Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN SAINS SD

“ORGAN GERAK PADA MANUSIA DAN HEWAN”


Dosen Pengampu: H. Moh. Liwa Ilhamdi, S. Pd, M. Si., dan
L. Wira Zain Amrullah, S. Pd, M. Pd.

Disusun oleh kelompok 1:


1. M. Ramdhani E1E019196
2. Maeliza Ayu Sarah E1E019199
3. Mar’atusshalihah E1E019200
4. Maria Ulfa E1E019201
5. Ni Kadek Sri Sudewi E1E019223
6. Nina Yulinda E1E019228

KELAS 2F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ORGAN GERAK PADA MANUSIA DAN HEWAN”
dengan pembahasan fungsi rangka, jenis rangka, pada makhluk hidup, kaitan
bentuk rangka dengan kecepatan, bentuk tulang, fungsi otot, serta cara
memelihara kesehatan organ gerak tepat pada waktunya.

Oleh karena itulah kami sangat mengucapkan terima kasih kepada:


1. Dosen pengampu yaitu bapak H. Moh. Liwa Ilhamdi, S. Pd, M. Si., dan L.
Wira Zain Amrullah, S. Pd, M. Pd. yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Pihak yang telah membuat sumber untuk kami agar bisa menggali ilmu
bahasa dan sastra Indonesia lebih banyak lagi.
3. Rekan-rekan yang telah membantu dalam memberi saran dan masukan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 25 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Fungsi Rangka Pada Makhluk Hidup..............................................3
B. Jenis Rangka Pada Makhluk Hidup.................................................4
C. Kaitan Bentuk Rangka dengan Kecepatan.......................................10
D. Bentuk Tulang Pada Makhluk Hidup...............................................12
E. Fungsi Otot Pada Makhluk Hidup...................................................14
F. Karakteristik Kerangka Pada Hewan...............................................17
G. Cara Memelihara Kesehatan Organ Gerak Pada Makhluk Hidup...21
BAB III PENUTUP....................................................................................24
A. Kesimpulan......................................................................................24
B. Saran.................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tulang Kepala/tengkorak...........................................................5


Gambar 2. Tulang Belakang........................................................................6
Gambar 3. Tulang Dada dan Tulang Rusuk.................................................7
Gambar 4. Tulang Telinga dan Tulang Hioid..............................................7
Gambar 5. Gelang Bahu...............................................................................8
Gambar 6. Tulang Anggota Gerak Atas.......................................................9
Gambar 7. Gelang Panggul..........................................................................9
Gambar 8. Kaki............................................................................................10
Gambar 9. Jenis Tulang Penyusunnya.........................................................10
Gambar 10. Tulang Pipa..............................................................................12
Gambar 11. Tulang Pendek..........................................................................12
Gambar 12. Tulang Pipih.............................................................................13
Gambar 13. Tulang Tak Beraturan..............................................................13
Gambar 14. Tulang Sesamoid......................................................................13
Gambar 15. Otot Polos, Otot Lurik, dan Otot Jantung................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan
tentag alam sekitar, termasuk manusia, hewan dan tumbuhan di dalamnya
yang tersusun secara sistemats, metodis, dan koheren (terkait satu sama lain).
Dengan mempelajari IPA, dapat untuk lebih memahami alam sekitar dengan
segala fenomenanya. Dalam IPA terdapat terdapat beberapa cabang ilmu
seperti biologi, fisika dan kimia. Namun dari cabang ilmu tersebut dapat
dikelompokkan lagi secara spesifik. Salah satunya ialah biologi, dimana
biologi mempelajari tentang makhluk hidup dan proses kehidupan di alam.
Alam mempunnyai banyak sekali keberagaman makhluk hidup, dari
yang kasat mata hingga yang tidak kasat mata. Dari yang hidup di samudera
yang dalam hingga yang hidup di padang pasir. Dari yang menguntungkan
kehidupan manusia karena menjadi sumber makanan. Dari keberagaman
makhluk hidup yang terdapat di alam tentunya makhluk hidup tersebut
memiliki kebutuhan untuk mempertahankan hidupanya dan memiliki ciri-ciri
sehingga dikatakan sebagai makhluk hidup.
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup dikatakan hidup adalah bergerak.
Contohnya manusia atau bisa juga hewan sebagai makhluk hidup yang pasti
setiap saat akan bergerak. Manusia bergerak untuk memenuhi kebutuhannya.
Sebagai contoh, tangan manusia bergerak memasukkan makanan ke dalam
mulut ketika manusia makan karena lapar. Tangan manusia tersebut memiliki
tulang dan otot tidak kalah dengan hewan, hewan juga memilikinya. Otot
menggerakkan tulang sehingga tangan dapat melakukan sebuah gerakan. Oleh
karena akan dijelaskan mengenai alat gerak dan fungsinya pada hewan dan
manusia yang meliputi fungsi rangka, jenis rangka pada makhluk hidup,
kaitan bentuk rangka dengan kecepatan, bentuk tulang, fungsi otot, serta cara
memelihara kesehatan organ gerak.

