TERNAK UNGGAS
MAKALAH PRAKTIKUM
Oleh :
Kelas B
Kelompok 2
ANISAH 200110180054
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
judul “Resiko Infeksi yang Disebabkan Oleh Virus Corona Pada Ternak Unggas”
pikirannya. Penulis sangat berharap agar makalah ini dapat memberi banyak
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
Penulis
DAFTAR ISI
1
I
PENDAHULUAN
oleh manusia. Manfaat disini bisa diartikan dalam arti materiil, jasa, dll.
Misalnya ayam ras petelur yang dimanfaatkan telurnya. Dalam hal ini,
yang sehat dan tidak stress yang mampu menghasilkan produksi secara
kesehatan ternaknya.
mikroba, virus, jamur serta protozoa. Jika suatu ternak telah terinfeksi oleh
resistensi terhadap penyakit yang rendah dan juga rentan stress. Oleh
dalam keadaan sehat. Sehingga pada makalah ini kami akan membahas
mengenai salah satu infeksi yang disebabkan oleh virus yang biasa
2
definisinya, ciri-ciri terkait ternak yang terinfeksi serta penanganan
bronchitis.
Indonesia.
3
II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa
urogenital pada ayam yang bersifat akut dan menular (King and Cavanagh, 1991).
ditandai dengan gejala pernapasan seperti sesak nafas, bersin-bersin, serta ngorok
(Hofstad, 1984). Penyakit IB pada unggas disebabkan oleh virus yang termasuk
ke dalam family Coronavidae dan hanya memiliki satu genus, yaitu Coronavirus
virus IB. Ayam yang terinfeksi secara alami akan kebal terhadap serangan virus
IB yang bersifat homologus, akan tetapi ketahanan terhadap strain virus IB yang
bersifat heterologous sangat bervariasi (Box et al., 1988). Ayam yang divaksinasi
dengan virus hidup yang dilemahkan terbentuk imunitas yang tinggi serta
mencegah terjadinya penularan baru. Sementara itu, vaksin inaktif, diproses dan
al., 1978). Untuk ayam broiler biasanya hanya menggunakan vaksin IB hidup,
4
sedangkan untuk ayam breeder dan layer, vaksinasi pada periode produksi
5
III
PEMBAHASAN
produksi daya tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi
melalui suntikan, namun ada juga yang diberikan melalui mulut atau
semprot hidung.
sehingga nantinya anak yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit
jika terpajan oleh antigen serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi
6
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok orang bahkan dapat
atas dan urogenital pada ayam yang bersifat akut dan menular (KING dan
anak ayam berumur kurang dari tiga minggu. Penyakit IB pada unggas
a) Pada anak ayam di bawah umur tiga minggu yang terinfeksi penyakit
dan selalu disertai dengan penurunan mutu telur, seperti bentuk telur
7
d) Perubahan patologi anatomi pada ayam yang diduga terserang virus IB
terhadap penyakit tersebut (Tizard, 1988). Vaksin ini bekerja sesuai dengan
fungsi tubuh yang bekerja. Sistem kekebalan tubuh memiliki beberapa alat
untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh melalui virus ataupun
tubuh untuk menghadapi atau memerangi infeksi pada tubuh dengan bagian
serupa dengan proses infeksi primer. Vaksin ini pada saat memasuki tubuh
tidak akan menyebabkan suatu penyakit, akan tetapi merangsang sistem imun
tubuh untuk memperoduksi antibodi pada tubuh. Pada saat vaksin dimasukan
ke dalam tubuh biasanya akan berefek seperti mengalami gejala demam dan ini
8
adalah hal yang secara umum atau sudah terbiasa terjdi. Vaksin mempunyai
waktu kerja pada tubuh yaitu dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk tubuh
mendapatkan reaksi vaksin ini, dan ini merupakan bukan sama sekali
unggas sangat cepat. Vaksin ini diberikan pada ternak ayam dengan
2. Anthravet
kandungan tidak kurang dari 10 juta spora Bacillus anthracis dengan strain
34 F2 Wybridge yang avirulen dan tidak berkapsul di dalam campuran
3. Anthravak
9
Anthravak merupakan vaksin yang berbentuk cair dengan komposisi
kerbau dan kuda 1 ml ; domba, kambing dan babi 0,5 ml. Kemasan botol
4. Brucivet
Vaksin marek merupakan vaksin yang diberikan pada ayam berumur satu
hari (DOC). Pemberian aksin ini adalah untuk mencegah penyakit marek
(2-16 minggu). Vaksin ini berasal dari herpes virus kalkun strain FC
Ternak Ayam
10
Penyakit IB ini merupakan penyakit saluran pernafasan atas dan urogenital
pada ayam yang bersifat akut dan menular (King dan Cavanagh, 1991).
