Anda di halaman 1dari 25

SISTEM INDERA PADA MANUSIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia


Dosen Pengampu Mahmud Rudini, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh
Kelompok 3
Biologi 6F

1. Restu Eka Yulianti 1711060090


2. Rizkia Dita Farenda 1711060229
3. Vicca Ayu Febriyani 1711060248

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia tentang Sistem Indra Pada Manusia
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalam nya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Bapak Mahmud Rudini, S.Pd, M.Si yang telah
membarikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran atau usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang


membacanya sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Indra Manusia................................................................3


B. Indra Penglihatan (Mata).............................................................................3
C. Indra Pembau (Hidung) ...............................................................................8
D. Indra Pendengaran (Telinga) ......................................................................9
E. Indra Peraba (Kulit) .....................................................................................14
F. Indra Pengecap (Lidah) ...............................................................................17
G. Gangguan Pada Sistem Indera Manusia......................................................18

BAB III KESIMPULAN................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi di ciptakan berdampingan dengan
alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup.
Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga
keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk
dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi Tuhan memberikan
indera kepada setiap makhluk hidup.
Indra ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan,
baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indra yang ada pada
makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel- sel reseptor inilah
yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.
Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor pada indra ini di bagi menjadi dua,
yaitu intereseptor dan eksoreseptor.
Intereseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan- perubahan
yang terjadi di dalam tubuh. Sel- sel interceptor terdapat pada sel otot,
sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pncernaan, dan lain
sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di
dalam tubuh salah satu contohnya terjadi rasa nyeri di dalam tubuh.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari intereseptor. Eksoreseptor
berfungsi untuk mengenali perubahan- perubahan lingkungan yang terjadi
di luar tubuh. Yang termasuk eksoresptor yaitu Mata, Telinga, Hidung,
Lidah,dan Kulit. Kelima indra tersebut biasa kita kenal dengan sebutan
panca indra yaitu reseptor eksoreseptor. Semua organisme memiliki
reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal
dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor di beri nama
berdasarkan jenis rangsanganyang di terimanya, seperti kemoreseptor,
fotoreseptor, audioreseptor, dan mekanoreseptor.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian system indra manusia?

1
2. Bagaimana sistem indra pengelihatan pada manusia ?
3. Bagaimana sistem indra pembau pada manusia ?
4. Bagaimana sistem indra pendengaran pada manusia ?
5. Bagaimana sistem indra peraba pada manusia ?
6. Bagaimana sistem indra pengecapan pada manusia ?
7. Apa saja gangguan pada sistem indra manusia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian system indra manusia.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem indra pengelihatan pada manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem indra pembau pada manusia
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem indra pendengaran pada manusia
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem indra peraba pada manusia
6. Untuk mengetahui bagaimana sistem indra pengecapan pada manusia
7. Untuk mengetahui gangguan pada sistem indra manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian System Indra Manusia


System indra adalah salah satu bagian dari system koordinasi yang
merupakan penerima rangsang atau reseptor.Indra adalah alat pengenal dunia
luar. Pada prinsipnya alat- alat indra pada tubuh manusia terdiri dari bagian-
bagian yang berfungsi untuk menerima, mengolah, dan menjawab rangsang.
Alat indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan.1
Indra sebenarnya pangkal dari sebuah reaksi, karena dari indra-indra
tersebut manusia bisa menerima reaksi dari luar. Indra merupakan reseptor,
yang berperan sebagai penerima rangsangan (impuls). Dari indra tersebut,
rangsangan akan diteruskan menuju ke otak dan akan kembali menjadi
sebuah reaksi. Indra yang kita kenal ada lima. Kelima indra tersebut
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar. Oleh karenanya,
disebut eksoreseptor.2

