KELOMPOK 10
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita sampaikan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah
dan rahmat-Nya dalam penyusunan proposal kegiatan Tugas Pengenalan Profesi Blok
IV mengenai “Observasi alat dan fungsi sistem gerak tubuh pada dokter gigi di
Masyarakat”. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW karena atas berkat perjuangan beliau kita dapat dihantarkan kepada
zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal kegiatan TPP ini dapat
terselesaikan berkat pengarahan, bantuan, dan bimbingan yang telah diberikan oleh
berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada
1. Allah SWT, yang telah memberikan kehidupan dengan sejuknya
keimanan
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materi maupun
spiritual
3. dr. Rury Tiara Oktariza, M.Si selaku pembimbing Tugas Pengenalan
Profesi (TPP)
4. Teman-teman sejawat seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis
Proposal ini kami tujukan agar setiap orang yang melihat dan membacanya
dapat mengerti maksud dan tujuan kegiatan Observasi alat dan fungsi sistem gerak
tubuh dokter gigi di Masyarakat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi materi maupun dalam penyusunan kata-
kata dalam penyusunan proposal ini, hal ini disebabkan oleh keterbatasannya
kemampuan dan penetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu penulis memohon
maaf, saran dan kritik bagi seluruh pembaca dalam upaya perbaikan laporan ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................2
2.1 Tulang..............................................................................................................3
2.2 Otot................................................................................................................15
I
2.2.5 Susunan Otot Anggota Badan Bawah.................................................22
2.3 Sendi..............................................................................................................26
4.1 Hasil...............................................................................................................38
4.2 Pembahasan...................................................................................................39
5.1 Kesimpulan...................................................................................................42
5.2 Saran..............................................................................................................42
Daftar Pustaka..........................................................................................................44
Lampiran...................................................................................................................45
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Observasi
Adapun tujuan pelaksananaan kegiatan Tugas Pengenalan Profesi blok IV ini
adalah:
1. Mengetahui anatomi (otot, sendi, dan tulang) sistem gerak tubuh yang
terlibat pada dokter gigi saat melakukan tindakan medis ?
2. Mengetahui gerakan yang terjadi pada sistem gerak tubuh dokter gigi saat
melakukan tindakan medis ?
1. Memperluas wawasan terhadap alat gerak dan sistem gerak pada dokter
gigi.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi gerakan yangdilakukan
saat pemeriksaan gigi.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu anatomi pada aktivitas sehari-hari.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tulang
2.1.1Morfologi Tulang Manusia
Tulang manusia berbeda dengan tulang hewan dalam hal
struktur, ketebalan, ukuran dan umur penulangan (osifikasi). Setiap
manusia memiliki 190 tulang, dan tulang ini dibedakan menjadi tulang
panjang, pendek, pipih dan tidak teratur. Tulang panjang kita dapati
pada tangan dan kaki seperti humerus, radius, ulna, femur, tibia dan
fibula. Tulang pendek meliputi tulang belikat/clavicula, metacarpal
dan metatarsal (jari tangan dan kaki). Tulang pipih terdapat pada
tulang-tulang atap tengkorak seperti frontal, parietal dan occipital.
Tulang tidak teratur adalah tulang vertebra dan basis cranii. (Indriati,
2004)
3
struktur spongiosa seperti jala-jala sedangkan bagian tengah tulang
panjang kosong atau disebut cavitas medullaris untuk tempat sumsum
tulang. (Indriati, 2004)
Pada persendian, tulang kompakta ditutupi oleh
kartilago/tulang rawan sepanjang hidup yang disebut tulang
subchondral. Tulang subchondral pada persendian ini lebih halus dan
mengkilap dibanding tulang kompakta yang tidak terletak pada
persendian. Contohnya adalah pada bagian distal humerus atau siku.