dengan tingkat mortalitas 10-30% pada anak ayam yang berumur kurang dari
3 minggu (Hofstad, 1984) dan ditandai dengan gejala pernafasan seperti sesak
nafas, bersin-bersin, serta ngorok. Ayam dengan umur di atas 6 minggu yang
(Davelaar dkk, 1986). Sedangkan pada ayam petelur dewasa yang terserang
berupa bentuk telur yang tidak baik. Penyakit IB pada unggas ini disebabkan
Dalam bidang peternakan, tentu saja hal ini merupakan hal penting yang
produksi ternak ayam. Untuk mewaspadai adanya serangan virus IB ini yang
dapat merugikan maka perlu diantisipasi agar tidak terjadi serangan virus ini.
Informasi mengenai penyakit IB yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
informasi biologi molekuler untuk dapat mendiagnosa secara cepat dan tepat
11
Dengan teknik ini dilaporkan bahwa prevalensi serologi seragam pada ayam
ras mencapai 26,5% dan pada ayam buras mencapai 23% (Ronohardjo, 1980).
12
IV
KESIMPULAN
tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi vaksin akan
tubuh.
Perubahan patologi anatomi pada ayam t adanya cairan encer, agak encer
hingga kental di dalam trachea, saluran hidung dan sinus hidung, pada
dengan proses infeksi primer, Vaksin akan merangsang sistem imun tubuh
produksi.
13
6. Di Indonesia penyakit IB telah dideteksi dan dilaporkan bahwa prevalensi
serologi seragam pada ayam ras mencapai 26,5% dan pada ayam buras
mencapai 23%.
14
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Umar Fahmi. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara.
Davelaar, F.G., B. Kouwenhoven, and A.G. Burger. 1986. The Diagnosis and
Control of Infectious Bronchitis Varian Infection. In: Acute Virus Infection
of Poultry. (eds. J.B. MecFerran and N.S. McNulty). Martinus Nijhoff
Publishers, Lancaster. P. 3-121.
Hofstad, M.S. 1984. Avian Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 8th ed. (ed
M.S. Hofstad, H.J. Barnes, B.W. Calnek, W.M. Reid, and H.W.Yoder,Jr).
Iowa State Univ Press, Ames Iowa, USA. P. 429–443.
Box, P.G., H.C. Holmes, P.M. Finney, and R. Froymann. 1988. Infectious
bronchitis in laying hens: The relationship between haemaglutination
inhibition antibody levels and resistance to experimental challenge. Avian
Pathol. 17: 349-361.
Cavanagh, D and S.A. Nagi. 1997. Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 10th
ed (ed B.W. Calnek, H.J. Barnes, Charles, W. Beard, Larry R, Mc
Dougald, Y.M. Saif). P. 511-526.
Hofstad, M.S. 1984. Avian Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 8th ed. (ed
M.S. Hofstad, H.J. Barnes, B.W. Calnek, W.M. Reid, and H.W. Yoder Jr).
lowa State Univ Press, Ames lowa, USA. P. 429-443.
15
Murphy, F.A. and D.W. Kinsbury. 1990. Virus Taxonomy in Fields Virology.
2nd ed., vol. 1 (eds. B.N. Fields, D.M. Kimpe, R.B. Chanock, M.S. Hirsch,
J.L. Melnick, T.P. Monath, and B. Roizman). Raven Press, New York. p.
9-35.
Stone, H.D., M. Brugh, S.R. Hopkins, H.W. Yoder, and C.W. Beard. 1978.
Preparation of inactivated oil emulsion vaccines with avian or
mycoplasma antigen. Avian Dis. 22: 666-674.
HOFSTAD, M.S. 1984. Avian Infectious Bronchitis. Diseases of Poultry. 8th ed.
(ed M.S. Hofstad, H.J. Barnes, B.W. Calnek, W.M. Reid, and
H.W.Yoder,Jr). Iowa State Univ Press, Ames Iowa, USA. P. 429–443.
Davelar , F.G, and A.G.Burger 1986. The Diagnosis and Control of Infectious
Bronchitis Varian Infection. In: Acute Virus Infection of Poultry. (eds.
J.B. MecFerran and N.S. McNulty). Martinus Nijhoff Publishers,
Lancaster. P. 3-121.
16
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS
Pengantar, Latar
Belakang, Identifikasi
Tujuan
PPT
Pustaka, Editing
17