Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

STRUKTUR SEL HEPAR DAN KANTUNG EMPEDU

NAMA DOSEN :
FERRY FADLI FRATAMA S.ST.,M.Tr.KEP

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

Annisa Salsabella Aura Azizah P07134121007

Dhea Fajerina Al Amin P07134121011

Faidhatul Jannah P07134121015

Helyatul Aulia P07134121017

Irwan P07134121019

Muhammad Syahreza P07134121038

Ni Kadek Umiwidiari P07134121042

Noor Syafa Azizah P07134121046

Nurzita Munawarah P07134121054

Radiah Apriliani P07134121058

Siti Norlatifah Rahmawati P07134121064

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN


PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologi yang
berjudul “STRUKTUR SEL HEPAR DAN KANTUNG EMPEDU”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dengan kerja keras dan usaha yang telah kami lakukan semoga karya ini
dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis juga akan terus
berupaya untuk memperbaiki karya ini sehingga dapat menjadi solusi dari sebagian
permasalahan.

Banjarbaru, 21 September 2021

Penulis
Daftar Isi

Table of Contents
MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian Sel Hepar dan Kantung Empedu......................................................................................5
B. Fungsi Sel Hepar dan Kantung Empedu..........................................................................................7
C. Penyakit yang Timbul di Sel Hepar dan Kantung Empedu.............................................................8
BAB 3.......................................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepar (hati) merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati
manusia tersusun atas sel-sel hati. Sel-sel hati tersebut membentuk jaringan-jaringan yang
kemudian dalam satu kesatuan menjadi organ hati. Hepar (hati) merupakan kelenjar
terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas, tepatnya di
bawah diafragma dan berwarna coklat. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi
(arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh hati
(capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan jaringan
ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua
yang disebut histiosit. Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan
cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam
empedu, kolesterol dan juga bakteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk dari
rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak
dan haeglobinnya dilepas.
Kantung empedu atau kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna gelap, bukan
karena warna jaringannya melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya.
Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu struktur sel hepar dan kantung empedu?
2. Bagaimana fungsi-fungsi dan bagian dari sel hepar dan kantung empedu?
3. Apa saja penyakit yang timbul di sel hepar dan kantung empedu?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur sel hepar dan kantung empedu.
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dan bagian dari sel hepar dan kantung empedu.
3. Untuk mengetahui penyakit yang timbul di sel hepar dan kantung empedu.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel Hepar dan Kantung Empedu


1. Sel Hepar
Hepar atau hati merupakan kelenjar dan organ abdomen terbesar. Hepar
memiliki berat sekitar 1.500 gram atau 2,5% dari total berat tubuh dewasa. Pada
bayi, hepar relative lebih besar yaitu 5% dari total berat tubuh bayi dikarenakan
masih adanya fungsi hemoesis.
Hepar berbentuk baji dengan basis di sebelah kanan dan apeks di sebelah kiri.
Hepar terletak di ruang abdomen bagian atas tepatnya di kuadran kanan atas dan
epigastrium. Secara anatomis, hepar dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan
yang besar dan lobus kiri yang kecil oleh bidang yang melalui batas perlekatan
ligamentum falciforme dan fissura sagittalis sinistra. Lobus kanan terbagi menjadi
lobus quadratus yang terletak antara kandung empedu dan ligamentum falciforme,
dan lobus caudatus yang terletak antara vena cava inferior dan ligamentum
venosum. Kedua lobi ini dipisahkan oleh porta hepatis. Hepar secara fungsional
dibagi menjadi dua bagian yang sama besar yaitu pars hepatis dextra dan pars
hepatis sinistra. Masing-masing bagian tersebut memiliki pembuluh darah dan
duktus biliaris tersendiri. Lobus quadratus menerima darah dari arteria hepatica kiri
sedangkan lobus caudatus menerima darah dari cabang arteri hepatica kanan dan
kiri, serta menyalurkan empedu ke ductus hepaticus kanan dan kiri juga.

a. Fisiologi hepar

Hepar adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh serta dapat
dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem
pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan
penyerapan lemak. Hepar juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan
dengan pencernaan, antara lain:
 Memproses secara metabolik ketiga nutrien utama (karbohidrat,
protein, dan lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
 Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta
obat dan senyawa asing lain.
 Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan
untuk pembekuan darah dan mengangkut hormon steroid dan tiroid
serta kolesterol dalam darah.
 Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
 Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hepar bersama dengan
ginjal.
 Mengekskresikan kolesterol.
 Membentuk dan mengekskresikan bilirubin yang merupakan produk
penguraian yang berasal dari destruksi sel darah merah dan bahan
lainnya.
Fungsi hepar yang paling penting adalah sebagai penyaring darah yang berasal dari
saluran cerna dan darah di seluruh tubuh.

