Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH ORGAN HATI DAN TES FUNGSI HATI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik II

Disusun Oleh:

Hilda Lulu L 3116010

Syauqi Zulfikar 3116020

Anggi Sinaga 3116026

Euis Sulistian 3116033

Fauzan Fahrurozi 3116057

D3 ANALIS KESEHATAN “A”

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI


BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah Swt. Yang


telah memberikan banyak nikmat nya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami
buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Kimia
Klinik II Yang meliputi nilai tugas, nilai kelompok, nilai individu, dan nilai
keaktifan. Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang
telah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang bisa
menambahkan pada hal yang terkait dengan “ORGAN HATI dan TES FUNGSI
HATI”.
Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu dengan yang
lainnya akan menyatu dalam satu makalah kami. Sehingga tidak ada perombakan
total dari buku aslinya atau sumber- sumber lain nya. Kami sebagai penyusun
makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon
maaf atas segala kekurangannya.

Bandung, Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1


B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................... 2
D. MANFAAT .............................................................................................. 2

BAB II ISI

A. ANATOMI ORGAN HATI ...................................................................... 3


B. FUNGSI ORGAN HATI .......................................................................... 6
C. JENIS-JENIS DAN PENYEBAB KERUSAKAN ORGAN HATI ......... 8
D. SENYAWA YANG DISINTESIS OLEH ORGAN HATI ..................... 14
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK TES FUNGSI HATI ... 16

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 24
B. SARAN .................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25

LAMPIRAN ........................................................................................................ 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hati atau dalam istilah disebut dengan hepar adalah kelenjar
terbesar dalam tubuh, dengan berat sekitar 1300-1500 gram. Hepar berwarna
merah ciklat, sangat vaskular dan lunak. Hepar berbentuk baji dengan
dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kiri organ ini terletak pada
kuadran kanan atas abdomen. Permukaan atasnya yang licin membulat
terletak dibawah diafragma (John Gibson, 207:2002).
Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh. Hati memiliki
suplai darah yang besar 1-1½ liter/menit yang diterima. Selain itu, hati
meml=iliki fungsi menyimpan bahan makanan, detoksifikasi toksin,
pembentukan dan dekstruksi eritrosit, dan lain sebagainya.
Evaluasi laboratorium meliputi beberapa pemeriksaan penapisan
fungsi hati. Pemeriksaan biokimia meliputi enzim serum, produk ekskretori,
dan produk sintetik (Fajar, 75:2014). Satu tes fungsi hepar mempunyai nilai
diagnostik yang kecil bila dilakukan secara terpisah. Pemilihan tes yang
cocok harus selalu dilakukan dan pemilihan tes fungsi hepar secara biokimia
tergantung atas tujuan penyelidikan (Baron, 230:1990).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan organ hati?
2. Apa saja fungsi dari organ hati?
3. Apa saja jenis-jenis dan penyebab kerusakan organ hati?
4. Senyawa-senyawa apa saja yang disintesis atau dihasilkan oleh organ
hati?
5. Bagaimana pemeriksaan laboratorium untuk tes fungsi hati?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan organ hati;
2. Mengetahui apa saja fungsi dari organ hati;
3. Mengetahui jenis-jenis dan penyebab kerusakan dari organ hati;
4. Mengetahui senyawa apa saja yang bisa disintesis atau dihasilkan oleh
organ hati;
5. Mengetahui pemeriksaan laboratorium apa saja yang dapat dilakukan
untuk tes fungsi hati.
D. MANFAAT
Pembuatan dari makalah ini, baik bagi penulis maupun pembaca
sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan mengenai beberapa hal
mengenai Organ Hati dan Tes Fungsi Hati.

2
BAB II
ISI

A. ANATOMI ORGAN HATI


Hati atau dalam istilah disebut dengan hepar adalah kelenjar
terbesar dalam tubuh, dengan berat sekitar 1300-1500 gram. Hepar berwarna
merah ciklat, sangat vaskular dan lunak. Hepar berbentuk baji dengan
dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kiri organ ini terletak pada
kuadran kanan atas abdomen. Permukaan atasnya yang licin membulat
terletak dibawah diafragma (John Gibson, 207:2002).
1. Struktur hepar terdiri dari bagian yang penting yaitu, sebagai berikut:

3
a. Lobus
Ligamentum falciform peritonei bagian atas dan sistem fossa
berbentuk H sebagian memisahkan hepar menjadi:
 Permukaan anterior : lobus kanan yang besar, lobus kiri yang
kecil
 Permukaan posterior menunjukkan lobus quadratus, dan lobus
kaudatus.
b. Lobulus
Hepar terdiri dari dari sangat banyak lobulus kecil, setiap lobulus
terdiri dari sel-sel hepar yang tersusun sebagian besar dalam kolom.
c. Penutup Peritoneum
Peritoneum menutupi seluruh hepar kecuali daerah kecil pada bagian
belakang lobus kanan dan refleksi ligamentum. Ligamentum teres
adalah pita fibrosa yang menghubungkan facies viseralis hepar
dengan umbilicus. Ligamentum ini adalah sisa vena umbilicalis
sinistra yang dilewati darah pada masa janin dari plasenta menuju
janin.
d. Sinusoid
Terdapat saluran diantara kolom sel-sel dan dilalui oleh darah dari
vena porta dan arteri hepatica. Sinusoid adalah lapisan sel endotel
oleh sel sistem retikuloendotelial.
e. Vena centralis
Terdapat pada bagian tengah tiap lobulus. Vena bergabung menjadi
vena yang lebih besar, yang bergabung membentuk vena hepatica
yang membuka ke dalam vena cava inferior.
f. Vena cava inferior
Yang terletak di atas dan dikanan sebagian terbenam di dalam fossa
diantara lobus kanan dan lobus kaudatus.
g. Canaluci
Yang berjalan diantara kolom sel-sel hepar yang berdekatan dan
bergabung membentuk ductus hepatica.

