Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN HISTOLOGI

Disusun oleh :
Ramadhana Aulia Prabawa Ariadi
20/462746/PT/08663
Kelompok 30

Asisten : Nindia Salsabiela Putri Azzahra

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Anatomi dan Histologi disusun guna memenuhi


salah satu syarat menempuh mata kuliah Anatomi dan Histologi Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Laporan praktikum Anatomi dan Histologi telah disahkan oleh asisten
pendamping pada tanggal 20 Maret 2021.

Yogyakarta, 20 Maret 2021


Asisten Pendamping

Nindia Salsabiela
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayat-Nya, kami dapat menyelesaikan praktikum dan
menyusun laporan praktikum Anatomi dan Histologi. Laporan praktikum ini
disusun sebagai syarat dan rangkaian dalam mengikuti mata kuliah Anatomi
dan Histologi sesuai dengan kurikulum di Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada.
Dalam menyusun laporan ini, penyusun memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng. selaku Dekan
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
2. Ir. Edi Suryanto, M. Sc., Ph. D., IPU., ASEAN. Eng., Ir. Rusman, M.P., Ph.
D., Ir. Diah Tri Widayati, S. Pt., M. P., Ph.D. IPM., Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si.
IPM., ASEAN Eng., Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng., R. Edwin Indarto, S.Pt., M.P., Widya Asmarawati, S. Pt., M. Sc., dan
drh Bambang Riyadi, M.P., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah
Anatomi dan Histologi.
3. Segenap asisten dan laboran Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging,
Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak, dan Laboratorium Ilmu
Makanan Ternak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang sifatnya membangun
demi kabaikan penyusunan laporan ini.
Yogyakarta, 20 Maret 2021

Penyusun
PENDAHULUAN
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua
organisme makhluk hidup. Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan
jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi.
Tujuan dari praktikum anatomi dan histologi pada acara satu untuk
mengetahui bagian-bagian organ reproduksi ternak, dapat mengetahui fungsi
dari masing-masing organ reproduksi ternak, serta dapat mengetahui bagian
dari masing-masing organ reproduksi secara mikroskopis. Pada acara dua
bertujuan untuk mengetahui susunan anatomi saluran pencernaan ternak
karena dalam saluran pencernaan tenak terdapat dua bagian yaitu
makroskopis dan mikroskopis, mengetahui sistem pencernaan ternak, serta
mengetahui histologi sel-sel yang menyusun sistem penyerapan nutrien pada
dinding usus halus. Pada acara tentang sistem rangka memiliki tujuan untuk
dapat mengetahui dan memahami anatomi dari setiap ternak unggas,
ruminansia kecil maupun ternak ruminansia besar. Mahasiswa juga dapat
mengetahui berbagai tulang penyusun tubuh dari setiap ternak tersebut,
dapat mengetahui dan memahami karakteristik spesifik setiap jenis dari
histologi jaringan epitel, jaringan ikat dan jaringan otot, serta dapat
membedakan dari setiap jenis jaringan.
Pada acara sistem otot, Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
anatomi otot dari setiap ternak, mengetahui berbagai otot penyusun tubuh
dari setiap ternak tersebut, dapat mengetahui dan memahami karakteristik
spesifik setiap jenis dari histologi jaringan epitel, jaringan ikat dan jaringan
otot, serta dapat membedakan dari setiap jenis jaringan tersebut. Pada acara
terakhir sistem ekskresi bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian kulit dan
ginjal ternak, mengetahui perbedaan kulit dan ginjal ternak ruminansia dan
non ruminansia serta mengetahui lapisan kulit ternak secara histologi.
ACARA I
SISTEM REPRODUKSI TERNAK

Disusun oleh :
Ramadhana Aulia Prabawa Ariadi
20/462746/PT/08663
Kelompok 30

Asisten : Nindia Salsabiela Putri Azzahra

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA I
SISTEM REPRODUKSI TERNAK

MATERI DAN METODE


Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum anatomi organ reproduksi jantan
dan betina yaitu kamera, lateks, plastik bening dan lembar kerja. Alat yang
digunakan dalam praktikum histologi organ reproduksi jantan dan betina yaitu
pensil warna dan lembar kerja.
Bahan yang digunakan dalam praktikum anatomi organ reproduksi
jantan dan betina yaitu organ reproduksi jantan dan betina. Bahan yang
digunakan dalam praktikum histologi organ reproduksi jantan dan betina yaitu
preparat dan poster testis, epididymis, ductus deferens, penis, poster
ovarium, oviduct, dan uterus.
Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum anatomi organ reproduksi
jantan dan betina yaitu organ diamati, lalu organ digambar pada lembar kerja
kemudian difoto. Metode yang digunakan dalam praktikum histologi organ
reproduksi jantan dan betina yaitu perparat diamati pada mikroskop cahaya.
Gambar pada poster diamati dan digambar pada lembar kerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN

ANATOMI
Organ Reproduksi Jantan. Organ reproduksi adalah alat vital yang
berfungsi untuk kelanjutan keturunan suatu jenis atau bangsa hewan. Organ
reproduksi suatu hewan diperlukan untuk proses perkembangbiakan untuk
tujuan keberlangsungan suatu keturunan dan berdampak pada kehidupan
organisme. Susunan anatomi alat kelamin terdiri atas alat reproduksi utama
yaitu gonad atau testis, saluran alat reproduksi yang terdiri dari epididymis,
vas deferens, ampulla dan urethra, kelenjar ascesoris yaitu kelenjar vesikula
seminalis atau vesikularis, kelenjar prostata dan kelenjar bulbo urethralis atau
Cowpers, dan lat reproduksi luar yaitu penis dan preputium serta skrotum.
Testis. Testis adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan yang
berfungsi untuk membentuk sprematozoa. Susilowati (2014) menyatakan
bahwa Testis dikatakan sebagai organ primer karena berfungsi menghasilkan
gamet jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (androgens). Testes
dapat menggantung di dalam skrotum secara bebas dengan bantuan korda
spermatika, yang di dalamnya mengandung duktus deferens, pembuluh
darah dan syaraf serta pembuluh limfe. Lestari (2014) menyatakan bahwa
mekanisme termoregulator mulai terjadi sewaktu hewan mencapai masa
pubertas dan dipengaruhi oleh hormon jantan. Faktor lain yang membantu
mekanisme termoregulator adalah mekanisme pertukaran panas yang
dipengaruhi oleh posisi arteri testikuler dan plexus venous pampiniformis
yang hanya sedikit dipisahkan oleh jaringan ikat di dalam funiculus
spermaticus. Posisi arteria dan vena yang dekat ke permukaan testis
cenderung untuk mempertinggi kehilangan panas secara langsung.Hasil
yang diperoleh saat praktikum sesuai dengan literatur.
Epididymis. Epididimis merupakan tempat penyimpanan spermatozoa
sebelum diejakulasikan. Epididymis terdiri dari 3 bagian, yaitu Caput (kepala)
Epididymis yang terletak pada bagaian paling dekat dengan testis. Berfungsi
untuk pengangkutan spermatozoa yang akan mengalami pemasakan. Corpus
(badan) Epididymis merupakan bagian yang menghubungkan bagian caput
dan cauda epididymis yang berfungsi untuk pemasakan dan pemadatan
spermatozoa.Cauda (ekor) epididimis merupakan bagian yang paling
berdekatan dengan ductus deferens. Berfungsi sebagai penimbunan dan
penyimpanan spermatozoa. Epididimis menampung spermatozoa saat
mereka matang sebelum dikeluarkan melalui ejakulasi. Spermatozoa belum
matang saat meninggalkan testis dan harus mengalami masa pematangan
(biasanya 10–15 hari) di dalam epididimis sebelum mampu membuahi sel
telur. Epididimis secara sewenang-wenang dibagi menjadi kepala (di mana
duktul eferen kosong), tubuh berbaring pada sumbu panjang testis, dan ekor
yang dilekatkan oleh ligamen langsung ke testis dan ke tunik vagina yang
berdekatan. Duktus ekor epididimis berlanjut sebagai duktus deferens, yang
membawa sperma dari testis ke uretra (Frandson, 2009). Hasil yang
diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Ductus deferens. Vas deferens atau duktus deferens berfungsi
mengangkut spermatozoa dari kauda epididymis ke urethra. Frandson (2009)
menyatakan bahwa duktus deferens (sebelumnya vas deferens) adalah
tabung otot yang mengalami kontraksi peristaltik selama ejakulasi,
mendorong spermatozoa dari epididimis ke uretra.Lestari (2014) menyatakan
bahwa duktus deferens meninggalkan ekor epididimis, melewati kanal
inguinalis sebagai bagian dari korda spermatika, dan di dalam perut kembali
caudad, terpisah dari bagian neurovaskular korda .Dindingnya yang
mengandung otot otot licin penting dalam mekanisme pengangkutan
spermatozoa pada waktu ejakulasi. Hasil yang diperoleh dari praktikum
sesuai dengan literatur.
Urethra. Urethra merupakan sebuah saluran tunggal yang
membentang dari persambungan dengan ampulla sampai ke pangkal penis.
Urethra berfungsi sebagai saluran kencing dan semen. Nuryadi (2014)
menyatakan bahwa urethra dapat dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan
bentuk dan letaknya yaitu pars pelvis yang berbentuk pipa yang diselubungi
urat daging licin dan letaknya di atas simfisis pelvis, pars bulbourethralis
berbentuk pipa yang mengandung sedikit sekali daging, dan pars penis yang
terletak pada penis. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan
literatur.
Penis. Penis merupakan bagian yang bersambung dengan urethra.
Penis berfungsi untuk melakukan perkawinan atau kopulasi dan saluran
untuk lewatnya urin dan semen.. Penis memilki dua macam tipe, yaitu
fibroelastis dan covernosa. Penis bertipe fibroelastis memiliki bentuk S pada
keadaan relaks yang bernama flexura sigmoidea, sedangkan pada tipe
covernosa tidak ditemukan flexura sigmoidea. Nuryadi (2014) menyatakan
bahwa Tipe cavernosa merupakan penis yang dapat memanjang dan
membesar. Nur (2014) menyatakan bahwa tipe penis cavernosa adalah penis
yang dapat memanjang dan membesar pada saat ereksi, contoh pada kuda.
Fungsi dari praeputium adalah sebagai organ pelindung penis dari pengaruh
luar dan kekeringan. Glands penis merupakan ujung pada penis. Fornix
preputii merupakan batas antara praeputium dan gland penis. Akmal et al.
(2014) menyatakan bahwa praeputium merupakan bagian luar penis yang
dibungkus oleh kulit. Fornix preputii adalah daerah dimana preputii bertaut
dengan penis tepat caudal dari glands penis. Hasil yang diperoleh dari
praktikum sesuai dengan literatur.
Sistem Reproduksi Betina. Organ reproduksi adalah alat vital yang
berfungsi untuk kelanjutan keturunan suatu jenis atau bangsa hewan. Organ
reproduksi suatu hewan diperlukan untuk proses perkembangbiakan untuk
tujuan keberlangsungan suatu keturunan dan berdampak pada kehidupan
organisme. Organ pada sistem reproduksi betina adalah ovarium, oviduk,
uterus, vagina, vulva, dan klitoris.
Ovarium. Ovarium merupakan organ reproduksi betina yang
menghasilkan ovum dan juga sebagai organ endokrin yang menghasilkan
ovum dan juga sebagai organ endokrin yang menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron. Widayati et al. (2008) menyatakan bahwa ovarium
merupakan organ reproduksi yang berfungsi untuk memproduksi ovum dan
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hasil yang diperoleh dari
praktikum sesuai dengan literatur.
Oviduk. Oviduk merupakan organ transpor bagi ovum dan
spermatozoa. Oviduk adalah organ yang berfungsi untuk menerima sel telur
yang diovulasikan oleh ovarium, transport spermatozoa dari uterus menuju
tempat pembuahan dan tempat fertilisasi. Feradis (2010) menyatakan bahwa