Selain itu, tulang subchondral pada sendi juga tidak memiliki kanal
Haversi. (Indriati, 2004)
Pada tulang vertebra, strukturnya porus dan dinamakan tulang
trabecular atau cancellous. Daerah tulang trabecular pada rangka yang
sedang tumbuh memiliki tempat-tempat sumsum merah, jaringan
pembuat darah atau hemopoietic yang memproduksi sel-sel darah
merah, putih dan platelet. Sumsum kuning berfungsi terutama sebagai
penyimpan sel-sel lemak di kavitas medullaris pada tulang panjang,
dikelilingi oleh tulang kompakta. Selama pertumbuhan, sumsum merah
digantikan secara progresif oleh sumsum kuning di sebagian besar
tulang panjang. (Indriati, 2004)
Bagian-bagian tulang panjang yang panjang dan silindris
disebut diaphysis, sedangkan ujung proksimal dan distalnya terdapat
epiphysis dan metaphysis. Jadi, diaphysis adalah batang tulang
panjang, epiphysis adalah ujung akhir tulang panjang sedangkan
metaphysis adalah ujung tulang panjang yang melebar ke samping.
Semasa hidup, bagian eksternal tulang yang tidak berkartilago dilapisi
oleh periosteum. Periosteum adalah membran dengan vaskularisasi
yang memberi nutrisipada tulang. Bagian internal tulang dilapisi oleh
endosteum/membran seluler. Baik periosteum maupun endosteum
adalah jaringan osteogenik yang berisi sel-sel pembentuk tulang. Pada
periosteum yang mengalami trauma, sel-sel pembentuk tulang
jumlahnya bertambah. Pada periostitis/trauma pada periosteum
ditandai dengan pembentukan tulang baru di permukaan eksternal
tulang yang tampak seperti jala/trabekular. (Indriati, 2004)
4
2.1.3 Pembentukan tulang
1. Periosteum
Pada lapisan pertama bernama periosteum. Periosteum merupakan
selaput luar tulang yang tipis Periosteum merupakan tempat
melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam
memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
2. Tulang Kompak (Compact Bone)
Pada lapisan kedua bernama tulang kompak. Tulang ini teksturnya
halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan
lebih banyak mengandung kapur (Calsium, Phosfat, dan Calsium
Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
5
3. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Tulang
spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum
merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri
dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
4. Sumsum Tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah
sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental.
Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah
dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting
dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada
dalam tubuh. (Snell, 2012)
6
oleh kartilago epifisis. Bagian diafisis yang terletak
berdekatan dengan kartilago epifisis disebut metafisis.
Corpus mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah
yang berisi sumsum tulang. Bagian luar corpus terdiri atas
tulang kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan ikat
yaitu periosteum. Ujung-ujung tulang panjang terdiri atas
tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang
kompakta. Facies artikularis ujung-ujung tulang diliputi
oleh kartilago hialin. Tulang-tulang panjang yang ditemukan
pada ekstremitas antara lain tulang humerus, femur, ossa
metacarpi, ossa metatarsal dan phalanges.(Snell, 2012)
7
adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang
dada (sternum), dan tulang tengkorak. (Snell, 2012)
e) Tulang Sesamoid
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan
pada tendo-tendo tertentu, tempat terdapat pergeseran tendo
pada permukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid
tertanam di dalam tendon dan permukaan bebasnya ditutupi
oleh kartilago. Tulang sesamoid yang terbesar adalah patella,
yang terdapat pada tendo musculus quadriceps femoris. Contoh
lain dapat ditemukan pada tendo musculus flexor pollicis brevis
dan musculus flexor hallucis brevis, fungsi tulang sesamoid
adalah mengurangi friksi pada tendo, dan merubah arah tarikan
tendo (Snell, 2012).
a. Tulang rawan
8
tersebut akan berubah menjadi tulang (tulang keras).
Tulang rawan mengandung banyak zat perekat berupa
protein dan mengandung sedikit zat kapur sehingga
bersifat lentur. Ada 3 jenis tulang rawan, yaitu:
b. Tulang keras
9
1. Osteoblast : sel pembentuk jaringan tulang
(Snell, 2011)
10
memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan
beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan
lengan bawah.Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui
acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral skapula
membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa
glenoi (Snell, 2011).
b. Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula
di sisi lateral dan dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini
klavikula bertindak sebagai penahan skapula yang mencegah
humerus bergeser terlalu jauh (Snell, 2011).
c. Humerus
Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang
berhubungan dengan skapula melalui fossa glenoid. Di bagian
proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain leher
anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan
sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki
beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral,
capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di
sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi dengan humerus di
fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus ini
juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot
deltoid (Snell, 2011).
d. Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi
medial pada posisi anatomis.Di daerah proksimal, ulna
berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian
posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada
humerus).Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan
terjadinya gerak fleksi-ekstensi.Ulna juga berartikulasi dengan
radial di sisi lateral.Artikulasi ini berbentuk sendi kisar,
memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi.Di daerah distal,
ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu
prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid (Snell, 2011).
