Anda di halaman 1dari 5

SISTEM GERAK RANGKA

Nama : Sean Kenneth Sindunata


Kelas/No. Abs : XIA6/31
I. Tulang

Tulang memiliki fungsi :

1. Memberi bentuk dan postur tubuh. 5. Penyangga berat badan, misalnya tulang leher.
2. Melindungi organ-organ yang lunak. 6. Mendukung terjadinya gerakan.
3. Tempat melekatnya otot-otot rangka (otot lurik). 7. Hematopoiesis.
4. Tempat penyimpanan energi, yaitu simpanan lemak di sumsum kuning.

Lengkapi nama ulang dan jumlahnya

Acetabulum (kanan dan kiri) dan simfisis pubis (tengah).

Frontal (1), Sfenoid (1), Nasal (2), Lakrimal (2),


Mandibula (1), Zigomatik (2), Temporal (2), Oksipital (1), Parietal (2).

Ilium, Iskium, Femur (2), Patela (2), Tibia (2), Fibula (2), Tarsal (14).

Manubrium (1),
Korpus,
Prosesus xifoid,
Tulang rusuk
sejati (7 pasang
(14)), Tulang
rusuk palsu (3
pasang (6)),
Tulang rusuk
melayang (2
pasang (4)).

Skapula (2), Humerus


(2), Radius (2), Ulna (2), Karpal (16).
(radius), tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan
tulang betis (fibula).

2. Tulang Pendek
Berukuran pendek dan berbentuk kubus serta tersusun
dari tulang spons dan lapisan tipis tulang kompak.
Umum ditemukan berkelompok untuk memberikan
kekuatan dan kekompakan pada area yang
pergerakannya terbatas. Contohnya, tulang pergelangan
tangan (karpal) dan tulang pergelangan kaki (tarsal).

Tulang belakang serviks (7), tulang belakang toraks (12),


tulang belakang lumbar (5), sakrum (terdiri dari 5 tulang
belakang yang menyatu menyerupai segitiga), tulang 3. Tulang pipih
ekor (pada bayi ada 4, namun pada saat dewasa berfusi Berbentuk lempengan dari tulang kompak dan tulang
menjadi 1). spons yang berisi sumsum. Berfungsi untuk memperluas
permukaan untuk perlekatan otot dan memberikan
perlindungan. Contohnya, tulang tengkorak, tulang rusuk,
dan tulang dada.
4. Tulang tidak beraturan

Berbentuk yang tidak beraturan serta tersusun dari


tulang spons dan lapisan tipis tulang kompak.
Jelaskan ciri-ciri Bentuk Tulang dan letaknya Contohnya adalah tulang belakang (vertebrae).
1. Tulang pipa (tulang panjang)
Berbentuk silindris panjang serta memiliki bagian 5. Tulang sesamoid
epifisis, diafisis, metafisis, dan cakra epifisis. Berfungsi Tulang yang berukuran kecil bulat yang terdapat pada
untuk menahan berat tubuh dan membantu formasi persendian. Bersambungan dengan kartilago
pergerakan. Letaknya ada di tulang pangkal lengan (tulang rawan), ligamen, atau tulang lainnya. Contohnya
(humerus), tulang hasta (ulna), tulang pengumpil adalah tulang tempurung lutut (patela).
Jenis Tulang

Jelaskan susunan tulang di bawah ini

1. Tulang Keras
Susunan sel tulang membentuk lingkaran konsentris yang berlapis. Ada saluran havers (haversian
canal) yang terdiri dari pembuluh darah yang berfungsi untuk menutrisi tulang. Jaringan tulang
keras disusun oleh sel-sel tulang (osteosit), sel-sel pembentuk tulang (osteoblas), dan sel-sel
perombak tulang (osteoklas).
2. Tulang Rawan
a. Hialin: Jenis tulang rawan yang paling sering ditemukan pada tubuh. Jenis ini bisa ditemui pada
hidung, laring, iga, trakea. Selain di organ itu tadi, ada juga di permukaan persendian. Jaringan
penghubungnya lentur dan elastis. Memiliki banyak serat kolagen yang dapat menambah
kekuatannya sendiri. Tetapi jenis hialin merupakan jenis yang paling lemah daripada jenis
lainnya.
b. Fibrosa: Dapat ditemukan pada bantalan khusus yang disebut sebagai menisci. Akan tetapi,
juga bisa ditemukan pada tulang belakang sebagai vertebrae. Bantalan ini tentu sangat penting
untuk mengurangi gesekan antar sendi, seperti yang mungkin terjadi pada lutut. Justru jenis ini
merupakan jenis yang paling kuat jika dibandingkan dengan jenis lainnya. tipe ini memiliki
lapisan serat kolagen yang tebal dan kuat.
c. Elastik: Tulang rawan elastis yang biasanya akan dengan mudah ditemukan pada telinga atau
pada epiglotis yang berlokasi di dalam tenggorokan. Selain itu, jenis yang satu ini juga bisa
ditemukan pada hidung dan trakea. Terdiri dari matriks yang mengandung banyak serat elastis
dan kolagen tipe II. Maka dari itu, teksturnya cenderung kenyal.