1
B. Rumusan Masalah
Sesuai pada latar belakang diatas sehingga pada makalah ini dapat
dirumuskan beberapa masalah antara lain yaitu:
1. Apa saja fungsi rangka pada makhluk hidup?
2. Apa saja jenis rangka pada makhluk hidup?
3. Bagaimana kaitan bentuk rangka dengan kecepatan?
4. Bagaimana bentuk tulang pada makhluk hidup?
5. Apa saja fungsi otot pada makhluk hidup?
6. Bagaimana karakteristik kerangka pada hewan?
7. Bagaimana cara memelihara kesehatan organ gerak pada makhluk hidup?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Sesuai pada rumusan masalah diatas sehingga pada makalah ini dapat
diambil beberapa tujuan antara lain:
1. Untuk dapat mengetahui apa saja fungsi rangka pada makhluk hidup.
2. Untuk dapat mengetahui apa saja jenis rangka pada makhluk hidup.
3. Untuk dapat mengetahui kaitan bentuk rangka dengan kecepatan.
4. Untuk dapat mengetahui bentuk tulang pada makhluk hidup.
5. Untuk dapat mengetahui apa saja fungsi otot pada makhluk hidup.
6. Untuk dapat mengetahui karakteristik kerangka pada hewan.
7. Untuk dapat mengetahui cara memelihara kesehatan organ gerak pada
makhluk hidup.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Rangka Pada Makhluk Hidup


Manusia membutuhkan rangka dan otot untuk dapat bergerak. Rangka
tidak dapat bergerak sendiri apabila tidak digerakkan oleh otot. Oleh karena
itu, rangka merupakan alat gerak pasif. Sebaliknya, otot dapat melakukan
gerak sendiri sehingga otot disebut alat gerak aktif. Gerak tubuh manusia
dihasilkan karena adanya kerja sama antara rangka dan otot. Rangka tubuh
manusia disusun oleh tiga jenis jaringan, yaitu jaringan tulang keras, jaringan
tulang rawan, dan jaringan ikat sendi (ligamen). Tulang penyusun rangka
berjumlah sekitar 206 buah yang pasti ditentukan oleh umur. Rangka bayi
yang baru lahir dibentuk oleh 250 tulang, kemudian dalam perkembangan
lebih lanjut ada sejumlah tulang yang tumbuh menjadi satu.
Fungsi rangka pada tubuh manusia maupun hewan bertulang belakang
(vertebrata) sebagai makhluk hidup memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. Formasi bentuk tubuh atau memberi bentuk dan menegakkan tubuh.
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh menentukan bentuk dan
ukuran tubuh. Bagaimana jika tubuh kita tidak memiliki rangka?
Tentunya tubuh akan lemas dan tidak memiliki bentuk. Telapak tangan
kita akan tampak seperti seonggok daging apabila tidak memiliki
tulang/rangka. Tangan kita tidak dapat memegang pensil bila tidak punya
rangka.
2. Formasi sendi-sendi. Tulang-tulang yang berdekatan membentuk
persendian yang bergerak, tidak bergerak atau sedikit bergerak
bergantung pada kebutuhan fungsional tubuh.
3. Pelekatan otot-otot atau tempat melekatnya otot rangka. Tulang-tulang
menyediakan permukaannya sebagai tempat untuk melekatnya otot-otot.
Otot dapat berfungsi dengan baik bila melekat dengan kuat pada tulang.
Dalam kehidupan sehari-hari, otot kita kenal dengan istilah daging.
Kebanyakan otot (daging) kita melekat pada rangka. Fungsi otot yang

3
melekat pada rangka ini adalah untuk menggerakkan tulang. Jadi, tanpa
rangka ataupun otot, tangan, dan anggota badan kita yang lain tidak akan
dapat digerakkan.
4. Bekerja sebagai pengungkit. Tulang digunakan sebagai pengungkit untuk
bermacam-macam aktivitas selama pergerakan.
5. Penyokong berat badan serta daya tahan untuk menghadapi pengaruh
tekanan. Tulang-tulang menyokong berat badan, memelihara sikap tubuh
tertentu. Misalnya sikap tegak pada tubuh manusia serta menahan tarikan
atau tekanan pada tulang.
6. Proteksi atau pelindung. Tulang-tulang membentuk rongga yang
melindungi organ-organ tubuh yang lunak/halus dan mudah rusak.
Organ-organ halus seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, paru-
paru dan sebagian besar organ-organ bagian dalam tubuh.
7. Hemopoesis atau tempat pembentukan sel-sel darah. Sumsum tulang
merupakan tempat pembentukan sel-sel darah.
8. Fungsi imunologis. Sel-sel imunitas dibentuk di dalam sumsum tulang.
Misalnya pembentukan limfosit B yang kemudian membentuk antibodi
untuk sistem kekebalan tubuh.
9. Penyimpanan kalsium. Tulang-tulang mengandung sekitar 97% kalsium
yang terdapat di dalam tubuh. Kalsium tersebut berupa senyawa
anorganik maupun garam-garam, terutma kalsium fosfat. Kalsium akan
dilepaskan ke darah bila dibutuhkan.
10. Tempat Pembentukan Sumsum Kuning
Sumsum kuning adalah tempat menyimpan lemak. Lemak sebagai
sumber energi cadangan pada manusia ini terdapat pada rangka manusia.
Jadi secara tak langsung bahwa fungsi rangka manusia sebagai tempat
penyimpanan energi pada tubuh.

B. Jenis Rangka Pada Makhluk Hidup


Berdasarkan letak tulang-tulang terhadap sumbu tubuh, rangka dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok. Secara garis besar, dua kelompok

4
tulang, yaitu rangka aksial yang berada di bagian tengah sumbu tubuh dan
rangka apendikuler yang berada di bagian tepi dari sistem rangka aksial.
Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas tulang
belakang (vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk (kosta).
Sedangkan rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas
(tungkai atas), gelang panggul, dan anggota gerak bawah (tungkai bawah).
Berikut penjelasannya.
1. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian
tengah sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas
tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
a. Tulang Kepala/tengkorak
Tulang kepala terdiri atas tulang tempurung (kranium) dan tulang
rahang. Tulang kepala berfungsi sebagai pelindung otak, organ
pendengaran, dan organ penglihatan. Hubungan tulang yang terdapat
pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakkan.
Tulang ini disusun oleh 22 buah tulang, di mana masing-masing
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tulang kranial dan fasial.