11
e. Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi
lateral pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, radius
berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya
gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat
prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal
antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate (Snell, 2011).
f. Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi
dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal
dari tulang metakarpal.Antara tulang-tulang karpal tersebut
terdapat sendi geser.Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid,
lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan
hamate (Snell, 2011).
g. Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan
tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal
tulang-tulang karpal.Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal
dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel.Pada ibu
12
jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan
metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan
seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/
menggenggam sesuatu.Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari)
dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid (Snell, 2011).
h. Tulang-tulang phalangs
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2
phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di
masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial,
distal).Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs
membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk
menggenggam sesuatu (Snell, 2011).
13
bagian inferior-anterior-medial.Bagian ujung ilium disebut sebagai
puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri
dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan
di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum,
fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur (Snell,
2011).
b. Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal
berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan
tibia melalui condyles.Di daerah proksimal terdapat prosesus yang
disebut trochanter mayor dan trochanter minor dihubungkan oleh
garis intertrochanteric. Pada bagian distal anterior terdapat condyle
lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta
permukaan untuk tulang patella. Pada bagian distal posterior
terdapat fossa intercondylar (Snell, 2011).
c. Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial
dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki
condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies
untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk
berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral.Selain itu, tibia
memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen.Di daerah distal
tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan
malleolus medial (Snell, 2011).
d. Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral
dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi
dengantibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk
malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang
tarsal (Snell, 2011).
e. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan
fibula dan tibiadi proksimal dan dengan metatarsal di
distal.Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid,
14
navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai
tulang penyanggah berdiri (Snell, 2011).
f. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di
proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang
metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid (Snell, 2011).
g. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki.Terdapat 2 tulang
phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari
sisanya.Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,
menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan(Snell,
2011).
2.2 Otot
Otot adalah ikatan jaringan berserat yang menggerakkan tubuh, penjaga
postur, serta memfungsikan organ-organ dalam, seperti jantung, ginjal, dan
kandung-kemih. Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan
berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika
berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan,
sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.Dengan demikian
otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament
miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini
menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut
otot menyusun satu otot. (Snell, 2011)
15
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh,
otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
1. Otot lurik (Otot Rangka)
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini
bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai
jalurjalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun
berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak
inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai
periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan
serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan otot
berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
a.) Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung.
b.) Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras
sertaliat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon
dibedakan sebagai berikut ini:
(1) Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak
berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi;
(2) Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang
bergerak ketika otot berkontraksi. Otot yang dilatih terus
menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,
Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan
menjadi kisut atau mengalami atrofi. (Snell, 2011)
2. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot
viseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan
halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah.
Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh
saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat alat dalam tubuh, misalnya
pada:
16
c. pembuluh darah;
d. saluran kencing dan kelamin.
3. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya
saja serabut – serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman
serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan
demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak
menurut kehendak. (Snell, 2011)
17
oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi
ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di
antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2
pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap
panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona
H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP
dan menghidrolisisnya menjadi ADP. (Snell, 2011)
(Snell, 2011)
18
M. Biceps brachii Caput longum: tuberositas Tuberositas radii.
supraglenoidalis;
Caput breve: processus
coracoideus scapulae.
19
M. Palmaris Epicondylus medialis Aponeurosis Palmaris.
longus humeri.
M. Flexor carpi Caput humerale: epicondylus Os pisiforme.
ulnaris medialis humeri;
Capul ulnare: pinggir dorsal
ulna.
M. Flexor Facies volaris ulnae; Basis phalanx terakhir jari II
digitorum Membrana interosea. – V.
profundus
M. Flexor pollicis Facies volaris radii; Basis phalanx terakhir ibu
longus Membrana interossea. jari.
M. Pinggir radial humerus; Processus styloideus radii.
Brachioradialis Septum intermuscularis
lateral.
