Disusun oleh:
Kelas XI MIPA 2
Kelompok 8
Ketua : Sindi Manora Khoirunisa 0066487556
Anggota : 1. Feni Savera 0064310279
2. Rifqi Muhammad Ihsan 0068829526
Disusun oleh:
Kelas XI MIPA 2
Kelompok 8
Ketua : Sindi Manora Khoirunisa 0066487556
Anggota : 1. Feni Savera 0064310279
2. Rifqi Muhammad Ihsan 0068829526
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sturuktur dan Proses Sistem Gerak pada
Manusia ini dengan baik dan lancar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Aprizal Efendi, S.Pd,M.Pd. yang telah menjadi pembimbing mata pelajaran biologi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak dan terutama kepada Bapak
Aprizal Efendi, S.Pd,M.Pd. yang telah membantu berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 3
1.4 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.5 Manfaat Pembahasan....................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................... 5
2.1 Definisi Sistem Gerak Pada Manusia.............................................................. 5
2.2 Fungsi dan Klasifikasi Tulang ........................................................................ 5
2.3 Fungsi dan Klasifikasi Otot............................................................................. 18
BAB III. PENUTUP............................................................................................ 27
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 27
3.2 Saran................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 29
LAMPIRAN......................................................................................................... 31
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat
diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari
tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila akaimpuls atau rangsangan
yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia
dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata
atau secara nyata. Gerak pada manusia menggunakan alat gerak yang tersusun dalam
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia ada 2 macam yaitu alat gerak
pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif
karena tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Otot disebut alat gerak aktif
karena otot memiliki senyawa kimia yang membentuk aktomiosin sehingga dapat
bergerak. Maka otot memiliki sifat yang lentur untuk kontraksi dan relaksasi. Kedua
alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk
suatu sistem yang disebut sistem gerak (Azima, dkk. 2012: 1) Proses pembentukan
tulang disebut osifikasi. Tulang yang Menyusun rangka terdiri dua jenis, yaitu tulang
Pengenalan sistem gerak ini perlu sekali diterapkan, karena sangat berguna
mengenali sistem gerak pada manusia. Oleh karena itu makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas kami dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang
Agar penulisan makalah ini terstruktur dan mencapai tujuan yang diinginkan,
maka kami membuat beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan masalah tersebut
sebagai berikut:
Batasan masalah pada makalah ini yaitu hanya membahas fungsi dan klasifikasi
1.4 Tujuan
1.4.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud sistem gerak pada manusia.
1.4.2 Untuk mengetahui fungsi tulang dan otot pada sistem gerak manusia
1.4.3 Untuk mengetahui klasifikasi tulang dan otot pada sistem gerak manusia
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya makalah ini adalah dapat menambah wawasan dan
2
1.5.1 Manfaat Bagi Penulis
Melatih penulis agar mampu menyusun makalah yang benar dan untuk
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem gerak adalah sistem dalam tubuh yang terdiri dari persendian, otot
gerakandan aktivitas, seperti berlari, berjalan, menari. Alat gerak pada manusia
yaitu alat gerak aktif dan pasif. Pasif berupa tulang dan aktif berpa otot. Tulang
disebut alat gerak pasif karena tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri.Otot
disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yangmembentuk
aktomiosin sehingga dapat bergerak. Maka otot memiliki sifat yanglentur untuk
kontraksi dan relaksasi (Hafiz, dkk. 2018:1). Sistem gerak (kerangka) adalah
yang lunak dan menunjang tubuh (Rifqiawati dan Hisani, 2010: 69). Sistem gerak
pada manusia merupakan sistem yang mengatur seluruh pergerakan pada tubuh
manusia melalui hasil interaksi antara tulang, otot dan persendian tulang. Otot
semula. Sedangkan tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi
oleh matrix kolagen ekstraselular. Tulang adalah organ dengan struktur keras,
kaku dan pasif yang membentuk kerangka manusia. Terdiri atas hampir 50 persen
air. Bagian padat selebihnya terdiri atas berbagai bahan mineral, terutama
serabut kolagen, dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal
berikut.
28
2.2.2.1.1 Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar
29
di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis (pertautan
tulang kemaluan).
seperti kolagen yang akan mengikat zat kapur. Osteoblas yang telah
dikelilingi zat kapur akan mengeras dan menjadi osteosit (sel tulang
keras). Antara sel tulang yang satu dan sel tulang yang lain
Setiap satuan sel osteosit akan mengelilingi suatu sistem saraf dan
30
(Hafiz, dkk. 2018:4)
yang dapat mengikat kapur (CaCO3) dan fosfor (CaPO4). Kapur dan
keras.
menjadi dua bagian, yaitu tulang kompak dan tulang spons (Gambar
5). Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat, sedangkan
31
dan tulang spons. Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan
berikut.