oviduk terbagi menjadi tiga, yaitu infundibulum dengan fimbriae, ampulla, dan
isthmus. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Uterus. Ut cx erus merupakan bagian saluran yang berfungsi untuk
menerima ovum yang telah dibuahi atau embrio dari tuba falopi, perlindungan
bagi fetus, serta mendorong fetus ke arah luar saat kelahiran. Berdasarkan
hasil pengamatan, uterus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu cornu uteri,
corpus uteri, dan cervix uteri.Yusuf (2010) menyatakan bahwa bagian bagian
dari uterus adalah corpus uterus, cornu uterus, dan cervix uterus. Hasil yang
diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Vagina. Vagina adalah organ kelamin betina yang berfungsi sebagai
alat kopulasi dan tempat sperma dideposisikan (pada ruminansia) saat
perkawinan secara alami. Vagina terdiri atas sel-sel epitel. Nurfitriani et al.
(2015) menyatakan bahwa sel-sel epitel vagina dikelompokkan menurut
lokasi keberadaan sel-sel tersebut di mukosa epitel vagina sebagai
parabasal, intermediet superficial, dan keratin. Hasil yang diperoleh dari
praktikum sesuai dengan literatur.
Vulva. Vulva adalah alat kelamin bagian luar yang terbuka dan pada
ujung bawah terdapat klitoris. Vulva terletak diluar tubuh ternak dan terdapat
dua bagian vulva yaitu labia mayora dan labia minora. Ihsan (2010)
menyatakan bahwa vulva terdiri dari labia majora, labia minora, commisura
dorsalis dan ventralis, dan klitoris. Vuluva dapat mengalami perubahan warna
pada saat estrus, alat kelamin luar (vulva) membengkak, terlihat lendir vagina
keluar dari vulva dan terjadi perubahan warna mukosa vulva (Widiyono et al.,
2011). Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Klitoris. Klitoris merupakan organ reproduksi betina yang terletak di
vulva bagian luar yang berfungsi untuk membantu pada saat perkawinan.
Lestari (2014) menyatakan bahwa klitoris secara embriologik homolog
dengan penis, sedangkan vulva homolog dengan skrotum. Pada bagian alat
kelamin luar ini banyak ujung ujung syaraf perasa yang berperan penting
pada saat kopulasi. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan
literatur.
HISTOLOGI
Organ Reproduksi Jantan
Testis. Bagian histologi yang ditunjukkan dalam praktikum ini adalah
tunica vaginalis, tunica albuginea, membran basalis, sel spermatogenetik,
jaringan interstisial, lumen, spermatid, spermatosit, spermatogonium, sel
sertoli, membran basal, sel laydig, dan pembuluh darah. Lestari (2014)
menyatakan bahwa testes terdiri dari kelenjar-kelenjar yang berbentuk
tubulus, dibungkus oleh selaput tebal yang disebut tunika albugenia. Pada
sudut posterior organ ini terbungkus oleh selaput atau kapsula yang disebut
sebagai mediastinum testes. Septula testes merupakan selaput tipis yang
meluas mengelilingi mediastinum sampai ke tunika albugenia dan membagi
testes menjadi 250–270 bagian berbentuk piramid yang disebut lobuli testes.
Isi dari lobulus adalah tubulus seminiferus, yang merupakan tabung kecil
panjang dan berkelok-kelok memenuhi seluruh kerucut lobulus. Hasil yang
diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Epididimis. Bagian histologi yang ditunjukkan dalam praktikum ini
adalah membran serosa yang berfungsi untuk melindungi dari benturan,
membran basalis yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk, membran
musculus yang berfungsi untuk pergerakan spematozoa dan mendorong
spermatozoa ke saluran berikutnya, dan membran mukosa yang berfungsi
untuk menghasilkan mucus atau lendir. Pada bagian kaput secara histologis
dicirikan atas epitel dengan stereo silia yang tinggi, pada bagian corpus
dengan stereo silia yang tidak lurus dan lumen lebih lebar, sedangkan bagian
kauda ditandai stereo silia yang pendek, lumen yang lebih lebar dan banyak
timbunan sel spermatozoa.
Bacha (2011) menyatakan bahwa tiga jenis tubulus terjadi di dalam
epididimis: duktul eferen, duktus penghubung, dan duktus epididimis.
Banyak, duktul eferen berbelit-belit bergabung dengan rete testis ke saluran
penghubung. Mereka dibatasi oleh epitel sederhana dari kelompok sel
kolumnar tinggi dan rendah yang berselang-seling, serta bercak sel yang
tampak seperti pseudostratiied. Sel epitel disusun menjadi lipatan, dan
banyak sel memiliki berkas silia. Saluran penghubung (saluran ekskretoris)
berdiameter lebih kecil daripada tubulus epididimis lainnya dan dilapisi oleh
epitel kolumnar pseudostratiied. Sel epitel jarang bersilia dan tidak tersusun
menjadi banyak lipatan, seperti juga sel yang melapisi duktul eferen. Dengan
demikian, permukaan luminal dari saluran penghubung memiliki tampilan
yang halus. Saluran tunggal epididimis memiliki struktur yang mirip dengan
saluran penghubung, kecuali diameternya jauh lebih besar. Semua tubulus
epididimis dikelilingi dan diikat oleh jaringan ikat . Hasil yang diperoleh dari
praktikum sesuai dengan literatur.
Ductus deferens. Bagian histologi yang ditunjukkan dalam praktikum
ini adalah lapisan mukosa ductus deferens yang berfungsi menghalangi
masuknya bakteri, lapisan muskularisnya yang berfungsi pengatur
pergerakan spermatozoa, fibrosa yang berfungsi sebagai pelapis karena
mengandung banyak kolagen, pembuluh darah yang berfungsi mengangkut
darah, dan lumen yang berfungsi untuk lewatnya spermatozoa.
Eurell (2006) menyatakan bahwa mukosa duktus deferens dilapisi oleh
epitel kolumnar semu mirip dengan duktus epididimidis, tetapi dengan jumlah
sel basal yang lebih tinggi; menuju ujung duktus, ini mungkin menjadi epitel
kolumnar sederhana. Di dekat epididimis, sel kolumnar memiliki mikrovili
bercabang pendek. Pada sapi jantan, tetesan lipid kecil hadir di sel basal.
Jaringan ikat longgar dari propria-submukosa sangat vaskularisasi, kaya
akan fibroblas dan serat elastis, dan mengandung jaringan saraf kolinergik,
sedangkan tunika muskularis dipersarafi secara padat oleh serabut simpatis
postganglionik. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Penis. Bagian histologi yang ditunjukkan dalam praktikum ini adalah
Tunica albuginea yang merupakan sel yang melapisi corpus cavernosum
penis dan corpus cavernosum urethra.yang berfungsi untuk memantulkan
sinar UV.. Corpus cavernosum penis merupakan tempat mengisi darah pada
daerah punggung kiri dan kanan penis. Corpus cavernosum urethra (corpus
spongiosum) yang terdapat urethra sebagai saluran lewatnya sperma atau
urin dantempat mengisi darah sekeliling uretra saat penis berereksi. Urethra
merupakan saluran lewatnya dan keluarnya urin dan sel sperma. Jaringan