Gambar 1. Tulang Kepala/tengkorak


b. Tulang Belakang (Columna Vertebralis)
Tulang belakang merupakan penopang tubuh utama. Terdiri atas
jejeran tulang-tulang belakang (vertebrate). Di antara tulang-tulang
vertebrate terdapat discus invertebralis merupakan tulang rawan yang
membentuk sendi yang kuat dan elastis. Discus invertebralis
memungkinkan tulang belakang bergerak ke segala arah. Jika dilihat

5
dari samping, tulang belakang membentuk lekukan leher (cervix),
lekukan dada (thorax), lekukan pinggul (lumbar), dan lekukan
selangkang (sacral). Pada lekukan-lekukan tersebut berfungsi untuk
menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai
jenis posisi dan gerakar misalnya berdiri, duduk, atau berlari.

Gambar 2. Tulang Belakang


c. Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Costa)
Tulang dada terdiri atas bagian hulu atau tangkai (manubrium
sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang (processus
xyphoideus). Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang tulang rusuk, yaitu 7
pasang rusuk sejati (costa vera), 3 pasang rusuk palsu (costa
spuria), dan 2 pasang rusuk melayang (costa fluctuantes). Bersama
lekukan thorax pada tulang belakang (saling berhubungan), tulang
dada dan tulang rusuk membentuk rongga dada (thorax) yang
melindungi organ-organ penting seperti jantung, paru-paru, dan
pembuluh darah karena tulang dada dan tulang rusuk bersamaan
membentuk perisai pelindung.

6
Gambar 3. Tulang Dada dan Tulang Rusuk
d. Tulang Telinga dan Tulang Hioid
Tulang telinga tersusun atas tiga pasang tulang pendengaran, yaitu
maleus (martil), inkus (landasan), dan stapes (sanggurdi). Tulang-
tulang tersebut berfungsi untuk menerima dan mengantarkan impuls
suara dari membran timpani ke koklea. Sedangkan, tulang hioid
adalah tulang berbentuk seperti huruf U yang berada di antara laring
dan mandibula. Tulang ini hanya berjumlah 1 buah dan berfungsi
sebagai tempat melekatnya lidah dan otot mulut.

Gambar 4. Tulang Telinga dan Tulang Hioid


2. Rangka Apendikular
Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh. Rangka
apendikular dapat dikelompokkan menjadi gelang bahu, tulang anggota
gerak atas, gelang panggul, dan tulang anggota gerak bawah. (Kurnadi,
1992: 148). Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak, yaitu
tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian

7
bawah. Tulang rangka apendikuler bagian atas terdiri atas beberapa tulang
sebagai berikut:
a. Gelang Bahu
Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan dan kiri. Masing-masing
gelang bahu terdiri atas tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat
(scapula). Tulang selangka atau tulang leher membentuk bagian depan
bahu. Sedangkan, tulang belikat terdapat di atas sendi bahu dan
merupakan bagian pembentuk bahu.

Gambar 5. Gelang Bahu


b. Tulang Anggota Gerak Atas
Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan dan kiri.
Masing-masing terdiri atas: 1) tulang lengan atas (humerus), 2) tulang
hasta (ulna), 3) tulang pengumpil (radius), 4) delapan tulang
pergelangan tangan (carpal), 5) lima tulang telapak tangan
(metacarpal), serta 6) empat belas tulang jari tangan (phalanges).
Tulang pangkal lengan bersama dengan tulang pengumpil dan tulang
hasta menyusun alat gerak, yaitu tangan.Tulang tangan tersusun atas
tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari tangan.
Tangan disusun oleh karpal skafoid, lunate, triquetrum, pisiform,
trapesium, trapesoid, kapitatum, hamate. Telapak tangan (metakarpal)
terdiri dari bagian dasar, batang, dan kepala. Jari tangan terdiri dari
tiga ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai dua ruas.

8
Gambar 6. Tulang Anggota Gerak Atas
c. Gelang Panggul
Gelang panggul terdiri atas 2 tulang pinggul (coxae) di kanan dan kiri.
Gelang panggul sangat stabil dan berfungsi menahan berat tubuh.

Gambar 7. Gelang Panggul


Tulang apendikuler bagian bawah terdiri atas beberapa tulang yang
menyusun kaki (alat gerak bagian bawah).
a. Kaki
Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan
kiri. Masing-masing terdiri atas: 1) tulang paha (femur), 2) tulang
tempurung lutut (patella), 3) tulang kering (tibia), 4) tulang betis
(fibula), 5) tujuh tulang pergelangan kaki (tarsal), 6) lima tulang
telapak kaki (metatarsal), serta 7) 14 tulang jari kaki (phalanges).
Pergelangan kaki disusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid,
navikular, kuneiformis, dan jari-jari.

9
Gambar 8. Kaki
Kemudian jika dilihat dari jenis tulang penyusunnya, rangka manusia
dibagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu: tulang penyusun rangka
tengkorak (cranium), tulang penyusun rangka badan (Axial sceleton), dan
tulang anggota gerak tubuh (Apendicullar sceleon).