M. Extensor Pinggir radial humerus; Basis ossis metacarpalis II.
carpi radialis Septum intermuscularis
longus: lateral.
M. Extensor Epicondylus lateralis humeri. Basis ossis metacarpalis III.
carpi radialis
brevis
M. Extensor Epicondylus lateralis humeri; Basis ossis metacarpalis V.
carpi ulnaris Facies dorsalis ulnae.
M. Anconeus Epicondylus lateralis humeri; Permukaan lateral olecranon;
Permukaan belakang simpai Facies dorsalis ulnae.
sendi articulatio Cubiti.
M. Extensor Epicondylus lateralis humeri; Aponeurosis dorsalis jari II –
digitorum Fascia antebrachii. V.
communis
M. Extensor Bersatu erat dengan origo m. Aponeurosis dorsalis jari V.
digiti minimi extensor digitorum
communis.
M. Abductor Facies dorsalis ulnae et radii; Basis ossis metacarpalis I.
20
pollicis longus Membrana interossea
antebrachii.
M. Extensor Facies dorsalis radii; Basis phalanx pertama ibu
pollicis brevis Membrana interossea jari.
antebrachii.
M. Extensor Facies dorsalis ulnae; Basis phalanx terakhir ibu
pollicis longus Membrana interossea jari.
antebrachii.
M. Extensor Facies dorsalis ulnae; Aponeurosis dorsalis
indicis Membrana interossea telunjuk.
antebrachii.
(Snell, 2011)
4. Otot-otot tangan
21
ossis metacarpalis III.
M. Abductor Os pisiforme; lig. Carpi Basis phalanx pertama
digiti V (minimi) transversum. kelingking.
M. Flexor digiti Hamulus ossis hamati; Bersama dengan m. abductor
V brevis: Lig. Carpi transversum digiti V.
M. Opponen Hamulus ossis hamati; Lig. Margo medialis ossis
digiti V (minimi): Carpi transversum. metacarpalis V.
Mm. Urat-urat m. flexor digitorum Aponeurosis dorsalis jari II –
Lumbricales: profundus. V.
Mm Interossei Sisi medial os metacarpale Sisi medial basis phalanx
volaris (3 buah) II; pertama telunjuk dan
Sisi lateral ossa metacarpalia aponeurosis dorsalis jari itu;
IV dan V. Sisi lateral basis phalanx
pertama jari IV dan V dan
aponeurosis dorsalis jari-jari
itu.
Mm. Interossei Sisi yang berhadapan pada Pinggir lateral phalanx
dorsales (4 ossa metacarpalia. pertama jari II dan III dan
buah): aponeurosis dorsalis jari-jari
itu
pinggir medial phalanx pertama
jari III dan IV dan pada
aponeurosis dorsalisnya.
(Snell, 2011)
22
M. Psoas Corpora vertebrae Thoracalis Trochanter minor femoris.
mayor Xii dan vertebrae Lumbalis I –
V;
processus transversi semua
vertebrae Lumbalis.
M. Iliacus Fossa iliaca. Trochanter minor femoris.
M. Gluteus Ala ossis ilium; 2/3 bagian atas pada tractus
maximus permukaan belakang os sacrum iliotibialis;
dan os coccygis; 1/3 bagian bawah pada
lig. Sacroiliaca posteriora; tuberositas glutea femoris.
lig. Sacrotuberosum.
M. Gluteus Ala ossis ilium. Trochanter mayor
medius permukaan lateral.
M. Gluteus Ala ossis ilium. Trochanter mayor
minimus permukaan depan.
M. Piriformis Facies pelvina ossis sacri. Puncak trochanter major
femur.
M. Obturator Permukaan medial membrana Fossa trochanterica femur.
internus obturatoria os coxae.
M. Gemellus Spina ischiadica. Fossa trochanterica femur.
superior
M. Gemellus Tuber ischiadicum. Fossa trochanterica femur.
inferior
M. Quadratus Tuber ischiadicum. Crista intertrochanterica
femoris femur.
M. Obturator Permukaan luar membrana Fossa trochanterica femur.
externus obturatoria os coxae.
M. Tensor Labium externum crista iliaca; Melalui tractus iliotibialis
fasciae latae spina iliaca anterior superior; Maissiatii.
permukaan dalam fascia latae.