4
h. Vesica felea atau kantung empedu
Merupakan kantung berbentuk buah pir dengan panjang sekitar 7,5
cm. Kantung tersebut dapat menahan sampai sekitar 50mL empedu.
Terdiri dari fundus (ujung yang membulat), corpus, dan collum.
Collum bersambungan dengan ductus cysticus. Kandung empedu
melekat pada fascies viseralis hepar, diantara lobus kanan dan lobus
kuadratus. Fundus mencapai tepi anterior hepar atau sedikit menonjol
melewatinya, disana menempel pada dinding abdomen anterior pada
ujung cartilago costalis kesembilan. Dindingnya mengandung otot
polos (John, 212:2002).
2. Sistem Peredaran Darah
a. Vena porta
Sekitar 80% darah untuk hepar melewati vena ini. Vena ini membawa
darah dari lambung, usus, limpa, dan pankreas secara langsung untuk
heapr. Vena porta berjalan ke atas di belakang ductus choledochus
dan arteri hepatica pada tepi omentum minus, lipatan ganda
peritoneum yang terbentang dari fissura porta ke curvatura minor
lambung. Vena porta terbagi menjadi cabang kanan dan kiri yang
memasuki hepar pada fissura porta (John, 209:2002).
b. Arteri hepatica
Sekitar 20% darah menuju hepar melalui arteria ini. Arteri ini
merupakan cabang arteria coeliaca, yang merupakan cabang aorta
abdominalis bagian atas. Berjalan didalam imentum minus, menuju
sisi kiri ductus choledochus dan pada bagian depan vena porta.
Percabangan: arteria cystica menuju kandung empedu, arteria
hepatica dextra dan sinistra yang memasuki hepar pada fissura porta
(John, 209:2002).
3. Drainase Vena
Drainase vena masuk ke dalam dua vena hepatica besar, yang memasuki
vena cava inferior pada bagian belakang hepar (John, 209:2002).

5
4. Sistem Biliaris
Ductus hepaticus dextra dan sinistra keluar dari fissura porta pada
fascies viseralis hepar dan bergabung membentuk ductus hepaticus
communis. Ductus hepaticus communis memiliki panjang sekitar 3,5 cm.
Ductus cysticus berjalan dari ujung ductus hepaticus communis menuju
kandung empedu. Ductus biliaris, dibentuk oleh gabungan dua ductus
hepaticus communis dan ductus cysticus, terus berjalan sebagai ductus
hepaticus communis. Memiliki panjang sekitar 10cm. Saluran ini
berjalan di belakang bagian pertama duodenus dan kemudian melewati
caput pankreas atau di dalam alur di dalamnya bagian posterior, di sini
saluran bergabung dengan ductus pancreaticus dan keduanya bermuara
pada lubang yang sama ke dalam bagian kedua duodenum. Lubang
tersebut diatur oleh sphincter Oddi, cincin otot polos. Kadang-kadang
kedua saluran membuka terpisah kedalam duodenum (John, 210:2002).

B. FUNGSI ORGAN HATI


Fungsi utama hati dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh. Hati memiliki suplai darah
yang besar 1-1½ liter per menit yang diterima melalui:
a. Vena porta, yang membawa produk pencernaan dari saluran cerna;
b. Arteri hepatica, yang membawa oksigen yang dibutuhkan oleh hati.
Darah dari kedua sumber ini lewat dalam sinusoid di antara kolom sel
hepar di dalam lobulus. Pertukaran kimia terjadi dalam dua arah antara
darah dalam sel sinusoid dan sel hati. Darah meninggalkan sinusoid
masuk ke dalam vena centralis dan kemudian ke dalam vena hepatica dan
vena cava inferior. Zat-zat kimia yang akan di ekskresikan sel hepar yang
berdekatan yang kemudian akan menjadi isi dari empedu yang di ekskresi
melalui sistem biliaris ke dalam usus (John, 213:2002).
2. Sel parenkim hepar (hepatosit) yang terdiri dari 60% massa heapr,
bertanggung jawab untuk konjugasi bilirubin dan untuk ekskresinya ke
dalam saluran empedu (Baron, 211:1990);

6
3. Hepar merupakan pusat aktivitas metabolik bagi karbohidrat, protein, dan
lipid.
a. Karbohidrat; gula dan residu karbon dari protein dan lemak dikonversi
menjadi glikogen. Glikogen disimpan sebagai cadangan karbohidrat,
yang dapat dikonversi lagi menjadi glukosa;
b. Protein; asam amino dideaminasi, residu nitrogen dan amonia dari
usus dikonversi menjadi urea. Immunoglobulin disintesa di dalam sel
sistim retikulo-endotelial. Albumin dan globulin lain, termasuk faktor
koagulasi, disintesa di dalam sel-sel parenkim. Sintesa albumin
normal sekitar 10gr/24jam dan ini dapat meningkat sampai 15-
20gr/24jam;
c. Lipid; hepar mengandung trigliserida simpanan, beberapa berasal dari
sintesa endogen. Kolesterol, dan garam empedu yang berasal darinya,
disintesa. Kolesterol dan lipid lain diesterifikasi serta vitamin D
dihidroksilasi. garam empedu disekresi ke dalam saluran empedu
(Baron, 211:1990).
4. Hepar mendetoksifikasi banyak produk metabolik serta obat dan toksin,
sering sebelum diekskresikan ke dalam urin. Proses detoksifikasi
melibatkan perubahan kimia, dan atau konjugasi terutama dengan asam
glukuronat, glisin, atau sulfat (Baron, 211:1990).
5. Hepar mengekskresikan banyak zat ilmiah dan benda asing kedalam
saluran bilier (Baron, 211:1990).
6. Hepar menyimpan berbagai senyawa, termasuk besi dan vitamin B12
serta vitamin A (Baron, 211:1990).
7. Sel-sel kupffer mengambil bagian dalam semua aktivitas sistim retikulo-
endotelial (Baron, 212:1990).
8. Hepar juga berfungsi sebagai penghasil cairan empedu. Memiliki sifat
basa dan berwarna hujau kekuningan dan terkandung urobilin, biliverdin
dan bilirubin yang akan diekskresikan hepatosit hati.
9. Hepar mengontrol suhu tubuh agar selalu stabil.

7
10. Hepar mengubah zat makanan sesuai fungsinya lalu dialirkan menuju
usus dan disimpan pada tubuh manusia.
11. Hepar sebagai penyempurna eristosit dengan bantuan beberapa zat untuk
membantu zat hematin. Juga membentuk eritrosit janin yang belum
sempurna untuk mencegah bahaya penyakit kuning.
12. Hepar berperan dalam sistem imun tubuh, menjaga tubuh dari penyakit
pada organ hati dengan mekanisme pertahanan di sel kupffer yang
merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui
proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ -
globulin sebagai imun livers mechanism.

C. JENIS-JENIS DAN PENYEBAB KERUSAKAN ORGAN HATI


Sel-sel hati dapat rusak atau hancur dan seluruh fungsi hati dapat
terganggu akibat berbagai penyakit, antara lain: infeksi, alkohol, obat-obatan,
dan pertumbuhan baru (John, 216:2002).
Berikut adalah jabaran dari berbagai jenis-jenis kerusakan organ
hati dan penyebabnya, yaitu antara lain:
1. Ikterus
Ikterus tampak bila terdapat peningkatan jumlah pigmen
empedu dalam tubuh dan mulai terlihat pada konjungtiva mata bila
bilirubin plasma melebihi 35µmol/L. Penyebab yang sering adalah:
a. Destruksi eritrosit berlebihan dengan produksi bilirubin berlebihan;
b. Kegagaln fungsi hati oleh semua sebab;
c. Obstruksi aliran empedu melalui ductus biliaris (John, 216:2002).
2. Ikterus neonatorum
Dua penyebab utama ikterus pada neonatus adalah produksi
bilirubin yang berlebihan sebagai akibat penyakit hemolitika (biasanya
karena ketidakcocokan golongan darah) dan lambatnya pembentukan
kapasitas hepar untuk mengkonjugasi secara enzimatik, terutama
bilirubin-UDP glukoronosiltranferase.