ikat berfungsi untuk mengikat penis dengan penggantungnya.
Bacha (2011) menyatakan bahwa tubuh penis (korpus penis) dicirikan
oleh dua massa tambahan jaringan ereksi yang disebut corpora cavernosa.
Setiap korpus kavernosum ditutupi oleh jaringan ikat padat dan iber elastis
dari tunika albuginea. Tunik sangat tebal pada babi hutan dan ruminansia
dan mengandung otot polos pada kuda jantan. Ini meluas ke dalam untuk
membentuk jaringan trabekula di antaranya terletak jaringan ereksi spons.
Yang terakhir berisi ruang gua, dilapisi oleh endotelium dan dikelilingi oleh
berbagai proporsi otot polos dan jaringan ikat ibroelastik. Otot polos dominan
di vaskular penis kuda jantan. Pada penis ibroelastik dari babi hutan dan
ruminansia, ruang gua dikelilingi terutama oleh jaringan ikat yang kaya akan
serat elastis dan mengandung sedikit atau tidak ada otot polos.Hasil yang
diperoleh sesuai dengan literatur.
Organ Reproduksi Betina
Ovarium. Ovarium tersusun atas 2 lapisan penyusun, yaitu Cortex
yang berfungsi sebagai tempat pembentukan ovum dan hormon, dan Medulla
yang berfungsi untuk menyediakan nutrien untuk perkembangan folikel.
Eurell (2009) menyatakan bahwa korteks timus sebagian besar terdiri
dari retikulum epitel dan limfosit. Sel retikuler epitel stellata memiliki inti bulat
telur yang besar, pucat, dan panjang, serta proses sitoplasma bercabang
yang mengandung banyak filamen perantara; organel selulernya tidak
mencolok. Sel retikuler epitel yang berdekatan dihubungkan satu sama lain
oleh desmosom, sehingga membentuk jaringan stroma seluler. Di pinggiran
lobulus dan di sekitar ruang perivaskular, satu lapisan sel epitel pipih panjang
membentuk lapisan yang kontinu. Limfoblas dan limfosit berukuran sedang
mendominasi di jaring retikulum epitel perifer, di mana mereka menjalani
divisi mitosis yang menghasilkan limfosit kecil yang berdiferensiasi di korteks
dalam Banyak sel retikuler epitel di medula memiliki struktur yang sama
dengan yang ada di korteks; namun, yang lain jauh lebih besar dan sifat
epitelnya lebih jelas. Sel yang lebih besar ini mengandung lebih banyak
mitokondria, retikulum endoplasma kasar yang luas, kompleks Golgi yang
berkembang dengan baik, dan butiran jika dibandingkan dengan sel retikuler
epitel kortikal. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Oviduk. Oviduk tersusun atas beberapa jaringan penyusun, yaitu
tunika mukosa yang berfungsi sebagai penghasil mukus untuk melicinkan
lumen, tunika muskularis yang disusun oleh serat otot polos yang berbentuk
sirkular dan longitudinal berfungsi untuk kontraksi dari oviduk, tunika serosa
yang tersusun atas jaringan ikat untuk melindungi oviduk agar tidak
bergesekan dengan jaringan lain, lumen yang lubang untuk lewatnya sel telur
dan sel sperma, dan jaringan ikat yang berfungsi untuk mengikat oviduk
dengan penggantungnya.
Bacha (2011) menyatakan bahwa oviduk adalah tabung otot yang
terdiri dari ishtmus, yang muncul dari rahim, segmen tengah, ampula, dan
infundibulum berbentuk corong, yang terletak di sebelah ovarium. Dari luar ke
dalam, dinding saluran telur terdiri dari serosa, muskularis, lamina propria,
dan epitel. Muskularis, yang paling tebal di ishtmus, dibentuk terutama dari
otot polos melingkar dengan sedikit otot polos yang tersusun secara
longitudinal di luarnya. Banyak sel epitel yang melapisi rongga saluran telur
bersilia. Sebagian, epitel ruminansia dan babi betina pseudostratiied. Mukosa
terlipat ke dalam lipatan longitudinal, dengan lebih sedikit lipatan yang terjadi
di ishtmus daripada di ampula. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai
dengan literatur.
Uterus. Uterus tersusun atas beberapa jaringan penyusun, yaitu
endometrium yang berfungsi untuk penghasil mukus yang berguna untuk
melicinkan lumen, myometrium yang berfungsi untuk kontraksi dari uterus,
dan perimetrium yang berfungsi pelindung dari uterus agar tidak bergesekan
dengan organ lain.
Bacha (2011) menyatakan bahwa dinding uterus bikornuata mamalia
domestik memiliki tiga lapisan, yaitu perimetrium luar (serosa), miometrium
tengah, dan endometrium dalam (mukosa). Miometrium dapat dibagi menjadi
lapisan lingkaran dalam yang tebal dan lapisan longitudinal luar yang tipis.
Lapisan vaskularisasi yang kaya dan dipersarafi dengan baik biasanya
memisahkan lapisan otot. Stratum vascularis, bagaimanapun, tidak jelas
pada induk babi dan mungkin terletak di bagian luar dari lapisan melingkar
pada sapi. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
KESIMPULAN
Organ reproduksi adalah alat vital yang berfungsi untuk kelanjutan keturunan
suatu jenis atau bangsa hewan. Organ reproduksi jantan terdiri dari testis,
epididymis, ductus deferens, uretra, penis, praeputium, dankelenjar
aksesori/kelenjar tambahan. Sistem reproduksi ternak terdiri dari ovarium,
oviduk, uterus, vagina, vulva, dan klitoris . Ukuran setiap organ akan berbeda
beda berdasarkan umur, jenis ternak, berat badan, dan kondisi pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Y., Chairun N., dan Savitri N. 2014. Anatomi organ reproduksi
jantan trenggiling (Manis javanica). Acta Veterinaria Indonesiana.
2(2) : 74 – 81
Bacha Jr, W.J. and Bacha, L.M., 2011. Color atlas of veterinary histology.
John Wiley & Sons.
Eurell, J.A. and Frappier, B.L. eds., 2006. Dellmann's textbook of veterinary
histology. John Wiley & Sons.
Feradis, M.P., 2010. Reproduksi Ternak. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Frandson, R.D., Wilke, W.L. and Anna, D.F., 2009. Anatomy and Physiology
of Farm Animals: Seventh Edision. Colorado State University:
Colorado. A John Wiley and Sons.
Hayati, A., 2020. Biologi Reproduksi Ikan. Airlangga University Press.
Surabaya
Ihsan, M.N. 2010. Ilmu Reproduksi Ternak Dasar. UB Press. Malang
Lestari, T.D., 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Buku Referensi.
Nur, Moh. Ihsan. 2010. Ilmu Reproduksi Ternak Dasar. UB Press. Malang.
Nurfitriani, I., Setiawan, R., dan Soeparno. 2015. Karakteristik Vulva dan
Sitologi Sel Mucus dari Vagina Fase Estrus pada Domba Lokal.
Students e-Journal, 4(3):1-10
Nuryadi. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. UB Press. Malang.
Susilowati, T., 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas Brawijaya Press.
Malang
Widayati, D.T., Kustono, Ismaya, dan S. Bintara. 2009. Bahan Ajar Ilmu
Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Yusuf, M. 2012. Ilmu Reproduksi Ternak. Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
ACARA II
SISTEM PENCERNAAN TERNAK

