Dosen Pengajar:
Ferry Fadli Fratama, S.ST., M.Tr.Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Adkhatunnisa (P07134222001)
Andara (P07134222005)
Asma Lutfhy Ningrum (P07134222010)
Defi Amalia (P07134222016)
Diah Permata Sukma (P07134222017)
Ellan Cahaya Amino (P07134222019)
Fatmiana Ripasha (P07134222021)
Fitria Audrey Mau’izah (P07134222024)
Kurnia (P07134222029)
Muhammad Fadeli (P07134222037)
Nisrina Fata Nasywa (P07134222043)
Nurul Alpita Sari (P07134222049)
Rismariny Fahrudin (P07134222054)
Rosita (P07134222055)
Vini Oktaria (P07134222064)
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul "Anatomi
dan Fisiologi Sekresi Pankreas" ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai organ yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Organ-organ pada manusia tersebut tidak dapat
bekerja sendiri, maka dari itu di dalam tubuh manusia terdapat sebuah sistem yang
berfungsi untuk mengontrol kerja organ-organ tersebut. Sistem kontrol tersebut
yakni sistem endokrin yang merupakan sistem kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormon di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh
aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan
“pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Ada beberapa kelenjar yang berfungsi
menghasilkan hormon di dalam tubuh, antara lain: kelenjar hipotalamus, kelenjar
hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar thymus, kelenjar suprarenal,
kelenjar pankreas, ovarium, dan testis.
Salah satu kelenjar yang berperan dalam sistem endokrin yakni kelenjar
pankreas. Sebagai salah satu kelenjar endokrin, pankreas memiliki peranan yang
cukup besar terhadap pengaturan sistem hormonal tubuh. Selain sebagai
endokrin, pankreas juga berfungsi sebagai kelenjar eksokrin. Pankreas merupakan
salah satu organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin
dan glukagon. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari).
Ketika fungsi pankreas tidak lagi bekerja dengan baik, baik karena pola
makan yang buruk ataupun kelainan genetik, maka keseimbangan kadar gula
dalam tubuh pun ikut terganggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai
komplikasi penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu kita
harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan pankreas secara anatomis
dan fisiologis normalnya.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas, dikenal juga sebagai “pulau-pulau Langerhans”, adalah
kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatur besar lambung yang
dikelilingi oleh usus 12 jari, hati, dan kantong empedu.
Pankreas berwarna putih keabuan hingga kemerahan. Organ ini
merupakan kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan jaringan
endokrin. Jaringan eksokrin menghasilkan enzim-enzim pankreas seperti amilase,
peptidase dan lipase, sedangkan jaringan endokrin menghasilkan hormon-hormon
seperti insulin, glukagon, dan somatostatin (Dolensek, Rupnik & Stozer, 2015).
3
enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam
konsentrasi tinggi. Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui saluran
pankreas (pancreatic duct), yang menyatu dengan saluran empedu (common
bile duct) dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas, walaupun
saluran pankreas dan saluran empedu membuka secara terpisah pada
duodenum. Sfingter Oddi secara normal mempertahankan keadaan mulut
duktus agar tetap tertutup. Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh
aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dari lambung pada sekresi
lambung. Walaupun demikian, kontrol utama terletak pada hormon duodenum
yang diabsorpsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas. Sekretin
diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorpsi kedalam darah
untuk mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki
usus dan mengeluarkan sejumlah besar cairan berair yang mengandung
natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisasi asam dan membentuk
4
2. Bagian-bagian Pankreas
Kepala Pankreas: bagian paling lebar, terletak disebelah kanan rongga
abdomen dan di dalam lekukan duodenum.
Leher Pankreas: bagian pendek dari pankreas, perpanjangan dari bagian
kepala.
Badan Pankreas: bagian utama pankreas, letaknya di belakang lambung
dan di depan vertebra lumbalis pertama.
Ekor Pankreas: bagian yang runcing disebelah kiri, dan sebenarnya
menyetuh limpa.
Jaringan pankreas terdiri atas lobula dari sel sekretori yang tersusun
mengitari saluran-saluran halus, dimulai dari saluran kecil dari lobula yang
terletak pada ekor pankreas dan berjalan dari kiri ke kanan melalui badan
pankreas. Saluran-saluran kecil itu menerima saluran dari lobula lain dan
5
kemudian bersatu membentuk saluran utama yang disebut dengan duktus
wirsungi.