32
2.2.3.1 Tulang pipa, berbentuk panjang dan berongga, seperti pipa.
betis, dan tulang kering. Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu dia
epifisis adalah bagian tepi (epi) atau bagian "kepala" tulang. Di antara
epifisis dan diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis
paru-paru.
33
(Hafiz, dkk. 2018:6)
pangkal telapak tangan (Gambar 8), pangkal telapak kaki, dan tulang-
tulang belakang.
2.2.3.4 Tulang tidak beraturan, yaitu tulang yang memiliki bentuk tidak
34
(Hafiz, dkk. 2018:6)
2.2.4 Osifikasi
35
(Maulani. 2016:62)
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah rangka aksial yang berada
yang berada di bagian tepi dari sistem rangka aksial.Rangka aksial terdiri atas
(sternum), dan tulang rusuk (kosta). Rangka apendikular terdiri atas gelang
bahu, anggota gerak atas (tungkai atas), gelang panggul, dan anggota gerak
36
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian
tengah sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala. ruas
(Gambar 11).
37
Tulang belakang merupakan penopang tubuh utama.
tulang rawan yang membentuk sendi yang kuat dan elastis. Discus
38
Tulang dada terdiri atas bagian hulu atau tangkai
(Azima, 2017:6)
pembuluh darah.
39
Rangka Apendikular dan Rangka apendikular
40
2.2.5.1.3.3.4 8 tulang pergelangan tangan (carpal)
2.3.1 Ada tiga karakter yang dimiliki otot, yaitu sebagai berikut:
41
Gambar 15 Kontraktibilitas
(Maulani, 2016:60)
pencernaan.
42
2.3.3.1 Otot Lurik
disebut juga otot rangka karena otot jenis ini menempel pada rangka
dan menjadi alat gerak utama. Otot lurik memiliki sel yang berbentuk
silindris dan memiliki banyak inti. Kerja otot lurik dikendalikan oleh
(Pratiwi. 2017:124)
yaitu origo dan insersio. Origo merupakan ujung otot yang menempel di
Adapun insersio merupakan bagian otot yang menempel pada tulang yang
Otot polos sering juga disebut otot organ dalam atau otot viseral.
dengan satu inti di tengah (Gambar 17). Otot polos tidak dikendalikan
43
oleh sistem saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar
kesadaran.
(Pratiwi, 2017:124)
44
(Pratiwi, 2017:124)
Otot-otot saling bekerja sama ketika melakukan gerak. Sifat kerja otot
dibedakan atas:
2.3.4.1 Anatagonis
45
` (Hafiz, dkk. 2018:6)
trisep berkontraksi, siku lurus dan lengan bawah turun. Jenis gerakan
2.3.4.2 Sinergis
46
Pada tahun 1955, Hansen dan Huxly, mengemukakan teori sliding
filaments (filamen yang bergeser) pada otot lurik. Mereka menyatakan bahwa
mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly menemukan dua
set filamen, yaitu aktin dan miosin. Aktin dan miosin tersebut bergeser
sehingga otot dapat memendek dan memanjang saat otot berkontraksi dan
dalam sel otot. Jumlah filamen dalam satu sarkomer dapat mencapai ratusan
terang, yang berada di antara bagian A yang berupa pita gelap. Pita yang
47
perubahan. Pita I dan zona H akan berubah jadi semakin sempit, atau bahkan
Kontraksi otot dipacu oleh potensial aksi dari sinaps sel saraf yang
Hal ini memungkinkan terjadi ikatan antara kepala miosin dan filamen aktin.
ke bentuk semula. Pada saat filamen aktin meluncur, kepala miosin akan
filamen aktin. Agar dapat berikatan, dibutuhkan energi yang diperoleh dari
diphospate). Kombinasi aktin dan miosin dengan bantuan energi dari ATP ini
48
Gambar 22 Reaksi Aktomiosin
habis jika otot bekerja lebih keras. Untuk menunjang pergerakan otot yang
lebih keras dan lama, mitokondria sel otot lebih banyak memerlukan glukosa
dan oksigen. Oleh karena itu, detak jantung dan napas akan lebih cepat.
Glukosa dan oksigen digunakan untuk respirasi sel dan menghasilkan ATP.