Disusun oleh :
Ramadhana Aulia Prabawa Ariadi
20/462746/PT/08663
Kelompok 30

Asisten : Nindia Salsabiela Putri Azzahra

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA II
SISTEM PENCERNAAN TERNAK

MATERI DAN METODE


Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan unggas
adalah pisau scalpel, plastik ukuran 1x1 m2, gunting bedah.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan
unggas adalah ayam layer yang disembelih tetapi masih utuh.
Metode
Ayam broiler yang telah disembelih, dibedah, dan dikeluarkan seluruh
organ pencernaannya , kemudian diletakkan di atas plastik untuk diamati dan
digambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN

ANATOMI
Sistem Pencernaan Ayam. Pencernaan adalah proses penguraian
makro-nutrien yang ada pada bahan pakan menjadi mikro-nutrien yang
terjadi di dalam saluran pencernaan, sehingga siap untuk diserap oleh pori-
pori dinding usus halus dan siap digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
Saluran pencernaan adalah saluran yang terbentang dari mulut hingga ke
anus. Proses pencernaan meliputi berbagai proses penting penguraian
makro-nutrien menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh ternak, seperti
memasukan (intake) makanan, mengunyah (masticate), mencerna (digest),
dan menyerap (absorp) nutrien pakan, serta mengekskresikan (excrete)
bagian pakan yang tidak tercerna. Secara umum susunan anatomi organ-
organ pada sistem pencernaan meliputi rongga mulut, esofagus, lambung,
usus halus, sekum, usus besar, dan anus (rektum). Pada ternak unggas,
susunan anatomi organ-organ pencernaan meliputi paruh, rongga mulut,
esofagus, tembolok, proventrikulus, empedal, usus halus, sepasang sekum,
usus besar, dan kloaka. Frandson (2009) menyatakan bahwa Sistem
pencernaan (saluran pencernaan) terdiri dari tabung otot yang dilapisi
dengan selaput lendir yang berlanjut dengan kulit luar di mulut dan di anus.
Fungsi utamanya adalah pengunyahan, pencernaan, penyerapan makanan,
dan pembuangan limbah padat. Sistem pencernaan mengurangi unsur gizi
makanan menjadi senyawa molekuler yang cukup kecil untuk diserap dan
digunakan untuk energi dan untuk membangun senyawa lain untuk
dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Unsur sistem pencernaan adalah
mulut, faring, esofagus, forestomach (ruminansia), kelenjar lambung, usus
halus, usus besar, rektum, dan kelenjar aksesori (kelenjar ludah, hati, dan
pankreas). Bagian sistem pencernaan yang diperoleh dari praktikum sesuai
dengan literatur.
Rongga Mulut. Rongga mulut berfungsi sebagai organ pertama untuk
memasukkan pakan. Paruh berfungsi untuk mengambil pakan. Pelumasan
pakan oleh kelenjar saliva. Lidah di dalam rongga mulut berfungsi untuk
membantu mendorong pakan menuju esofagus. Frandson (2009)
menyatakan bahwa mulut digunakan terutama untuk memegang, menggiling,
dan mencampur makanan dengan air liur tetapi juga dapat digunakan untuk
memanipulasi lingkungan (melalui menggenggam benda) dan sebagai
senjata pertahanan dan ofensif. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai
dengan literatur.
Esophagus. Esophagus berfungsi untuk mendorong pakan menuju
crop dengan gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik adalah gerakan
mendorong makanan karena kontraksi otot pada saluran pencernaan. Teme
(2019) menyatakan bahwa esofagus merupakan saluran memanjang
berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai
permulaan tembolok dan perbatasan faring pada bagian kranial dan
proventrikulus bagian kaudal. Esofagus dapat mencapai panjang antara 20
sampai 25 cm dan berat antara 5 sampai 7,5 gram. Faktor yang
mempengaruhi perbedaan dari ukuran esofagus ayam adalah jumlah pakan
yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin. Hasil yang diperoleh
dari praktikum sesuai dengan literatur.
Tembolok. Nama lain dari tembolok adalah crop. Tembolok (crop)
berfungsi untuk melunakkan pakan dan sebagai tempat penyimpanan pakan
sementara. Masyitha et al., (2015) menyatakan bahwa fungsi utama
tembolok adalah untuk menerima dan menyimpan makanan sementara
sebelum masuk ke proventrikulus, terutama pada saat memakan makanan
dalam jumlah yang banyak.Pada bagian dinding tembolok terdapat banyak
kelenjar yang menghasilkan mukus, berfungsi sebagai cairan lubrikasi yang
bersifat melunakkan makanan. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai
dengan literatur.
Proventrikulus. Proventrikulus merupakan tempat terjadinya peristiwa
pencernaan secara kimiawi. HCl berfungsi untuk membunuh mikroorganisme
yang terbawa masuk bersama pakan dan mengaktifkan enzim pepsinogen
menjadi pepsin. Pepsin berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
Selan et al., (2020) menyatakan bahwa proventrikulus merupakan lambung
kelenjar tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis. Dinding
proventrikulus mensekresikan asam klorida, enzim, dan getah lambung yang
berfungsi mencerna protein dan lemak. Faktor yang mempengaruhi bobot
proventrikulus adalah umur, bangsa, dan genetik ternak. Hasil yang diperoleh
dari praktikum sesuai dengan literatur.
Empedal. Empedal merupakan tempat terjadinya proses pencernaan
secara mekanik. Pakan akan dilumatkan menjadi lebih kecil. Empedal disebut
juga venrikulus atau gizzard. Aqsa et al., (2017) menyatakan bahwa fungsi
utama empedal adalah melumatkan pakan dan mencampur dengan air
menjadi pasta yang dinamakan chymne. Ukuran dan kekuatan empedal
dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Hasil yang diperoleh dari praktikum
sesuai dengan literatur.
Usus Halus. Usus halus berfungsi untuk absorpsi (penyerapan)
mikronutrien. Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum, jejunum,
dan ileum. Duodenum berfungsi untuk mencerna secara kimiawi dengan
bantuan enzim amilase, tripsin, dan lipase. Amilase berfungsi memecah
amilum menjadi monosakarida, tripsin berfungsi memecah pepton menjadi
asam amino, dan lipase berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Jejunum berfungsi untuk absopsi (menyerap) mikronutrien. Ileum
berfungsi untuk absorpsi (menyerap) mikronutrien yang belum sempat
diserap di jejunum. Duodenum adalah bagian pertama dari tiga bagian usus
halus. Duodenum melekat erat ke sisi kanan dinding tubuh punggung oleh
mesenterium pendek, mesoduodenum. Frandson (2009) menyatakan bahwa
duodenum muncul di pilorus lambung dan menerima saluran dari pankreas
dan hati di wilayah ini. Ini melewati caudad di sisi kanan rongga perut menuju
pintu masuk panggul, kemudian melintasi ke sisi kiri kaudal ke akar
mesenterium besar dan mencerminkan kraniad untuk bergabung dengan
jejunum. Jejunum adalah bagian usus kecil yang terpanjang. Ileum adalah
bagian terakhir pendek dari usus kecil. Itu dibedakan dari jejunum dengan
lipatan mesenterium antara itu dan sekum. Hasil yang diperoleh dari
praktikum sesuai dengan literatur.
Sekum. Sekum merupakan tempat terjadinya peristiwa pencernaan
secara mikrobiologis yang berfungsi untuk fermentasi serat kasar oleh
mikrobia sekum menjadi asam lemak terbang (volatile fatty acid), yaitu asam
asetat , asam propionat, dan asam butirat. Musthofa et al. (2018)
menyatakan bahwa fungsi dari sekum pada unggas adalah membantu
penyerapan air serta mencerna karbohidrat dan protein dengan bantuan
bakteri yang ada pada sekum. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai
dengan literatur.
Usus Besar. Usus besar berfungsi untuk reabsorpsi air untuk
meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air
pada unggas. Fadilah (2011) menyatakan bahwa usus besar berfungsi
sebagai penambah kandungan air dalam sel tubuh dan menjaga
keseimbangan air dalam tubuh ayam. Usus besar ayam dewasa berukuran
panjang 10 cm. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Kloaka. Kloaka berfungsi sebagai lubang keluarnya feses dan urin
(ekskreta) serta lubang saluran reproduksi. Pada kloaka bermuara 3 saluran
pengeluaran, yaitu coprodeum sebagai muara tempat keluarnya feses,
urodeum sebagai muara tempat keluarnya urin, dan proctodeum sebagai
muara tempat keluarnya sperma. Frandson (2009) menyatakan bahwa
kloaka dibagi menjadi tiga bagian yang diberi nama dengan melingkari lipatan
cincin dari otot yang dilapisi dengan mukosa.Di bagian ujung usus besar
adalah coprodeum, daerah melebar yang menampung feses untuk
sementara. Coprodeum dibagi dengan lipatan cincin dari kompartemen
berikutnya, urodeum. Urodeum menampilkan bukaan dua ureter di aspek
punggung lumen. Tepat di samping ini adalah bukaan untuk saluran mani
pada hewan jantan. Pada kebanyakan burung domestik betina, hanya
saluran telur kiri yang bertahan dalam perkembangan, dan saluran telur ini
terbuka ke samping ureter kiri. Tidak seperti mamalia, saluran telur mengacu
pada seluruh bagian tubular dari saluran reproduksi betina pada burung.
Bagian terakhir dari kloaka adalah proctodeum. Bursa Fabricius yang tidak
berpasangan (bursa kloaka) membuka ke aspek punggung proctodeum.
Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Organ Tambahan. Organ tambahan yang diamati pada saat
praktikum yaitu hati, pankreas dan limfa. Hati berfungsi untuk mensekresikan
getah empedu untuk mengemulsikan lemak. Pankreas berfungsi untuk
mensekresikan enzim pencernaan antara lain amilase, tripsin, dan lipase.
Amilase berfungsi memecah amilum menjadi monosakarida, tripsin berfungsi
memecah pepton menjadi asam amino, dan lipase berfungsi memecah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Frandson (2009) menyatakan bahwa
Pankreas adalah kelenjar yang berdekatan dengan bagian proksimal
duodenum (usus kecil). Pankreas adalah kelenjar eksokrin penting yang
sekresi enzimatiknya dikirim ke lumen duodenum oleh satu atau dua saluran.
Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
HISTOLOGI
Proventrikulus. Lapisan dinding proventrikulus terdiri dari beberapa
bagian. Tunika mukosa terdiri dari tiga lapisan yaitu lamina epithelialis,
lamina propria, dan muskularis mukosa. Secara umum fungsi dari tunika
mukosa adalah untuk melindungi proventrikulus. Lapisan kedua yaitu tunika
submukosa. Fungsi dari tunika submukosa adalah membantu dalam
pergerakan dan menyokong tunika mukosa. Lapisan ketiga yaitu tunika
muskularis. Lapisan ini terdiri dari tiga lapisan yaitu lamina longpitudinal
internal, lamina sirkuler, dan lamina longpitudinal eksternal. Tunika
muskularis membantu dalam melembutkan pakan dalam gerakan peristaltik.
Lapisan keempat yaitu tunika serosa. Tunika serosa berfungsi dalam proteksi
atau mengurangi gesekan sampai gerakan peristaltik. Teme (2019)
menyatakan bahwa struktur lapisan dinding proventrikulus terdiri atas tunika
mukosa , tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Tunika
mukosa terdiri atas lamina epitelialis, lamina propria, dan muskularis mukosa.
Mukosa proventrikulus ayam membentuk lipatan - lipatan yang disebut plika.
Lekukan antara lipatan tersebut adalah sulkus. Lamina epitelialis disusun
oleh sel epitel silindris sebaris. Pada proventrikulus terdapat sel sekretori
berbentuk kubus sampai dengan silindris yang menghasilkan pepsinogen
dan asam klorida. Lapis subm ukosa berupa jaringan ikat, Lapis tunika
muskularis disusun oleh otot polos. Lapis tunika serosa terdiri atas jaringan

ikat longgar dan mesotelium.