Gambar 9. Jenis Tulang Penyusunnya

C. Kaitan Bentuk Rangka dengan Kecepatan


Tentu disetiap makhluk hidup memiliki bentuk rangka yang berbeda-
beda. Dengan adanya rangka tersebut sesui fungsi bahwa rangka membantu
makhluk hidup untuk bergerak. Dan tentunya dengan bentuk rangka yang
berbeda-beda tersebut berpengaruh dengan kecepatan gerak yang dilakukan
oleh makhluk hidup tersebut. Seperti contohnya pada manusia yang memiliki
bada gemuk atau kurus tentu akan berpengaruh ketika ia akan bergerak. Tapi

10
kenyataannya tubuh yang kurus dan gemuk tersebut pasti memiliki bentuk
tulang yang besar atau kecil.
Banyak orang meyakini gemuk atau kurus adalah bakat yang telah
digariskan. Selain faktor hormonal dan metabolisme, ada faktor lain yang
juga sering dikaitkan dengan bakat tersebut yakni bentuk tulang. Seseorang
yang memiliki tulang besar diyakini lebih mudah gemuk, demikian juga
sebaliknya. Tulang yang kecil dianggap menyulitkan orang untuk kurus.
Anggapan ini bisa benar bisa tidak, tergantung dari mana melihatnya.
Menurut Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor
(IPB) pada detikHealth yaitu besar kecilnya tulang mempengaruhi bentuk
badan. Kalau kerangka besar maka akan semakin banyak otot bisa menempel.
Besar kecilnya tulang, menurut Prof Hardinsyah pada akhirnya
mempengaruhi kebutuhan energi. Karena otot yang melekat lebih sedikit,
maka kebutuhan energinya lebih sedikit. Kelebihan kalori saat makan terlalu
banyak akan disimpan menjadi lemak. Namun demikian, secara umum faktor
lain seperti pola makan dan aktivitas fisik tentu lebih banyak berpengaruh.
Banyak bergerak dan sedikit makan, sederhananya dianggap sebagai rumus
untuk menghindari gemuk. Begitu pula sebaliknya, tidak peduli tulangnya
besar atau kecil.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan antara
bentuk rangka dengan kecepatan gerak makhluk hidup. Kita lihat saja, orang
yang berbadan besar dalam artian selalu melakukan olahraga secara teratur
dan menjaga pola makannya pasti memiliki kecepatan gerak yang lebih besar
dan tidak mudah lelah atau loyo dibandingkan dengan orang yang memliki
tulang kecil yang pola olahraga dan makannya tidak teratur. Contoh lain yaitu
pada hewan. Hewan mamalia dengan hewan pisces (ikan) atau hewan reptil
jelas memiliki bentuk rangka yang jauh berbeda dan alat yang digunakan
untuk bergerak pun berbeda. Jika bentuk rangkanya besar contoh harimau
(mamalia) dibandingkan dengan kadal (reptil), jelas akan lebih cepat bergerak
harimau karena memiliki bentuk rangka yang besar dan kuat yang

11
memungkinkan untuk bergerak lebih cepat dibandingkan dengan kadal yang
bentuk rangkanya kecil.

D. Bentuk Tulang Pada Makhluk Hidup


Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka
tubuh manusia dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu tulang pipa, tulang
pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan.
1. Tulang Pipa
Biasa disebut tulang panjang, merupakan tulang yang berbentuk seperti
tabung dan berongga. Bagian ujung tulang berukuran lebih luas karena
berfungsi untuk menghubungkan dengan tulang lainnya. Contoh tulang
pipa dapat ditemukan pada betis, paha, pengumpil, dan lengan atas.

Gambar 10. Tulang Pipa


2. Tulang Pendek
Tulang yang berbentuk kubus. Tulang ini dapat ditemukan di
pergelangan tangan dan kaki.

Gambar 11. Tulang Pendek

12
3. Tulang Pipih
Merupakan tulang yang dibentuk oleh lempengan tulang kompak dan
spons di mana bagian dalamnya terdapat sumsum tulang. Contoh tulang
pipih dapat ditemukan di bagian rusuk, tulang belikat, tulang tengkorak
dan tulang bahu.

Gambar 12. Tulang Pipih


4. Tulang Tak Beraturan
Tulang yang tidak memiliki bentuk spesifik. Contoh tulang tidak
beraturan adalah tulang pinggul, tulang belakang, tulang penyusun wajah,
dan tulang rahang.

Gambar 13. Tulang Tak Beraturan


5. Tulang Sesamoid
Tulang yang ukurannya kecil dan seperti biji wijen. Tulang ini dapat
ditemukan di bagian patela atau tempurung lutut.

Gambar 14. Tulang Sesamoid

13
E. Fungsi Otot Pada Makhluk Hidup
Otot merupakan alat gerak aktif karena mempunyai kemampuan untuk
berkontraksi dan berelaksasi atau bertanggung jawab untuk pergerakan
anggota tubuh. Tubuh manusia dibentuk oleh sekitar 600 buah otot. Pada
tubuh manusia ataupun hewan vertebrata terdapat tiga macam jaringan otot,
yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Berikut penjelasannya.
1. Otot Lurik
Otot lurik adalah otot yang bisa dikendalikan secara sadar dan
merupakan otot yang umumnya digunakan untuk bergerak. Otot-otot
lurik tertempel pada tulang dan diikat dengan jaringan keras yang dikenal
sebagai tendon dan disebut juga dengan otot rangka. Saat otot lurik
berkontraksi, tendon ikut bergerak dan menggerakan tulang. Otot lurik
menyumbang sekitar 40% berat badan manusia.
Otot lurik akan mulai bekerja saat sistem saraf mengirimkan sinyal, lalu
menginstruksikan otot untuk berkontraksi. Saat ada instruksi tersebut,
sekelompok otot yang dibutuhkan tubuh untuk bergerak ke arah tertentu,
akan bekerjasama. Pergerakan yang melibatkan jaringan otot lurik tidak
sepenuhnya otomatis. Meski tidak perlu secara spesifik menginstruksikan
otot untuk menggerakkan kaki, namun tapi masih harus berada dalam
keadaan sadar, agar otot lurik bisa bergerak.
2. Otot Polos
Berbeda dengan otot lurik, otot polos adalah otot yang tidak bisa
digerakkan secara sadar. Otot polos dapat ditemukan di organ-organ
tubuh, seperti organ pencernaan dan pembuluh darah. Mekanisme
kontraksi otot polos bekerja secara otomatis, tidak dapat diatur dan
bekerja secara bertahap dibandingkan dengan otot lurik. Misalnya,
pergerakan otot pencernaan lebih pelan dan teratur saat makanan masuk
ke organ sistem pencernaan daripada pergerakan otot tangan yang cepat.
Otot polos dapat juga disebut sebagai otot visceral dan dianggap sebagai
jaringan otot yang paling lemah dibandingkan dengan jenis lainnya. Otot
ini berfungsi untuk membuat organ dalam tersebut berkontraksi, sehingga