(Snell, 2011)
23
Otot Origo Insertio
M. Sartorius Spina iliaca anterior superior. Facies medialis tibiae.
M. Quadriceps Caput rectum: spina iliaca Tuberositas tibiae dengan
femoris anterior inferior; perantaraan lig. Patellae.
Caput obliquum: sedikit diatas
acetabulum.
M. Pectineus Pecten ossis pubis;fascia Linea pectinea femoris.
pectinea.
M. Adductor Ramus superior ossis pubis. Labium medialis linea
longus asperae.
M. Gracillis Ramus inferior ossis pubis. Facies mediale Tibiae.
M. Adductor Ramus inferior ossis pubis. Labium mediale lineae
brevis asperae.
24
Otot Origo Insertio
M. Tibialis Condylus lateralis tibiae, facies Permukaan plantar os
anterior lateralis tibiae, membrana cuniforme I, permukaan atas
interosea cruris, fascia cruris. basis ossis metatarsalis I.
M. Extensor Condylus lateralis tibiae, Aponeurosis dorsalis jari kaki
digitorum capitulum dan facies medialis II – V.
longus fibula, fascia cruris.
M. Extensor Facies medialis fibula, Basis phalanx terakhir ibu
hallucis longus membrana interossea cruris. jari.
M Caput mediale : epicondylus Tuber calcanei dengan
gastrocnemius medialis femoris perantaraan tendo calcanei
caput laterale : epicondylus (achilles).
lateralis femoris.
M. Soleus Caput dan facies posterior Tuber calcanei dengan
fibula, linea poplitea fibula, perantaraan tendo calcanei.
arcus tendineus m. Solei.
M. Plantaris Condylus lateralis femoris. Tuber calcanei.
25
(Snell, 2011)
4. Otot-otot Kaki
2.3 Sendi
2.3.1 Definisi Sendi
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat
bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas
tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang
26
tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang
diperantarainya. (Evelyn, 2006)
Sendi merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang dapat
digerakan.Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi).Beberapa
komponen penunjang sendi:
- Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di
bagian dalamnya terdapat rongga.
- Ligament (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat
luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum
juga berfungsi mencegah dislokasi.
- Tulang rawan hialin (kartilagi hialin) adalah jaringan tulang
rawan yang menutupi kedua ujung tululang. Berguna untuk
menjaga benturan.
- Ciran synovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
(Evelyn, 2006)
27
gerakan ke segala jurusan atau berputar, seperti bola di
dalam lubang berbentuk cawan, misalnya sendi panggul
dan sendi bahu.
2. Sendi Engsel, di dalam jenis ini satu permukaan bundar
diterima oleh yang lain sedemikian rupa sehingga hanya
mungkin gerakan dalam satu bidang atau satu arah, seperti
engsel pintu. Contohnya yaitu sendi siku.
3. Sendi Kondiloid atau Elipsoid mirip sendi engsel, tetapi
dapat bergerak dalam dua bidang, lateral, ke belakang dan
ke depan, sehingga flexi dan extensi dan abduksi dan
adduksi (ke samping dan ke tengah) dan sedikit
sirkumduksi, seperti pada pergelangan tangan tetapi bukan
rotasi (perputaran).
4. Sendi Berporos atau Sendi Putar ialah sendi yang hanya
memungkinkan perputaran, seperti pada gerakan kepala, di
mana atlas yang berbentuk cincin berputar sekitar prosesus
yang berbentuk paku dari axis (servikal kedua atau
apistrofeus), contoh lain ialah gerakan radius sekitar ulna
waktu pronasi (putar ke depan) dan supinasi (putar ke
belakang) dari lengan bawah.
5. Sendi Datar atau Sendi Geser. Dua permukaan datar dari
tulang saling meluncur atau bergeser satu atas yang
lainnya, misalnya sendi karpus dan tarsus.
6. Sendi Pelana adalah sambungan dari dua tulang yang
mengartikulasikan, permukaan yang berdekatan seperti
bayangan cermin satu sama lain, tetapi diposisikan tegak
lurus satu sama lain. Sendi pelana memiliki kedua
permukaan cekung dan cembung dengan melengkung
sekitar satu sama lain. Gerakan sendi pelana meliputi fleksi
dan ekstensi; adduksi dan abduksi; sirkumduksi, gerakan
berputar-putar, dan gerakan belawanan (oposisi), atau
menyentuh ibu jari ke ujung empat jari lainnya. Contoh
sendi ini terdapat pada bagian ibu jari atau jempol.
