Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus Mahasiswa

Laboratorium Radiologi Poltekkes Muhammadiyah


Makassar
Tahun 2020

TEKNIK PEMERIKSSAN TEMPORO MANDIBULAR JOINT


PADA KASUS DISLOKASI

DISUSUN OLEH :
RIZKA RAMADHANI ABRAR / P119155 / C

POLTEKKES MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PRODI RADIOLOGI
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)
Gambar 1.2 Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)
Gambar 1.3 Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)
Gambar 1.4 Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)
Gambar 2.1 Pesawat Sinar-X
Gambar 2.2 Kaset 18x24 cm
Gambar2.3 Computed Radiography
Gambar 2.4 Film Computed Radiography
Gambar 2.5 Marker R & L
Gambar 2.6 Proyeksi AP Axial
Gambar 2.7 Proyeksi Inferosuperior Transfacial
Gambar 3.1 Hasil Radiografi TMJ Proyeksi AP Axial
Gambar 3.2 Hasil Radiografi TMJ proyeksi Inferosuperior Transfacial
BAB 1 ISI

A. Anatomi Fisiologi dan esteologi


Pemahaman mengenai pergerakan sendi rahang harus didahului oleh
pengetahuan mengenai komponen dan fungsi sendi rahang atau sendi
temporomandibula. Sendi temporomandibula adalah area dimana rahang
bawah beratikulasi dengan tulang temporal dari kranium. Sendi
temporomandibula memfasilitasi pergerakan rahang bawah untuk
menjalankan fungsinya dalam sistem mastikasi. Sendi temporomandibula
terutama berperan dalam memfasilitasi fungsi pengunyahan dan
berbicara. Temporomandibular joint (TMJ) merupakan sendi
ginglymoarthrodial, yang berarti sendi yang mampu melakukan
pergerakan rotasi (ginglymoid) dan pergerakan meluncur (arthroidal),
sendi terdiri dari komponen tulang tertutup dan terhubung oleh kapsul
fibrosa. Kondilus mandibula membentuk bagian bawah dari sendi dan
umumnya berbentuk elips, meskipun terkadang bentuk tersebut
bervariasi. Artikulasi (persendian) dibentuk oleh kepala kondilus
mandibula yang menempati cekungan pada tulang temporal (fosa
glenoidalis atau fosa mandibularis). Selama pembukaan mulut yang lebar,
kondilus berotasi di sekitar sumbu engsel sendi dan meluncur,
menyebabkan posisi bergerak ke batas anterior dari fosa glenoidalis, yaitu
eminensia artikularis.

Gambar 1.1 Anatomi Temporo Mandibular Joint (TMJ)

Diantara kepala kondilus dan fossa mandibula terdapat diskus artikularis


yang terdiri atas jaringan ikat fibrosa yang padat dan hampir bebas
pembuluh darah dan saraf. Posisi diskus tersebut terfiksasi oleh jaringan
retrodiscal pada sisi posterior dan oleh jaringan ikat superior retrodiscal
pada sisi posterior atas dan inferior retrodiscal pada sisi posterior bawah.
Dibagian anterior diskus artikularis berikatan dengan ligamen kapsular
yang membungkus hampir keselurhan diskus artikularis. Ligamen
kapsular ini juga terhubung dengan diskus artikularis di bagian medial dan
lateralnya. Batas antara diskus artikularis dengan fosa mandibula dan
kepala kondilus adalah rongga yang diisi oleh cairan synovial yang
disekresi oleh sel endothel yang mengelilingi ligamen kapsular. Cairan ini
berfungsi sebagai suplai kebutuhan nutrisi untuk diskus dan juga untuk
bantalan untuk meminimalisir gesekan saat gerakan mandibula.

Gambar 1.2 Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)

Batas bagian anterior dari diskus artikularis juga berhubungan


dengan perlekatan otot. Serabut-serabut dari sepertiga posterior
otot temporalis dan otot maseter melekat pada aspek anterolateral
dari diskus. Serabut dari kepala superior musculus pterygoideus
lateralis melekat dapat dua pertiga anteromedial dari diskus
artikularis.
Gambar 1.3 Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)

Ligamen kapsular merupakan jaringan ikat penghubung fibrosa inelastik


yang melekat pada batas permukaan sendi Serabut-serabut dari ligamen
ini umumnya berjalan vertikal dan tidak membatasi pergerakan sendi.
Ligamen kapsular berfungsi melindungi diskus dan mewadahi cairan
synovial. Ligamen ini memfasilitasi rangsang propioseptif dan memberikan
respon neurologic terhadap posisi dan pergerakan sendi.
Gambar 1.4 Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)

Pergerakan temporo mandibular joint ini dibagi menjadi dua gerak


utama yaitu :
1) Gerak Rotasi
Ketika capit processus condylaris bergerak vivot dalam
kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya dengan
discus articularis.
2) Gerak meluncur atau translasi
Dimana caput mandibula dan discus arrticularis bergerak
disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada kompartemen
sendi bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan
agar cavum oris dibuka lebar-lebar. Gerak sendi pada individu
dewasa yang normal mempunyai kisaran 20-25 mm antara gigi
geligi anterior atas dan bawah. Bila dikombinasikan dengan gerak
meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal akan
meningkat menjadi 35-34mm.