B. Indra Penglihatan (Mata)


Mata merupakan organ yang mampu mendeteksi cahaya karena memiliki
reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Secara
sederhana, sebenarnya fungsi mata hanyalah membedakan lingkungan sekitar
dalam keadaan gelap atau terang. Sementara mata yang kompleks akan
memberikan pengertian visual.3

1
Tjitjih Kurniasih. Sistem Organ Manusia. (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal 109-110

2
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 67

3
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 67

3
Gambar Organ Mata

1. Bagian-bagian Mata

a. Bola Mata
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga
mata yaitu:
1) Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat
berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian
depan bersifat transparan, yang disebut kornea yang dilapisi oleh
Konjungtiva. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang
berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.4

2) Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam yang berisi
banyak pembuluh darah, dan fungsinya memberi nutrisi dan
oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi
untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan,
koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan
membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan, iris bercelah
membentuk pupil (anak mata) yang menjadi jalan sinar masuk. Iris
berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk
mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum
yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari
otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
4
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 68

4
3) Retina
Lapisan ini sangat peka terhadap sinar karena pada seluruh
bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang
serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke
otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap
sinar dan daerah ini disebut bintik buta. Adanya lensa dan
ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi
dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi cairan yang
disebut aqueoes humor dan bagian belakang terletak di belakang
lensa beisi vitreous humor.
Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu
dalam bentuk yang benar. Selaput transparan yang melapisi kornea
dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini
peka terhadap iritasi karena penuh dengan pembuluh darah dan
serabut saraf. Untuk mencegahkekeringan, konjungtiva dibasahi
dengan cairan yang keluar dari kelenjar mata (kelenjar lakrimal)
yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam,
dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat
pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.5

b. Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat
diantaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior,rektus
eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan
bola mata kekanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah. Dua lainnya adalah
otot obliq atas (superior) dan otot bawah (inferior).

c. Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempengan
tarsal yang terdiri atas jaringan fibrus yang sangat padat, serta
dilapisi kulit dan dibatasi konjungtiva. Jaringan di bawah kulit ini

5
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 68

5
tidak mengandung lemak. Kelopak mata atasb lebih besar daripada
kelopak mata bawah, serta digerakkan keatas oleh otot levator
palpebrae. Kelopak-kelopak itu ditutup otot-otot melingkar, yaitu
muskulus orbikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran
kelopak mata, serta melindungi mata dari debu dan cahaya.6

2. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami
pembiasan lima kali, yaitu waktu melalui konjungtiva,kornea,aqueus
homor,lesa dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea.
Bagi mata normal, bayangan-bayangan benda akan jatuh pada bintik
kining, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel
konus) dan sel batang (basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung
dan sel batang beisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai
bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel
batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk
situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih
pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna. Pigmen
lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel
konus, yaitusel yang peka terhadap warna merah,hijau, dan biru.
Dengan ketiga macam sel konus tersebut matadapat menangkap
spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan
buta warna.7
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu
suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya
sinar matahari, maka rodopsin akan terurau menjadi protein dan
vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.
Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi
6
Evelyn C. Pearce.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama,2009,Hal 387

7
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 69

6
gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu mata melakukan
adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat
(punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa
kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat
dengan objek, cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut.
Sedangkan jika kita sangat jauh dari objek, sudut kerucut cahaya yang
masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Sinar dari objek
yang jauh maupun yang dekat direfraksikan (dibiaskan) untuk
menghasilkan titik yang tajam pada retina agar objek terlihat jelas.
Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut
pemfokusan. Cahaya akan dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea.
Cahaya dari objek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan
untuk pemfokusan dibandingkan objek yang jauh.
Cahaya dari objek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari objek yang dekat difokuskan dengan lensa yang
tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari.
Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan
apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatbya, lensa menebal
dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari berelaksasi sehingga
apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegang ligamen
suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor
mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses
pemfokusan objek oada jarak yang berbeda-beda disebut daya
akomodasi.8

C. Indra Pembau (Hidung)


Hidung merupakan salah satu panca indra yang berfungsi sebagai indra
pembau. Indra pembau sebenarnya berupa kemoreseptor yaitu lapisan lendir
bagian atas yang berada dalam permukaan hidung.