6
12. Duktus biliaris komunis 15. Korpus pankreas
13. Duktus pankreatikus (wirsungi) 16. Pembuluh mesentrika superior
14. Ekor (kauda) pankreas
7
molekul lebih kecil agar diabsorpsi di usus halus. Berikut penjelasan
mengenai fungsi endokrin dan fungsi eksokrin pankreas.
Fungsi Endokrin
Bagian dari pankreas yang melakukan fungsi endokrin terbentuk
dari jutaan cluster sel. Cluster sel dikenal sebagai pulau Langerhans. Pulau
Langerhans terdiri dari empat jenis sel (Dolensek, Rupnik & Stozer,
2015), yang diklasifikasikan berdasarkan hormon yang mereka keluarkan.
Keempat jenis sel tersebut antara lain (Fawcett, 1994: 695):
a. Sel α (sel A), sel α menyusun kurang lebih 25% pulau Langerhans.
Sel alfa terdapat pada bagian perifer pulau Langerhans, dan
beberapa tersebar di sepanjang kapiler. Sel α bertugas menyekresi
glukagon.
b. Sel β (sel B), penggunaan teknik immunoperoksidase akan
menyebabkan sel beta yang bertugas menyekresi insulin akan
tampak berwarna cokelat. Sel beta merupakan sel yang
mendominasi pulau Langerhans. Sel ini terutama terdapat di bagian
tengah dan menyusun lebih dari 60% pulau Langerhans.
c. Sel δ (Sel D), sel ini bertugas menyekresikan somatostatin.
d. Sel F (Sel Gamma Pankreas), sel F berfungsi menyekresi
polipeptida pankreas. Sel ini jumlahnya sangat sedikit dan letaknya
tersebar. Terkadang sel ini dijumpai pada asinus pankreas.
Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans
menyebabkan pengaturan secara langsung sekresi hormon dari jenis
hormon yang lain. Terdapat hubungan umpan balik negatif langsung
antara konsentrasi gula darah dan kecepatan sekresi sel alfa, tetapi
hubungan tersebut berlawanan arah dengan efek gula darah pada sel beta.
Kadar gula darah akan dipertahankan pada nilai normal oleh peran
antagonis hormon insulin dan glukagon, akan tetapi hormon somatostatin
menghambat sekresi keduanya (Dolensek, Rupnik & Stozer, 2015).
8
o Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukogen, yang
menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat
pelepasan dari hati.
o Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin
yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh,
terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa
menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.
Fungsi Eksokrin
Pankreas sebagai kelenjar eksokrin menghasilkan enzim
pencernaan bersama dengan cairan alkali. Keduanya ini disekresi ke dalam
usus kecil melalui saluran eksokrin. Fungsi sekresi dilakukan sebagai
respon terhadap hormon usus kecil yang disebut cholecystokinin dan
secretin. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar eksokrin terdiri
dari chymotrypsin, tripsin, lipase pankreas, dan amilase pankreas. Enzim
pencernaan sebenarnya diproduksi oleh sel-sel asinar di dalam pankreas.
Sel yang melapisi saluran pankreas disebut sel centroacinar. Sel-sel
centroacinar mengeluarkan larutan kaya garam dan bikarbonat ke dalam
usus.
9
o Lipase yang berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi asam
lemak dan monogliserida, dengan cara mengkatalisis pemecahan asam
lemak yang melekat pada asam karbon dari gliserol. Asam lemak yang
terikat pada karbon tetap dan membentuk monogliserida.
o Dua protease, yaitu tripsin dan kimotripsin. Enzim-enzim ini
melanjutkan pencernaan protein. Kimotripsin mematahkan ikatan
peptida sebagaimana yang dilakukan oleh pepsin. Tripsin mematahkan
ikatan peptida pada sisi C terminal dari arginin dan lisin.
o Karboksi peptidase yang berfungsi untuk memindahkan satu per satu
asam amino yang terletak pada ujung terminal molekulmolekul
peptida. Jadi ia membantu menghidrolisis peptida menjadi asam
amino.
o Nuklease yang berfungsi untuk menghidrolisis asam nuklet (RNA dan
DNA) menjadi komponen nukleotida.
