Dosen Pembimbing:
DISUSUN OLEH:
1. ADEFA KAESA ARKANA
2. DIMAS NISFU ANDIKA
3. MOH.IQBAL BAIHAQI
TULUNGAGUNG
2022-2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah Hepar dan Kantung Empedu ini dapat
terselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Laboratorium
Mikrobiologi...................................................2
B. Alat Pelindung Diri Di Laboratorium
Mikrobiologi.......................................2
C. Jenis-Jenis Bahaya di Laboratorium
Mikrobiologi.........................................4
D. Sistem Manajemen K3 Laboratorium
Mikrobiologi.......................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Hati merupakan salah satu organ pencernaan dan juga termasuk dalam
sistem ekskresi manusia. Hati memiliki banyak sekali fungsi yang penting
bagi tubuh, karena hati mengatur segala proses metabolisme dalam tubuh.
1.3 TUJUAN
1. Untuk menginformasikan kepada pembaca tentang definisi dari hepar atau
hati
2. Untuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang fungsi hati
3. Untuk menginformasikan apa saja penyakit atau kelamin pada kerusakan
hati
4. Untuk menginformasikan kepada pembaca tentang definisi dari kantung
empedu
5. Untuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang fungsi kantung
empedu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
atau lebih. Hati menampung semua bahan yang diserap dari usus, kecuali
lemak, melalui vena porta. Hati merupakan pusat dari metabolisme tubuh.
pemecahan serta ekskresi dari berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk
Hati diliputi simpai jaringan ikat fibrosa (Glisson) dan membentuk septa
jaringan ikat tipis yang masuk ke dalam hati dari porta hepatis dan membagi –
bagi hati dalam lobus dan lobulus. Sel – sel parenkim hati (hepatosit) tersusun
lobuli terlihat lebih banyak jaringan ikat, yang mengandung cabang – cabang
vena porta, cabang arteri hepatika, dan duktus biliaris (saluran empedu).
hati), labulus portal, dan asinus hati (unit fingsional). Lobulus klasik dibatasi
oleh daerah portal (biasanya hanya tampak tiga dari enam sudutnya) dan
dipusatnya terdapat lubang, yaitu vena sentralis yang menampung darah dari
sinusoid. Jadi, darah mengalir dari daerah portal (cabang vena porta dan
empedu, yang diekskresi sel – sel hati, mengalir melalui kanalikuli biliaris ke
sebagai daerah pusatnya, dan bersudutkan tiga vena sentralis. Jadi lobulus ini
daerah portal. Asinus hati (unit fungsional), seperti halnya lobulus portal,
tidak jelas batas – batasnya. Tidak semua sudut dari lobulus klasik ada daerah
portalnya. Daerah yang tidak memiliki daerah portal ini tetap mendapat darah
dari asinus hati. kedua sudut belah ketupatnya adalah vena sentralis.
Unit fungsional dari hati adalah lobulus yang berbentuk silindrik dengan
panjang beberapa milimeter dan dengan diameter 0,8 – 2 mm. Dalam hati
sekeliling vena sentralis yang mengalirkan darah ke arah vena hepatika dan
selanjutnya menuju vena cava inferior. Lobuli itu sendiri pada dasarnya
tersususn atas beberapa lembaran yang terdiri dari sel – sel hati yang
menyebar secara radial dari vena sentralis seperti jari – jari roda. Tiap
lembaran tersebut biasanya tersusun setebal 2 sel hati. di antara sel – sel hati
yang berdekatan serta diantara lembaran sel – sel hati tersebut terdapat
saluran empedu kecil (bile kanalikuli) yang bermuara dalam saluran empedu
yang lebih besar dalam septa antara dua lobulus hati yang berdekatan. Di
dalam septa sersebut juga terdapat venula porta yang menerima darah dari
vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke cabang – cabang sinusoid yang
terletak di antara lembaran – lembaran sel hati, dan dari sini darah mengalir
ke vena sentralis. Dengan demikian, sel – sel hati akan mendapat darah dari
vena porta secara terus – menerus. Selain venula porta, di dalam septa
memberikan darah kepada jaringan septa dan sebagian lagi menuju sinusoid.