8
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 69

7
Makanan yang beracun, berbau busuk, akan menimbulkan bau aneh. Tidak
hanya itu, makanan yang enak dan mengandung selera juga merupakan bau.
Bau tersebut merupakan pringatan dini yang akan ditangkap oleh lapisan
lendir bagian atas. Melalui kemoreseptor tersebut, rangsangan akan
diteruskan hingga otak dan terjadilah sebuah reaksi. Kemoreseptor berada
dalam rongga hidung yang terbentuk oleh tulang serta jaringan lunak di
bagian depannya. Di depan terdapat lubang hidung yang sering disebut
narres. Didalamnya terdapat bulu hidung atau vestibullum nasi. Kemoreseptor
berada di bagian berambut yang ada di atap rongga hidung. Indra pembau ini
mengandung 20 juta sel olfaktori khusus dengan akson-akson tegak sebagai
serabut saraf pembau. Di pangkal sel pembau pada permukaan mengandung
beberapa rambt pembau. Rambut ini akan bereaksi terhadap bahan kimia bau-
bauan di udara.9

Gambar Hidung

Daerah atap rongga hidung sering terdapat daerah berbulu selebar


perangko, sering disebut sebagai epitel olfaktorius yang terdiri dari ribian sel-
sel reaktif teradap bau. Ada 6 sampai 30 jenis sensor yang berada di
permukaan sel tersebut. Pada saat molekul bau mendarat pada sel-sel
penerima tersebut, rangsangan atau impuls akan berjalan melalui saluran
olfaktorius dan akan dipilah-pilah berdasarkan jenisnya. Oleh saraf pembau
(olfaktorius) akan diteruskan di otak.

9
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 70

8
Secara fungsional, hidung terbagi menjadi dua area, yaitu area
pernapasan atau respirasi dan area penciuman atau olfaktorius. Respirasi
berada didua pertiga bagian bawah dan olfaktorius berada di seprtiga bagian
atas. Pada dinding hidung terlihat ada 3 sekat dengan rongga diantara sekat-
sekat tersebut. Melalui sekat yang berada di rongga hidung, udara yang
masuk mengalami sirkulasi di dalam rongga hidung untuk penyesuaian suhu
lalu baru masuk ke paru-paru. Pada rongga bagian tengah (meatus nasi
media) terdapat tempat bermuaranya hubungan keluar dari rongga sekitar
hidung (paranasal sinus), sedangkan rongga bagian bawah (meatus nasi
inferior) terdapat muara saluran air mata (dustus naalocrimalis). Melalui
hubungan udara luar, tekanan udara di dalam sinus selalu mengalami
pengaturan keseimbangan.

D. Indra Pendengaran (Telinga)


Telinga merupakan indra yang mampu mendeteksi atau mengenal suara,
serta banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. walaupun
telinga mampu mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi
dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke
otak melalui saraf yang menyambungkan telinga. Telinga terletak di sisi
kepala yang terdiri dari tiga bagian, bagian luar (auris eksterna), bagian
tengah (auris media), dan bagian dalam (auris interna).
1. Bagian-bagian Telinga
a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri dari :
1) Daun telinga (auricula)
Daun telinga terbuat oleh tulang rawan elastin yang melekat
erat dengan kulit, tanpa lapisan subcutis.