8
Karena, bayi prematur mungkin mempunyai bilirubin tak
dikonjugasi pada plasma sampai 250µmol/L pada hari kelima, yang
kembali normal karena glukoronosiltranferase telah disintesa. Bila ada
hemolisa, bilirubin tak dikonjugasi bila melebihi 300µmol/L. Karena
pada atau diatas konsentrasi ini, pengendapan bilirubin yang larut lipid di
dalam ganglia basalis mungkin menyebabkan kernikterus yang
berbahaya, maka kadar 300µmol/L diambil sebagai indikasi bagi tranfusi
penukar atau fototerapi.
Atresia bilier menimbulkan ikterus kolestatik disertai
peningkatan bilirubin dikonjugasi, tetapi biasanya fosfatase alkali plasma
normal pada stadium dini, karena sel hepar yang tak matur tak dapat
mensintesa enzim secara berlebihan (Baron, 225:1990).
3. Hepatitis Virus
Kerusakan hepatoseluler preikterik ringan dapat dideteksi dari
peningkatan transaminase plasma dan dari peningkatan ekskresi
urobilinogen di dalam urine. Bila penyakit ini telah jelas, terdapat ikterus
moderat disertai dengan peningkatan birilubin dikonjugasi dan total
plasma serta bilirubin di dalam urin tanpa urobilinogen dan feses yang
pucat. Transaminase plasma jelas meningkat. Konsentrasi albumin
plasma mungkin sedikit menurun, α-globulim bervariasi, β-globulin
mungkin meningkat dan terdapat peningkatan γ-globulin.
Selama pemulihan dari serangan akut, bilirubin hilang dari urin
dan urobilinogen timbul kembali. Protein, nilai enzim dan reaksi
flokulasi plasma kembali normal.
Jika hepatitis menjadi sub akut, protein plasma tetap abnormal
disertai penurunan albumin yang definitif dan peningkatan γ-globulin
yang persisten; fosfatase alkali plasma meningkat tetapi bilirubin dan
transaminase mungkin hanya meningkat sedikit.

9
Pada hepatitis non ikterik, perubahan ini serupa, tetapi kurang
jelas, kecuali bahwa bilirubin plasma yang tetap dalam batas-batas
normal . sebaliknya, penyakit ini bisa progresif pada stadium subakut
menjadi hepatitis kronik (Baron, 226:1990).
4. Hepatitis Aktif Kronika
Keadaan ini dinyatakan oleh destruksi sel hepar yang kontinu
sehingga bagian terbesar tes ini memberikan nilai yang abnormal.
Terdapat albumin plasma yang rendah disertai dengan meningkatnya γ-
globulin (IgG) dan peningkatan bilirubin yang nyata. Nilai yang tinggi
ditemukan bagi fosfatase alkali plasma dan bagi transaminase. Biasanya
antibodi otot polos dan faktor antinuklear dapat dideteksi dalam serum
(Baron, 226:1990).
5. Sirosis

Perubahan fungsi secara biokimia adalah sama apapun jenis


patologik kelainan ini. Terdapat kerusakan yang terpisah dan bervariasi
bagi fungsi hepar. Kadar bilirubin total plasma mungkin normal atau
sedikit meningkat dan sering terdapat kelebihan urobilinogen di dalam
urin tetapi tifak bilirubin.
Kadar albumin plasma menurun secara progresif, dan terdapat
peningkatan γ-globulin. Biasanya ditemukan pola elektroforesa yang
khas, karena kelebihan immunoglobulin yang terdapat mempunyai
mobilitas yang tinggi dan terdapat fusi β-γ (Baron, 131:1990).

10
Hampir selalu terdapat hiponatremia yang sebagian besar karena
pengenceran dan defisiensi kalium karena banyak faktor. Hepar yang
rusak gagal metabolisme hormon, termasuk ADH. Penyebab asites pada
sirosis adalah faktor lokal, terutama hipertensi portal dan faktor sistemik.
Terutama adalah rendahnya konsentrasi albumin yang bersirkulasi dan
retensi natrium disertai dengan kelebihan retensi air (yang menyebabkan
rendahnya konsentrasi natrium plasma) yang menyertai aldosteronisme
sekunder (Baron, 177:1990).
6. Sirosis Biliaris Primer
Terdapat ikterus kolestatik ringan dan lambat disertai
peningkatan bilirubin dikonjugasi dan total plasma serta bilirubin di
dalam urin. Kadar albumin plasma sedikit menurun dan lambat turunnya,
dan terdapat peningkatan γ-globulin, terutama karena IgM (Baron,
227:1990).
7. Obstruksi Pasca Hepatik (Saluran Empedu Besar)
Terdapat ikterus kolestatik disertai peningkatan jelas di dalam
bilirubin di dalam urin. Urobilinogen akan ditemukan di dalam urin dan
feses. Umumnya kadar fosfat alkali dan kolesterol total plasma
meningkat jelas disertai peningkatan α₂- dan β-globulin. Kecuali
obstruksi telah berlangsung lama, fungsi sel parenkim tidak rusak parah
biasanya transaminase plasma hanya meningkat secara moderat dan
kadar albumin plasma normal.
Obstruksi yang memanjang bisa menyebabkan sirosis biliaris
sekunder, yang secara biokimia tak dapat dibedakan dari siriosis biliaris
primer. Tetapi reaksi positif untuk antibodi mitokondria dari sirosis
biliaris primer negatif (Baron, 228:1990).