14
bisa mengantarkan makanan asupan lain yang masuk ke dalam tubuh,
menuju organ-organ tertentu.
3. Otot Jantung
Otot jantung berbeda dengan otot lurik ataupun polos, meskipun serupa
dengan otot polos, Anda tidak dapat mengendalikan otot jantung secara
sadar. Mekanisme kontraksi otot jantung membuat otot jantung mampu
memompa darah ke seluruh tubuh dan mengubah kecepatan mekanisme
kerja otot sesuai dengan kebutuhan tubuh. Otot jantung merupakan
jaringan utama yang membangun dinding jantung. Jenis jaringan ini juga
menciptakan suatu impuls listrik yang dapat membuat jantung
berkontraksi. Impuls listrik yang muncul pada jantung juga bisa
dipengaruhi oleh hormon dan rangsangan dari sistem saraf. Contohnya,
otot jantung akan memompa lebih pelan ketika Anda sedang beristirahat
dan memompa lebih cepat ketika Anda sedang beraktivitas atau saat
merasa takut.

Gambar 15. Otot Polos, Otot Lurik, dan Otot Jantung


Lebih luasnya fungsi dari otot pada makhluk hidup baik vertebrata atau
manusia ialah:
1. Menjaga tubuh tetap stabil
Jaringan otot lurik yang berada di area perut hingga punggung, berperan
sebagai penopang tubuh sekaligus melindungi tulang belakang. Otot yang

15
berada di area ini, disebut juga sebagai otot core. Semakin kuat otot core
Anda, maka tubuh Anda juga akan semakin stabil.
2. Membangun postur tubuh
Jaringan otot di tubuh juga berperan dalam mengatur postur. Untuk
mendapatkan postur yang baik, Anda perlu memiliki kelenturan dan
kekuatan yang baik. Otot leher dan paha yang kaku serta otot punggung
yang lemah, bisa menyebabkan postur tubuh menjadi kurang baik. Postur
tubuh yang kurang baik, bisa menyebabkan nyeri di area persendian.
3. Membantu pernapasan
Otot yang perannya sangat penting dalam pernapasan adalah diafragma.
Diafragma, terletak di bawah paru-paru dan akan berkontraksi saat kita
mengambil napas, lalu kembali relaksasi saat kita menghela napas. Saat
otot diafragma menarik napas, ruang yang ada di paru-paru akan
membesar, dan memungkinkan tubuh untuk menangkap udara sebanyak-
banyaknya. Lalu, saat otot ini kembali relaksasi, udara yang sudah diolah
di paru-paru, akan didorong keluar.
4. Memompa darah
Otot jantung berperan dalam sirkulasi tubuh dengan memompa darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Sementara itu, otot polos yang ada di pembuluh
darah, berperan melancarkan aliran tersebut sekaligus menjaga kadar
tekanan darah.
5. Mengatur pencernaan
Pencernaan di tubuh kita juga diatur oleh otot polos yang berada pada
saluran cerna. Otot ini, berada di mulut serta di organ pencernaan lain
seperti hati, pankreas, dan kantong empedu, bahkan anus.
Saat proses pencernaan terjadi, otot polos akan berkontraksi dan
kemudian mengendur saat makanan melewati salurannya. Otot in, akan
membantu sisa makanan keluar melalui anus, dan membantu terjadinya
refleks muntah saat Anda sedang sakit.
6. Membantu buang air kecil

16
Jaringan otot polos jugalah yang membuat urine bisa keluar dari tubuh.
Saat Anda buang air kecil, otot polos yang ada di kandung kemih akan
berkontraksi agar urine bisa keluar. Lalu, saat Anda sedang menahan
buang air kecil, otot tersebut akan menyesuaikannya dengan berada di
posisi relaksasi.
7. Membantu persalinan
Jaringan otot polos yang berada di rahim, akan melar dan meregang
seiring pertumbuhan janin. Saat wanita melewati proses persalinan, otot
polos yang ada di rahimnya akan berkontraksi dan berelaksasi untuk
membantu bayi keluar melalui vagina.
8. Menjaga kemampuan melihat
Enam jenis otot lurik yang berada di sekitar mata, turut berperan dalam
menjaga pergerakan mata. Otot-otot ini bekerja dengan cepat sehingga
kita dapat menjaga kestabilan gambar yang kita lihat, memindai
sekeliling dengan pandangan, serta mengikuti pergerakan suatu objek.
9. Melindungi organ di dalam tubuh
Otot yang berada di area perut, melindungi banyak organ dalam dari sisi
depan, samping, hingga belakang. Otot juga bekerja sama dengan tulang
untuk memberikan perlindungan yang terbaik bagi organ tubuh.
10. Mengatur suhu
Jaringan otot berperan penting dalam mengatur suhu di dalam tubuh.
Sebab, sekitar 85% dari panas tubuh, berasal dari otot yang sedang
berkontraksi. Saat suhu tubuh turun, otot akan bekerja lebih keras untuk
dapat menghasilkan panas. Ketika otot bekerja lebih keras seperti ini,
tubuh menjadi bergetar atau menggigil.