9
Gambar Telinga Luar

2) Lubang telinga (meatus acustitus externus)


Lubang telinga panjangnya sekitar 2-3 cm memiliki lapisan
epitel dengan bulu halus disertai kelenjar keringat dan lemak
(sebum) yang menghasilkan serum (wax). Dibagian luar dari
lubang telinga dibentuk oleh tulang rawan sehingga bersifat
mobile, sedangkan bagian dalam dibentuk oleh tulang tengkorak.
3) Membran / gendang telinga
Membran telinga berfungsi sebagai pembatas, memiliki
posisi miring mengahadap ke bawah. Bentuk membran tidak rata
tetapi menyerupai kerucut dengan diameter sekitar 10 mm. Bagian
tengahnya dinamakan umbo yang merupakan kedudukan tulang
pendengaran.

b. Telinga Bagian Tengah


Telinga bagian tengah dindingnya dibatasi oleh gendang
(membran) telinga berserta tulang di sebelah atas dan bawahnya.
Telinga bagian tengah ini memiliki dua saluran, ke depan
menghubungkan dengan kerongkongan atau tuba auditiva, serta
kebelakang menghubungkan rongga dalam tulang atau cellule
mastoidea.10
10
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 72

10
Gambar Telinga Bagiab Tengah

Dinding dalam telinga tengah berbatasan langsung dengan tulang


pembatas telinga dalam. Pada tulang ini terdapat bangunan untuk
penerima rangsangan keseimbangan (canalis semicirularis) dan juga
tulang pendengaran/tulang sangurdi (os stapes). Tulang pendengaran
terdiri dari tiga bagian : os moleus (tukul), incus (landasan), stapes
(sangurdi). Dibawahnya lubang bulat (foramen rotundum) yang
tertutup membran. Lubang ini penting untuk memelihara
keseimbangan tekanan di ruang telinga dalam.
Di dalam telinga tengah ini juga terdapat penonjolan akibat rumah
siput yang berfungsi sebagai penerima rangsanga pendengar di telinga
bagian dalam. Getaran suara yang diterima gendang telinga akan
diteruskan melalui tulang pendengaran. Tulang ini akan meneruskan
suara pada cairan endolymph. Setelah malalui reseptor pendengaran,
getaran dinetralkan kembali melalui getaran membran pada Foramen
Rotundum.
c. Telinga Bagian Dalam

11
Gambar Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari labirin tulang (labirin osea), yaitu
sebuah rangkalan rongga pada tulang pelipis yang dilapisi perlsotmum
yang berisi cairan perilimfe dan labirin membrsnasea. Sementara yang
terletak lebih dalam berisi cairan endolimfe.
Di telinga bagian dalam terdapat organ pendengaran cochlea yang
menyerupai rumah siput dengan permukaan dalam berbentuk spiral.
Cochlea terletak di depan labirin .di mana penampang melintang dalam
cochlea (rumah siput) ini terdiri atas tiga bagian yaitu : skala vestibuli,
skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli berhubungan dengan
tulang sangurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval.
Sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui
tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau
membran reissner dan bagian bawah dibatasi oleh membran basilaris.
Di atas membran basilaris terdapat organ yang mengubah getaran suara
menjadi impuls. Organ ini sering disebut organo corti. Organo corti
terdiri dari sel rambut dan sel penyokong.

2. Fungsi Indra Pendengaran


a. Pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar
menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran struktur koklea pada
jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran
vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran
reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini
menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.

12
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan
selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke
atas dan ke bawah. Ketika rambutrambut sel menyentuh membran
tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensorik pada
organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim
ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

b. Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa
tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ
ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam
utrikulus clan sakulus. Ujung dari setiap saluran setengah lingkaran
membesar disebut ampula. Ampula berisi reseptor, sedangkan
pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus
dan keduanya berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan
yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensorik
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk
kubah atau sering disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran
setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari
sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang
melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan
impuls yang akan dikirim ke otak.11

E. Indra Peraba (Kulit)


Kulit merupakan pembungkus elastis berupa jaringan yang menutup
seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan seperti cuaca,
polusi, temperatur udara dan juga sinar matahari. Lapisan kulit pada dasarnya
sama di se|uruh tubuh. Kecuali bagian telapak tangan, telapak kaki, dan bibir.