11
8. Nekrosis Hepatika Akut
Semua fungsi hepar berubah hebat. Biasanya ada ikterus berat,
dengan bilirubin tak dikonjugasi dan total plasma tinggi serta bilirubin di
dalam urin. Transaminase plasma sangat meningkat selama fase aktif dan
fosfat alkali mungkin hanya sedikit meningkat. Kegagalan konversi asam
amino ke urea menyebabkan peningkatan asam amino plasma total dan
peningkatan asam amino urin tanpa perubahan spesifik dalam
kromatografi. Biasanya urea plasma rendah tetapi jika ada dehidrasi berat
bisa ditemukan kadar yang sedikit meningkat. Konsentrasi semua protein
plasma menurun, terutama faktor pembekuan, kecuali γ-globulin.
Hipoglikemia bisa berat serta konsentrasi piruvat dan laktat di darah
tinggi disertai asidosis (Baron, 228:1990).
9. Koma Hepatikum
Ini merupakan stadium akhir hepatitis atau sirosis yang sering
timbul. Dalam kasus tes fungsi hepar standar ada variasi yang luas dalam
gambaran laboratorium yang abnormal, yang berhubungan dengan
stadium penyakit hepar yang mendasarinya dan tidak berhubungan
dengan koma. Nilai biokimia lain yang berubah, berhubungan dengan
faktor sekunder seperti fungsi ginjal yang buruk atau diuretika vornitus.
Terdapat peningkatan konsentrasi laktat, piruvat, dan asam keto
lain di dalam darah, memberikan asidosis metabolis terutama pada
kegagalan ginjal juga bisa terdapat alkalosis respirasi karena
hiperventilasi. Bau istimewa, fetor hepatikum, disebabkan oleh
merkaptan yang dianggap berasal dari kelebihan metionin yang
bersirkulasi. Walaupun sering terdapat proteinuria ringan, v=biasanya
urea plasma hanya sedikit meningkat, tetapi bisa timbul kegagalan
jantung akut (Baron, 228:1990).

12
10. Efek Obat-Obatan
Banyak obat yang menyebabkan ikterus, beberapa dengan
mempengaruhi metabolisme bilirubin dan beberapa dengan menimbulkan
penyakit hepar oleh efek toksik atas sel-sel. Contoh metabolisme pertama
adalah sulfonamida yang bisa menimbulkan hemolisa dan novobiosin
yang bisa menghambat konjugasi bilirubin. Ada banyak jenis reaksi
toksik. Karbon tetraklorida merupakan contoh obat toksik secara
langsung, yang menimbulkan nekrosis hepar akut: efek sejenis dari
parasetamol berhubungan dengan dosis. Hipersensitivitas disalahkan bagi
gambaran klinis dan biokimia yang menyerupai hepatitis infeksiosa
ringan atau berat yang disebabkan oleh halotan: sensitivitas terhadap
beberapa obat-obatan lain seperti rifampisin atau inhibitor monoamin
oksidase hanya menimbulkan peningkatan transien dalam transaminase
plasma dan hanya kadang-kadang hepatitis (Baron, 229:2990).
11. Penyakit Keganasan
Hepatoma primer lazim ditandai oleh peningkatan konsentrasi
antigen onkofetal, α-fetoprotein plasma (Baron, 131:1990). Ikterus
mungkin lambat timbulnya dan didahului oleh peningkatan retensi
bronsulftalein serta peningkatan nilai fosfatase alkali dan γ-
glutamiltransferase plasma. Pada karsinomatis metastatik yang jauh lebih
lazim, α-fetoprotein normal dan mungkin terdapat peningkatan
transaminase serum (disertai perubahan biokimia lain bagi hepatoma
primer) (Baron, 229:1990).
12. Batu Empedu
Senyawa utam abatu empedu adalah kolesterol dan biasanya
mengandung kalsium karbonat dan fosfat serta pigmen empedu. Didalam
empedu, kolesterol berbentuk larutan di dalam midel dengan bantuan
fosfolipid dan garam empedu. Faktor yang mempermudah pembentukan
batu adalah abnormalitas didalam sekresi empedu hepar, atau infeksi
didalam kandung empedu yang bisa menyebabkan presipitasi kolesterol
(Baron, 229:1990).

13
D. SENYAWA YANG DISINTESIS ATAU DIHASILKAN OLEH
ORGAN HATI
1. Metabolisme Karbohidrat
Glukosa dan monosakarida lain (fruktosa dan galaktosa)diubah
menjadi glikogen. Glikogen adalah karbohidrat yang terbentuk dari
ratusan unit glukosa yang terikat bersama. Metabolisme ini jalan yang
lebih baik dalam menyimpan karbohidrat karena:
a. Cepat dipecah untuk menghasilkan energi dari glukosa;
b. Produksi energinya tinggi;
c. Tidak bocor dari dalam sel dan tidak mengganggu kandungan cairan
intrasel.
Insulin, satu dari dua hormon pankreas, bekerja pada glukosa untuk
mengubahnya menjadi glikogen; glukagon, hormon pankreas lain,
mengubah glikogen menjadi glukosa (John, 213:2002).
2. Metabolisme Protein
Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa. Asam amino
yang tidak dibutuhkan diubah menjadi urea dan asam urat, yang
dikeluarkan dari dalam sel hati ke dalam darah untuk diekskresi oleh
ginjal (John, 213:2002).
3. Metabolisme Lemak
Ketika produk lemak dibutuhkan, lemak diambil keluar dari
deposit lemak dalam tubuh, diangkut dalam darah menuju hati, dan disana
dipecah menjadi lemak dan gliserol. Selain itu, asam lemak dibawa
menuju hati dalam darah porta dari usus dan diubah menjadi jenis-jenis
yang dapat digunakan dalam proses metabolik (John, 214:2002).
4. Empedu
Empedu adalah cairan kental berwarna kuning emas atau kuning
kehijauan yang dihasilkan secara terus-menerus oleh sel hati sebanyak
500-1000mL per hari. Empedu sangat penting untuk pencernaan dan
penyerapan lemak dan merupakan media ekskresi zat-zat tertentu yang
tidak dapat diekskresikan dengan mudah melalui ginjal (John, 214:2002).

14
Empedu memiliki kandungan dibawah ini, yaitu:
a. Garam empedu , disintesis oleh sel hati dari kolesterol, alkohol steroid
yang banyak dihasilkan didalam hati. Fungsi garam empedu adalah
untuk membantu pencenaan lemak dengan mengemulsi lemak dengan
membantu kerja lipase, yang ada dalam getah pankreas;
b. Sirkulasi enterohepatik, garam empedu dan pigmen direabsorpsi dari
usus halus ke dalam vena porta dan dikirim kembali ke dalam hati
untuk digunakan kembali;
c. Pigmen empedu, pigmen ini merupakan produk utama pemecahan
hemoglobin. Sel-sel hati membuang bilirubin dari plasma dan
mengekskresikannya ke dalam empedu. Pigmen empedu tidak
memiliki fungsi pencernaan (John, 215:2002).
5. Enzim
Beberapa enzim disintesa di dalam hati misalnya kolinesterase,
yang memperlihatkan penurunan aktivitas plasmanya bila ada kerusakan
hepatoseluler. Beberapa enzim yang terikat membran disintesa di dalam
hepar dan juga ditemukan di dalam empedu misalnya fosfat alkali, yang
mempunyai peningkatan aktivitas dalam plasmanya bila ada kolestasis.
Transaminase (aminotransferase), γ-glutamiltransferase, (Baron,
221:1990).

