Anda di halaman 1dari 17

SISTEM GERAK

GURU PEMBIMBING

RAFLIN

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5:


1. DEBERTA GENI
2. JEKI PETRUS
3. JULIERNI IMELDA RIENDY
4. SAHIPUL WAHIDINS

KELAS XI IIS4
SMA NEGERI 01 SEKADAU HILIR
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan nikmat serta hidayatnya.sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Terima kasih kepada teman-teman atas kerjasamanya untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Kami ucapkan terima kasih
juga kepada guru pembimbing yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan memenuhi nilai tugas biologi. tidak hanya itu,
kami harap makalah ini bermanfaat bagi penulis terutama para pembaca. Walaupun demikian,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat memerlukan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu
yang bermanfaat bagi kita semua.kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang
telah bersedia membaca makalah ini hingga akhir.

I
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR…...……………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI ...……...…………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN ………….………………….………………………………………………


1
A. Latar belakang…………..………….…………………………………………………………
1
B. Tujuan ………..………………………………………………………………………….……
1
BAB II LANDASAN TEORI
………………………………………………………………………...2
I. Rangka tubuh
A. Rangka Aksial (Rangka sumbu tubuh) ……………………………………………………..2
1. Tulang tengkorak ……...………… ……………….…………………………………..2
2. Tulang telinga dalam dan tulang hyoid ……………………………………..…………
3
3. Tulang belakang (kolumna vertebra) ………………………………………...
………..3
4. Tulang dada dan tulang
rusuk………………………………………………………….3
B. Rangka Apendikuler
1. Gelang bahu(pectoral) …...…………………………………………...……………….4
2. Anggota gerak atas ………………..…………………………………………………..4
3. Gelang panggul ………...……………………………………………………………..5
4. Anggota gerak bawah ………..……………………………………………………….5
II. Tulang
A. Struktur tulang
1. Periosteum ……………………………….……………………………………………6
2. Tulang kompak ……………………………...………………………………………...6
3. Tulang spons ……………………………..……………………………………………
6
4. Endosteum ……………………………...……………………………………………..6
5. Sumsum tulang ………………………………………………………………………..6
B. Bentuk tulang
1. Tulang pipa……………………………..……………………………………………...6
2. Tulang pendek ……………………………...…………………………………………7
3. Tulang pipih
…………………………………………………………………………...7
4. Tulang tidak beraturan
………………………………………………………………...7
5. Tulang sesamoid ……………………………..………………………………………..7
C. Proses pembentukkan dan perkembangan tulang
1. Osifikasi intramembrannosa …………………………………….………………….....7

ii
2. Osofikasi endokonbrial ………………………….
………………………………….....8
D. Faktor pertumbuhan tulang
1. Faktor herediter ……………………………...
………………………………………...8
2. Faktor nutrisi …………………………...
……………………………………………...8
3. Faktor endokrin ……………………………...
………………………………………...9
4. Faktor system saraf ……………………………….…………………………………...9
III. Persendian ………………………………………………………………………………………..9
A. Struktur persendian
1. Ligamen …………………………...…………………………………………………..9
2. Kapsul sendi ……………………………...……………………………………………
9
3. Cairan sinovial .……………………………...
……………………………………….10
4. Tulang rawan hialin ……………………………….…………………………………10
5. Bursa …………………………………………………………………………………
10
B. Tipe persendian
1. Sendi sinartrosis ……………………………….
……………………………………..10
2. Sendi amfiartrosis………………………………...…………………………………..10
3. Diartrosis (sendi synovial)……………………………………………………………11
BAB III PENUTUP
…………………………………………………………………………………..12
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..12
B. Saran …………………………………………………………………………………………
12
DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………………………………….13

iii
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Salah satu ciri mahkluk hidup adalah begerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi Sebagian atau seluruh bagian dari tubuh mahkluk
hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila akaimpuls atau rangsangan yang mengenai
Sebagian atau seluruh bagian tubuhnya.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur dan mempunyai
kemampuan untuk memendekkan serabut otot nya dan memanjangkan serabut otot nya.

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui bagian-bagian sistem gerak pada manusia.
2. Mengetahui fungsi dari bagian sistem gerak pada manusia.
3. Mengetahui bagian-bagian sendi.
4. Mengetahui kelainan yang dapat menyerang sistem gerak.