11
Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014,hal 74

13
Tebalnya bervariasi dari 0.5 mm di kelopak mata hingga 4 mm dl telapak
kaki. Luas permukaan kulit mencapai 2 meter persegi dan beratnya hingga 4
kilogram (kg).

Gambar kulit

1. Susunan kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan
dalam atau lapisan dermis, serta lapisan Subkutan.
a. Epidermis
Lapisan epidermis berada di paling luar, dibentuk oleh zat tanduk
(keratin), atau merupakan lapisan dermis (cornium) yang sudah tua. Pada
orang tertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti sisik tipis.
Lapisan paling dalam epidermis dinamakan ,lapisan basal atau stratum
germinativum.
Epidemis terdiri dari empat lapis, di antaranya:
1) Lapisan basal, terdiri dari sel-sel kuboit yang tegak lurus terhadap
dermis, tersusun sebagal tiang pagar atau pollsade, dan merupakan
lapisan terbawah dari epidermis. Dalam lapisan ini, terdapat melanosit
yaitu sel dendritik yang membentuk melanin yang berfungsi sebagai
pelindung kulit dari sinar matahari.
2) Lapisan Malpighi/statum spionsum, yaitu merupakan lapisan
epidermis yang paling tebal, terdiri atas sel polygonal. Sel-sel ini
memiliki protoplasma yang menonjol dan terlihat seperti duri.
3) Lapisan granular/stratum granulosum, merupakan lapisan yang terdiri
atas butir-butir granul keratohialin yang basofilik.

14
4) Lapisan tanduk (korneum), yaitu lapisan yang banyak mengandung
keratin. Lapisan ini merupakan protein fibrous insoluble yang
membentuk pertahanan terluar dari kulit. Fungsinya untuk mengusir
mikroorganisme patogen, mencegah kehilangan cairan berlebih dari
dalam tubuh, unsur utama yang memadatkan rambut atau kuku.

b. Dermis
Dermis merupakan lapisan yang berada di bawah lapisan
epidermis. Lapisan ini terdiri dari beberapa jaringan ikat yang memiliki
dua lapisan.
1) Pars papilaris, terdiri atas sel fibroblast yang memproduksi kolagen.
2) Retikuiaris yaitu lapisan yang memiliki banyak pembuluh darah,
tempat akar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus.

c. Lapisan Subkutan
Pada lapisan subkutan dapat ditemukan banyak pembuluh darah,
saraf, dan folikel atau otot rambut, beserta merector piIIi. Lapisan
subkutan merupakan lapisan terdalam yang banyak mengandung sel Iiposit
penghasil lemak. Lapisan ini merupakan jaringan adipose, yaitu jaringan
yang berfungsi sebagai bantalan antara kulit dan struktur internal seperti
otot dan tulang. Lapisan ini juga berfungsi sebagai jaringan mobilitas kulit,
perubahan kontur dan penyekatan panas, serta tempat penumpukan energi.

2. Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan
tulang: sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang
peka terhadap berbagai rangsangan, sebagai alat ekskresi, serta pengatur
suhu tubuh.
Karena berfungsi sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-
reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis

15
yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas,
ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Di dalam kulit juga terdapat kelenjar-keleniar yang memiliki fungsi masing
masing dan penting untuk keseimbangan tubuh. Kelenjar tersebut di
antaranya:
a. Kelenjar Sebasea yaitu kelenjar yang berfungsi mengontrol sekresi
minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang
akan melumasi rambut hissngga menjadi halus, lentur, dan lunak.
b. Kelenjar keringat. kelenjar ini dapat diklanfikasikan menjadi dua kategori.
1) Kelenjar Ekrin yaitu kelenjar yang terdapat di semua bagian kulit.
Kelenjar ini berfungsi melepaskan keringat sebagai reaksi peningkatan
suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat
dikendalikan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat biasanya terjadi
di tangan,kaki, ketiak, punggung, dan dahi sebagai reaksi atas stres,
nyeri, dan gejala lainnya.
2) Kelenjar Apokrin merupakan kelenjar yang terdapat di eksil, anus,
skrotum, labia mayoru dan bermuara pada folikel rambut. Kelenjar ini
sangat aktif pada masa pubertas. Pada wanita, kelenjar ini akan
membesar dan mengecil saat siklus menstruasi. Kelenjar ini
memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh
bakteri sehingga menghasilkan bau. Pada telinga bagian luar, terdapat
kelenjar ini dan sering disebut kelenlar seruminosa yang menghasilkan
serum (wax), terasa berminyak ketika diraba.