15
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK TES FUNGSI
HATI
Satu tes fungsi hepar mempunyai nilai diagnostik kecil bila
dilakukan secara terpisah. Pemilihan tes yang coock harus selalu dilakukan
dan pemilihan tes fungsi hepar secara biokimia tergantung atas tujuan
penyelidikan. Mungkin tes hepar paling sering digunakan dalam diagnosa
banding ikterus yang secara klinis tak jelas asalnya dan dalam menilai sisa
fungsi pada penyakit kronis. Pemakaian tes fungsi hepar lain yang sering
adalah untuk deteksi dan pengukuran kelemahan fungsi pada penyakit hepar
kronis yang telah diketahui atau dicurigai, juga walaupun tak ada iktrus
(Baron, 230:1990).
Enzim yang berhubungan dengan faal hati, yaitu:
1. Enzim alkali fosfatase. Enzim obstruktif pada saluran empedu adalah
enzim alkali fosfatase (ALP). Enzim ini terdapat pada saluran empedu,
epitel hati, ginjal, plasenta, dan kelenjar susu. Pada pembentukan tulang,
enzim ini meningkat. Enzim ini berfungsi mengeluarkan gugus fosfat
dari protein dan molekul lain.
2. Enzim asam fosfatase. Terdapat pada kelenjar prostat. Nilai normal:
dewasa=150-170 IU/L, anak-anak=100-300IU/L.
3. Enzim aspartat aminotransferase(ASAT) atau glutamat oksalo-asetat
tranferase (SGOT). Reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-
ketoglutamat membentuk ASAT. Enzim ini lebih banyak di jantung
daripada hati, juga otot rangka, ginjal, dan otak. Nilai normalnya 10-37
IU/L.
4. Alanin aminotransferase (ALAT) atau glutamat pirufat transferase
(SGPT). Reaksi antara alanin dan asam alfa-ketoglutamat akan
membentuk ALAT. Nilai normal 10-40 IU/L.

16
Pada faal hati, enzim sama tinggi. Apabila terjadi kerusakan pada hati,
enzim ini akan masuk ke sirkulasi darah sehingga bahan pemeriksaan
dapat berupa serum. Pada infark jantung, ASAT juga meningkat karena
enzim ASAT juga terdapat pada jantung. Peradangan hati mengakibatkan
ALAT lebih tinggi daripada ASAT, sedangkan dalam proses
penyembuhan ALAT lebih cepat turun (Fajar, 76:2014).
Pemeriksaan laboratorium untuk tes fungsi hati adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Bilirubin terkonjugasi
a. Pra Analitik
Metode: Azobilirubin menurut Schellong dan Wende
Prinsip: bilirubin terkonjugasi diukur dalam bentuk azo berwarna
merah pada panjang gelombang λ546nm . metode ini dibuat
berdasarkan definisi bilirubin terkonjugasi, yaitu sebagai
jumlah bilirubin yang dapat ditentukan setelah bereaksi
selama 5 menit tanpa penambahan akselerator. Bilirubin ini
terutama terdiri dari bilirubin glukoronat yang larut dalam air.
Pada kondisi ini, bilirubin tak terkonjugasi bereaksi sangat
lambat.
Alat : fotometer, klinipet, rak tabung, tabung reaksi, timer, tip biru dan
kuning, tisu, sentrifuge
Reagen: asam sulfinat, natrium nitrit, NaCl 0,9%
Sampel : Serum, plasma heparin/EDTA
b. Analitik = prosedur
Blanko Sampel
Reagen
(μL) Sampel (μL)
Natrium nitrit - 50
Asam sulfanilat 200 200
NaCl 0,9% 2000 2000
Sampel 200 200
campur, inkubasi pada suhu ruang selama 5 menit, simpan
ditempat gelap. Baca hasil pada fotometer 4010 dengan λ 546 nm
c. Post analitik = nilai normal: 0,1-0,25mg/dL (Fajar, 82:2014).

17
2. SGOT
SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic oxaloacetic
transaminase. Beberapa laboratorium sering juga memakai istilah AST
(aspartate aminotransferase). SGOT merupakan enzim yang tidak hanya
terdapat di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal, dan
otot-otot rangka.
Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak, ginjal dan
rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar SGOT. Pada kasus seperti
alkoholik, radang pancreas, malaria, infeksi lever stadium akhir, adanya
penyumbatan pada saluran empedu, kerusakan otot jantung, orang-orang
yang selalu mengkonsumsi obat-obatan seperti antibiotik dan obat TBC,
kadar SGOT bisa meninggi, bahkan bisa menyamai kadar SGOT pada
penderita hepatitis.
Kadar SGOT dianggap abnormal jika nilai yang didapat 2-3 kali
lebih besar dari nilai normalnya. Tingkat SGOT juga dapat meningkat
setelah terjadi luka bakar, prosedur jantung, dan operasi. Namun perlu
diperhatikan juga bahwa nilai SGOT dapat meningkat selama kehamilan
dan setelah latihan (Dugdale, 2013).
Di antara enzim SGOT dan SGPT, enzim SGPT dianggap lebih
spesifik untuk kerusakan hati karena hadir terutama dalam sitosol hati dan
dalam konsentrasi rendah di tempat lain. Meskipun tingkat SGOT dan
SGPT bisa sangat tinggi (melebihi 2.000 U/l dalam kasus cedera dan
nekrosis hepatosit yang berhubungan dengan obat-obatan, racun, iskemia,
dan hepatitis), ketinggian kurang dari lima kali batas atas normal (sekitar
250 U/l ke bawah) jauh lebih umum terjadi. Pasien dengan nilai SGOT
dan SGPT yang normal dapat mempunyai arti bahwa terdapat penyakit
hati yang signifikan dalam pengaturan cedera hepatosit kronis (misalnya,
sirosis, hepatitis C).

18
Konsentrasi SGOT yang rendah terdapat dalam darah, kecuali

jika terjadi cedera selular, kemudian dalam jumlah yang banyak dilepaskan

ke dalam sirkulasi. Pada penyakit hati, kadar SGOT dalam serum akan

meningkat sepuluh kali atau lebih dan tetap demikian dalam jangka waktu

yang lama. Pasien dengan penyakit hati alkoholik mempunyai tingkat-

tingkat enzim yang tidak setinggi tingkat-tingkat yang dicapai dengan

virus hepatitis akut dan SGOT cenderung berada di atas SGPT. Pada

penyakit hati alkoholik, SGOT biasanya berada dibawah 300 U/l, dimana

SGPT biasanya di bawah 100 U/l (Kee, 2007).

