Anda di halaman 1dari 19

INFECTIOUS BRONCHITIS PADA TERNAK UNGGAS

MAKALAH PRAKTIKUM

MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN TERNAK

Oleh :

Kelas B

Kelompok 2

ANNISA SALSABILA 200110180035


DEDE DIAH NOVIANTI 200110180038

DEANISA NUR HIDAYAT 200110180039

DENA ABDUL AZIS 200110180048

ANISAH 200110180054

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK PERAH

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan

judul “Ifectous Bronchitis pada ternak unggas” secara tepat waktu.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang

telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun

pikirannya. Penulis sangat berharap agar makalah ini dapat memberi banyak

manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi masyarakat.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis

yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Sumedang, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................1
I ......................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................2
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 2
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 3
II ....................................................................................................................................4
TINJAUAN KEPUSTAKAAN .....................................................................................4
III ...................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ............................................................................................................6
3.1 Pengertian Vaksin & Infectious Bronchitis ........................................ 6
3.2 Ciri – ciri Infectious Bronchitis ........................................................... 7
3.3 Cara Kerja Vaksin ............................................................................... 8
3.4 Jenis-jenis Vaksin Pada Ternak .......................................................... 9
3.5 Dampak Penyakit dan Cara Penanganan IB (Infectious Bronchitis)
Pada Ternak Ayam ...................................................................................... 10
3.6 Kasus Infectious Bronchitis (IB) di Indonesia .................................. 11
IV ................................................................................................................................. 13
KESIMPULAN ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS ......................................................................... 17

1
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hewan ternak merupakan hewan yang sengaja dipelihara untuk

diambil manfaatnya, dimana segala kehidupannya diatur dan disediakan

oleh manusia. Manfaat disini bisa diartikan dalam arti materiil, jasa, dll.

Misalnya ayam ras petelur yang dimanfaatkan telurnya. Dalam hal ini,

produktivitas ternak menjadi salah satu tujuan penting peternak.

Produktivitas ternak dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dan

kesejahteraan ternak itu sendiri. Hal ini dikarenakan hanya ternak-ternak

yang sehat dan tidak stress yang mampu menghasilkan produksi secara

optimal. Dengan demikian, peternak perlu memperhatikan kondisi

kesehatan ternaknya.

Dalam hal kesehatan ternak, terdapat banyak ancaman dan juga

resiko yang mungkin menjangkit ternak. Ancaman ini dapat berupa

mikroba, virus, jamur serta protozoa. Jika suatu ternak telah terinfeksi oleh

parasit tersebut maka sistem produksinya akan terganggu yang

mengakibatkan pada penurunan produktivitas ternak.

Unggas merupakan salah satu komiditas unggas yang memiliki

resistensi terhadap penyakit yang rendah dan juga rentan stress. Oleh

karena itu, peerlu pemantauan lebih intensif untuk memastikan unggas

dalam keadaan sehat. Sehingga pada makalah ini kami akan membahas

mengenai salah satu infeksi yang disebabkan oleh virus yang biasa

menyerang unggas khususnya infectious bronchitis yang meliputi

2
definisinya, ciri-ciri terkait ternak yang terinfeksi serta penanganan

maupun pencegahan terjadinya infeksi ini.

1.2. Identifikasi Masalah

1.2.1 Apa Pengertian vaksin dan infectious bronchitis?

1.2.2 Apa saja Ciri-ciri dari infectious bronchitis?

1.2.3 Bagaimana Cara kerja vaksin?

1.2.4 Apa Saja Jenis-jenis vaksin pada ternak?


1.2.5 Bagaimana Dampak Penyakit dan cara Penanganan IB (Infectious

Bronchitis) Pada Ternak Ayam?

1.2.6 Bagaimana Kasus Infectious Bronchitis (IB) di Indonesia?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Mengetahui dan memahami pengertian vaksin dan infectious

bronchitis.

1.3.2 Mengetahui dan memahami Ciri-ciri dari infectious bronchiti.


1.3.3 Mengetahui dan memahami Cara Kerja Vaksin.

1.3.4 Mengetahui dan memahami Jenis-jenis Vaksin pada Ternak.

1.3.5 Mengetahui dan memahami Dampak Penyakit dan Cara

Penanganan IB (Infectious Bronchitis) Pada Ternak Ayam.

1.3.6 Mengetahui dan memahami Kasus Infectious Bronchitis (IB) di

Indonesia.

3
II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih

hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa

toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan

yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik

secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu (Peraturan Menkes Nomor 42


Tahun 2013).