28
2.3.3 Persyarafan Persendian
29
4. Ligamentum costoclaviculare menghubungkan
tuberositas clostaris-clavicula denganrawan iga I.
5. Discus articularis terletak antara permukaan sendi
sternalis clavicula,melekat pada tepi atas belakang
permukaan sendi clavicula. (Lynn, 2011)
b. Art. Akcomioclavicula
Sendi ini merupakan hubungan antara ekstremitas
akomialis dan clavicula
Alat-alat khususnya:
1. Capsul articularis mengelilingi sendi dan melekat pada
pinggir facies articularis.
2. Ligamentum acromioclaviculare superior dan
inferior,menghubungkan bagian atas ekstremitas acromialis
claviculare dengan permukaan atas acromion.
3. Ligamentum acromioclavicularis imperior, dibawah
articulation acromiclavicularis.
4. Ligamentum coracoclavikulare,menghubungkan prossesus
coracoideusdengan tuberositas coraco clavicularis
5. Ligamentum trapezoideum,bagian anterior dan lateral.
(Lynn, 2011)
c. Art Humeri.
Persendian ini merupakan seni peluru karena caput
humeri merupakan sebuah bola yang melekat pada bagian
dalam bidang scapula dengan caput gerakan humeri.
1. Gerakan antevleksi dan retrofleksi,gerakan berlangsung
sekeliling sumbu dengan gerakanhorizontal.
2. Gerakan abduksidan aduksi, gerakan berlangsung dalam
bidang scapula sekeliling sumbu, gerak yang sagitalis dan
tegak lurus pada bidang scapula.
3. Gerakan rotasi, gerak sekeliling sumbu yang memanjang
pada sumbu humerus, ketiga sumbu gerak berpotogan tegak
lurus dicaput humeri. (Lynn, 2011)
30
2. Sendi Siku (Art Cubiti)
Bagian ini merupakan articulation komposita,pada sumbu ini
bertemu humerus,ulna dan radius. Sedangkan menurut faalnya
sendi ini merupakan sendi engsel yang terdiri dari 3 bagian.
a. Art. Humeroulnaris
Sendi antara trokhlea humeri dan insisura seminularis ulnae.
Kedua permukaan sendi mempunyai bidang pertamuan yang
terlebarpada sikap lengan yang sedikit diketulkan sehingga
merupakan sikap terbaik bagi lengan untuk menerima
tumpuan.
b. Art. Humeroradialis. sendi antara capitulum humeri fovea
capitulum adii.
c. Art. Radio Ulnaris Proksimal. Sendi btara sirkumferensia
artikularis radii dan insisura radialis ulna. (Lynn, 2011)
31
3. Sendi Lengan Bawah dan Tangan
a. Art. Radiokarval, merupakan sendi ellipsoid, hubungan
antara ujung distal radialis yang merupakan lekuk sendi dan os
navikularie/ lunatum dan triquitrum merupakan kepala
sendiyang terletak di sebelah distal. (Lynn, 2011)
b. Art. Korpometacarpae, terdiri dari:
1. Art. Carpometacarpae I (pollicis), hubungan antara os
metacarpal I dan os multangulum manus merupakan sendi
pelana simpai sendi sangat longgar sehingga pergerakan
lebih luas.
2. Articulations carpometacarpae II-V, sendi antara ossa
carpalia dan ossa metacarpalia II-V.
3. Articulationes intermetacarpal, basis ossis meta carpal
II-V bersendi satu sama lainya dengan satu
permukaansendi yang kecil.
4. Articulaatoones metacarpophalangea, merupakan sendi
antara ossis metakarval, kepala sendi dengan basis ossis
phalanx I merupakan lekuk sendi.