3. SGPT
SGPT adalah singkatan dari serum glutamic pyruvic
transaminase,sering juga disebut dengan istilah ALT (alanin
aminotansferase). SGPT dianggap jauh lebih spesifik untuk menilai
kerusakan hati dibandingkan SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan
lever kronis dan hepatitis. Sama halnya dengan SGOT, nilai SGPT
dianggap abnormal jika nilai hasil pemeriksaan anda 2-3 kali lebih besar
dari nilai normal. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi
daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada
proses kronis didapat sebaliknya.
4. Gamma GT
Gamma GT (glutamil tranferase) merupakan enzim hati yang
sangat peka terhadap penyakit hepatitis dan alkoholik. Kadarnya yang
tinggi bisa bertahan beberapa lama pasca penyembuhan hepatitis.

19
5. Alkali Fosfatase
Alkali Fosfatase merupakan enzim hati yang dapat masuk ke
saluran empedu. Kandung empedu terletak persis di bawah hati atau lever.
Meningkatnya kadar fosfatase alkali terjadi apabila ada hambatan pada
saluran empedu. Hambatan pada saluran empedu dapat disebabkan
adanya batu empedu atau penyempitan pada saluran empedu.
6. Cholinesterase
Umumnya kadar cholinesterase menurun pada kerusakan
parenkim hati seperti hepatitis kronis dan adanya lemak dalam hati.
Pemeriksaan ini sering dipakai sebagai pemeriksaan tunggal pada pasien
yang mengalami keracunan hati akibat obat-obatan (termasuk keracunan
insektisida).
7. Protein Total (rasio albumin/globulin)
Protein dalam darah yang penting terdiri dari protein albumin
dan globulin. Albumin sepenuhnya diproduksi di hati, sedangkan globulin
hanya sebagian yang diproduksi di hati, sisanya diproduksi oleh system
kekebalan dalam tubuh. Albumin dan globulin merupakan suatu zat yang
sangat berguna dalam sistem kekebalan tubuh. Perubahan kadar keduanya
bisa menunjukkan adanya gangguan pada organ hati atau juga bisa pada
organ tubuh lainnya misalnya ginjal.
Pada pemeriksaan laboratorium, penting untuk menilai kadar
protein total, kadar globulin dan kadar albumin. Pada penyakit-penyakit
hati, kadar protein bisa meninggi dan bisa juga menurun. Begitu pula
kadar albumin dan globulin. Sebagai contoh, jika terjadi infeksi pada hati
yang baru diketahui kira-kira dalam tiga bulan terakhir, dapat terjadi
peningkatan kadar globulin dan penurunan kadar albumin.
8. Prothrombine Time
Pemeriksaan Massa Prothrombin (PT) bertujuan sebagai
indikasi apakah penyakit hati semakin buruk atau tidak. Peningkatan
angka menunjukkan penyakit kronik menjadi semakin buruk.

20
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMERIKSAAN
Tabel berikut adalah beberapa kondisi yang dapat berpengaruh
pada temuan laboratorium untuk pemeriksaan fungsi hati:
Jenis Kondisi Bilirubin ALT & AST ALP Albumin PT
Normal atau Biasanya sangat
Normal atau
Kerusakan hati meningkat meningkat; ALT
hanya Biasanya
akut (infeksi, biasanya setelah umumnya lebih Normal
meningkat normal
racun, obat) peningkatan tinggi daripada
sedikit
ALT & AST AST
Normal atau
Penyakit hati Normal atau Sedikit
sedikit Normal Normal
kronis meningkat meningkat
meningkat
AST biasanya Normal atau
Hepatitis Normal atau
dua kali kadar lumayan Normal Normal
alkoholik meningkat
ALT meningkat
AST biasanya
lebih tinggi dari
Bisa jadi
ALT, namun
meningkat tapi
kadarnya Normal atau Biasanya Biasanya
Sirosis hanya pada
biasanya lebih meningkat menurun memanjang
kondisi yang
rendah daripada
sudah berlanjut
penyakit
alkoholik
Biasanya
Meningkat, normal,
Normal atau
Obstruksi Normal hingga sering lebih namun jika
meningkat; Biasanya
duktus biliaris, lumayan tinggi 4 kali berlangsung
meningkat pada normal
kolestasis meningkat dari nilai kronis, kadar
obstruksi penuh
normal dapat
menurun

21
Kanker yang
sudah Normal atau Biasanya
menyebar ke Biasanya normal sedikit sangat Normal Normal
hati meningkat meningkat
(metastases)
AST lebih tinggi
Kanker yang Mungkin
dari ALT, namun
asli berasal dari meningkat,
kadar lebih Normal atau Biasanya Biasanya
hati umumnya jika
rendah daripada meningkat menurun memanjang
(hepatoselular penyakit
penyakit
karsinoma) progresif
alkoholik
Normal atau
Normal atau Lumayan Normal atau
Autoimmune sedikit Normal
meningkat meningkat menurun
meningkat

NILAI KRITIS (CRITICAL VALUES)

AST Nilai Rujukan : 8-33 IU/L


Critical Value :2x3 kali dari nilai rujukan

Nilai Rujukan :7-35 IU/L


ALT Critical Value :2x3 kali dari nilai rujukan

Protein Total Nilai Rujukan :6.0-8.3 g/dL

Albumin (Alb) Nilai Rujukan :3.5-4.9 g/dL

Bilirubin (T.bil) Nilai Rujukan


Total: 0.1-1.1 mg/dL
Tidak Terkonjugasi: 0.0-1.0 mg/dL
Terkonjugasi: 0.0-0.3 mg/dL
Critical Value (total): >2-4 mg/dL
Hemolisis: meningkatkan bilirubin tidak terkonjugasi,
LF normal
Kolestatis: meningkatkan bilirubin terkonjugasi
Hepatoseluler: meningkatkan bilirubin tidak terkonjugasi

22
Laktat Dehidrogenase Nilai Rujukan : 60-200 IU/L
(LDH)
*Lima isoenzim
MI - meningkatkan LD1 and LD2
penyakit hati akut - meningkatkan LD4 and LD5

Alkaline Phosphatase Nilai Rujukan :30-130 IU/L


(ALP)