Infectious Bronchitis (IB) adalah penyakit saluran pernapasan atas dan

urogenital pada ayam yang bersifat akut dan menular (King and Cavanagh, 1991).

Serangan virus IB sangat merugikan karena dapat menyebabkan kematian dan

ditandai dengan gejala pernapasan seperti sesak nafas, bersin-bersin, serta ngorok

(Hofstad, 1984). Penyakit IB pada unggas disebabkan oleh virus yang termasuk

ke dalam family Coronavidae dan hanya memiliki satu genus, yaitu Coronavirus

(Murphy dan Kingsbury, 1990).

Vaksinasi IB dapat menyebabkan respon tanggap kebal terhadap serangan

virus IB. Ayam yang terinfeksi secara alami akan kebal terhadap serangan virus

IB yang bersifat homologus, akan tetapi ketahanan terhadap strain virus IB yang

bersifat heterologous sangat bervariasi (Box et al., 1988). Ayam yang divaksinasi

dengan virus hidup yang dilemahkan terbentuk imunitas yang tinggi serta

mencegah terjadinya penularan baru. Sementara itu, vaksin inaktif, diproses dan

diemulsikan dengan ajuvan minyak untuk meningkatkan efektifitasnya (Stone et

al., 1978). Untuk ayam broiler biasanya hanya menggunakan vaksin IB hidup,

4
sedangkan untuk ayam breeder dan layer, vaksinasi pada periode produksi

digunakan vaksin inaktif (Cavanagh dan Nagi, 1997).

5
III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Vaksin & Infectious Bronchitis

Vaksin adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang

produksi daya tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi

vaksin akan memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang

disebabkan kuman tersebut. Bahan tersebut pada dasarnya merupakan


ancaman buatan bagi tubuh (Achmadi, 2006). Vaksin adalah segala

persiapan dimaksudkan untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit

dengan merangsang produksi antibodi. Vaksin misalnya suspensi

mikroorganisme dibunuh atau dilemahkan, atau produk atau turunan dari

mikroorganisme. Metode yang paling umum dari pemberian vaksin adalah

melalui suntikan, namun ada juga yang diberikan melalui mulut atau

semprot hidung.

Menurut WHO, vaksinasi merupakan imunisasi aktif adalah suatu

tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu

patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan

sehingga nantinya anak yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit

jika terpajan oleh antigen serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi

yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, namun

dapat menimbulkan limfosit yang peka, antibodi maupun sel memori.

Adapun vaksin memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu baik untuk manusia maupun untuk hewan ternak juga

6
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok orang bahkan dapat

menghilangkan penyakit dari dunia.

Infectious Bronchitis (IB) merupakan penyakit saluran pernafasan

atas dan urogenital pada ayam yang bersifat akut dan menular (KING dan

CAVANAGH, 1991). Serangan virus IB sangat merugikan karena dapat

menyebabkan kematian dengan tingkat mortalitas 10– 30% pada anak-

anak ayam berumur kurang dari tiga minggu. Penyakit IB pada unggas

disebabkan oleh virus Corona, termasuk dalam famili Coronaviridae dan

memiliki banyak serotipe, hal ini berhubungan dengan perbedaan susunan


basa pada S1 glikoprotein. Untuk mewaspadai adanya serangan virus IB

yang dapat merugikan industri peternakan ayam baik layer maupun

broiler, maka dari itu perlu diantisipasi terjadinya serangan Infectious

Bronchitis Virus (IBV).

3.2 Ciri – ciri Infectious Bronchitis

Terdapat ciri- ciri pada ternak(unggas) yang terkena penyakit


infectious bronchitis, yaitu ditandai dengan :

a) Pada anak ayam di bawah umur tiga minggu yang terinfeksi penyakit

IB memperlihatkan gejala, kesulitan bernafas, ngorok, batuk batuk,

bersin dan mata basah.

b) Keterlambatan pertumbuhan bobot badan pada ayam broiler.

c) Pada ayam petelur dewasa penyakit IB menampakan gejala penurunan

produksi telur hingga mencapai 60% dalam kurun waktu 6 – 7 minggu

dan selalu disertai dengan penurunan mutu telur, seperti bentuk telur

tak teratur, kerabang telur lunak dan albumin telur cair.