Ventrikulus. Ventrikulus terdiri atas beberapa lapisan, yaitu kutikula,
tunika mukosa, lamina propias mukosa, tunika muskularis, dan kelenjad
gastrika. Kutikula berfungsi untuk membentuk coilin. Coilin berfungsi untuk
melindungi permukaan ventrikulus terhadap kerusakan yang mungkin
disebabkan oleh pakan. Tunika mukosa berbentuk seperti lipatan kecil yang
melepaskan selaput lendir. Lamina propias mukosa disusun oleh jaringan ikat
padat dan kelenjar tubuler sederhana. Tunika muskularis terdiri dari 3
lapisan, yaitu longitudinal eksternal, lapisan sirkular, dan lapisan obligu
internal. Kelenjar gastrika berfungsi saat terjadi sekresi kelenjar gastrika yang
menyebabkan pakan berubah menjadi pasta. Bacha (2011) menyatakan
bahwa ventrikulus adalah organ penggiling yang sangat berotot. Ventrikulus
dilapisi oleh epitel yang menginvaginasi ke dalam lamina propria, membentuk
lubang memanjang, yang masing-masing mengandung kelenjar lambung
tubular terminal. Sel yang terakhir mengeluarkan bahan yang tebal dan
bertanduk. Meski mirip keratin, zat ini, biasanya disebut keratinoid, secara
kimiawi tidak setara dengan keratin. Ini membentuk lapisan dalam yang
keras, sekitar 1 mm, dari ventrikulus.
Villus Histologi. Susilo (2018) menyatakan bahwa vilus memiliki tiga
bagian diantaranya, Vilus yang memilki tonjolan-tonjolan atau jonjot- Jonjot
dinding usus yang memanjang dan berperanan membantu memperluas
permukaan absorbsi dinding usus Setiap helai villus memiliki pori-pori yang
sangat kecil yang bertugas untuk menyerap mikro-nutrien. Susilo (2018)
‘mengatakan semakin panjang dan semakin banyak jumlah vil-nya, maka
semakin banyak pula jumlah pori-porinya dan semakin besar kapasitas
penyerapan nutriennya.
KESIMPULAN
Pada praktikum ini, anatomi dan histologi pencernaan pada unggas
diamati dengan baik. Proses pencernaan meliputi berbagai proses penting
penguraian makro-nutrien menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh
ternak. Pada ternak unggas, susunan anatomi organ-organ pencernaan
meliputi paruh, rongga mulut, esofagus, tembolok, proventrikulus, empedal,
usus halus, sepasang sekum, usus besar, dan kloaka.
DAFTAR PUSTAKA
Aqsa, A.D., Kiramang, K. and Hidayat, M.N., 2017. Profil organ dalam ayam
pedaging (broiler) yang diberi tepung daun sirih (piper betle linn)
sebagai imbuhan pakan. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan, 3(1).
Bacha Jr, W.J. and Bacha, L.M., 2011. Color atlas of veterinary histology.
John Wiley & Sons.
Fadilah, I.R., 2011. Mengatasi 71 Penyakit pada Ayam. AgroMedia.
Frandson, R.D., Wilke, W.L. and Anna, D.F., 2009. Anatomy and Physiology
of Farm Animals: Seventh Edision. Colorado State University:
Colorado. A John Wiley and Sons.
Masyitha, D., Muharrami, F., Wahyuni, S. and Adam, M., 2015. GAMBARAN
HISTOLOGI KELENJAR TEMBOLOK AYAM KAMPUNG, BEBEK,
DAN MERPATI. Jurnal Medika Veterinaria, 9(1).
MUSTHOFA, I., Mahfudz, L.D. and Sarengat, W., 2018. PENGARUH
PENGGUNAAN PROBIOTIK, ANTIBIOTIK, ACIDIFIER DAN
KOMBINASINYA DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT DAN PANJANG
RELATIF ORGAN PENCERNAAN PADA AYAM BROILER (Doctoral
dissertation, Fakulty of Animal and Agricultral Sciences).
Selan, Y.N., Amalo, F.A., Maha, I.T., Deta, H.U. and Teme, A.B., 2020.
HISTOMORFOLOGI DAN DISTRIBUSI KARBOHIDRAT NETRAL
PADA ESOFAGUS DAN PROVENTRIKULUS AYAM HUTAN MERAH
(Gallus gallus) ASAL PULAU TIMOR. JURNAL ILMIAH
PETERNAKAN TERPADU, 8(1), pp.7-13.
SUSILO, M.W., Yosi, F. and Sari, M.L., 2018. PENGARUH PEMBERIAN
PROBIOTIK DARI SILASE RUMPUT KUMPAI TEMBAGA
TERHADAP BOBOT USUS HALUS DAN SEKA ITIK PEGAGAN (Doctoral
dissertation, Sriwijaya University).
Teme, A.B.Y., Selan, Y.N. and Amalo, F.A., 2019. Gambaran anatomi dan
histologi oesofagus dan proventrikulus pada ayam hutan merah
(Gallus gallus) asal Pulau Timor. Jurnal Veteriner Nusantara, 2(2),
pp.85-103.
ACARA III
SISTEM RANGKA

Disusun oleh :
Ramadhana Aulia Prabawa Ariadi
20/462746/PT/08663
Kelompok 30

Asisten : Nindia Salsabiela Putri Azzahra

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA III
SISTEM RANGKA

MATERI DAN METODE


Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum pengamatan anatomi yaitu
kerangka ayam dan kambing.
Metode
Anatomi kerangka ayam dan kambing diamati, mulai dari kerangka
penyusun kepala, tubuh sampai ekor, selanjutnya setiap bagian kerangka
difoto dan diberi keterangan.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kerangka pada kambing
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Ossa cranium (Tulang Tengkorak)
yang meliputi Ossa facei (membentuk wajah) yaitu Os lacrimale, Os
nasale ,Os zygomaticus, Os maxillare, Os mandibula. Ossa cranii (melindungi
otak) yaitu Os occipital, Os parietale, Os frontale.
ACARA IV
SISTEM OTOT

Disusun oleh :
Ramadhana Aulia Prabawa Ariadi
20/462746/PT/08663
Kelompok 30

Asisten : Nindia Salsabiela Putri Azzahra

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA IV
SISTEM OTOT

MATERI DAN METODE


Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum pengamatan anatomi yaitu
preparat basah dari domba betina.
Metode
Anatomi perototan kambing diamati, mulai kepala, tubuh sampai ekor.
Selanjutnya preparat difoto. Preparat yang sudah difoto lalu diberi
keterangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

ANATOMI
Sistem Otot. Otot adalah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan
yang berfungsi sebagai alat aktif yang menggerakkan tulang. Sistem otot
adalah sistem dalam tubuh yang memiliki fungsi untuk mengontrol semua
gerakan yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Frandson (2009)
menyatakan bahwa otot vertebrata hanya memiliki satu fungsi: kontraksi.
"Relaksasi" adalah proses pasif, kurangnya kontraksi. Dengan demikian,
berbagai fungsi sistem otot semuanya didasarkan pada kontraksi (atau
pemendekan) serat otot.
Otot memiliki fungsi volunter dan involunter. Fungsi volunter adalah
bekerja sesuai kehendak yang merupakan akibat kerja dari otot rangka.
Fungsi involunter adalah tidak dipengaruhi kehendak yang merupakan akibat
kerja otot polos dan otot jantung.Frandson (2009) menyatakan bahwa otot
jantung juga dikenal sebagai otot involunter yang tidak disengaja karena
biasanya tidak di bawah kendali sadar, namun memiliki tanda silang. Fungsi
sistem otot saat praktikum sesuai dengan literatur.
Forequarter. Forequarter adalah lokasi otot yang berada di bagian
depan karkas. Bagian-bagian dari forequarter adalah pectoralis, latissimus
dorsi, longissimus dorsi, triceps brachii, infraspinatus, supraspinatus,
trapezius, serratus ventralis, dan rhomboideus. Chávez et al. (2012)
menyatakan bahwa daging sapi untuk otot pengganti biseps brachii,
brachialis, complexus, splenius, infraspinatus, teres mayor, rhomboideus,
subscapularis, supraspinatus, trisep kepala brakiilong dan trisep kepala
brakiilateral diperoleh dari bangkai daging sapi Meksiko yang berasal dari
Bos indicus. Hasil yang diperoleh saat praktikum sesuai dengan literatur.
Hindquarter. Hindquarter adalah lokasi otot yang berada di bagian
belakang karkas. Bagian-bagian dari hindquarter adalah gastrocnemius,
biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus, vastus lateralis, tensor
fascia lata, gluteus medius, dan longissimus dorsi. Sullivan (2011)
menyatakan bahwa longissimus dorsi, gastrocnemius, dan fascia lata
ditemukan saat pemotongan sapi. Hasil yang diperoleh saat praktikum sesuai
dengan literatur.
Parting Karkas. Parting merupakan proses membagi karkas menjadi
beberapa bagian tergantung dari jenis ternak yang akan dilakukan parting.
Fungsi dilakukannya parting yaitu untuk mempermudah proses penyimpanan
karkas dan mempermudah proses distribusi karkas. Parting karkas dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu Leher, bahu, rusuk, loin, sirloin, paha, shank
depan, dada, flank, dan shank belakang . Agustina (2017) menyatakan
bahwa potongan primal karkas sapi dari potongan setengah dibagi lagi
menjadi potongan seperempat, yang meliputi potongan seperempat bagian
depan yang terdiri dari bahu (chuck) termasuk leher, rusuk, paha depan,
dada yang terbagi menjadi dua yaitu dada depan (brisket) dan dada belakang
(plate). Bagian seperempat belakang yang terdiri dari paha (round), dan paha
atas (rump), loin yang terdiri dari shortloin dan sirloin, flank beserta ginjal dan
lemak yang menyelimutinya. Pemisahan pada karkas bagian depan dan
seperempat belakang dilakukan diantara rusuk 12 dan 13 (rusuk terahir
diikutkan pada seperempat belakang). Hasil yang diperoleh saat praktikum
sesuai dengan literatur.
Pemotongan bagian daging di Indonesia ditetapkan dalam SNI
3932:2008 tentang Mutu Karkas dan Daging Sapi yang diklasifikasikan
dengan 3 golongan. Golongan karkas kelas I terdiri dari potongan daging has
dalam (tenderloin), has luar (striploin/sirloin), dan lemusir (cube roll)
.Golongan karkas kelas II terdiri dari tanjung (rump), kelapa (round), penutup
(topside), pendasar (silverside), gandik (eye round), kijen (chuck tender),
sampil besar (chuck), dan sampil kecil (blade). Golongan karkas kelas III
terdiri dari sengkel (shin/shank), daging iga (rib meat), samcan (thin flank)
dan sandung lamur (brisket).