10
tempat ia dibungkus di dalam granula yang diikat membran. Granula ini
bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang mengeluarkan insulin ke
daerah luar dengan eksositosis. Kemudian insulin melintasi membran basalis
sel B serta kapiler berdekatan dan endotelfenestrata kapiler untuk mencapai
aliran darah.
Sel delta yang merupakan 10 % dari seluruh sel menyekresikan
somatostatin. Sel ini menurunkan dan menghambat aktivitas sekresi sel alfa
maupun sel beta melalui pengaruh lokal di dalam pulau Langerhans. Dalam
pulau langerhans jumlah sel beta normal pada manusia antara 60% - 80% dari
populasi sel Pulau Langerhans.
1) Hormon Insulin
Insulin (bahasa latin insula, “pulau”, karena diproduksi di pulau-
pulau Langerhans di pankreas) adalah sebuah hormon yang terdiri dari dua
rantai polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Dua rantai
dihubungkan oleh ikatan disulfida pada posisi 7 dan 20 di rantai A dan
posisi 7 dan 19 di rantai B (Guyton & Hall, 2012). Dalam sel-sel beta
pankreas, insulin disintesis seperti protein lainnya, melalui ribosom dan
retikulum endoplasma. Kira-kira 50 unit insulin setiap hari diperlukan, dan
1/5 dari jumlah yang ada disimpan dalam pamkreas manusia.
Hormon insulin berfungsi dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Kadar glukosa darah yang meningkat, menstimulasi sel beta dalam
memproduksi insulin. Tahapan proses sekresi insulin melalui stimulasi
molekul glukosa antara lain (1) proses dimana glukosa melewati membran
sel beta dengan bantuan Glucose transporter (GLUT) (2) glukosa akan
mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan selanjutnya
melepaskan ATP (3) ATP mengaktifkan penutupan K-channel pada
membran sel (4) Penutupan K-channel mengakibatkan terhambatnya
pengeluaran ion K dari dalam sel sehingga terjadi depolarisasi membran
sel (5) Ca channel terbuka mengakibatkan masuknya ion Ca sehingga
menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel (6) maka akan terjadi
mekanisme pengeluaran insulin.
11
Peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh akan menimbulkan
respons tubuh berupa peningkatan sekresi insulin. Bila sejumlah besar
insulin disekresikan oleh pankreas, kecepatan pengangkutan glukosa ke
sebagian besar sel akan meningkat sampai 10 kali lipat atau lebih
12
2) Kira-kira 15 menit kemudian sekresi insulin mulai meningkat kembali
untuk kedua kalinya yang disebabkan adanya tambahan pelepasan
insulin yang sudah lebih dulu terbentuk oleh adanya aktivasi beberapa
sistem enzim yang mensintesis dan melepaskan insulin baru dari sel
beta.
1) Hormon Glukagon
Mekanisme kerja glukagon berlawanan dengan insulin yaitu terjadi
peningkatan glikogenolisis, lipolisis dan glukoneogenesis. Pengaruh
glukagon pada jaringan hati akan menyebabkan peningkatan adenilat
siklase membran, meningkatkan AMP siklik dan meningkatkan fosforilase
selanjutnya peningkatan metabolisme glikogenolisis dimana glikogen
dirubah menjadi glukosa. Somatostatin juga berperan dalam reaksi
metabolisme tubuh. Keberadaan somatostatin berpengaruh pada
penurunan sekresi insulin dan glukagon. Peran glukagon dalam
metabolisme yakni meningkatkan kadar glukosa darah melalui
peningkatan pembentukan cAMP sehingga menstimulasi terjadinya
glikogenolisis dan gluconeogenesis.
13
2) Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol
setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.
3) Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh
amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).
4) Ribonuklease dan deoksribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA
menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu kelenjar yang berperan dalam sistem endokrin yakni kelenjar
pankreas. Sebagai salah satu kelenjar endokrin, pankreas memiliki peranan yang
cukup besar terhadap pengaturan sistem hormonal tubuh. Selain sebagai
endokrin, pankreas juga berfungsi sebagai kelenjar eksokrin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum.
Ketika fungsi pankreas tidak lagi bekerja dengan baik, baik karena pola
makan yang buruk ataupun kelainan genetik, maka keseimbangan kadar gula
dalam tubuh pun ikut terganggu. Maka dari itu kita harus mengetahui terlebih
dahulu bagaimana keadaan pankreas secara anatomis dan fisiologis normalnya.
B. Saran
15
16
DAFTAR PUSTAKA
17