KELOMPOK 1
Manusia membutuhkan rangka dan otot untuk dapat bergerak. Rangka tidak dapat bergerak
sendiri apabila tidak digerakkan oleh otot. Oleh karena itu, rangka merupakan alat gerak pasif.
Fungsi rangka pada tubuh manusia maupun hewan bertulang belakang (vertebrata) sebagai
makhluk hidup
Gambar 8. Kaki
1.Kaki
Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan
kiri. Masing-masing terdiri atas: 1) tulang paha (femur), 2) tulang
tempurung lutut (patella), 3) tulang kering (tibia), 4) tulang betis
(fibula), 5) tujuh tulang pergelangan kaki (tarsal), 6) lima tulang telapak
kaki (metatarsal), serta 7) 14 tulang jari kaki (phalanges). Pergelangan
kaki disusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid, navikular,
kuneiformis, dan jari-jari.
jika dilihat dari jenis tulang penyusunnya, rangka
manusia dibagi ke dalam tiga kelompok besar
yaitu: tulang penyusun rangka tengkorak
(cranium), tulang penyusun rangka badan (Axial
sceleton), dan tulang anggota gerak tubuh
(Apendicullar sceleon).
KAITAN BENTUK RANGKA
DENGAN KECEPATAN
Disetiap makhluk hidup memiliki bentuk rangka yang berbeda-beda. Dengan adanya rangka tersebut sesuai
fungsi bahwa rangka membantu makhluk hidup untuk bergerak. Dan tentunya dengan bentuk rangka yang
berbeda-beda tersebut berpengaruh dengan kecepatan gerak yang dilakukan oleh makhluk hidup tersebut.
contohnya pada manusia yang memiliki bada gemuk atau kurus tentu akan berpengaruh ketika ia
akan bergerak. Tapi kenyataannya tubuh yang kurus dan gemuk tersebut pasti memiliki bentuk tulang
yang besar atau kecil.
Besar kecilnya tulang, menurut Prof Hardinsyah pada akhirnya mempengaruhi kebutuhan energi. Karena otot
yang melekat lebih sedikit, maka kebutuhan energinya lebih sedikit. Kelebihan kalori saat makan terlalu
banyak akan disimpan menjadi lemak. Namun demikian, secara umum faktor lain seperti pola makan dan
aktivitas fisik tentu lebih banyak berpengaruh. Banyak bergerak dan sedikit makan, sederhananya dianggap
sebagai rumus untuk menghindari gemuk. Begitu pula sebaliknya, tidak peduli tulangnya besar atau kecil.
01 TULANG PIPA Bentuk Tulang Pada Makhluk
Hidup
Biasa disebut tulang panjang,
merupakan tulang yang 03 TULANG PIPIH
berbentuk seperti tabung dan
berongga. Bagian ujung
tulang berukuran lebih luas Merupakan tulang
karena berfungsi untuk yang dibentuk oleh
menghubungkan dengan lempengan tulang
tulang lainnya kompak dan spons di
mana bagian
dalamnya terdapat
TULANG sumsum tulang.
02 PENDEK
4. Memompa 8. Menjaga
1. Menjaga tubuh darah kemampuan
tetap stabil melihat
5. Mengatur
pencernaan 9. Melindungi
2. Membangun organ di dalam
postur tubuh tubuh
6. Membantu
buang air kecil
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Kerangka tulang katak seperti kerangka yang dimiliki
manusia. Namun bentuk kepala katak berukuran kecil dan hanya memiliki sedikit tulang. Hal ini membuat
tulang kepala katak sangat ringan tetapi keras. Selain itu, postur badan katak juga ditunggangi oleh tulang
belakang yang dapat menahan berat badan katak. Katak memiliki kaki yang sangat panjang dan otot-otot
yang kekar dan kuat, semua itu membuat katak mudah saat berenang. Katak memiliki selaput renang pada
bagian kakinya. Selaput ini memudahkan katak bergerak lincah di dalam air.
Hewan yang termasuk ke dalam golongan reptil adalah kadal, ular, kura-kura, komodo, cicak, buaya, dan
lain-lain. Hewan Reptil bergerak dengan cara merayap atau melata di atas tanah maupun saat renang di
atas air, contohnya adalah ular. Bentuk tulang ular terdiri dari tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang
ekor.
2. Hewan Tidak Bertulang Belakang (Avertebrata atau Invertebrata)
a. fillum porifera
Hewan yang termasuk ke dalam filum porifera umumnya hidup di laut dan tubuhnya berlubang dan
berpori-pori, hewan ini bergerak dengan menggeserkan tubuhnya dan ada beberapa hewan ini yang tidak
memiliki alat gerak. Contohnya adalah calcarea, hexactnelida.
b. fillum protozoa
Hewan yang termasuk filum protozoa adalah hewan yang hidup di air dan hanya memiliki satu sel saja.
Protozoa terbagi kedalam beberapa kelas, diantaranya adalah Kelas Rhizopoda bergerak dengan cara
menggunakan kaki semu; Kelas plagel bergerak dengan cara menggunakan bulu; Kealas cilliata bergerak
dengan cara menggunakan rambut getar, serta; Kelas sporozoa bergerak dengan cara menggerakkan
seluruh tubuh.
c. fillum coelenterata
Hewan yang termasuk filum coelenterata memiliki tubuh yang berlubang dan menyemburkan racun
kepada mangsa/makanannya. Hewan ini tidak memiliki sistem gerak. Contohnya adalah ubur-ubur dan
anemone laut.
d. fillum annelida
Hewan yang termasuk filum annelida memiliki sistem gerak hewan invertebrata jenis vermes atau bangsa
cacing. Hewan ini bergerak dengan melakukan peregangan pada otot-otot yang ada pada tubuh mereka.
Contohnya adalah cacing tanah dan lintah.
e. fillum antropoda
Hewan yang termasuk filum arthropoda mempunyai ruas dan tubuh yang berdegmen, hewan ini bergerak
menggunakan kaki yang berada pada ruas-ruas tubuh mereka, contohnya adalah kupu-kupu, kepiting, dan
lain-lain.
f. fillum molusca
Hewan yang termasuk filum molusca memiliki tubuh yang sangat lunak dan memiliki cabang pada bagian
atas tubuhnya, yang berfungsi sebagai pelindung tubuh bagian luar. Hewan molusca terbagi menjadi
beberapa kelas, yaitu Gastropoda bergerak menggunakan kaki dan perutnya, contohnya adalah siput
g. fillum echinoderata
Hewan yang termasuk filum echinodermata memiliki kulit yang berduri dan memiliki alat gerak yang
menggunakan tentakel (organ tubuh yang dapat memanjang dan bergerak fleksibel). Contohnya adalah
landak laut, teripang, dan bintang laut.
h. fillum platyhelminthes
Hewan yang termasuk filum platyhelminthes memiliki badan yang pipih dan tubuh yang melebar dan
meluas. Platyhelminthes dapat bergerak dengan cara meregangkan otot-otot tubuh. Contohnya adalah
cacing pipih.
i. fillum nemathelminthes
Hewan yang termasuk filum nemathelminthes bergerak dengan melakukan kontraksi pada otot-otot
tubuhnya. Betuk tubuhnya dapat memanjang serta dapat memipih yang membuatnya dapat melakukan
gerak maju atau mundur. Contohnya adalah cacing tambang.
Cara Memelihara Kesehatan
Organ Gerak Pada Makhluk Hidup