Prothrombin Time (PT) Nilai Rujukan :9-12 seconds

23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hati adalah organ vital pada manusia yang terletak disebelah kanan
atas rongga perut bawah diafragma. Hati kelenjar terbesar dalam tubuh
manusia dengan berat ± 1,5 kg (Junqueira dkk.,2007) . Berfungsi sebagai
penawar racun, sintesis protein, perombakan sel darah merah, metabolisme
lemak, karbohidrat, dan lain sebagainya. Sel-sel hati dapat rusak atau hancur
dan seluruh fungsi hati dapat terganggu akibat berbagai penyakit, antara lain:
infeksi, alkohol, obat-obatan, dan pertumbuhan baru (John, 216:2002).
Satu tes fungsi hepar mempunyai nilai diagnostik kecil bila
dilakukan secara terpisah. Pemilihan tes yang coock harus selalu dilakukan
dan pemilihan tes fungsi hepar secara biokimia tergantung atas tujuan
penyelidikan. Mungkin tes hepar paling sering digunakan dalam diagnosa
banding ikterus yang secara klinis tak jelas asalnya dan dalam menilai sisa
fungsi pada penyakit kronis. Pemakaian tes fungsi hepar lain yang sering
adalah untuk deteksi dan pengukuran kelemahan fungsi pada penyakit hepar
kronis yang telah diketahui atau dicurigai, juga walaupun tak ada iktrus
(Baron, 230:1990).
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi,
atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Bakti, Fajar. 2014. Kimia Klinik Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta: EGC.
2. Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Volume
2. Jakarta: EGC.
3. Baron, D.N. 1990. Kapita Selekta Patologi Klinik Volume 4. Jakarta: EGC.
4. Gandasoebrata, R. 2011. Penuntun Laboratorium Klinik Cetakan keempat.
Jakarta: Dian Rakyat.
5. http://indomedtech.blogspot.co.id/2013/12/kapita-selekta-kimia-klinik-faal-
hati.html [online] diakses pada tanggal 07 Maret 2018
6. http://radiascakep86.blogspot.co.id/2014/05/pemeriksaan-fungsi-hati-atau-
liver.html [online] diakses pada tanggal 08 Maret 2018

25
LAMPIRAN

A. Pertanyaan Bagian Anatomi Organ Hati


1. Dimanakah letak atau posisi organ hati?
Disebelah kanan atas rongga perut dibawah diafragma di atas anatomi
perut disebelah ginjal kanan dan usus.
2. Jelaskan yang Anda ketahui tentang struktur hati!
Struktur hepar terdiri dari bagian yang penting yaitu, sebagai berikut:
a. Lobus berfungsi sebagai pusat pemrosesan metabolisme hati.
1) Pada tampak anterior hati terdiri dari 2 lobus: lobus kanan, dan
lobus kiri
2) Pada tampak posterior hati terdiri dari 2 lobus: lobus kaudatus, dan
lobus kuadratus
b. Memiliki vena yang berfungsi sebagai pengangkut darah yang kaya
nutrisi dari usus halus menuju sel-sel hati. Vena cava inferior, vena
portal hepatika, dan vena hepatika.
c. Memiliki ligamen yang berfungsi untuk pemisah antar lobus dan
perlekatan pada organ tubuh lainnya.
d. Memiliki kandung empedu untuk menyimpan hasil metabolik hati
(cairan empedu).
3. Jelaskan hubungan antara hati dan kandung empedu!
Hati berfungsi menghasilkan zat-zat pembekuan darah dan ekskresi cairan
empedu. Sedangkan kandung empedu merupakan tempat menyimpan
cairan empedu. Keduanya dihubungkan oleh suatu saluran yaitu duktus
biliaris.
4. Jelaskan tentang batu empedu dan implikasinya!
Batu empedu terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun
dalam cairan empedu, sehingga batu ini akan menyumbat bagian ujung
empedu yang akan memicu rasa sakit mendadak yang cukup hebat.

26
B. PERTANYAAN FUNGSI ORGAN HATI
1. Apakah yang anda ketahui tentang system biliier?
Ketika sel-sel hati mengeluarkan empedu yang dikumpulkan oleh system
saluran yang mengeluarkan dari hati melalui dultus hepatic umum yang
bergabung dengan ductus sitikus membentuk saluran empedu umum
dihati ke duodenum. Sekitar 50% dai empedu umum yang dihasilkan hati
pertama akan disimpan di kantong empedu. Setelah makanan dimakan,
akan dilepaskan ke duodenum untuk memecah lemak.
2. Jelaskan fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat!
Karbohidrat, gula dan residu karbon dari protein dan lemak dikonversi
menjadi glikogen. Glikogen disimpan sebagai cadangan karbohidrat yang
dapat dikonversi lagi menjadi glukosa.
3. Jelaskan fungsi hati dalam metabolism lemak!
Lipid, hepar mengandung trigliserida simpaan, beberapa berasal dari
sintesa endogen. Kolesterol dan lipid lain diesterifikasi serta vitamin D
dihidroksilasi. Garam empedu disekresi ke dalam saluran empedu.
4. Jelaskan fungsi hati dalam metabolism protein!
Protein,asam amino dideaminasi, residu nitrogen (dan ammonia dari
usus) dikonversi menjadi urea. Immunoglobulin disintesa di dalam sel
siste reikulo-endotelial (walaupun ini terutama di luar hepar). Albumin
dan globulin lain, termasuk factor koagulasi disintesa di dalam sel-sel
parenkim. Sintesa albumin normal sekitar 10 g/24 jam dan ini dapat
meningkat sampai 15-2- g/24 jam.
5. Jelaskan fungsi hati dalam metabolism vitamin!
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K.
6. Jelaskan fungsi hati yang berhubungan dengan pembekuan darah!
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan
dengan koagulasi darah, misalnya membentuk fibrinogen, protrombin,
faktor V, VII, IX, X. Bila suatu benda asing menusuk kena pembuluh
darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan
katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer
biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan
Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor
koagulasi.

27
7. Jelaskan fungsi hati yang berhubungan dengan detoksikasi!
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh. Proses detoksikasi terjadi pada
proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap
berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.
8. Jelaskan fungsi hati dalam proses hemodinamik!
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ±
1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam
a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke
hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh
persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu latihan,
terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk
mempertahankan aliran darah.
C. PERTANYAAN JENIS-JENIS DAN PENYEBAB
KERUSAKAN HATI
1. Apakah yang Anda ketahui tentang nekrosis pada hati dan apa saja
penyebabnya?
Nekrosis hati (kematian sel-sel hati) terjadi akibat paparan terhadap
sejumlah zat kimia, antara lain alfatoksin, karbon tetraklorida, klorofom,
dan asam tannat.
2. Apakah yang Anda ketahui tentang degenerasi pada hati dan apa saja
penyebabnya?
Degenerasi lemak hati (stetogepatoz) adalah penyakit hati kronis, yang
paling sering adalah lemak hepatosis pemandangan vstrechaemym,
ditandai dengan lemak (akumulasi lipid) jaringan hati.
3. Apakah yang Anda ketahui tentang inflamasi pada hati dan apa saja
penyebabnya?
Inflamasi adalah radang pembengkakan pada hepatitis B yang disebabkan
karena infeksi virus.
4. Apakah yang Anda ketahui tentang sirosis pada hati dan apa saja
penyebabnya?
Sirosis adalah sel hati hancur yang disebabkan oleh alkohol secara kronis.