F. Karakteristik Kerangka Pada Hewan


Hewan termasuk kedalam makhluk hidup karena dapat bergerak.
Hewan terbagi menjadi dua yaitu hewan bertulang belakang (vertebrata) dan
hewan yang tidak bertulang belakang (avertebrata). Berikut akan dipaparkan
karakteristik kerangka dari kedua jenis hewan tersebut.

17
1. Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata)
Sistem gerak pada hewan vertebrata tergantung pada kelompok
hewannya. Berikut yang termasuk hewan vertebrata adalah mamalia,
pisces, aves, amfibi, reptil.
a. Karakteristik kerangka mamalia
Hewan mamalia yang memiliki kerangka tulang yang kuat dan kaki
yang ramping, seperti kijang dan cheetah akan memiliki elastisitas
tinggi saat melompat. Kaki yang ramping menjadikan kijang dan
cheetah mampu melompat lebih banyak di udara saat berlari
kencang. Sebenarnya kelincahan hewan mamalia saat bergerak
tergantung pada kekuatan kaki belakangnya yang berdampak sebagai
pendorong utama untuk melaju dengan cepat. Kelompok hewan
mamalia diantaranya adalah kerbau, sapi, kucing, kuda, harimau,
singa, dan lain-lain.
b. Karakteristik kerangka pisces (ikan)
Sebagian besar ikan yang berhabitat di air laut atau di air tawar
memiliki bentuk tubuh yang unik. Sebagian besar berwujud seperti
torpedo. Ada yang berpendapat lain bahwa bentuk tubuh ikan
berbentuk streamline. Bentuk ikan yang mirip torpedo (streamline)
itu, mempermudah ikan bermanuver ke arah kanan dan ke kiri secara
cepat dan praktis saat di dalam air tanpa mengalami hambatan atau
gesekan dengan air. Susunan otot dan tulang belakang bersifat elastis
sehingga memudahkan mendorong ekor saat berada di dalam air.
Saat ikan bergerak dalam air, ikan sering sekali mengeluarkan
gelembung-gelembung udara dengan tujuan ikan yaitu agar ikan
mudah mengatur naik atau turunnya tubuh pada ikan.
c. Karakteristik kerangka aves (burung)
Bentuk sayap burung memiliki susunan rangka yang kuat tapi
ringan. Selain itu burung juga diperkuat oleh tulang dada dan otot-
otot yang solid dan kekar saat menahan hembusan angin yang
kencang pada saat terbang di udara. Susunan tulang sayap yang kuat

18
tapi ringan membuat tekanan angkat yang sangat besar sehingga
memudahkan burung untuk terbang. Bentuk sayap burung seperti
airfoil yang membuat udara yang mengalir di bawah sayap burung
mengalir lebih lambat daripada udara yang mengalir di atas sayap
burung. Saat burung akan terbang, udara akan mengalir ke bagian
bawah yang menghasilkan gaya angkat sehingga burung dapat
terangkat ke udara.
d. Karakteristik kerangka amfibi
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Kerangka tulang katak
seperti kerangka yang dimiliki manusia. Namun bentuk kepala katak
berukuran kecil dan hanya memiliki sedikit tulang. Hal ini membuat
tulang kepala katak sangat ringan tetapi keras. Selain itu, postur
badan katak juga ditunggangi oleh tulang belakang yang dapat
menahan berat badan katak. Katak memiliki kaki yang sangat
panjang dan otot-otot yang kekar dan kuat, semua itu membuat katak
mudah saat berenang. Katak memiliki selaput renang pada bagian
kakinya. Selaput ini memudahkan katak bergerak lincah di dalam air.
e. Karakteristik kerangka reptil
Hewan yang termasuk ke dalam golongan reptil adalah kadal, ular,
kura-kura, komodo, cicak, buaya, dan lain-lain. Hewan Reptil
bergerak dengan cara merayap atau melata di atas tanah maupun saat
renang di atas air, contohnya adalah ular. Bentuk tulang ular terdiri
dari tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang ekor. Pada tulang
badan, terdiri dari ratusan ruas-ruas tulang belakang. sedangkan pada
tulang rusuk ular terhubung dengan tulang belakang yang dibalut
dengan otot-otot yang lentur dan kuat. Hal inilah yang menyebabkan
ular bergerak dengan cara meliuk-liukkan badannya ke kanan dan ke
kiri dengan cepat.
2. Hewan Tidak Bertulang Belakang (Avertebrata atau Invertebrata)
Sistem gerak pada hewan avertebrata atau invertebrata tergantung pada
kelompok hewannya. Berikut yang termasuk avertebrata adalah fillum

19
porifera, fillum protozoa, fillum coelenterata, fillum annelida, fillum
antropoda, fillum molusca, fillum echinoderata, fillum platyhelminthes,
fillum nemathelminthes.
a. fillum porifera
Hewan yang termasuk ke dalam filum porifera umumnya hidup di
laut dan tubuhnya berlubang dan berpori-pori, hewan ini bergerak
dengan menggeserkan tubuhnya dan ada beberapa hewan ini yang
tidak memiliki alat gerak. Contohnya adalah calcarea, hexactnelida.
b. fillum protozoa
Hewan yang termasuk filum protozoa adalah hewan yang hidup di
air dan hanya memiliki satu sel saja. Protozoa terbagi kedalam
beberapa kelas, diantaranya adalah Kelas Rhizopoda bergerak
dengan cara menggunakan kaki semu; Kelas plagel bergerak dengan
cara menggunakan bulu; Kealas cilliata bergerak dengan cara
menggunakan rambut getar, serta; Kelas sporozoa bergerak dengan
cara menggerakkan seluruh tubuh.
c. fillum coelenterata
Hewan yang termasuk filum coelenterata memiliki tubuh yang
berlubang dan menyemburkan racun kepada mangsa/makanannya.
Hewan ini tidak memiliki sistem gerak. Contohnya adalah ubur-ubur
dan anemone laut.
d. fillum annelida
Hewan yang termasuk filum annelida memiliki sistem gerak hewan
invertebrata jenis vermes atau bangsa cacing. Hewan ini bergerak
dengan melakukan peregangan pada otot-otot yang ada pada tubuh
mereka. Contohnya adalah cacing tanah dan lintah.
e. fillum antropoda
Hewan yang termasuk filum arthropoda mempunyai ruas dan tubuh
yang berdegmen, hewan ini bergerak menggunakan kaki yang berada
pada ruas-ruas tubuh mereka, contohnya adalah kupu-kupu, kepiting,
dan lain-lain.