b. Histologi hepar
Hepar terbentuk dari sejumlah besar struktur poligonal yang disebut lobulus
hepar yang merupakan struktur klasik dan unit fungsional dasar hepar. Setiap
lobulus memiliki enam area porta di tepi dan sebuah vena sentral di tengah.
Zona porta yang berada di setiap sudut tepi lobulus terdiri dari venula (cabang
dari vena porta), arteriola (cabang dari arteri hepatica), dan ductus biliaris (cabang
ductus biliaris). Tiga struktur yang berada di zona porta tersebut disebut trias porta.

2. Kantung Empedu

Kantung empedu adalah organ berbentuk buah pir dengan ujungnya terbuka ke


duktus sistikus, terletak di sebelah permukaan lobus kanan dan di bawah organ hati,
di mana empedu disimpan dan dikonsentrasi sebelum disekresi ke dalam usus dua
belas jari untuk digunakan dalam proses pencernaan. Organ ini mampu
memproduksi dan menyimpan cairan empedu yang berperan penting dalam proses
pencernaan, termasuk mencerna kolesterol yang terkandung di dalam makanan
yang dikonsumsi. Kantung empedu terletak di antara usus dan hati.
Kantong empedu pada orang dewasa, panjang kantung empedu sekitar 7 sampai
10 sentimeter dan berdiameter 4 sentimeter ketika saat penuh. Kantung empedu
memiliki kapasitas sekitar 50 mililiter.
Ada 3 bagian dari kantung empedu, yaitu :
a. Fundus
Fundus (fundus vesika felea) adalah bagian akhir pangkal bulat, yang
menghadap menghadap dinding perut.
b. Tubuh
Tubuh kantung empedu (korpus vesika felea) terletak pada permukaan
bagian bawah hati.
c. Leher
Leher kantung empedu bersambung dari tubuhnya yang mengecil dan
berlanjut dengan duktus sistikus, bagian dari pohon bilier.
B. Fungsi Sel Hepar dan Kantung Empedu
 Fungsi Hepar
Fungsi utama hepar adalah sebagai tempat terjadinya metabolisme protein,lemak, dan
karbohidrat. Hepar juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai zat seperti
mineral (Cu, Fe) serta vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen
dan berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya : pestisida DDT).
Untuk detoksifikasi dimana hepar melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin
dan obat. Dalam hepar juga terjadi fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit
yang sudah tua atau rusak.

 Fungsi Kantung Empedu


Fungsi dari kantung empedu sebenarnya akan selalu berhubungan dengan fungsi dari
cairan empedu yang disimpannya jadi kami akan menjelaskan beberapa fungsi dari
cairan/getah empedu.
- Membantu Dalam Proses Pencernaan Lemak
Lemak mempunyai sifat yang tidak larut dalam air, jadi hanya cairan empedulah yang
dapat mencerna lemak. Ketika adanya makanan yang masuk ke usus dua belas jari
“duodenum”, maka sinyal hormonal dan saraf dalam kantung empedu akan terpicu,
kemudian menimbulkan kontraksi otot sehingga cairan empedu akan turun ke usus dua
belas jari untuk mencerna makanan tersebut.

- Membantu Proses Absorbsi Lemak


Getah empedu juga berfungsi untuk membantu penyerapan lemak oleh tubuh dengan
cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.

- Membantu Pengeluaran Limbah


Pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kolesterol merupakan salah satu
komponen yang tidak dibutuhkan serta dapat berbahaya bagi tubuh. Nah komponen ini
dibuang dari tubuh dengan bantuan cairan empedu. Pembuangan kolesterol dilakukan
dengan mengikat kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil yang disebut
micelle yang kemudian akan dibuang melalui feses.