HISTOLOGI
Otot Rangka. Pada histologi bagian otot rangka saat diamati di bawah
mikroskop terdapat garis melintang dan sarkolema. Sarkolema adalah
membran serabut otot yang transparan,tanpa struktur. Serabut (sel) otot
skelet berbentuk panjang, ujung sedikit meruncing atau tumpul dan bersifat
multi nukleus. Pada penampang melintang, serabut- serabut otot yang
berbentuk bulat, silindris atau agak pipih. Otot rangka melekat pada tulang
dan bertanggung jawab pada gerak yang berada dibawah perintah, seperti
pada otot dada, paha dan kaki.
Bacha (2011) menyatakan bahwa sel-sel otot rangka bisa sangat
panjang (hingga beberapa sentimeter), dan berbentuk silinder serta
multinuklear. Inti mereka terletak di perifer, tepat di bawah sarkolema (istilah
khusus untuk membran sel sel otot). Sel otot rangka, dikelilingi oleh
endomisium, dikelompokkan menjadi bundel yang disebut fasikula. Setiap
fasikula, pada gilirannya, dikelilingi oleh jaringan ikat yang longgar. Untuk
membentuk otot, selubung jaringan ikat padat, epimisium, membungkus dan
mengikat banyak fasikula. Hasil yang diperoleh saat praktikum sesuai dengan
literatur.
Otot Polos. Otot polos berbentuk seperti kumparan dengan satu
nukleus ditengah sel. Jaringan otot polos umumnya terletak di dinding
saluran pencernaan, di dinding pembuluh darah, dinding organ urinoid dan
organ reproduksi (organ yang tidak berada dibawah perintah otak). Sel otot
polos memanjang, sel berbentuk gelendong . Eurell (2009) menyatakan
bahwa setiap sel berisi satu inti nukleus yang terletak di tengah. Diameter sel
berkisar dari 5 sampai 20 µm dan dari 20 µm sampai 1 mm atau lebih
panjangnya. Sitoplasma miosit halus bersifat asidofilik .Hasil yang diperoleh
saat praktikum sesuai dengan literatur.
Otot Jantung. Otot jantung mirip otot seran lintang dengan beberapa
perbedaan, yaitu otot mempunyai cabang-cabang anatomose sehingga
potongannya menunjukkan gambaran seperti jala. Jaringan ikat di sekeliling
serabut otot lebih mencolok. Terdapat striasi yang jelas yang disebut diskus
interkalatus yang merupakan daerah perbatasan satu serabut dengan
serabut otot yang lain. Otot jantung mempunyai struktur seperti otot seran
lintang, namun bekerja tanpa dipengaruhi otak.
Eurell (2009) menyatakan bahwa di persimpangan ujung ke ujung sel
yang berdekatan, terdapat cakram padat yang diselingi. Miosit jantung
berdiameter sekitar 15 µm dan panjang 85 sampai 100 µm. Inti tunggal sel
otot jantung terletak di tengah sel dan sitoplasma bersifat asidofilik. Jaringan
serat retikuler dan kolagen halus mengelilingi setiap serat otot jantung.
Jaringan berhubungan dengan endomisium otot rangka tetapi lebih tidak
teratur. Di jantung, miosit jantung dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
oleh jaringan ikat padat yang analog dengan perimysium otot rangka. Tidak
ada jaringan yang berhubungan dengan epimisium otot rangka. Miosit
jantung individu dikelilingi oleh jaringan kapiler yang berkembang dengan
baik. Hasil yang diperoleh saat praktikum sesuai dengan literatur.
KESIMPULAN
Otot memiliki fungsi volunter dan involunter. Fungsi volunter adalah
bekerja sesuai kehendak yang merupakan akibat kerja dari otot rangka.
Fungsi involunter adalah tidak dipengaruhi kehendak yang merupakan akibat
kerja otot polos dan otot jantung. Bagian otot dibagi menjadi forequarter dan
hindquarter. Pada histologi, otot dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu otot
rangka, otot polos, dan otot jantung.
Selain itu, Pemotongan bagian daging di Indonesia ditetapkan dalam
SNI 3932:2008 tentang Mutu Karkas dan Daging Sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, K.K., 2017. Proses Pemotongan Ternak. Denpasar (ID):
Universitas Udayana.
Bacha Jr, W.J. and Bacha, L.M., 2011. Color atlas of veterinary histology.
John Wiley & Sons.
Chávez, A., Pérez, E., Rubio, M.S., Méndez, R.D., Delgado, E.J. and Díaz,
D., 2012. Chemical composition and cooking properties of beef
forequarter muscles of Mexican cattle from different genotypes. Meat
Science, 91(2), pp.160-164.
Eurell, J.A. and Frappier, B.L. eds., 2006. Dellmann's textbook of veterinary
histology. John Wiley & Sons.
Frandson, R.D., Wilke, W.L. and Anna, D.F., 2009. Anatomy and Physiology
of Farm Animals: Seventh Edision. Colorado State University:
Colorado. A John Wiley and Sons.
Sullivan, G.A. and Calkins, C.R., 2011. Ranking beef muscles for Warner–
Bratzler shear force and trained sensory panel ratings from
published literature. Journal of Food Quality, 34(3), pp.195-203.
ACARA V
SISTEM EKSKRESI

Disusun oleh :
Ramadhana Aulia Prabawa Ariadi
20/462746/PT/08663
Kelompok 30

Asisten : Nindia Salsabiela Putri Azzahra

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA V
SISTEM EKSKRESI

MATERI DAN METODE


Materi
Alat. Alat yang digunakan adalah lembar kerja dan alat tulis.

Bahan. Bahan yang digunakan adalah preparat kulit ternak sapi, kulit
ternak kambing, dan ginjal.
Metode
Preparat kulit ternak sapi, kulit ternak kambing dan ginjal diamati,
kemudian hasil pengamatan dicatat pada lembar kerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN

ANATOMI
Ekskresi. Ekskresi merupakan pengeluaran zat sisa metabolisme di
dalam tubuh baik berupa zat cair dan gas. Zat-zat sisa itu berupa urine
(ginjal), keringat (kulit), getah empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). 
sedangkan, sekresi adalah proses pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang
berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh untuk proses lainnya, seperti
enzim dan hormon. defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa
pencernaan atau zat yang tidak mengalami pencernaan zat tersebut berupa
feses yang dikeluarkan melalui anus. Frandson (2009) menyatakan bahwa
sistem ekskresi terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dan uretra.
Ginjal yang dipasangkan mengeluarkan produk limbah dari darah, membantu
mengatur komposisi plasma, dan melakukan fungsi hormonal tertentu.
Sistem tubulus di setiap ginjal bergabung menjadi satu tabung
mukomuskular, ureter, yang memanjang ke kaud untuk mengosongkan
kandung kemih, reservoir distensible untuk penyimpanan urin. Saat penuh,
kandung kemih mengeluarkan urin melalui uretra ke luar tubuh. Fungsi dari
sistem ekskresi sesuai dengan literatur.
Ginjal. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme dari
dalam darah yang dikeluarkan dalam bentuk urine, mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme seperti urea, kreatinin, dan amonia melalui urine,
mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh, menjaga
tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam dalam tubuh, dan
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa. Ginjal terbagi
menjadi beberapa bagian, yaitu Korteks (kulit ginjal), yang terdapat jutaan
nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas
glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus (saluran) yang
terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus. Medula (sumsum ginjal), terdiri atas beberapa badan berbentuk
kerucut (piramida), di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan
tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Rongga ginjal
(pelvis), merupakan tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan
urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter
dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Frandson (2009) menyatakan
bahwa ginjal adalah sepasang organ berwarna coklat kemerahan yang
menyaring plasma dan unsur plasma dari darah dan kemudian secara selektif
menyerap kembali air dan unsur yang berguna dari filtrat, akhirnya
mengeluarkan kelebihan dan produk limbah plasma. Ginjal pada kebanyakan
hewan secara kasar berbentuk kacang, dengan pengecualian pada hewan
peliharaan dari ginjal kuda kanan berbentuk hati dan ginjal lembu yang
berlobang secara khusus. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan
literatur.
Ginjal Sapi Ginjal Kambing Ginjal Babi