F. INDRA PENGECAP (LIDAH)


Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
mudah bergerak. Sebagian besar lidah tersusun dari otot rangka yang melekat
pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah, dan processus stylideus di tulang
pelipis. Selain itu, lidah juga membantu dalam hal berbicara. Lidah terdiri dua
bagian, yaitu otot eksentrik dan intrisik yang dapat membantu pencernaan
makanan dengan mengunyah dan menelan.

16
Gambar Bagian-bagian Pengecapan

Lidah dikenal sebagai Indra pengecap karena memiliki struktur tunas


pengecap. Lidah mampu mengenal berbagai rasa seperti rasa manis, asam,
asin, dan pahit karena memiliki berbagai papila. Papila  ini membuat
permukaan lidah terkesan kasar karena berupa tonjolan-tonjolan yang cukup
banyak. Lidah mampu merasakan berbagai jenis rasa karena memiliki tunas
pengecap yang benda di pinggir papila. Tunas pengecap terdiri dari dua sel:
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
dan sel penyokong ada untuk menopang. Tunas pengcap berada di masing-
masing sisi dan memiliki peran berbeda. Bagian tepi depan untuk
membedakan rasa manis, bagian depan samping untuk membedakan rasa
asam, bagian belakang untuk membedakan rasa pahit, dan bagian depan
untuk membedakan rasa asin.

Gambar Lidah

17
G. Gangguan Pada Sistem Indera Manusia
1. Rabun Jauh (miopi)
Orang yang menderita rabun jauh atau miopitidak mampu melihat
dengan jelas objekyang jauh tapi tetap mampu melihat denganjelas objek
di titik dekatnya (pada jarak 25cm). titik jauh mata orang yang
menderitarabun jauh berada pada jarak tertentu (matanormal memiliki
titik jauh tak berhingga). Rabun jauh dapat diperbaiki
denganmenggunakan lensa divergen yang bersifatmenyebarkan
(memencarkan) sinar. Lensadivergen atau lensa cekung atau lensanegatif
dapat membantu lensa mata agardapat memfokuskan bayangan tepat
diretina.

2. Rabun Dekat (Hipermetropi)


Orang yang menderita rabun dekat atauhipermetropi tidak mampu
melihat denganjelas objek yang terletak di titik dekatnya tapitetap mampu
melihat dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mataorang
yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25
cm). Cacat mata hipermetropi dapat diperbaikidengan menggunakan lensa
konvergen yangbersifat mengumpulkan sinar. Lensakonvergen atau lensa
cembung atau lensapositif dapat membantu lensa mata agardapat
memfokuskan bayangan tepat diretina.12

3. Sinusitis
Sinusitis merupakan sebuah penyakit peradangan yang terjadi pada
selaput lendir sinus yaitu rongga yang berisi udara dan letaknya dalam
rongga kepala sekitar hidung. Tak banyak yang menyadari akan hadirnya
penyakit ini pada seseorang, dikarenakan dengan gejala-gejala yang biasa
saja seperti hidung sering mengeluarkan cairan air dan berwara kuning,
juga ingus yang bau amis, sering sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi
dan tidak bersemangat. Apabila dibiarkan terus menerus akan berdampak