1
BAB II
A. LANDASAN MATERI
1. Rangka Tubuh
Rangka manusia merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh otot rangka
pada manusia dewasa tersusun dari 206 tulang dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.
Pada saat lahir, manusia memiliki tulang lebih banyak,sekitar 270 buah,karena beberapa
tulang belum mengalami penyambungan atau penyatuan.tulang-tulang tersebut tersusun dari
jaringan tulang keras maupun jaringan tulang rawan.
Rangka memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberi bentuk dan postur tubuh.
2. Melindungi organ-organ yang lunak.
3. Penyangga berat badan.
4. Tempat melekatnya otot-otot rangka(otot lurik).
5. Mendukung terjadinya gerakkan.
6. Hematopoiesis.
7. Tempat penyimpanan mineral.
8. Tempat penyimpanan energi.
9. Fungsi imunologis.

A. Rangka Aksial (rangka sumbu tubuh)


Rangka aksial adalah rangka pada sumbu tubuh.rangka aksial memiliki 80 buah tulang
yang meliputi tengkorak, Tulang telinga dalam dan hioid, tulang belakang, tulang dada, serta
tulang rusuk (iga).
1. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak berjumlah 22 buah.tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ
pendengaran, dan organ pengelihatan. Tulang tengkorak dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
tulang kranial (tulang tempurung kepala) dan tulang fasial (tulang wajah). Tulang kranial
membentuk tempurung kepala,nsedangkan tulang fasial memberi bentuk mata, hidung, pipi,
dan rahang. Tulang-tulang tengkorak yang bersambungan dan tidak dapat di gerakkan
disebut sutura.
Terdapat 3 bentuk sutura yaitu:
1. Sutura serata terdapat di bagian tepi dari masing-masing tulang bergerigi seperti
gergaji yang berhimpitan.
2. Sutura skuamosa terdapat di bagian tepi dari masing-masing tulang menipis dan
saling menutupi.
3. Sutura harmoniana (sutura plana) terdapat di bagian tepi dari masing-masing
tulang berbentuk lurus.

2
2. Tulang Telinga Dalam dan Tulang Hioid
Didalam tengkorak terdapat tulang telinga dalam yang berukuran kecil dan berfungsi
untuk menerima implus suara.tulang telinga dalam berjumlah 3 pasang, yaitu sepasang
tulang maelus, sepasang tulang inkus, dan sepasang tulang stapes. Selain itu, terdapat pula
tulang hioid, yaitu tulang berbentuk huruf U yang terletak di antara laring dan mandibula
serta berfungsi sebagai tempat melekatnya otot mulut dan lidah sehingga dapat membantu
proses menelan.
3. Tulang Belakang (Kolumna Vertebra)
Tulang belakang tersusun dari 26 ruas yang masing-masing dihubungkan oleh cakram
tulang rawan fibrosa,yang memungkinkan tulang untuk tegak dan membungkuk. Cakram
tersebut juga berfungsi menahan guncangan ketika menggerakkan badan, misalnya saat
berlari dan melompat. Di bagian sebelah depan dan belakang cakram, terdapat serabut-
serabut kenyal yang menyongkong posisi ruas tulang belakang. Di bagian tengah sebelah
dalam ruas-ruas, terdapat saluran sumsum tulang belakang yang berisi sumsum tulang
belakang.
Jika dilihat dari samping,tulang belakang membentuk lengkung vertikal, yaitu bagian
leher melengkung ke depan,bagian toraks (punggung) melengkung ke belakang, bagian
lumbar (pinggang) melengkung ke depan, dan bagian pelvis (panggul) melengkung ke
belakang.
Tulang belakang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya.
2. Melindungi organ dalam tubuh.
3. Tempat melekatnya tulang rusuk.
4. Menentukan sikap tubuh.

4. Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Kosta)


Tulang dada dan tulang rusuk berfungsi melindungi paru-paru dan jantung.
Tulang dada berbentuk pipi dan melebar serta berhubungan dengan tulang rusuk melalui
tulang rawan, tulang rusuk bagian belakang berhubung dengan ruas-ruas tulang belakang
melalui persendian. Perhubungan tersebut memungkinkan tulang rusuk dapat bergerak
kembang kempis sesuai dengan irama pernapasan.

Tulang dada berjumlah 1 buah dan terdiri dari 3 bagian yaitu:


1. Manubrium sterni (kepala tulang dada) membentuk persendian dengan tulang
selangka, klavikula, dan tulang rusuk pertama.
2. Korpus sterni (badan tulang dada) membentuk persendian dengan 9 tulang rusuk
berikutnya.
3. Prosesus xifoid (tulang taju pedang) merupakan tulang yang masih berbentuk
tulang rawan pada bayi.