28
5. Apakah yang Anda ketahui tentang karsinoma pada hati dan apa saja
penyebabnya?
Karsinoma adalah lanjutan dari penyakit hepatitis B, dimana jaringan hati
tidak tumbuh dengan normal.
6. Sebutkanvirus yang dapatmenyeranghati, bagaimanacarapenularannya,
gejalayang ditimbulkanapabilaterinfeksisertaakibatyang
dapatditimbulkanolehinfeksivirus tersebut!
Hepatitis B, Hepatitis A, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis A. Cara
penularan bisa melalui jarum suntik yang tidak steril, tusuk gigi, makan
terkontaminasi virus, cairan tubuh, dll. Efek : kulit kuning, mata kuning,
faeses terang, urin gelap.
D. PERTANYAAN SENYAWA-SENYAWA YANG
DIHASILKAN OLEH HATI
1. Sebutkan dan jelaskan enzim-enzim yang disintesis oleh hati!
a. Enzim arginase
Berperan dalam menguraikan asam amino yang disebut deaminase.
Asam amino yang diuraikan yaitu arginine menjadi ornitin dan urea.
b. Enzim katalase
Enzim yang mengkatalisis reaksi dimana hydrogen peroksida di urai
menjadi air dan oksigen senyawa hydrogen peroksida merupakan
salah satu produk uraian dari setiap sel yang menggunakan oksigen
sebagai sumber energi dalam proses metabolisme.
2. Sebutkan dan jelaskan protein-protein yang disintesis oleh hati!
a. Albumin
Protein plasma yang terbanyak dan ukurannya paling kecil disintesis
dalam hati yang bertanggung jawab untuk tekanan osmotic koloid
darah, selain itu berfungsi sebagai penyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi.

29
b. Globulin
Berfngsi untuk membentuk antibody, globulin merupakan salah satu
gologan protein yang tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh
panas, mudah larut dalam larutan garam dan membentuk endapan
dengan konsentrasi garam yang tinggi.
Macam-macam globulin:
1) α Globulin dan β Globulin yang sama-sama disintesis di hati.
2) γ Globulin atau immunoglobulin adalah antibody yang diproduksi
jaringan limpoid
c. Fibrinogen
Membentuk 4% Protein, plasma, disintesis di hati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
3. Bagaimana hati dapat mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino?
a. Gliserol dan asam lemak bebas masuk dalam siklus krebs untuk
menghasilkan ATP sebagian tidak masuk siklus krebs tapi digunakan
hati untuk membentuk glukosa, hal ini dapat menyebabkan timbunan
keton apabila pengurai trigliserida secara berlebih dan tidak dapat
memanfaatkan triglserida sebagai sumber energy secara langsung
kecuali berubah menjadi glukoneogenesis.
b. Selain itu terdapat glukonrogenesis, terjadi saat penurunan glukosa
diantara waktu makan dengan mengubah asam amino menjadi glukosa
setelah deaminasi (pengeluaran gugus amino) dan mengubah gliserol
dan penguraian asam lemak menjadi glukosa.
4. Bagaimana proses katabolisme asam lemak dalam hati?
Trigliserida (lipid) akan dikumpulakan membentuk gelembung yang
disebut kilomikron, selanjutnya kilomikron akan di kirim vena kava
melalui pembuluh limfe yang bersatu dengan siklus darah. Kilomikron
akan ditransportasikan menuju hati dan jaringan adipose. Kemudian akan
dipecah menjadi asam-asam lemak gliserol, kemudian akan dibentuk
kembali menjadi simpanan gliserida.

30
E. PERTANYAAN PARAMETER PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
1. Apakah yang Anda ketahui tentang SGPT dan pada kondisi apakah
senyawa ini kadarnya tidak normal?
SGPT (Serum Glutamik Pyruvic Transminase). Pemeriksaan SGPT
dianggap jauh lebih spesifik untuk menilai kerusakan hati dibanding
SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan liver kronik dan hepatitis.
2. Apakah yang Anda ketahui tentang SGOT dan pada kondisi apakah
senyawa ini kadarnya tidak normal?
SGOT (Serum Glutamik Oxaloacetic Transminase). SGOT merupakan
enzim yang tidak hanya terdapat dihati, melainkan juga terdapat di otot
jantung, otak, ginjal, dan otot-otot rangka. Kadar SGOT meningkat pada
kasus seperti alkoholik, radang pankreas, malaria, infeksi liver stadium
akhir, adanya penyumbatan pada saluran empedu, kerusakan otot jantung,
orang yang mengonsumsi obat-obatan seperti antibiotik.
3. Apakah yang Anda ketahui tentang bilirubin dan pada kondisi apakah
senyawa ini kadarnya tidak normal?
Bilirubin merupakan suatu pigmen atau zat warna berwarna kuning, hasil
metabolisme dari penguraian hemoglobin dalam darah. Peningkatan kadar
bilirubin diakibatkan adanya penyumbatan pada kandung empedu sebagai
organ tubuh yang menyalurkan bilirubin ke dalam usus.
4. Apakah yang Anda ketahui tentang Alkali Fosfatase dan pada kondisi apa
senyawa ini kadarnya tidak normal?
Alkali Fosfatase merupakan enzim hati yang dapat masuk ke saluran
empedu. Meningkatnya kadar fosfatase alkali terjadi apabila ada
hambatan pada saluran empedu.
5. Bagaimana hubungan pemeriksaan protombin time dengan gangguan
fungsi hati?
Pemeriksaan massa PT bertujuan untuk indikasi apakah penyakit hati
semakin buruk atau tidak.

31
6. Bagaimana hubungan pemeriksaan albumin dengan gangguan fungsi hati?
Albumin dan globulin merupakan suatu hal yang sangat berguna dalam
sistem kekebalan tubuh. Perubahan kadar keduanya bisa menunjukkan
adanya gangguan pada organ hati atau pada organ lainnya seperti ginjal.
7. Bagaimana hubungan pemeriksaan asam empedu dengan gangguan fungsi
hati?
Karena tes ini cukup peka untuk kelainan hepatobilier.
8. Bagaimana hubungan pemeriksaan laktat dehidrogenase dengan gangguan
fungsi hati?
LDH merupakan enzim yang melepas hidrogen dan tersebar luas pada
jaringan terutama ginjal, rangka, hati, dan otot jantung. Peningkatan LDH
menandakan adanya kerusakan jaringan.

32

Anda mungkin juga menyukai