- Membantu Menghilangkan Racun Dari Hati


Empedu mengandung antioksidan yang dapat menghilangkan racun, komponen seperti
obat-obatan, bakteri atau virus yang tidak dapat diterima tubuh akan disaring oleh hari,
setelah itu hati akan mengirimnya keluar melalui cairan empedu.
C. Penyakit yang Timbul di Sel Hepar dan Kantung Empedu
 Gejala Gangguan Hati

Ada beberapa gejala yang dapat muncul akibat gangguan hati, di antaranya:
• Warna kulit dan mata menjadi kuning
• Kulit terasa gatal dan mudah memar
• Cepat lelah
• Urine berwarna gelap
• Feses berwarna pucat
• Perut bengkak dan nyeri
• Pusing dan muntah
• Nafsu makan hilang
• Kaki dan pergelangan kaki bengkak

Penyebab Umum dan Faktor Risiko Gangguan Hati. Gangguan hati dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:
• Infeksi virus hepatitis, seperti virus hepatitis A, B, dan C
• Penularan virus hepatitis B dan C dari ibu yang menderita infeksi kedua virus tersebut
kepada janinnya
• Kelainan genetik
• Kanker
• Penimbunan lemak atau perlemakan hati
• Gangguan sistem imun

Gangguan hati juga dapat dipicu oleh penyakit, lingkungan, dan pola hidup tidak sehat. Berikut
ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan hati:
• Menggunakan jarum suntik untuk narkoba secara bergantian
• Melakukan hubungan seks tanpa pengaman atau sering berganti pasangan
• Menggunakan jarum tindik atau jarum tato yang tidak steril
• Melakukan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita hepatitis
• Mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan
• Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol
• Mengonsumsi suplemen atau obat herbal, seperti pegagan dan daun kenikir, dalam dosis
tinggi
• Mengalami obesitas
• Menderita diabetes tipe 2

Jenis-Jenis Gangguan Hati


Berbagai macam kondisi dan penyakit dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati. Jenis-
jenis gangguan hati tersebut meliputi:
1. Penyakit kuning
Penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam aliran darah yang melebihi
batas normal. Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena adanya kelainan sel atau peradangan pada
hati.
2. Kolestasis
Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat. Cairan
empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang terhambat ini
dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning.

3. Sirosis
Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang sulit diobati dan memicu kegagalan hati.
Kebiasaan minum minuman beralkohol dan infeksi virus hepatitis merupakan penyebab paling
umum sirosis.

4. Hepatitis A
Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan peradangan hati. Cara
penularannya adalah melalui feses, air, dan makanan yang terkontaminasi virus tersebut. Kontak
fisik dengan penderita melalui hubungan seks juga dapat meningkatkan risiko tertular hepatitis
A.

5. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan dapat ditularkan
melalui darah, cairan tubuh, atau luka yang terbuka.
Ibu hamil yang menderita hepatitis B juga dapat menularkannya ke janin di dalam kandungan.
Hati yang terinfeksi virus hepatitis B akan mengalami luka, kegagalan hati, dan bahkan kanker
jika tidak ditangani secepatnya.

6. Hepatitis C
Jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus hepatitis C yang dapat menyebabkan organ hati
mengalami pembengkakan. Hepatitis C yang bersifat kronis bisa mengakibatkan sirosis,
kegagalan hati, dan kanker hati.

7. Perlemakan hati (fatty liver)


Sesuai dengan namanya, karateristik penyakit ini ditandai dengan terlalu banyak lemak yang
tersimpan dalam hati. Akibatnya, hati mengalami peradangan yang dapat berkembang menjadi
jaringan parut permanen. Pada kondisi kronis, hati berisiko mengalami sirosis dan memicu
kegagalan hati. Perlemakan hati bisa dipicu oleh konsumsi minuman keras (alcoholic fatty liver)
atau sebab lain (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD), seperti diabetes dan obesitas.

8. Kanker hati
Kanker hati terjadi ketika sel hati mengalami mutasi sehingga tumbuh secara tidak terkendali.
Dalam beberapa kasus, infeksi kronis akibat virus hepatitis B dan C bisa menyebabkan kanker
hati. Selain beberapa penyebab yang telah disebutkan di atas, gangguan hati juga bisa
disebabkan oleh infeksi bakteri, toksin atau racun, dan kelainan genetik.

Pengobatan Gangguan Hati


Pengobatan gangguan hati tergantung pada jenis penyakitnya. Beberapa gangguan hati dapat
diatasi dengan mengubah gaya hidup, seperti berhenti mengonsumsi minuman beralkohol,
menurunkan berat badan, serta menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Konsumsi obat antivirus diperlukan jika gangguan hati disebabkan oleh infeksi virus. Namun, jika
sudah mengalami sirosis, hati yang rusak tidak dapat disembuhkan. Upaya pengobatan tetap
bisa dilakukan dengan memantau perjalanan penyakit dan menekan risiko komplikasi.
Pengobatan untuk penderita gagal hati kronis dilakukan dengan operasi untuk menyelamatkan
bagian hati yang masih berfungsi. Jika upaya ini ternyata tidak memungkinkan, diperlukan
transplantasi hati untuk menyelamatkan nyawa penderita.
Gangguan hati bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, hindari kontak
langsung dengan darah maupun cairan tubuh penderita hepatitis. Pastikan juga Anda dan
keluarga mendapatkan vaksinasi hepatitis sebagai langkah efektif mencegah penyakit ini.