Meskipun detak jantung dan napas lebih cepat, namun tetap diperlukan waktu
bagi glukosa dan oksigen mencapai sel otot. Untuk menyediakan energi
secara cepat, glukogen yang terdapat pada otot dapat dipecah menjadi glukosa
dan asam laktat. Secara normal sel memerlukan oksigen untuk memecah
tanpa oksigen, yaitu melalui proses fermentasi asam laktat. Selama latihan
hati. Kemudian, asam laktat diubah menjadi asam piruvat oleh sel hati. Proses
fermentasi asam laktat untuk menghasilkan ATP ini disebut juga respirasi
49
anaerob (berasal dari Bahasa Yunani, an artinya tanpa; aer artinya udara; bios
artinya hidup). Ketika detak jantung dan napas bertambah kencang, hal ini
memberikan lebih banyak udara pada sel otot sehingga sel otot mampu
atau protein. Jika Anda berhenti berolahraga, Anda akan tetap bernapas
50
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerak pada manusia merupakan perpaduan antara tulang dan otot. Tulang
merupakan alat gerak pasif dan otot merupakan alat gerak aktif. Tulang saja tidak
penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
Tulang rawan (kartilago) tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut
tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturan.
Tulang rangka manusia terdiri atas lebih dari 206 tulang. Tulang tesebut dapat
terdiri atas tulang kepala, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Adapun
tulang apendikular terdiri atas tulang gelang bahu, tulang anggota gerak atas,
pergerakan leluasa dan dapat dibedakan atas sendi peluru, sendi putar, sendi
Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat dibedakan menjadi otot lurik,
otot polos, dan otot jantung. Mekanisme kerja otot berdasarkan teori sliding
filamen, menyatakan bahwa sewaktu otot kontraksi tidak ada filamen yang
memendek atau memanjang, namun hanya terjadi pergeseran filamen. Tulang dan
51
vitamin D, osteoporosis, mikrose falus, fraktura, terkilir, kelainan bentuk tulang
belakang, dan artritis. Adapun gangguan pada otot, di antaranya atrofi, tetanus,
3.2 Saran
Kepada pembaca makalah ini kami mohon untuk saran dan masukkannya
makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka kami sarankan untuk membaca
referensi yang lain agar pengetahuan mengenai sistem gerak pada manusia dapat
bertambah.
Tulang-tulang rangka yang terdapat dalam tubuh kita tidak akan berfungsi
sebagai alat gerak apabila tidak digerakkan oleh otot. Maka kesadaran untuk
dibutuhkan agar tidak terjadi kelainan-kelainan yang akan menyerang otot dan
tulang kita. Dengan demikian kita harus membiasakan diri sejak dini mungkin
untuk melakukan hal-hal yang tidak merugikan tubuh dan mencegah supaya tidak
52
DAFTAR PUSTAKA
Iranto, K. 2004. Stuktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta. Yrama Widya.
Dikutip melalui
https://jurnal.stikesbhaktihusada.ac.id/index.php/MR/article/view/45
Diakses pada Rabu, 12 September 2022 pukul 15.00 WIB.
Irnaningtyas dan Istiadi. 2017. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
53
Hafizh. A dkk. 2018. Makalah Sistem Gerak pada Manusia. Universitas Negeri
Malang.
Dikutip melalui
https://www.academia.edu/38433813/
Makalah_Sistem_Gerak_Pada_Manusia_pdf
Diakses pada Jumat, 30 September 2022 Pukul 22.37 WIB.
Pratiwi. D.A. dkk. 2017. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Pearce. E.C. 2009. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Dikutip melalui
http://journal.ipts.ac.id/index.php/BIOESA/article/view/3653/2318
Diakses pada Kamis, 22 September 2022 pukul 11.30 WIB.
Rifqiawaty, Ika & Annah ElHisani. 2010. Ensiklopedi Tubuh Manusia. Gara
Ilmu: Jogjakarta Gara.
Dikutip melalui
http://journal.ipts.ac.id/index.php/BIOESA/article/view/3653/2318
Diakses pada Kamis, 22 September 2022 Pukul 10.00 WIB.
Toto dan Lia Yulisma. 2017. Analisis Aplikasi Konsep Gaya dalam Fisika yang
Berkaitan dengan Bidang Biologi. Jurnal Penelitian & Pengembangan.
Dikutip melalui
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Toto
%2C+dan +Lia+Yulisma.
+2017.+Analisis+Aplikasi+Konsep+Gaya+dalam+Fisika+yang+Berkaitan+
dengan+Bidang+Biologi.+Jurnal+Penelitian+%26+Pengembangan&btnG=
Diakses pada Kamis, 22 September 2022 Pukul 09.00 WIB.
54
55