Anda di halaman 1dari 24

TEORI

PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
SD
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar
1) Behaviorisme berfokus pada peristiwa pembelajaran yang diamati seperti yang ditunjukkan
oleh hubungan stimulus dan respon,
2) Belajar selalu melibatkan perubahan perilaku,
3) Proses mental harus dikeluarkan dari studi ilmiah tentang belajar,
4) Hukum yang mengatur pembelajaran berlaku untuk semua mahluk hidup, termasuk manusia,
5) Mahluk hidup memulai hidup sebagai papan tulis kosong: tidak ada bawaan perilaku,
6) Hasil Belajar dari peristiwa eksternal di lingkungan,
7) Behaviorisme adalah teori deterministik: subjek tidak memiliki pilihan selain untuk
menanggapi rangsangan yang tepat.
Pandangan Tokoh-Tokoh Teori Behaviorisme Terhadap Teori Belajar
Behaviorisme

A. Teori Belajar Thorndike

belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara


peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R).
Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan
respon ini mengikuti hukum-hukum berikut:
+ Hukum kesiapan (law of readiness)
+ Hukum latihan (law of exercise)
+ Hukum akibat (law of effect),
B. Teori Belajar pavlov

hasil belajar manusia itu didasarkan kepada pengamatan tingkah laku


manusia yang terlihat melalui stimulus respons dan belajar bersyarat
(Conditioning Learning). Pavlov mengemukakan konsep pembiasaan
(conditioning) dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar,
misalnya agar siswa mengerjakan soal PR dengan baik, biasakanlah dengan
memeriksanya atau memberi nilai terhadap hasil pekerjaannya.
C. Teori Belajar Menurut Skinner


ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting dalam
proses belajar.
 penguatan positif meningkatnya perilaku siswa dalam melakukan
pengulangan perilakunya itu.
Contoh : pujian yang diberikan kepada siswa
 Penguatan negatif stimulus yang lahir akibat dari respon siswa yang
kurang atau tidak agar respon yang tidak diharapkan atau tidak
menunjang pada pelajaran tidak diulangi siswa.
Contoh : teguran, peringatan atau sangsi.
3. Penerapan Teori Belajar Behaviourisme dalam Pembelajaran Matematika SD
• Pada bab ini pengetahuan awal atau materi prasyarat yang harus dikuasai siswa
adalah perkalian pada bilangan bulat yang sama serta arti dari perkalian. Guru
seyogyanya terlebih dahulu mengecek pemahaman siswa tentang perkalian
bilangan bulat tersebut. Agar pengecekan ini dapat menyeluruh dan cepat, maka
dapat dilakukan dengan berpasangan antar teman seperti yang tersaji pada
lembar tugas. Hasil pengecekan ini akan digunakan guru sebagai deteksi awal
faktor kesulitan belajar siswa
• Setelah semua siswa dipastikan telah dapat menguasai materi prasyarat, maka
guru mulai menyiapkan diri siswa dengan memberikan motivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran, kemudian guru memberikan gambar apersepsi, agar dapat
menarik minat siswa.

• Guru menjelaskan sub bab tentang operasi pada bilangan cacah beserta
contoh latihan soal. Perlu diingat, pemberian materi ini dilakukan per unit
kecil dilanjutkan dengan banyak latihan soal.
• Guru memberikan lembar kerja siswa yang berisi latihan soal operasi
bilangan cacah dan meminta siswa mengerjakannya.
• Setelah selesai guru meminta siswa untuk menukar lembar jawab tersebut
dengan teman satu bangku
• Guru meminta siswa mengkoreksi jawaban temannya. Hal ini dilakukan agar
siswa mengetahui dengan segera letak kesalahan sebagai umpan balik dari
respon yang dia berikan.
• Setelah dikoreksi guru meminta siswa mengembalikan lembar jawab tersebut,
agar siswa dapat mengetahui letak kesalahan dalam pengerjaannya dengan
segera sebagai umpan balik dari respon yang dia berikan.
contoh soal
1). 8 x 7 =....
penyelesaian :
terkadang siswa kesusahan untuk menjawab pertanyaan tersebut. penyelesaian
masalahnya yaitu dengan cara membuat daftar perkalian 7 berikut dan
menjadikannya sebagai latihan soal untuk siswa.
1 × 7 = .... 2 × 7 = .... 3 × 7 = .... 4 × 7 = .... 5 × 7 = ....
6 × 7 = .... 7 × 7 = .... 8 × 7 = .... 9 × 7 = .... 10 × 7 = ....
dengan memberikan latihan secara rutin ini maka siswa bisa mudah untuk
menjawab soal yang berkaitan dengan perkalian 7. (drill and exercise).
TEORI BELAJAR KOGNITIF

1. Belajar melalui
proses 2. Berfikir kompleks

3. Siswa dituntut untuk kreatif


TAHAPAN BELAJAR MENURUT PIAGET

1. Asimilasi 2. Akomodasi 3. Ekuilibrasi


TAHAP BELAJAR BRUNNER

3. Tahap
1. Tahap enaktif
simbolik
2. Tahap ikonik
PENERAPAN TEORI BELAJAR KOGNITIF KE
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

1. Guru menanyakan kembali materi


yang telah dipelajari oleh siswa
sebelumnya
2. Guru mengajar dengan gaya belajar
anak
3. Memusatkan kepada cara berfikir
anak, bukan pada hasilnya
Contoh soal dan penyelesaiannya