7
d) Perubahan patologi anatomi pada ayam yang diduga terserang virus IB

terlihat adanya cairan encer, agak encer hingga kental di dalam

trachea, saluran hidung dan sinus hidung, pada kantong udara

berwarna keruh atau mengandung eksudat berwarna kuning dan sedikit

peradangan di sekitar bronchitis.

e) Perubahan anatomi pada ayam yang terserang virus IB yang bersifat

nephrohepatic terlihat adanya pembengkakan dan berwarna pucat pada

ginjal dengan tubulus dan ureter berisi asam urat.

3.3 Cara Kerja Vaksin

Vaksin merupakan proses memasukan mikroorganisme penyebab penyakit

yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan. Di dalam tubuh hewan,

mikroorganisme yang dimasukan tidak menimbulkan bahaya penyakit,

melainkan dapat merangsang pembentukan zat-zat kekebalan (antibodi)

terhadap penyakit tersebut (Tizard, 1988). Vaksin ini bekerja sesuai dengan

fungsi tubuh yang bekerja. Sistem kekebalan tubuh memiliki beberapa alat
untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh melalui virus ataupun

mikroorganisme lainnya. Darah mengandung sel darah putih (sel kekebalan)

tubuh untuk menghadapi atau memerangi infeksi pada tubuh dengan bagian

utamanya adalah Limfosit B, Limfosit T dan Makrofag.

Vaksin bekerja untuk membantu tbuh dengan membuat kekebalan yang

serupa dengan proses infeksi primer. Vaksin ini pada saat memasuki tubuh

tidak akan menyebabkan suatu penyakit, akan tetapi merangsang sistem imun

tubuh untuk memperoduksi antibodi pada tubuh. Pada saat vaksin dimasukan

ke dalam tubuh biasanya akan berefek seperti mengalami gejala demam dan ini

8
adalah hal yang secara umum atau sudah terbiasa terjdi. Vaksin mempunyai

waktu kerja pada tubuh yaitu dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk tubuh

mendapatkan reaksi vaksin ini, dan ini merupakan bukan sama sekali

kegagalan kerja vaksin.

3.4 Jenis-jenis Vaksin Pada Ternak

1. Vaksin IB (Infectious Bronchitis)

Vaksin IB adalah vaksin yang digunakan untuk menangangi penyalit yang

disebabkan oleh virus IB. Infectious Bronchitia merupakan penyakit pada


ayam yaitu permasalahan pada saluran pernafasan ayam yang bersifat akut

dan sangat menular sehingga penyebarannya pada kelompok ternak

unggas sangat cepat. Vaksin ini diberikan pada ternak ayam dengan

melalui air minum atau tetes mata (vaksin aktif).

2. Anthravet

Anthravet ini berbentuk cair dengan komposisi 1 ml/dosis dengan

kandungan tidak kurang dari 10 juta spora Bacillus anthracis dengan strain
34 F2 Wybridge yang avirulen dan tidak berkapsul di dalam campuran

garam faali dengan gliserin sama banyak serta mengandung 0,05%

saponin indikasi pengebalan aktif terhadap penyakit anthrax (radang

limpa) pada ternak ruminanasia. Cara pemakaian : sapi, kerbau, kuda 1 ml

subkutan ; domba, kambing dan babi 0,5 ml subkutan. Sebaiknya

vaksinansi dilakukan dengan diulang stiap 6 bulan. Kemasan botol berisi

125 ml Deptan RI No. D. 9810534 VKC.1.Obat keras

3. Anthravak

9
Anthravak merupakan vaksin yang berbentuk cair dengan komposisi

mengandung spora kuman Bacillus anthracis yang memiliki aktif strain 34

F2 weybridge, avirulen indikasi untuk pengebalan terhadap penyakit

anthrax pada ternak ruminansia. Cara pemakaian : penyuntikan, dosis sapi,

kerbau dan kuda 1 ml ; domba, kambing dan babi 0,5 ml. Kemasan botol

250 ml (250 dosis) Deptan RI No. DPS. 93064 Obat keras.