Keterangan Keterangan Keterangan


1. Pelvis 1. Pelvis 1. Pelvis
2. Medula 2. Medula 2. Medula
3. Korteks 3. Korteks 3. Korteks
4. Lobus
Gambar 1. Anatomi ginjal sapi, kambing, dan babi.
Kulit. Kulit adalah lapisan luar tubuh hewan yang merupakan
kerangka luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Kulit berfungsi sebagai indra
perasa, tempat pengeluaran hasil pembakaran, sebagai pelindung dari
kerusakan bakteri kulit, sebagai buffer terhadap pukulan, sebagai penyaring
sinar matahari, dan sebagai alat pengatur peralatan tubuh hewan dalam. Kulit
beserta turunannya. Kalangi (2013) menyatakan bahwa kulit beserta
turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit terutama
tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini merupakan pembungkus
utuh seluruh permukaan tubuh dan ada kekhususan setempat bagi
terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar. Hasil
yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
Hati. Hati memiliki beberapa fungsi, yaitu menetralkan racun atau
detoksifikasi ,menyekresikan getah empedu yang akan mengerluarkan zat
sisa metabolisme baik berupa zat cair maupun gas dalam tubuh, mengatur
biokimia metabolisme dan menyimpan karbohidrat yang digunakan sebagai
cadangan untuk memenuhi kebutuhan glukosa dalam darah, dan
menghasilkan urea dan amonia yang merupakan zat sisa dari hasil
perombakan protein. Rosida (2016) menyatakan bahwa hati memiliki peran
sangat penting dalam metabolisme glukosa dan lipid, membantu proses
pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, serta
detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik. Interpretasi hasil pemeriksaan uji
fungsi hati tidak dapat menggunakan hanya satu parameter tetapi
menggunakan gabungan beberapa hasil pemeriksaan, karena keutuhan sel
hati dipengaruhi juga faktor ekstrahepatik. Hasil yang diperoleh dari
praktikum sesuai dengan literatur.
Paru-paru. Paru-paru merupakan organ eksresi yang terletak di
rongga dada. Merupakan organ respirasi (pernapasan) yang berhubungan
dengan sistem pernapasan dan sirkulasi (peredaran darah) dalam tubuh
vertebrata yang bernapas dengan udara. Peran paru-paru sebagai tempat
pertukaran gas O2 yang masuk ke dalam tubuh dan CO2 yang dieksresikan
keluar dari tubuh bersamaan dengan H2O. Isnaeni (2006) menyatakan
bahwa aru-paru memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dari
udara dengan karbon dioksida dari darah. Paru-paru mendapatkan oksigen
melalui udara yang dihirup, kemudian masuk ke aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh bagian sel, lalu ketika sel bekerja, maka dihasilkan
gas buangan berupa karbondioksida dilepaskan melalui aliran darah. Hasil
yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan literatur.
HISTOLOGI
Kulit. Secara histologis kulit terdiri dari beberapa lapisan yaitu
epidermis, deris, dan hipodermis. Kalangi (2013) menyatakan bahwa kulit
terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis
merupakan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis
berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah
dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis, yang pada
beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan lemak. Histologi pada kulit
dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil yang diperoleh dari praktikum sesuai
dengan literatur.
Gambar Histologi Kulit Keterangan
1. Epidermis
2. Dermis
3. Hipodermis

Gambar 2. Histologi kulit


Epidermis. Secara histologis kulit terdiri atas beberapa lapisan, yaitu
stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum,
dan stratum germanativum. Stratum korneum merupakan lapisan yang terdiri
atas sel kulit mati. Lapisan ini terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng berkeratin
tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi yakni keratin. Stratum lusidum
merupakan lapisan yang lapisan ini bersifat translusens dan terdiri atas
lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng. Stratum
granulosum merupakan lapisan yang terdiri atas 3−5 lapis sel poligonal
gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul basofilik kasar. Stratum
spinosum merupakan lapisan yang terdiri atas sel-sel kuboid atau agak
gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang
terisi berkas filamen, dan sel sel poligonal yang berlapis lapis memiliki filamin
kratin untuk mencegah terjadinya alorasi antar sel. Stratum germanativum
merupakan lapisan yang terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris basofilik
yang terletak di atas lamina basalis pada perbatasan epidermis dan dermis.
Berikut merupakan histologi dari epidermis.
Gambar Histologi Epidermis Keterangan
1. Stratum korneum
2. Stratum lusidium
3. Stratum granulosum
4. Stratum spinosum
5. Stratum germinativum

Gambar 3. Histologi Epidermis


Dermis. Secara histologis dermis terdiri atas 2 lapisan dengan batas
yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum retikulare. Stratum
papilare terdiri dari folikel rambut, glandula sebasea (kelenjar minyak),
glandula sudorifera (kelenjar keringat), musculus erector pili (otot polos
penegak bulu atau rambut). Stratum retikulare terdiri atas jaringan ikat padat
tak teratur (terutama kolagen tipe I). Oleh karena itu, memiliki lebih banyak
serat dan lebih sedikit sel daripada stratum papilar. Pada stratum papilare
berkas serabut kolagen diameternya lebih tipis atau kecil, serabutnya halus,
berkas serabut terkesan arahnya horizontal dengan sudut jalinan yang
dibentuk relatif lebih kecil, jaringannya relatif lebih longgar, sedangkan pada
stratum retikulare sebaliknya. Berikut merupakan histologi dari dermis.

Gambar Histologi Dermis Keterangan


1. Stratum papilare
2. Stratum retikulare

Gambar 4. Histologi Dermis


Hipodermis. Hipodermis merupakan lapisan yang menghubungkan
kulit dengan jaringan di bawahnya yang terdiri dari jaringan ikat kolagen
longgar. Lapisan hipodermis melekat dengan jaringan kolagen padat berupa
fasia, periosteum atau perikondrium tergantung jaringan di bawahnya.
Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara
longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser
di atasnya. Lapisan ini juga disebut sebagai jaringan subkutan dan jika cukup
tebal disebut panikulus adiposus. Berikut merupakan histologi dari
hipodermis.
Gambar Histologi Hipodermis Keterangan
1. Stratum papilare
2. Stratum retikulare

Gambar 5. Histologi Hipodermis

KESIMPULAN
Bagian anatomi dan histologi sistem ekskresi teramati dengan baik
pada praktikum ini. Dapat disimpulkan bahwa sistem eksresi berperan
penting bagi kehidupan makhluk hidup. Sistem ekskresi berperan penting
dalampengeluaran zat sisa metabolisme di dalam tubuh baik berupa zat cair
dan gas. Zat-zat sisa itu berupa urine (ginjal), keringat (kulit), getah empedu
(hati), dan CO2 (paru-paru).

DAFTAR PUSTAKA
Eurell, J.A. and Frappier, B.L. eds., 2006. Dellmann's textbook of veterinary
histology. John Wiley & Sons.
Frandson, R.D., Wilke, W.L. and Anna, D.F., 2009. Anatomy and Physiology
of Farm Animals: Seventh Edision. Colorado State University:
Colorado. A John Wiley and Sons.
Isnaeni, W., 2006. Fisiologi hewan. PT Kanisius.
Kalangi, S.J., 2013. Histofisiologi kulit. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 5(3).
Kurniawati, N.M.A., Setiasih, N.L.E. and Suastika, P., 2020. Struktur Histologi
dan Histomorfometri Kulit Anjing Ras Kintamani Asal Bali. Jurnal
Veteriner, pp.646-653.
Rosida, A., 2016. Pemeriksaan laboratorium penyakit hati. Berkala
Kedokteran Unlam, 12(1), pp.123-131.

Anda mungkin juga menyukai