 Jenis-jenis penyakit kantung empedu

1. Batu empedu
Batu empedu berkembang ketika zat dalam empedu (seperti kolesterol, garam empedu, dan
kalsium) atau zat dari darah (seperti bilirubin) membentuk partikel keras yang menghalangi
saluran ke kantung empedu dan saluran empedu. Batu empedu juga cenderung terbentuk ketika
kantung empedu tidak kosong sepenuhnya . Batu empedu bisa sekecil sebutir pasir atau sebesar
bola golf.
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko batu empedu ini termasuk:
• Kelebihan berat badan atau obesitas
• Menderita diabetes
• Berusia 60 tahun ke atas
• Minum obat yang mengandung estrogen
• Memiliki riwayat keluarga batu empedu
• Menjadi perempuan
• Memiliki penyakit crohn dan kondisi lain yang memengaruhi cara nutrisi diserap
• Menderita sirosis atau penyakit hati lainnya

2. Kolesistitis
      Kolesistitis adalah jenis  penyakit kantung empedu yang paling umum terjadi. Kolesistitis
menampilkan dirinya sebagai peradangan akut atau kronis pada kantung empedu.  Kolesistitis
akut pada umumnya disebabkan oleh batu empedu. Tapi bisa juga akibat tumor atau berbagai
penyakit lainnya.
   Kolesistitis akut mungkin hadir dengan rasa sakit di sisi kanan atas atau bagian tengah atas
perut. Rasa sakit cenderung terjadi tepat setelah makan dan berkisar dari rasa sakit yang tajam
hingga nyeri tumpul yang dapat menyebar ke bahu kanan Anda.
Kolesistitis akut juga dapat menyebabkan:
• Demam
• Mual
• Muntah
• Penyakit kuning
Setelah beberapa serangan kolesistitis akut, kantung empedu dapat menyusut dan kehilangan
kemampuannya untuk menyimpan dan melepaskan cairan empedu. Setelah itu, terjadilah
kolesistitis kronis.
Nyeri perut, mual, dan muntah dapat terjadi pada kondisi ini. Pembedahan seringkali
merupakan pengobatan yang dibutuhkan untuk kolesistitis kronis

3. Koledokolitiasis
Batu empedu dapat bersarang di leher kantung empedu atau di saluran empedu. Ketika kantung
empedu tersumbat dengan cara ini, cairan empedu tidak bisa keluar. Hal ini dapat menyebabkan
kantung empedu menjadi meradang atau menggembung. Saluran empedu yang tersumbat
selanjutnya akan mencegah cairan empedu mengalir dari hati ke usus. Kondisi yang disebut
sebagai koledokolitiasis ini di antaranya dapat menyebabkan:
• Rasa sakit yang luar biasa di tengah perut bagian atas
• Demam
• Panas dingin
• Mual
• Muntah
• Penyakit kuning
• Tinja berwarna pucat atau tanah liat

4. Penyakit kantung empedu akalkulus


Penyakit kantung empedu akalkulus adalah peradangan kantung empedu yang terjadi tanpa
adanya batu empedu. Gejala penyakit kantung empedu akalkulus mirip dengan kolesistitis akut
dengan batu empedu. Beberapa faktor risiko untuk kondisi ini meliputi:
• Trauma fisik yang parah
• Operasi jantung
• Operasi perut
• Luka bakar parah
• Kondisi autoimun seperti lupus
• Infeksi aliran darah
• Menerima nutrisi secara intravena
• Penyakit bakteri atau virus yang signifikan

5. Diskinesia bilier
Diskinesia bilier terjadi ketika kantung empedu memiliki kemampuan atau fungsi yang lebih
rendah dari normal. Kondisi ini mungkin terkait dengan peradangan kantung empedu yang
sedang berlangsung.

Gejalanya bisa termasuk sakit perut bagian atas setelah makan, mual, kembung, dan gangguan
pencernaan.Makan makanan berlemak dapat memicu gejala. Biasanya tidak ada batu empedu di
kantung empedu dengan diskinesia bilier. Dokter mungkin perlu menggunakan tes yang disebut
HIDA scan untuk membantu mendiagnosis kondisi ini. Tes ini mengukur fungsi kantung empedu.
Jika kantung empedu hanya dapat melepaskan 35 sampai 40 persen isinya atau kurang, maka
biasanya didiagnosis diskinesia bilier.