5. Articulations digitorum manus, sndi antara phalanx I, II,
III merupakan sendi-sendi engsel yang diprtkuat oleh
(lig.vaginale,endorotasi dan eksorotasi). (Lynn, 2011)
32
Artikulatio ini mempunyi gerakan yang kecil karena banyak
cekungan, cembung dan persendian tidak rata, disamping itu
banyak ligamentum pada sendi. (Lynn, 2011)
b. Art. Simfiphisis pubis
Hubungan antara kedua os pubis. Di dalamnya ada satu
kavumyangdisebutpseudocruris berupa cartilage dinamakan fibro
cartilage interpubis. (Lynn, 2011)
c. Artikulatio coxae
Persendian ini merupakan enarthorosis spheroidea, diperkuat
oleh ligamentum illeo femorale sehingga caput femoris bisa
keluar dari lekuknya dan berada di bawah os ileum. (Lynn, 2011)
d. Persendian tungkai atas dan lutut
Articulatio genu menghubungkan permukaan ujung tulang
distal os femur dengan permukaan ujung proksimal tibiya yaitu
antara condilus medialis dan lateralis ossis femur dengan fascies
articularissuperior ossis tibia. Di depan sendi ini terdapat patella.
Sendi lutut adalah sendi engsel yang dibentuk oleh kondilus
femoralis yang bersendi dengan permukaan dari kondilus tibia.
Patella terletak di atas permukaan yang halus pada femur tetapi
tidak termasuk dalam sendi lutut. (Lynn, 2011)
33
3. Ligamentum fibularis transversal.
Hubungan antara crista interosea fibula dengan Krista
interossea tibiahubungan ini terbentang melalui membrane
interosa kurris yang terbentang dari proksimalis di bawah colum
fibulae ke distal sampai batas 1/3 distal ostibia dan osfibula. Arah
serabut membrane unterosa kruris dan medial atas ostibia ke
lateral baawah menuju osfibula. (Lynn, 2011)
c. Art. Talo tibia fibularis
Talo fibia fibuaris (pergelangan kaki) antara facies articulaaris
tali os tibia dan os fibula dengan trochlea tali bagian medial dan
lateral. Bentuk sendi engsel gerakan sendi ini dapatdi lakukan
dorsal flexio dan plantar flexio (extensio). (Lynn, 2011)
Art. Talo tarsalia. Talo tarsalia (sendi loncat),karena pada gerakan
meloncat ada dua bagian:
a. Art talo calcaneo (sendi locat bagian atas) antara fascies
articularis calcanei posterior assis talus dan fescies articularis
tali posterior ossis calcaaneus.
b. Art talo calcaneo navicularis (sendi loncat bagian bawah)
antara fasies articular naviculare calcanei media anterior dan
fasies articularis naviculare ossis talus dengan fasies tali
media anterior ossis calcaneus dan fasies articularis tali ossis
navicular pedis. Gerakan sendi dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu geakan plantar flexi dan adduksi dan gerakan
dorsal flexi kaki disertai adduksi. (Lynn, 2011)
d. Art. Tarso transversa
Merupakan linea amputasionies choparti. Ada dua bagian yaitu:
art. Talo navicularis edis (antara capitulum tali fascies artikularis
tali os navicularis pedis) dan ar. Calcanea kuboida (antara
articularis uboida dari os kolumnae fasies articularis kalkanei dari
os kuboideum). Gerakan rotasi sumbu gerak searah dengan panjang
kaki. (Lynn, 2011)
e.Art. Tarso metatarsia.
Sendi ini ada diantara permukaan distal ossa cunaiformi renon I,
II, III dengan permukaan proksimal ossa metatarsalia I, II, III.
34
Permukaan sendi distal os coboideum dengan permkaan proksimal
ossa metatarsalia IV, V. antara permukaan distal ossa metatarsalia
dengan permukaan proximal ossa falangea I, digiti I,II, III, IV, V.
(Lynn, 2011)
f. Art. inter falangeal.
Ada diantara ruas jari I, II, III, (masing-masing jari digiti) I, II,
III, IV, V untuk gerakan sendi engsel, Kecuali vertebrae servikalis
1, semua vertebrae lainya saling berartikulas dengan perantaraan
articulatio kartilaginia dan articulatio sinovial. (Lynn, 2011)
35
oksipitalis external. Permukaan anteriornya melekat erat pada
prosesus spinosus spinosus sevikalis.