20
f. fillum molusca
Hewan yang termasuk filum molusca memiliki tubuh yang sangat
lunak dan memiliki cabang pada bagian atas tubuhnya, yang
berfungsi sebagai pelindung tubuh bagian luar. Hewan molusca
terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu Gastropoda bergerak
menggunakan kaki dan perutnya, contohnya adalah siput;
Cepalophoda bergerak dengan menggunakan kaki dan kepalanya,
contohnya adalah cumi-cumi dan gurita, serta; Pelicipoda bergerak
dengan menggunakan kaki pipihnya, contohnya adalah scaphopoda.
g. fillum echinoderata
Hewan yang termasuk filum echinodermata memiliki kulit yang
berduri dan memiliki alat gerak yang menggunakan tentakel (organ
tubuh yang dapat memanjang dan bergerak fleksibel). Contohnya
adalah landak laut, teripang, dan bintang laut.
h. fillum platyhelminthes
Hewan yang termasuk filum platyhelminthes memiliki badan yang
pipih dan tubuh yang melebar dan meluas. Platyhelminthes dapat
bergerak dengan cara meregangkan otot-otot tubuh. Contohnya
adalah cacing pipih.
i. fillum nemathelminthes
Hewan yang termasuk filum nemathelminthes bergerak dengan
melakukan kontraksi pada otot-otot tubuhnya. Betuk tubuhnya dapat
memanjang serta dapat memipih yang membuatnya dapat melakukan
gerak maju atau mundur. Contohnya adalah cacing tambang.

G. Cara Memelihara Kesehatan Organ Gerak Pada Makhluk Hidup


Dari penjelasan diatas yaitu begitu sangat pentingnya organ gerak yang
dimiliki oleh makhluk hidup. Namun organ gerak tersebut dapat rusak atau
terjadi kelainan (penyakit) sehingga fungsinya berkurang. Oleh karena itu,
perlu agar kita menjaga kesehatan organ gerak yang kita miliki. Cara

21
memelihara organ gerak pada manusia yang menjadi makhluk hidup yakni
sebagai berikut.
1. Makan banyak sayuran
Sayuran merupakan salah satu makanan terbaik yang dapat
meningkatkan kepadatan mineral tulang. Sayuran mengandung vitamin C
yang dapat merangsang produksi sel-sel pembentuk tulang. Bahkan,
antioksidan pada vitamin C juga dapat melindungi sel-sel tulang dari
kerusakan.
2. Latihan kekuatan dan latihan beban
Salah satu jenis olahraga terbaik untuk menjaga kesehatan tulang adalah
dengan latihan menahan beban (weight-bearing exercise). Olahraga ini
dapat mendorong pembentukan tulang yang baru dan mencegah
pengeroposan tulang termasuk pada penderita osteoporosis, osteopenia,
dan kanker payudara
3. Penuhi kebutuhan protein
Sekitar 50 persen tulang terbuat dari protein. Para peneliti
mengungkapkan bahwa asupan protein yang rendah dapat mengurangi
penyerapan kalsium pada tulang. Akibatnya, proses pembentukan tulang
terhambat dan tulang jadi mudah rapuh. Cara pemenuhan protein dengan
makan makanan sumber protein yang baik seperti ikan, daging, telur,
keju, susu, dan sebagainya.
4. Makan makanan tinggi kalsium
Kalsium adalah mineral paling penting dan paling banyak ditemukan di
tulang. Mineral berfungsi untuk menggantikan sel-sel tulang yang tua
dan rusak dengan sel-sel tulang yang baru. Caranya dengan makan-
makanan sumber kalsium seperti susu, keju, telur, brokoli, bayam, dan
sebagainya
5. Penuhi asupan vitamin D dan vitamin K
Vitamin D dan vitamin K merupakan dua jenis vitamin kunci untuk
membangun tulang yang kuat. Vitamin D bermanfaat untuk membantu
menyerap kalsium, sedangkan vitamin K berperan untuk mengaktifkan