Sinusoid venula dibatasi oleh dua jenis sel, yaitu sel endotil yang khas
dan sel – sel Kupfer yang sebenarnya adalah sel retikuloendotil yang mampu
mengadakan fagositosis kuman – kuman atau benda – benda asing yang ada
dalam darah. Sel – sel endotil yang membatasi sinusoid venosa tersusun
Dibawah dinding sinusoid ini, yaitu di antara sel – sel endotil dengan sel – sel
hati terdapat satu ruangan yang amat sempit yang disebut rongga dari Disse.
Karena “porousnya” dinding sinusoid tersebut, maka zat – zat yang ada dalam
plasma dapat bergerak dengan bebas ke dalam rongga disse. Bahkan protein
Dengan demikian, cairan yang berlebihan yang ada dalam rongga dari Disse
Selain itu, dari arteria hepatika mengalir masuk kira – kira 350 cc
darah. Darah arterial ini akan masuk ke dalam sinusoid dan bercampur
dengan darah portal. Pada orang dewasa, jumlah aliran darah ke hati
diperkirakan sekitar 1500 cc tiap menit. Aliran darah ke hati ini dapat
dalam usus. Hati mengekresi zat – zat yang berasal dari dalam sel hati,
Bengal Radioaktif.
a. Metabolisme Karbohidrat
b. Metabolisme Lemak
Walaupun metabolisme lemak dapat terjadi pada hampir
b. Pembentukan lipoprotein.
krebs dan menghasilkan tenaga yang besar. Karena hati tidak bisa
merupakan suatu asam yang sangat larut dalam asam itu akan
6. Metabolisme Protein
dari amoniak.
merupakan zat yang toksik dan berasal dari banyak sumber yaitu
dari usus dan dari ginjal. Sintesa urea terjadi dalam hati dengan
a. Fungsi detoksifikasi
berbagai macam bahan, bail yang berasal dari luar tubuh misalnya
racun atau obat – obatan, ataupun bahan yang berasal dari dalam
sebagainya.
c. Fungsi perlindungan
Sel – sel kupfer yang terdapat pada dinding sinusoid hati
a. Hepatitis
hepatitis A.
1) Hepatitis A
mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar. Virus ini
7. Mual
8. Muntah
11. Kelelahan
2) Hepatitis B
Hepatitis B dapat ditularkan melalui darah, jarum suntik, hubungan seks dan
melalui kelahiran. Setiap orang yang tinggal dan atau memiliki hubungan dengan
orang yang terinfeksi virus hepatitis B ini harus mendapat vaksinasi. Vaksinasi
juga wajib diberikan bagi para tenaga kesehatan yang memiliki kemungkinan
b. Penyakit Kuning
mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari,
sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita
tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku
jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh
cairan empedu.
c. Sirosis Hati
Penyebab :
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah
sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat
terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah
gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
Penyembuhan :
komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar,
d. Hati Berlemak
Penyebab :
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau
mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi
menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena
e. Kanker Hati
Penyebab :
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati
komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi
Penyebab :
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu,
bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah
dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata
disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin
Setelah terjadi konyugasi atau pengikatan dengan asam-asamamino (taurin dan glisilin),
garam empedu diekskresikankedalam empedu. Bersama dengan kolesterol dan lesitin,
garamempedu diperlukan untuk emulsifikasi lemak dalmintestinum. Proses ini penting untuk
proses penceranaan dan penyerapanyang efesien. Kemudian garam empedu akan diserap
kembali, terutama dalam ileum distal, ke dalam darah portal untukkembali ke hati dan sekali lagi
diekresikan ke dalamempedu. Lintasan hepatosit-empedu-intestinum dan kemblai lagi kepada
hepatosit dinamakan sirkulasi enterohepatik (Arif muttaqin, 2011)