15+5 =10
Penyelesaiannya:
Dalam menyelesaikan soal tersebut siswa bisa menggunakan
media seperti lidi, sedotan, atau buah kancing untuk
menghitung sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah
menyelesaikan soal tersebut.
Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanisitk ialah sebagai aktivitas jasmani dan rohani guna
memaksimalkan proses perkembangan.
Sedangkan secara sempit pembelajaran diartikan sebagai upaya
menguasai khazanah ilmu pengetahuan sebagai rangkaian pembentukan
kepribadian secara menyeluruh. Pertumbuhan yang bersifat jasmaniyah
tidak memberikan perkembangan tingkah laku
Pandangan Tokoh-Tokoh Humanisme Terhadap Teori Humanisme

1) Kebutuhan Fisiologis
. Abraham Maslow (Physiological Needs)
2) Kebutuhan Akan Rasa
Terkenal sebagai bapak aliran psikologi Aman (Safety Needs)
humanistic, ia yakin bahwa manusia
berperilaku guna mengenal dan 3) Kebutuhan Untuk Diterima
mengapresiasi dirinya sebaik-baiknya. (Social Needs)
Teori yang termasyhur hingga saat ini 4) Kebutuhan Untuk Dihargai
yaitu teori hirarki kebutuhan (Self Esteem Needs)

5) Kebutuhan Aktualisasi-Diri
(Self Actualization)
Carl Rogers
Menurut Rogers dalam Jamil Suprihatiningrum, ada dua tipe belajar, yaitu kognitif
(kebermaknaan) dan eksperimental (pengalaman).
Carl Rogers menyatakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak ditekan,
melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan bisa mengambil sebuah
langkah sendiri dan berani bertanggung jawab atas langkah-langkah yang diambilnya
sendiri.
1. Hasrat untuk belajar:
2. Belajar bermakna:
3. Belajar tanpa hukumanhukuman
4. Belajar dengan daya usaha atau inisiatif sendiri:
5. Belajar dan perubahan: keadaan dunia terus berubah
Penerapan Teori Belajar Humanistik Dalam
Pembelajaran Matematika SD

2. Siswa dapat menggunakan


1. Memahami konsep satuan pengukuran panjang
bilanganan cacah tidak baku untuk mengukur
tinggi menara (SD kelas I).
contoh soal
1.Ibu memberi uang pada Roma sebanyak Rp 65.000 untuk dibelikan gula
4 kg. Harga gula perkilonya adalah Rp 15.000, berapa sisa uang Roma
setelah membeli gula?

Penyelesaian :
Uang Roma 65.000
1 kg gula = : 15.000

45×15.000 = 60.000
65.000-60.000 = 5.000
Jadi sisa uang Roma setelah membeli gula adalah Rp 5.000
teori konstruktivisme

belajar merupakan pembelajaran yang berciri


proses aktif untuk konstruktivisme menekankan
peserta didik dalam terbangunnya pemahaman sendiri
mengkonstruksi secara aktif, kreaktif dan produktif
pengetahuannya berdasarkan pengetahuan
sendiri. terdahulu dan pengalaman belajar
yang bermakna.
Pandangan tokoh-tokoh konstruktivisme terhadap teori belajar
konstruktivisme

John Dewey

Jean Piaget

vigotsky
Penerapan teori belajar konstruktivisme terhadap
pembelajaran matematika sd

Dalam pembelajaran konstruktivisme untuk tema


permasalahan sebaiknya diambil dari kejadian sehari-hari
yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik atau
diperkirakan dapat menarik perhatian peserta didik.

Pada umumnya dalam soal cerita diajarkan pada peserta didik


setelah peserta didik mempelajari konsep dasar, rumus, dan teknik-
teknik penyelesaian.
contoh soal

Rubiana mempunyai sejumlah permen, kemudian ayah memberi permen lagi kepada
Chandra sebanyak 5 kantong, disetiap kantongnya berisi 50 buah permen. Rubiana
sekarang mempunyai 300 buah permen. Berapa banyak permen Rubiana semula?
Jawab:
Langkah penyelesaiainnya adalah sebagai berikut:
Diketahui: n adalah permen Rubiana semula. Ayah memberi lagi Rubiana 5 kantong
permen, ang setiap kantongnya berisi 50 buah. Permen Dodi 500 buah.
Ditanyakan: Berapa jumlah permen Rubiana semula?
Jawab:
Langkah penyelesaiainnya adalah sebagai berikut:
Diketahui: n adalah permen Rubiana semula. Ayah memberi lagi Rubiana 5 kantong
permen, ang setiap kantongnya berisi 50 buah. Permen Dodi 500 buah.
Ditanyakan: Berapa jumlah permen Rubiana semula?
1. Misalkan yang ditanyakan adalah n (n adalah banyak permen Rubiana semula)
2). Menulis kalimat matematikanya. Semua hal yang dinyatakan dalam soal harus di
masukan dalam kalimat matematika. n + ( 5 x 50 ) = 300
Kalimat ini berarti bahwa banyaknya permen Rubiana semula ditambah permen
pemberia ayah semuanya menjadi 300 buah permen.
3. Mencari bilangan yang membuat kalimat itu menjadi benar ( n )
n + ( 5 x 50 ) = 300
n + 250 = 300
n = 300 – 250
n = 50
sekian dan
terimaksih

Anda mungkin juga menyukai