Definisi Pemeriksaan Temporo Mandibular joint (TMJ)


Pemeriksaan Temporo Mandibular Joint (TMJ) adalah suatu
pemeriksaan secara radiologis dan persendian antara temporal dan
mandibula, yang dilakukan dengan proyeksi AP atau proyeksi
Interosuperior Transfacial.

B. Etologi dan Patologi


a) Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah suatu
gangguan yang terjadi karena pergerseran sendi antara
tulang temporal dengan mandibula. Dislokasi mandibula
adalah suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran
sendi, penderita dengan gangguan ini akan merasa tidak
nyaman walaupun gangguan ini jarang disertai dengan rasa
sakit yang hebat. Dislokasi dapat terjadi satu sisi (unilateral)
atau dua sisi (bilateral)

b) Etiologi Dislokasi
1) Pasien mempunyai fossa mandibular yang dangkal serta
kondilus yang tidak berkembang dengan baik;
2) Anatomi yang abnormal serta kerusakan dari stabilisasi
ligament yang akan mempunyai kecenderungan untuk terjadi
kembali (rekuren);
3) Membuka mulut yang terlalu lebar atau atau terlalu lama;
4) Kelemahan kapsuler yang dihubungkan dengan subslukasi
kronis;
5) Diskoordinasi otot-otot karena pemakaian obat-obatan atau
gangguan neurologis.

Dislokasi kronis secara rekuren berhubungan dengan kelemahan kapsula


dan ligament yang diakibatkan oleh penyembuhan yang tidak adekuat dari
penyakit generative, hipermobiliti, serta adanya trauma dan oklusal
disharmoni, yang akan menyebabkan spasme dari otot-otot masseter dan
pterygoid lateralis. Problem emosional dan gangguan neurofisiologi
adalah factor lain yang berhubungan

C. Proteksi Radiasi
Prinsip proteksi radiasi
1) Menggunakan perisai/pelindung berupa apron berlapis Pb, yang
merupakan sarana proteksi radiasi individu. Proteksi terhadap
lingkungan radiasi dapat dilakukan dengan melapisi ruang
radiografi menggunakan Pb untuk menyerap radiasi yang terjadi
saat proses radiografi.
2) Menjaga Jarak
Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah. Semakin dekat
tubuh kita dengan sumber radiasi maka paparan radiasi yang kita terima
akan semakin besar. Pancaran radiasi Sebagian akan menjadi pancaran
hamburan saat mengenahi materi. Radiasi hamburan ini akan menambah
jumlah dosis radiasi yang diterima. Untuk mencegah paparan radiasi
tersebut kita dapat menjaga jarak pada tingkat yang aman dari sumber
radiasi.
3) Mempersingkat Waktu Paparan
Sedapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu lama berada di dekat
sumber radiasi saat proses radiografi. Hal ini untuk mencegah terjadinya
paparan radiasi yang besar. Pengaturan mAs yang tepat, dengan waktu
paparan 0,0 detik lebih baik daripada 1 detik. Nilai kVp yang digunakan
cukup tinggi sehingga daya tembus dalam radiografi cukup baik, dengan
demikian maka pengulangan radiografi dapat dicegah.

BAB II
METODE PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

A. Tujuan Pemeriksaan Radiograf


Untuk dapat memahami teknik pemeriksaan radiografi Temporo
Mandibular Joint (TMJ) dan mengetahui posisi pasien dan persiapan
pasien lainnya yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Temporo
Mandibular Joint (TMJ)
B. Persiapan Pasien dan Persiapan Alat
1. Persiapan Pasien
-Melepaskan benda-benda logam yang dikenakan pasien di daerah

yang akan diperiksa seperti : Perhiasan – perhiasan logam atau


piercing agar tidak merusak gambar radiografi
-Mepersilahkan pasien untuk mengganti pakaian yang dikenakan
dengan baju khusus yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Persiapan Alat
Persiapan pada alat atau bahan yang akan digunakan pada saat
pemeriksaan radiografi antara lain :
a) Pesawat sinar-X (faktor eksposisi : Kv . Ma. S dan kondisi pesawat)

Gambar 2.1 Pesawat Sinar-X

b) Kaset dan film yang sesuai dengan daerah yang akan diperiksa digunakan
ukuran 18 cm x 24 cm

Gambar 2.2 Kaset 18x24 cm


c) Computed Radiography

Gambar 2.3 Computed Radiography


d) Film Computed Radiography

Gambar 2.4 Film Computed Radigraphy


e) Marker (pemberi tanda R : Right. L : Left)