6. Sclerosing cholangitis
Peradangan dan kerusakan yang berkelanjutan pada sistem saluran empedu dapat
menyebabkan jaringan parut. Kondisi ini disebut sebagai sclerosing cholangitis.Hingga saat ini
belum diketahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab sclerosing cholangitis. Hampir separuh
orang dengan kondisi ini tidak memiliki gejala. Jika gejala memang terjadi, itu dapat mencakup:
• Demam
• Penyakit kuning
• Gatal
• Ketidaknyamanan perut bagian atas
Sekitar 60 hingga 80 persen orang dengan sclerosing cholangitis juga menderita kolitis
ulserativa. Perlu diwaspadai, memiliki sclerosing cholangitis dapat meningkatkan risiko kanker
hati. Saat ini, satu-satunya obat yang diketahui untuk sclerosing cholangitis adalah transplantasi
hati. Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan dan yang membantu memecah cairan
empedu yang mengental dapat membantu mengelola gejala.

7. Kanker kantung empedu


Kanker kantung empedu adalah penyakit yang relatif jarang terjadi. Ada berbagai jenis kanker
kantung empedu yang bisa menyerang. Kanker kantung empedu bisa sulit diobati karena tidak
sering didiagnosis pada tahap awal atau baru diketahui sampai akhir perkembangan penyakit.
Batu empedu adalah faktor risiko umum untuk kanker kantung empedu.
Kanker kantung empedu dapat menyebar dari dinding bagian dalam kantung empedu ke lapisan
luar dan kemudian ke hati, kelenjar getah bening, dan organ lainnya. Gejala kanker kantung
empedu mungkin mirip dengan kolesistitis akut, tetapi mungkin juga tidak ada gejala sama
sekali.

8. Polip kantung empedu


Polip kantung empedu adalah lesi atau pertumbuhan yang terjadi di dalam kantung empedu.

Polip kantong empedu biasanya jinak dan tidak memiliki gejala. Namun, kantung empedu sering
direkomendasikan untuk diangkat untuk polip yang lebih besar dari 1 cm. Pasalnya, polip ini
memiliki peluang lebih besar untuk menjadi kanker

9. Gangren kantung empedu


Gangren dapat terjadi ketika kantung empedu mengembangkan aliran darah yang tidak
memadai. Ini adalah salah satu komplikasi paling serius dari kolesistitis akut. Faktor-faktor yang
meningkatkan risiko gangren meliputi: Berjenis kelamin laki-laki dan berusia di atas 45 tahun
Menderita diabetes
Sementara itu, berikut adalah gejala gangren kantung empedu yang dapat terjadi:
• Nyeri tumpul di daerah kantung empedu
• Demam
• Mual atau muntah
• Disorientasi
• Tekanan darah rendah

10. Abses kantung empedu


Abses kantung empedu terjadi ketika kantung empedu meradang dengan nanah. Nanah adalah
akumulasi sel darah putih, jaringan mati, dan bakteri. Gejala abses kantung empedu mungkin
termasuk nyeri sisi kanan atas di perut bersama dengan demam dan menggigil kedinginan.
Kondisi ini dapat terjadi selama kolesistitis akut ketika batu empedu menghalangi kantung
empedu sepenuhnya, memungkinkan kantung empedu terisi dengan nanah. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada orang dengan diabetes dan penyakit jantung. Jika Anda mencurigai memiliki
salah satu jenis penyakit kantong empedu, sebaiknya segerakan berkonsultasi dengan dokter
untuk menerima diagnosis dan pengobatan paling tepat.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hepar (hati) merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks,
sedangkan kantung empedu yaitu organ yang mampu memproduksi dan menyimpan
cairan empedu yang berperan penting dalam proses pencernaan, termasuk mencerna
kolesterol yang terkandung di dalam makanan yang dikonsumsi.Dan juga dapat
disimpulkann bahwa hepar, maupun kantung empedu, memiliki fungsi ataupun peranan
masing-masing yang saling berhubungan. Sehingga, kita harus menjaga kesehatan organ
tersebut agar tidak mengalami kerusakan yang dapat mengganggu fungsi organ yang
lainnya.

B. Saran
Adapun saran untuk perbaikan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Diharapkan pendidik dapat memahami perkembangan peserta didik dalam proses
pendidikan.
 2. Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan makalah ini sebaik- baiknya.
3. Perlunya pemahaman mengenai ilmu Anatomi Fisiologi secara luas

Anda mungkin juga menyukai