22
protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang.
Cara mendapatkan cukup vitamin D dengan rutin berjemur di pagi hari
dan mengonsumsi makanan sumber vitamin D seperti ikan berlemak,
hati, dan keju. Sementara itu, vitamin K2 merupakan salah satu jenis
vitamin K yang membantu mengikat mineral dalam tulang dan mencegah
hilangnya kalsium dalam tulang.
6. Jaga berat badan sehat
Menjaga berat badan juga tak kalah penting untuk menjaga kesehatan
tulang. Kebanyakan orang yang berat badannya kurang berisiko
osteopenia dan osteoporosis. Sedangkan, berat badan rendah merupakan
faktor utama penyebab turunnya kepadatan tulang dan pengeroposan
tulang. Biasanya, hal ini terjadi pada wanita yang sudah mengalami
menopause sebagai efek penurunan hormon estrogen. Maka itu, jaga
berat badan agar tetap ideal untuk melindungi kesehatan tulang.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia membutuhkan rangka dan otot untuk dapat bergerak. Rangka
tidak dapat bergerak sendiri apabila tidak digerakkan oleh otot. Oleh karena
itu, rangka merupakan alat gerak pasif. Sebaliknya, otot dapat melakukan
gerak sendiri sehingga otot disebut alat gerak aktif. Dari pepaparan diatas
dapat disimpulkan yakni sebagai berikut.
1. Fungsi rangka yakni formasi bentuk tubuh atau memberi bentuk dan
menegakkan tubuh, formasi sendi-sendi, pelekatan otot-otot atau tempat
melekatnya otot rangka, bekerja sebagai pengungkit, penyokong berat
badan serta daya tahan untuk menghadapi pengaruh tekanan, proteksi
atau pelindung, hemopoesis atau tempat pembentukan sel-sel darah,
fungsi imunologis, penyimpanan kalsium, dan tempat pembentukan
sumsum kuning.
2. Berdasarkan letak tulang-tulang terhadap sumbu tubuh, rangka dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu rangka aksial yang berada
di bagian tengah sumbu tubuh dan rangka apendikuler yang berada di
bagian tepi dari sistem rangka aksial.
3. Kaitan antara bentuk rangka dengan kecepatan gerak makhluk hidup.
Orang yang berbadan besar dalam artian selalu melakukan olahraga
secara teratur dan menjaga pola makannya pasti memiliki kecepatan
gerak yang lebih besar dan tidak mudah lelah atau loyo dibandingkan
dengan orang yang memliki tulang kecil yang pola olahraga dan
makannya tidak teratur.
4. Otot berfungsi menjaga tubuh tetap stabil, membangun postur tubuh,
membantu pernapasan, memompa darah, mengatur pencernaan,

24
membantu buang air kecil, membantu persalinan, menjaga kemampuan
melihat, serta melindungi organ di dalam tubuh.
5. Hewan terbagi menjadi dua yaitu hewan bertulang belakang (vertebrata)
dan hewan yang tidak bertulang belakang (avertebrata).
6. Cara menjaga agar organ gerak tetap sehat diantaranya dengan makan
banyak sayuran, latihan kekuatan dan latihan beban, penuhi kebutuhan
protein, makan makanan tinggi kalsium, penuhi asupan vitamin D dan
vitamin K, dan jaga berat badan sehat.

B. Saran
Dari pemaparan diatas telah dijelaskan mengenai alat gerak atau sistem
gerak pada makhluk hidup. Sistem gerak tersebut dapat menurun fungsinya
jika tidak dijaga. Oleh karena itu, makhluk hidup sendiri harus menjaga
sistem organ geraknya sebaik mungkin agar sistem organ tersbut bisa tetap
berfungsi dengan baik. Caranya seperti yang sudah dijelaskan diatas dan jika
ingin mengetahui lebih lanjut maka disarankan untuk pembaca menghubungi
atau bertanya pada ahli yang mengetahui sistem organ gerak seperti dokter
atau dosen yang mengajar pada jurusan MIPA karena sistem organ gerak
termasuk kedalam ilmu pengetahuan alam yaitu biologi, anatomi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
Djie, Anita. 2019. Pentingnya Mekanisme Kontraksi Otot dalam Tubuh Manusia.
Artikel. Dikutip dari https://www.sehatq.com/artikel/pentingnya-
mekanisme-kontraksi-otot-dalam-tubuh-manusia. Diakses pada 24 April
2020.
Djumhana, Nana, dan Muslim. 2007. Pendidikan IPA. Jakarta: Kemendiknas-
Dirjen DIKTI
Hafizh, Alivterra, dkk. 2018. Sistem Gerak Pada Manusia. Makalah. Dikutip dari
https://www.academia.edu/38433813/
Makalah_Sistem_Gerak_Pada_Manusia. Diakses pada 24 April 2020.
Irawan, Albertus Bobby. 2013. Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka
Manusia. Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer
FTI UNSA 2013. Vol. 2. No. 1. Hal 7-13.
Mahartika, Loudia. 2019. 7 Fungsi Rangka Manusia Beserta Penjelasannya.
Artikel. Dikutip dari https://m.liputan6.com/health/read/3921939/7-fungsi-
rangka-manusia-beserta-penjelasannya-yang-perlu-diketahui. Diakses pada
24 April 2020.
Murdaningsih, Hewi, dan Tri Antamto. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional—CV. Mediatama.
Pratama, Hendika Sekti. 2014. Cara Sehat Tambah Berat Badan Gemuk atau
Kurus Tergantung Tulang? Bisa Ya Bisa Tidak. Artikel. Dikutip dari
https://m.detik.com/health/ulasan-khas/d-2726830/gemuk-atau-kurus-
tergantung-tulang-bisa-ya-bisa-tidak. Diakses pada 26 April 2020.

26
Putri, Nina Hertiwi. 2019. Mengenal Jaringan Otot Manusia, Si Penggerak
Tubuh. Dikutip dari https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-jaringan-
otot- manusia-si-penggerak-tubuh. Diakses pada 24 April 2020.
Ridha, A L. 2020. Sistem Gerak Pada Hewan. Dikutip dari https://gim-
bi.com/sistem-gerak-pada-hewan/. Diakses pada 26 April 2020.
Safitri, Adelia Marista. 2018. 6 Cara Alami Menjaga Kesehatan Tulang Agar
Tetap Kuat dan Padat. Artikel. Dikutip dari
https://www.hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/cara-alami-menjaga-
kesehatan-tulang. Diakses pada 24 April 2020.
Susilowarno, R. Gunawan, dkk. 2007. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
PT. Grasindo.
Viandari, Eka. 2019. Anak Kelas 11, Yuk Belajar Rangka Manusia beserta
Contoh Soalnya!. Artikel. Dikutip dari
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/rangka-manusia-biologi.
Diakses pada 24 April 2020.

27

Anda mungkin juga menyukai