12
Wisudantyo Wahyu Priambodo. Jurnal Teknologi. 2012:hal 91

18
pada keseriusan sehingga dapat menyerang tubuh pasien dan membuat
pasien tidak bersemangat dan membawa rasa sakit yang berlipat ganda.13

4. Presbikusis
Presbikusis berasal dari dua kata Yunani - presbus, seorang pria
tua, dan acusis, pendengaran. Jadi presbikusis adalah gangguan
pendengaran akibat faktor usia yang alami terjadi pada sistem
pendengaran.14

5. Kanker Lidah
Kanker lidah merupakan karsinoma ronggamulut yang sering
terjadi. Lebih dari setengahjumlah total kanker rongga mulut di Belanda
adalahkanker lidah. Sebagian besar kanker lidah merupakan karsinoma sel
skuamosa diferensiasi sedang.Kanker lidah merupakan kanker yang solid
danmemiliki kemampuan metastasis yang tinggi. Metastasis limfogen
dapat terjadi pada lebih dari setengah jumlah kasus kanker lidah,
sedangkan metastasis kontralateral dan bilateral terjadi melalui pembuluh
limfe yang menyeberangi garis median. Perawatan kanker lidah seperti
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi masih merupakan pilihan
utama.15

6. Tinea versicolor
Salah satu penyakit kulit yang banyak diderita
masyarakatIndonesia yaitu penyakit panu (Tinea versicolor). Panu adalah
infeksi yangdisebabkan oleh sejenis fungi (Malassezia furfur atau
Pityrosporus orbiculare). Ciri-cirinya adalah bercak-bercak putih,
seringkali di kulit muka, yang terdiri dari benang-benang pendek dan spora
berkelompok.16
13
Laili Hafni dan Magdalena Simanjuntak.Jurnal Informatika Kaputama.2018 : hal 9

14
Ni Ketut Ratih Nuryadi. Jurnal Medicina. 2017:hal 58.

15
Keri Pangesti Yudi Harhari. Jurnal Mutiara Medika.2011:hal 15

16
Ade Maria Ulfa. Jurnal Kebidanan.2016:hal 51

19
20
BAB III
KESIMPULAN

Sistem indera adalah salah satu bagian dari system koordinasi yang
merupakan penerima rangsang atau reseptor.Indra adalah alat pengenal dunia luar.
Pada prinsipnya alat- alat indra pada tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian
yang berfungsi untuk menerima, mengolah, dan menjawab rangsang. Alat indra
berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Terdapat 5 alat indera yang dimiliki manusia yaitu mata sebagai
indera penglihat, telinga sebagai indera pendengar, hidung sebagai indera pembau,
lidah sebagai indera perasa dan kulit sebagai indera peraba.

21
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama,2009

Hafni, Laili. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sinusitis Menggunakan Metode


Bayes Berbasis Web. Jurnal Informatika Kaputama. Vol 2. No 1:2018

Harhari, Keri Pangesti Yudi. Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus
(Typhonium flagelliforme Lodd.) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah
Manusia (Sp-c1) Secara In Vitro. Jurnal Mutiara Medika. Vol 11 No
1:2011

Nuryadi, Ni Ketut Ratih. Karakteristik Pasien Presbikusis di Poliklinik THT-KL


RSUP Sanglah Denpasar tahun 2013-2014. Jurnal Medicinia. Vol 48. No
1:2017

Priambodo, Wisudantyo Wahyu. Perangkat Pengukur Rabun Jauh dan Rabun


Dekat Pada Mata Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Teknologi. Vol 5 No
2:2012

Sarwadi.Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas,2014

Tjitjih,Kurniasih. Sistem Organ Manusia. Yogyakarta : Deepublish 2018

Ulfa, Ade Maria. Analisa Asam Benzoat dan Asam Salisilat Dalam Obat Panu
Sediaan Cair. Jurnal Kebidanan. Vol 2,No 2:2016

22

Anda mungkin juga menyukai