4. Brucivet

Brucivet merupakan vaksin yang berbentuk kering beku dengan komposisi

diformulasi dengan stabilizer yang mengandung trytone 2,5%, Saccharost


5% dan Sodium glutamate 1%. Setelah dilarutkan dengan air setiap dosis

vaksin (2ml) mengandung 40-120 x 9 kuman Brucella abortus strain 19

dengan indikasi pengebalan aktif terhadap penyakit Brucellosis pada sapi

betina. Cara pemakaian : sapi bertina umur 3-8 bulan 2 ml subkutan

dengan dilarutkan vaksin dengan garam faali 20 ml. Masa kekebalan

berlangsung +7 tahun kemasan Vial berisi 10 dosis. Deptan RI.No.D

9810544 VKS.1.Obat keras


5. Vaksin Marek

Vaksin marek merupakan vaksin yang diberikan pada ayam berumur satu

hari (DOC). Pemberian aksin ini adalah untuk mencegah penyakit marek

yang biasanya menyerang ayam pada saat menjelang kematangan seksual

(2-16 minggu). Vaksin ini berasal dari herpes virus kalkun strain FC

3.5 Dampak Penyakit dan Cara Penanganan IB (Infectious Bronchitis) Pada

Ternak Ayam

10
Penyakit IB ini merupakan penyakit saluran pernafasan atas dan urogenital

pada ayam yang bersifat akut dan menular (King dan Cavanagh, 1991).

Serangan virus ini sangat merugikan karena dapat menyebabkan kematian

dengan tingkat mortalitas 10-30% pada anak ayam yang berumur kurang dari

3 minggu (Hofstad, 1984) dan ditandai dengan gejala pernafasan seperti sesak

nafas, bersin-bersin, serta ngorok. Ayam dengan umur di atas 6 minggu yang

terserang virus ini dapat meyebabkan pertumbuhan badan yang terhambat

(Davelaar dkk, 1986). Sedangkan pada ayam petelur dewasa yang terserang

virus IB ini akan menyebabkan penurunan produksi hingga mencapai 60%


dengan kurun waktu 6-7 minggu dan selalu disertai penurunan mutu telur

berupa bentuk telur yang tidak baik. Penyakit IB pada unggas ini disebabkan

oleh virus Corona.

Dalam bidang peternakan, tentu saja hal ini merupakan hal penting yang

harus diwaspadai karena dapat merugikan peternak dengan menurunnya

produksi ternak ayam. Untuk mewaspadai adanya serangan virus IB ini yang

dapat merugikan maka perlu diantisipasi agar tidak terjadi serangan virus ini.
Informasi mengenai penyakit IB yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Peternakan (Pedoman pengendalian penyakit hewan meular jilid II tahun

1980), masih dirasakan kurang dan perlu dilengkapi terutama dengan

informasi biologi molekuler untuk dapat mendiagnosa secara cepat dan tepat

dengan pengujian melalui polymerase chain reaction (PCR).

3.6 Kasus Infectious Bronchitis (IB) di Indonesia

Di Indonesia penyakit IB telah dideteksi secara serologi dengan plaque

reduction neutralization (Noguchi dkk, 1972) dengan prevalensi 35,1%.

11
Dengan teknik ini dilaporkan bahwa prevalensi serologi seragam pada ayam

ras mencapai 26,5% dan pada ayam buras mencapai 23% (Ronohardjo, 1980).

12
IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpilan bahwa :

1. Vaksin adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang produksi daya

tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi vaksin akan

memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang disebabkan kuman

tersebut. Bahan tersebut pada dasarnya merupakan ancaman buatan bagi

tubuh.

2. Ciri – ciri Infectious Bronchitis yaitu, memperlihatkan gejala, kesulitan

bernafas, Keterlambatan pertumbuhan bobot badan pada ayam broiler,

Pada ayam petelur dewasa gejala penurunan produksi telur, adapun

Perubahan patologi anatomi pada ayam t adanya cairan encer, agak encer

hingga kental di dalam trachea, saluran hidung dan sinus hidung, pada

kantong udara berwarna keruh atau mengandung eksudat berwarna kuning

dan sedikit peradangan di sekitar bronchitis.

3. Vaksin bekerja membantu tbuh dengan membuat kekebalan yang serupa

dengan proses infeksi primer, Vaksin akan merangsang sistem imun tubuh

untuk memperoduksi antibodi pada tubuh.

4. Jenis-jenis Vaksin Pada Ternak yaitu Vaksin IB (Infectious Bronchitis),,

Anthravet, Anthravak, Brucivet, dan Vaksin Marek.

5. Serangan virus ini sangat merugikan karena dapat menyebabkan kematian

dengan tingkat mortalitas 10-30% pada anak ayam, dapat meyebabkan

pertumbuhan badan yang terhambat, dan menyebabkan penurunan

produksi.

13
6. Di Indonesia penyakit IB telah dideteksi dan dilaporkan bahwa prevalensi

serologi seragam pada ayam ras mencapai 26,5% dan pada ayam buras
mencapai 23%.

14
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Umar Fahmi. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara.