36
BAB III
METODE PELAKSANAAN
37
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Berdasarkan kegiatan observasi yang kami lakukan pada drg. S di Klinik Opi Medika
(BPJS & UMUM) pada Kamis, 2 Januari 2020 didapatkan tindakan medis yaitu:
1. Pencabutan Gigi
38
Tindakan medis pada pembersihan karang gigi melibatkan kedua
ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan ekstremitas inferior seperti
gerakan fleksi
4.2 Pembahasan
a. Pencabutan gigi
39
Pada tangan dokter gigi yang sedang melakukan pencabutan gigi
adalah dengan mengungkit gigi menggunakan gerakan supinasi, lalu
setelah gigi goyang akan dilakukan pencabutan gigi dengan menggunakan
gerakan ekstensi pada articulatio radiocarpalis. Sedangkan pada gerakan
supinasi musculus yang berkontraksi adalah musclus supinatordan sendi
yang bekerja adalah carpometacarpalis pollicis dan metacarpophalangeae.
Pada saat pencabutan gigi Musculus yang terlibat saat menggenggam tang
adalah Musculus flexor pilicis, otot pada thenar dan palma manus . Otot
pada thenar berkontraksi musculus abductor pollicis brevis, musculus
flexor pollicis brevis, dan musculus opponens pollicis. Pada palma manus
terdapat mm. lumbricales berasal dari tendon m. flexor digitorum
profundus, Mm. interossei palmares dan Mm. interossei dorsales ber origo
di os metacarpal, os phalanges di inervasi oleh nervous medianus di
vaskularisasi oleh A. Ulnaris V. Ephalica(Moore et al, 2013).
40
gerakkan dorso fleksi pada articulation talocruraris. Musculus yang bekerja
adalah musculus quadriceps femoris, musculus sartorius yang terdapat di
regio femoris berorigo di spina iliaca anterior superior terdapat arteri
tibialis anterior et posterior, arteri fibularis serta vena saphena magna, dan
vena saphena parva. (Sobotta, 2011)
Pada telapak kaki dokter terlihat melakukan gerakan fleksi. Articulatio
Talocruralis untuk menekan pedal yang digunakan, Musculus yang
berkontraksi adalah musculus flexor hallucis brevis, musculus fleksor
digitorium brevis, musculus fleksor hallucis longus, yang berorigo di
dataran medial fibula bagian distal dan insersio di mll dorsal malleolus
medialis sampai ke phalanx distalis jari I, fungsi otot ini adalah flexor
plantar, supinasi kaki, flexor phalanx jari I, diinervsi oleh nervus plantaris
medialis dan nervus plantaris , di vaskularisasi arteri plantaris plantaris.
(Sobotta, 2011)
41
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa :
1. Anatomi yang terlibat yaitu pada ektremitas superior dan ektremitas inferior
dengan
Tulang pada ekstremitas superior adalah os humerus, os radius, os
ulna, ossa carpalia dan pada ekstremitas inferior adalah os patella, os
tibia, os fibula, dan os tarsalia.
Otot yang berperan atau lebih dominan digunakan pada ekstremitas
superior adalah musculus deltoideusi, musculus biceps brachi,
musculus brachioradialis, musculus flexor ulnaris, musculus flexor
radialis, musculus flexor longus, musculus abductor pollicis brevis,
musculus flexor pollicis brevis, musculus opponens pollicis (otot
padaa thenar).Sedangkan pada ekstremitas inferior menggunakan
musculus gastrocnemeus, musculus fibularis, musculus tibialis,
musculus soleus, musculus flexor hallucis longus.
Sendi yang digunakan pada ekstremitas superior yang meliputi regio
deltoid yaitu articulatio humeri, regio brachialis yaitu articulatio
spheroidea, regio antebracialis yaitu articulatio cubiti, dan articulatio
carpometacarpalis.
2. Gerakan dominan yang digunakan pada saat melakukan tindakan yaitu
pencabutan gigi dan pembersihan karang gigi yaitu flexi dan extensi serta
adduksi.
5.2 Saran
42
Mahasiswa dalam melaksanakan Tugas Pengenalan Profesi (TPP) sebaiknya
untuk melihat perubahan struktur pada narasumber dengan lebih teliti.
43
DAFTAR PUSTAKA
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. 2013. Anatomi Berorientasi
Snell, Richard. 2011. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-7.
Jakarta: EGC
44
LAMPIRAN
45