Proses Pembentukan dan Perkembangan Tulang

1. Osifikasi Intramembranosa

Proses: Pertama, kelompok sel mesenkim yang berbentuk


bintang berubah menjadi osteoblas. Osteoblas kemudian
menyekresikan matriks organik yang belum mengapur
(osteoid). Massa osteoid itu mengalami kalsifikasi
(pengapuran) melalui pengendapan garam-garam tulang.
Di sekeliling osteoblas, akan terbentuk lakuna dan
kanalikuli. Aktivitas osteoblas, akan menciptakan lapisan-
lapisan matriks baru sehingga tulang menjadi semakin
tebal dan osteoblas menjadi terpendam di dalam matriks.
Osteoblas yang terendam itu disebut osteosit (sel tulang).
Osteosit menjadi terisolasi di dalam lakuna dan tidak
menyekresikan zat intraseluler lagi. Di beberapa pusat
osifikasi, pada awalnya, tulang terdiri atas trabekula yang
berongga-rongga, kemudian di antara trabekula tersebut
terisi oleh tulang lamelar konsentris sehingga menjadi
tulang kompak. Namun, ada yang tetap menjadi tulang spons dengan rongga sumsum berisi jaringan ikat yang
mengandung banyak pembuluh darah. Di sekeliling tulang yang sedang tumbuh, terdapat jaringan ikat yang akan tumbuh
menjadi periosteum.
2. Osifikasi Endokondrial (intrakartilago)

Proses: Terjadi sejak perkembangan embrio, tetapi beberapa tulang pendek memulai proses osifikasinya setelah
kelahiran. Pusat osifikasi primer tebentuk di bagian diafisis tulang panjang. Perikondrium yang melingkari bagian
pertengahan diafisis menambah jumlah pembuluh darahnya sehingga bersifat osteogenik. Sel-sel kartilago (kondrosit)
melakukan proliferasi sehingga jumlahnya semakin meningkat, ukuran sel semakin membesar, dan berubah menjadi
osteoblas. Matriks kartilago mulai mengalami pengapuran (kalsifikasi) melalui proses pengendapan kalsium fosfat.
Perikondrium yang mengelilingi diafisis berubah menjadi periosteum, kemudian tampak cincin atau tulang periosteum
yang mengelilingi bagian tengah diafisis tulang rawan. Kondrosit yang nutrisinya terpupus oleh kerah tulang dan matriks
yang mengapur akan berdegenerasi dan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan matriks kartilago. Berkas
jaringan ikat dan pembuluh darah masuk ke bagian matriks tulang rawan yang berongga-rongga, disebut kuncup
periosteum. Sebagian sel jaringan ikat embrional tersebut berkembang menjadi osteoblas. Kuncup periosteum yang
mengandung osteoblas masuk ke dalam spikula kartilago yang mengapur melalui ruang yang dibentuk oleh osteoklas
(sel penghancur tulang). Osteoblas kemudian meletakkan zat-zat tulangnya pada spikula kartilago yang mengapur
(terkalsifikasi). Dengan demikian, terbentuklah pusat osifikasi primer di pusat diafisis. Zona osifikasi endokondrium ini
akan meluas menuju ke arah epifisis. Setelah kelahiran , pusat osifikasi sekunder terjadi pada kartilago epifisis di kedua
ujung tulang. Beberapa bagian tulang memiliki tualang rawan yang tidak digantikan oleh tulang keras, yaitu kartilago
atikular (tulang rawan persendian) dan kartilago cakram epifisis yang terletak di antara epifisis dengan diafisis.

II. Persendian (Articulatio)

Berdasarkan sifat geraknya dibagi:

a. Sendi sinartrosis (sendi mati), contohnya

Sinartrosis sinfibrosis (sendi pada tulang-tulang tengkorak) hubungan antartulang dan tengkorak disebut sutura dan
Sinartrosis sinkondrosis (lempeng sementara yang terletak di antara epifisis dengan diafisis pada tulang panjang
anak-anak) setelah sinkondrosis berosifikasi disebut sinostosis.

b. Sendi amfiartrosis (sendi kaku), contohnya

Simfisis (sendi antartulang belakang dan sendi simfisis pubis), Sindemosis (sendi antartulang betis dan tulang kering),
dan Gomposis (tulang gigi).

c. Sendi diartrosis (sendi gerak), contohnya


Sendi engsel (sendi pada siku, lutut, mata kaki, ruas antarjari), Sendi peluru (sendi tulang gelang bahu dengan tulang
lengan atas dan sendi tulang gelang panggul dengan tulang paha), Sendi pelana (sendi antara tulang pergelangan
tangan dengan telapak tangan pada ibu jari), Sendi putar (sendi antara tulang hasta dan pengumpil serta sendi
antara tulang atlas dengan tulang tengkorak), Sendi luncur (sendi antartulang pergelangan tangan, antartulang
pergelangan kaki, dan antartulang selangka dengan tulang belikat), Sendi kondiloid (sendi antara tulang pengumpil
dengan tulang pergelangan tangan).

Anda mungkin juga menyukai