Chubb, R. C. 1988. The Strategic Defense of The Bred Against Infectious


Bronchitis Nephritis. In: Poultry Diseases. Proc. no 112. Pp 337-348.
Second Asia/Pacific Poultry Health Conference. Surfers Paradise.
Australia.

Davelaar, F.G., B. Kouwenhoven, and A.G. Burger. 1986. The Diagnosis and
Control of Infectious Bronchitis Varian Infection. In: Acute Virus Infection
of Poultry. (eds. J.B. MecFerran and N.S. McNulty). Martinus Nijhoff
Publishers, Lancaster. P. 3-121.

Hofstad, M.S. 1984. Avian Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 8th ed. (ed
M.S. Hofstad, H.J. Barnes, B.W. Calnek, W.M. Reid, and H.W.Yoder,Jr).
Iowa State Univ Press, Ames Iowa, USA. P. 429–443.

King, D.J. and D. Cavanagh. 1991. Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry.


ninth edition. (ed. B.W. Calnek, H. John Barnes, C.W. Bread, W.M. Reid,
and H.W. Yoder Jr). p. 471–483.

Box, P.G., H.C. Holmes, P.M. Finney, and R. Froymann. 1988. Infectious
bronchitis in laying hens: The relationship between haemaglutination
inhibition antibody levels and resistance to experimental challenge. Avian
Pathol. 17: 349-361.

Cavanagh, D and S.A. Nagi. 1997. Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 10th
ed (ed B.W. Calnek, H.J. Barnes, Charles, W. Beard, Larry R, Mc
Dougald, Y.M. Saif). P. 511-526.

Hofstad, M.S. 1984. Avian Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 8th ed. (ed
M.S. Hofstad, H.J. Barnes, B.W. Calnek, W.M. Reid, and H.W. Yoder Jr).
lowa State Univ Press, Ames lowa, USA. P. 429-443.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi. Jakarta : Departemen Kesehatan.

King, D.J. and D. Cavanagh. 1991. Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry.


ninth edition. (ed. B.W. Calnek, H. John Barnes, C.W. Bread, W.M. Reid,
and H.W. Yoder Jr). p. 471-483.

15
Murphy, F.A. and D.W. Kinsbury. 1990. Virus Taxonomy in Fields Virology.
2nd ed., vol. 1 (eds. B.N. Fields, D.M. Kimpe, R.B. Chanock, M.S. Hirsch,
J.L. Melnick, T.P. Monath, and B. Roizman). Raven Press, New York. p.
9-35.

Stone, H.D., M. Brugh, S.R. Hopkins, H.W. Yoder, and C.W. Beard. 1978.
Preparation of inactivated oil emulsion vaccines with avian or
mycoplasma antigen. Avian Dis. 22: 666-674.

King, D.J. and D. Cavanagh. 1991. Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry.


ninth edition. (ed. B.W. Calnek, H. John Barnes, C.W. Bread, W.M. Reid,
and H.W. Yoder Jr). p. 471–483.

HOFSTAD, M.S. 1984. Avian Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 8th ed.
(ed M.S. Hofstad, H.J. Barnes, B.W. Calnek, W.M. Reid, and
H.W.Yoder,Jr). Iowa State Univ Press, Ames Iowa, USA. P. 429–443.

Davelar , F.G, and A.G.Burger 1986. The Diagnosis and Control of Infectious
Bronchitis Varian Infection. In: Acute Virus Infection of Poultry. (eds.
J.B. MecFerran and N.S. McNulty). Martinus Nijhoff Publishers,
Lancaster. P. 3-121.

Ronoharjo, P. 1980. Infectious bronchitis pada ayam di Indonesia. Penyebaran


penyakit pada ayam trah dan ayam kampung. Bull. LPPH. 20: 77-81.

Tizard, I. R. 1988. Pengantar Imunologi Veteriner. (Terjemahan). Universitas

AirLangga. Surabaya. 497 hal.

16
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS

Nama NPM Pembagian Tugas Nilai

Annisa Salsabila 200110180035 Cover, Kata

Pengantar, Latar

Belakang, Identifikasi

Masalah, Maksud dan

Tujuan

Dede Diah Novianti 200110180038 Pembahasan II

Deanisa Nur Hidayat 200110180039 Tinjauan Pustaka dan

PPT

Dena Abdul Azis 200110180048 Pembahasan I

Anisah 200110180054 Kesimpulan, Daftar

Pustaka, Editing

17

Anda mungkin juga menyukai