum dasar
yang diberikan adalah rumput gajah dan jerami padi dengan perbandingan 80% :
20%.
berjodium;
berjodium;
berjodium.
sehingga kebutuhan ransum/hr dapat di ukur dari jumlah ransum kumulatif yang
disesuaikan dengan kenaikan berat badan. Pemberian garam berjodium dengan cara
dilarutkan dalam 1 Lt air kemudian dicampur dengan ransum yang telah di choper
secara merata, selanjutnya dibagi 2 bagian sama banyak 1 bagian diberikan pada
pagi hari pkl.09.00 dan sore hari pkl 15.00 . Penimbangan berat badan dilakukan 2
minggu sekali untuk mengurangi stress pada ternak. Variabel yang diamati adalah
mg/kg. Dengan demikian dapat dihitung tingkat level pemberian garam berjodium
C dengan level 100 gr garam berjodium mengandung 3 mgr KIO3 dan treatment
15
D= 150 gr garam dapur berjodium mengandung 4,50 mgr KIO3. Dengan demikian
Kandungan Jodium normal dalam darah pada ternak penelitian dengan berat badan
Tabel 4. Hasil Analisa Bahan Pakan Rumput Gajah Dan Jerami Padi
sidik ragam sesuai dengan rancangan percobaan maka diketahui pada uji jumlah
Morrison [1961], Sapi yang digemukkan pada umur 1 th dengan berat badan 800
lbs [setara BB 363,20 kg] kebuthan BK 17,8 - 20,4 lbs/hr atau setara dengan 8.08 –
9,26 kg BK/hr. Sedangkan umur 2 th dengan berat badan 800 lbs-900lbs [ setara
kg/hr atau 2,60% - 2,75%. BB kg/hr dengan kulitas ransum yang baik. Kebutuhan
BK pada sapi percobaan cukup baik walaupun kulitas ransum yang diberikan lebih
rendah. Tetapi menurut pendapat lain sapi potong dengan BB 300 kg-450 kg untuk
BK/hr antara 7,4 kg-8,5 kg [Anonymous, 1996]. Jadi kebutuhan BK pada sapi
penelitian pada semua treatment masih lebih baikdari ketentuan di atas. Ransum
yang di berikan pada semua treatment adalah ransum dasar, sehingga dengan
performa ternak. Dari hasil peneltian penambahan KIO3 dalam ikatan garam
16
berjodium dalam perbedaan level belum memberikan tingkat kenaikan jumlah
BK pada masing-masing treatment juga ditunjukkan oleh average daily of gain pada
C=0,70±0,20 kg dan treatment D=0,72 ±0,08 kg. Dari hasil analysis of variance,
Walupun demikian dilihat dari angka Average daily of gain pada treatment B
reatment yang lain. Secara keseluruhan dapat diambil pengertian bahwa pemberian
KIO3 mulai level 50 gr garam- sampai dengan 150 gram atau setara dengan 1,50
mgr – 4,50 mgr KIO3 belum memberikan pengaruh nyata, baik pada konsumsi BK
jumlah kecukupan KIO3 dalam tubuh ternak [kandungan Jodium dalam tiroksin di
Tyroidea gld] pada semua kelompok ternak adalah normal, sehingga kelebihan
KIO3 dalam ransum tidak diperlukan lagi dalam proses metabolisme dan
kelebihannya dibuang melalui urine, keringat dan kotoran. Anggorodi [1979] dan
kadar Jodium normal dalam tubuh ternak 0,6 mgr/kg BB tetapi sangat penting dalan
ternak tapi dalam batasan tertentu agar tidak terjadinya penyakit karena
17
penumpukan iodium, dan ioudium juga diperlukan untuk menghindari kelenjar
gondok pada hewan ternak. Perlu diadakan penelitian pemberian garam dapur
berjodium [KIO3] pada tingkat yang lebih tingi dengan kombinasi ransum dasar
yang lebih baik untuk mengetahui pengaruhnya terhadap performa average daily
18
III
PENUTUP
(1) Potensi bahan pakan berupa tepung tulang, tepung kerang, tepung kapur dan
(2) Proses untuk mendapatkan pakan sumber mineral yang rata-rata berbentuk
(3) Kandungan dari setiap bahan pakan tersebut mengandung mineral yang
tinggi sehingga termasuk dalam bahan pakan nomor 6 yakni bahan pakan
sumber mineral.
(4) Pemberian bahan pakan mineral ini dicampurkan dengan ransum sekitar 1%
19
DAFTAR PUSTAKA
Barbieri, L., Andreola, F., Bellucci, D., Cannillo, V., Lancelloti, I., Lugasari, A.,
Eniza, S. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Jurnal
Rugayah, N. 2014. Potensi Kotoran dan Tulang Ternak Sebagai Sumber Produk
Satria, B.S., Agustina, H, S., dan Fatonah, S. 2012. Tepung Tulang Ikan Tuna
Indonesia.Sidoarjo
Kurniasih, Dewi & Basuki Rahmat, Mohammad & Rahmat Handoko, Catur &
Arfianto, Afif Zuhri. (2017). Pembuatan Pakan Ternak dari limbah
v
Cangkang Kerang di Desa Bulak Kenjeran Surabaya. Seminar MASTER
PPNS. 2. 159-164.
Rizki Rahayu, Tjipto Leksono, Desmelati. 2015. Analisis Kandungan Mineral pada
Aziz, Muchtar. 2010. Batu Kapur Dan Peningkatan Nilai Tambah Serta Spesifikasi
Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 116 –
131.
Khalil dan Anwar S. 2007. Studi Komposisi Mineral Tepung Batu Bukit Kamang
Sebagai Bahan Baku Pakan Sumber Mineral. Jurnal Vol. 30 No. 1. Jurusan
https://www.pertanianku.com/pakan-ayam-sebagai-sumber-mineral/.
Sarneti, S. 2004. Pupuk majemuk mineral berbahan baku lokal untuk peningkatan
:195-220.
vi
Unit Kesehatan dan Pemantauan (UPK dan UPL) Kabupaten Agam. 2003. Upaya
golongan C: Usaha pertambangan batu kapur (lime stone) CV. Bukit Raya
.eb,id/ swhotherd.php?it=26027.
2009/05/mineral_mikro.html
Yerusalem.
Morrison, Frank, B. 1961. Feed and Feeding, A Bridged. The Essentials of the
London.
vii
LAMPIRAN
viii
ix