Gambar 2.5 Marker R & L

C. Teknik Pemeriksaan Radiografi


1. Proyeksi Ap Axial
a) Posisi pasien : Posisikan pasien diposisi supine atau
erect
b) Posisi Objek :
- Tempatkan pertengahan kaset pada MSP (Mid Sagital Plane).
- Letakkan lengan diposisi yang nyaman
- Atur bahu agar posisinya sama
Atur kepala maka MSP sejajar dengan film
- Fleksikan leher agar orbitomeatal line tegak lurus dengan
film
c) Central Ray : Arahkan sinar ke caudal dengan sudut 35°
d) Cental Point : Atur central point pada daerah 25 cm anterior dan 5
cm superior dari MAE.
e) FFD : 100 cm
f) Ukuran Kaset : 18x24
g) Faktor Eksposi : Kv : 70-80, mAs : 16
h) Kriteria Gambar:
Kepala tidak mengalami rotasi.
- Tampak gambaran axial dari processus condyloid dan
manibula fossae.
- Condilus dan TMJ terlihat pada pemeriksaan open mouth.
- Terjadi sedikit superposisi oleh condilus pada pemeriksaan
closed mouth

Gambar 2.6 Proyeksi AP Axial


2. Proyeksi Inferosuperior Transfacial
a) Posisi pasien :
- Posisi semi prone khusus digunakan pada pasien yang tidak dapat
berbaring dengan posisi prone
- Apabila pasien berdiri, pasien dapat lebih nyaman dengan posisi
PA oblique.
b) Posisi objek :
-Atur kepala pasien agar true lateral Letakkan sisi yang
diperiksa menempel pada kaset.
-Akan terjadi sedikit tilt, jadi interpupillary line membentuk
sudut 10°-15° dari posisi tegak lurus
-Kepala juga akan mengalami putaran dari posisi lateral, jadi
MSP membentuk sudut 15° terhadap bidang kaset. Hal ini
mencegah superposisi daerah yang akan difoto dengan
vertebra cervicalis.
-Ekspos yang pertama dilakukan dengan dengan mulut
tertutup. Kemudian ganti kaset dan lakukan eksposi kedua
dengan mulut terbuka. Tahan nafas saat diekspos.
c) CR : Arahkan sinar ke chepalad dengan sudut 30°
d) CP : Pada pertengahan kaset. Maksudnya sinar yang diarahkan ke inferior
mandibula yang jauh dari film dan melalu atau menuju TMJ yang menempel
pada kaset.
e) FFD : 100 cm
f) Ukuran Kaset : 18x24
g) Faktor Eksposi : Kv : 70-80, mAs : 16
h) Kriteria Gambar
-Tampak gambaran lateral oblique dari TMJ pada posisi
open mouth dan closed mouth.
-Mandibula pada sisi yang tidak menempel pada kaset tidak
mengalami overlapping dengan daerah TMJ.
-Pada pemeriksaan closed mouth, condyle akan terletak
pada mandibular fossa
Pada pemeriksaan open mouth, condyle akan terletak pada
articular tuberde apabila pasien membuka mulutnya dengan
lebar.

Gambar 2.7 Proyeksi Inferosuperior Transfacial


BAB III
HASIL RADIOGRAFI

Gambar 3.1 Hasil radiografi proyeksi ap axial pada TMJ kanan close
mouth dan kiri open mouth
Gambar 3.2 Hasil radiografi proyeksi inferosuperior transfacial pada TMJ
kanan close mouth dan kiri open mouth

Hasil Pembahasan :
1. Proyeksi AP Axial
a) Kondilus dan TMJ terlihat pada pemeriksaan open mouth.
b) Terjadi sedikit superposisi oleh condilus pada pemeriksaan
closed mouth.

2. Proyeksi Inferosuperior Transfacial


a) Tampak gambaran lateral oblique dari TMJ pada posisi
open mouth dan closed mouth.
b) Pada pemeriksaan open mouth, condyle akan terletak pada
articular tubercle apabila pasien membuka mulutnya
dengan lebar
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Temporomandibular Joint( TMJ) adalah persendian dari
kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal.
Sendi temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung
jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang
mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga.
Salah satu patofisiologi temporomandibular joint (TMJ) seringkali
timbul dan disebabkan oleh hipermobilitas dari mandibula. Dislokasi
dan kondilus mendibula yang bertahan lebih dari beberapa detik
biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga menimbulkan
kejang otot parah.Teknik radiografi yang digunakan untuk
menegakkan diagnose pada pemeriksaan temporomandibular joint
(TMJ) adalah Proyeksi AP axial atau Proyeksi Inferosuperior
Transfacial.

B. Saran
Memberikan bimbingan agar dapat mengetahui secara jelas,
tidak hanya sebatas teori tentang bagaimana memposisikan dan
menangani pasien dalam semua jenis pemeriksaan.
BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP : RIZKA RAMADHANI ABRAR


PANGGILAN : ICHA/CHA
NIM : P119155
T.T.L : MAROS 20 NOVEMBER 2001
ASAL DAERAH : PINRANG
ASAL SMA : SMA NEGERI 7 PINRANG
ALAMAT : JALAN POROS PARE PINRANG
HOBBY : NONTON DRAMA KOREA

CONTAC PERSON
HP : 088744517730
FB/Whats App.Twt/Line : 088744517730
Email : Cantik.icha1002@gmail.com
Pengalaman Organisasi : -Bendahara osis
- Wakil ketua PMR
-Bendahara pramuka

Anda mungkin juga menyukai