1. Memberi bentuk dan postur tubuh. 5. Penyangga berat badan, misalnya tulang leher.
2. Melindungi organ-organ yang lunak. 6. Mendukung terjadinya gerakan.
3. Tempat melekatnya otot-otot rangka (otot lurik). 7. Hematopoiesis.
4. Tempat penyimpanan energi, yaitu simpanan lemak di sumsum kuning.
Ilium, Iskium, Femur (2), Patela (2), Tibia (2), Fibula (2), Tarsal (14).
Manubrium (1),
Korpus,
Prosesus xifoid,
Tulang rusuk
sejati (7 pasang
(14)), Tulang
rusuk palsu (3
pasang (6)),
Tulang rusuk
melayang (2
pasang (4)).
2. Tulang Pendek
Berukuran pendek dan berbentuk kubus serta tersusun
dari tulang spons dan lapisan tipis tulang kompak.
Umum ditemukan berkelompok untuk memberikan
kekuatan dan kekompakan pada area yang
pergerakannya terbatas. Contohnya, tulang pergelangan
tangan (karpal) dan tulang pergelangan kaki (tarsal).
1. Tulang Keras
Susunan sel tulang membentuk lingkaran konsentris yang berlapis. Ada saluran havers (haversian
canal) yang terdiri dari pembuluh darah yang berfungsi untuk menutrisi tulang. Jaringan tulang
keras disusun oleh sel-sel tulang (osteosit), sel-sel pembentuk tulang (osteoblas), dan sel-sel
perombak tulang (osteoklas).
2. Tulang Rawan
a. Hialin: Jenis tulang rawan yang paling sering ditemukan pada tubuh. Jenis ini bisa ditemui pada
hidung, laring, iga, trakea. Selain di organ itu tadi, ada juga di permukaan persendian. Jaringan
penghubungnya lentur dan elastis. Memiliki banyak serat kolagen yang dapat menambah
kekuatannya sendiri. Tetapi jenis hialin merupakan jenis yang paling lemah daripada jenis
lainnya.
b. Fibrosa: Dapat ditemukan pada bantalan khusus yang disebut sebagai menisci. Akan tetapi,
juga bisa ditemukan pada tulang belakang sebagai vertebrae. Bantalan ini tentu sangat penting
untuk mengurangi gesekan antar sendi, seperti yang mungkin terjadi pada lutut. Justru jenis ini
merupakan jenis yang paling kuat jika dibandingkan dengan jenis lainnya. tipe ini memiliki
lapisan serat kolagen yang tebal dan kuat.
c. Elastik: Tulang rawan elastis yang biasanya akan dengan mudah ditemukan pada telinga atau
pada epiglotis yang berlokasi di dalam tenggorokan. Selain itu, jenis yang satu ini juga bisa
ditemukan pada hidung dan trakea. Terdiri dari matriks yang mengandung banyak serat elastis
dan kolagen tipe II. Maka dari itu, teksturnya cenderung kenyal.
1. Osifikasi Intramembranosa
Proses: Terjadi sejak perkembangan embrio, tetapi beberapa tulang pendek memulai proses osifikasinya setelah
kelahiran. Pusat osifikasi primer tebentuk di bagian diafisis tulang panjang. Perikondrium yang melingkari bagian
pertengahan diafisis menambah jumlah pembuluh darahnya sehingga bersifat osteogenik. Sel-sel kartilago (kondrosit)
melakukan proliferasi sehingga jumlahnya semakin meningkat, ukuran sel semakin membesar, dan berubah menjadi
osteoblas. Matriks kartilago mulai mengalami pengapuran (kalsifikasi) melalui proses pengendapan kalsium fosfat.
Perikondrium yang mengelilingi diafisis berubah menjadi periosteum, kemudian tampak cincin atau tulang periosteum
yang mengelilingi bagian tengah diafisis tulang rawan. Kondrosit yang nutrisinya terpupus oleh kerah tulang dan matriks
yang mengapur akan berdegenerasi dan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan matriks kartilago. Berkas
jaringan ikat dan pembuluh darah masuk ke bagian matriks tulang rawan yang berongga-rongga, disebut kuncup
periosteum. Sebagian sel jaringan ikat embrional tersebut berkembang menjadi osteoblas. Kuncup periosteum yang
mengandung osteoblas masuk ke dalam spikula kartilago yang mengapur melalui ruang yang dibentuk oleh osteoklas
(sel penghancur tulang). Osteoblas kemudian meletakkan zat-zat tulangnya pada spikula kartilago yang mengapur
(terkalsifikasi). Dengan demikian, terbentuklah pusat osifikasi primer di pusat diafisis. Zona osifikasi endokondrium ini
akan meluas menuju ke arah epifisis. Setelah kelahiran , pusat osifikasi sekunder terjadi pada kartilago epifisis di kedua
ujung tulang. Beberapa bagian tulang memiliki tualang rawan yang tidak digantikan oleh tulang keras, yaitu kartilago
atikular (tulang rawan persendian) dan kartilago cakram epifisis yang terletak di antara epifisis dengan diafisis.
Sinartrosis sinfibrosis (sendi pada tulang-tulang tengkorak) hubungan antartulang dan tengkorak disebut sutura dan
Sinartrosis sinkondrosis (lempeng sementara yang terletak di antara epifisis dengan diafisis pada tulang panjang
anak-anak) setelah sinkondrosis berosifikasi disebut sinostosis.
Simfisis (sendi antartulang belakang dan sendi simfisis pubis), Sindemosis (sendi antartulang betis dan tulang kering),
dan Gomposis (tulang gigi).