3
Tulang rusuk berjumlah 12 pasang di sebelah kiri dan kanan. tulang rusuk di bedakan
menjadi 3 macam yaitu:
1. Tulang rusuk sejati memiliki bagian ujung depan melekat pada tulang
dada,sedangkan bagian belakang melekat pada ruas tulang belakang dibagian
punggung.
2. Tulang rusuk palsu memiliki bagian ujung depan melekat pada tulang rusuk
diatasnya,sedangkan bagian belakang melekat pada ruas tulang belakang di bagian
punggung.
3. Tulang rusuk melayang memiliki bagian ujung depan tidak melekat pada ruas tulang
belakang manapun,sedangkan bagian belakang melekat pada ruas tulang belakang di
bagian punggung.

B. Rangka Apendikuler (Rangka Pelengkap Atau Anggota Gerak Tubuh)


Rangka apendikuler berjumlah 126 buah, meliputi gelang bahu (pectoral). Anggota
gerak atas (xtremintas superior), gelang pangul (pelvis),dan anggota gerak bawah (xtremintas
inverior).
1. Gelang Bahu (Pectoral)
Gelang bahu merupakan persendian yang menghubungkan dengan badan,pergelangan
bahu memiliki mangkuk yang tidak sempurna karena bagian belakangnya terbuka. Gelang
bahu terdiri dari 2 macam tulang, yaitu skapula (tulang belikat) dan klavikula (tulang
selangka).
a. Skapula berbentuk pipih hampir segitiga dan memiliki tonjolan berbentuk seperti
paruh gagak,skapula terdapat bagian punggung sebelah luar atas dan berfungsi
sebagai tempat perlekatan sebagian otot dinding dada dan lengan.
b. Klavikula berbentuk Panjang sedikit bengkok hampir menyerupai huruf S dan
berfungsi sebagai tempat melekatnya otot leher, toraks, punggung,dan lengan.

2. Anggota Gerak Atas


Anggota gerak atas tersusun dari tulang humerus (tulang pangkal lengan), radius (tulang
pengumpil), tilna (tulang hasta), larpal (tulang pergelangan tangan), merakarpal (tulang
telapak tangan), dan falangus (tulang jari tangan).
1. Humerus (tulang pangkal lengan) berbentuk Panjang seperti tongkat, dengan bagian
ujung yang berhubungan dengan bahu membentuk kepala sendi yang bundar disebut
kaputhumeri.
2. Radius (tulang pengumpil) berbentuk Panjang dan terletak lateral (sebelah sisi) sejajar
dengan ibu jari. Bagian dataran sendi yang menghubungkan radius dan humerus
berbentuk bundar sehingga lengan bawah dapat berputar atau telungkup.

4
3. Karpal (tulang pergelangan tangan) terdiri atas 8 tulang yang tersusun dalam dua baris.
Karpal merupakan tulang-tulang dengan bentuk yang berbeda-beda, yaitu berbentuk
bulat, segitiga, bulan sabit, segibanyak, seperti kacang, berkepala, dan berkait.

4. Metakarpal (tulang telapak tangan) terdiri atas tulang pipa pendek berjumlah lima
buah dan berhubungan dengan tulang pergelangan tangan dan tulang jari.
5. Falangus (tulang jari tangan) tersusun dari tulang pipa pendek berjumlah 14 buah (tiga
ruas pada masing-masing jari dan ruas-ruas pada ibu jari).
3. Gelang Panggul (Pelvis)
Gelang panggul terdiri atas tiga pasang tulang yang Bersatu,yaitu tulang usus (tulang
ilium), tulang kemaluan (pubis), dan tulang duduk (iskium). Gelang panggul berfungsi untuk
menyangga berat tubuh serta melindungi bagian dalam rongga pelvis yang berisi organ
kandung kemih (vesika uruniaria) dan alat -alat kandungan pada Wanita
4. Anggota Gerak Bawah
Anggota gerak bawah terdiri atas femur (tulang paha), tibia (tulang kering), fibula
(tulang betis), patela (tulang tempurung lutut), tarsal (tulang pergelangan kaki), metatarsal
(tulang telapak kaki), dan falangus (tulang jari kaki).
1. Femur (tulang paha) merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar.pangkal tulang
dekat gelang panggul membentuk kepala sendi yang di sebut kaput femoris.
2. Tibia (tulang kering) merupakan tulang pipa terbesar setelah tulang paha,ikut
menopang berat tubuh,bagian pangkal membentuk persendian lutut dengan femur,dan
pada bagian ujung bawah terdapat tonjolan yang di sebut maleolus medial (mata kaki
dalam).
3. Fibula (tulang betis) merupakan tulang pipa yang paling ramping.bagian ujung
bawah fibula membentuk tonjolan yang di sebut maleoulus lateral (mata kaki luar).
4. Patela (tulang tempurung lutut) merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang
sudutnya membulat.
5. Tarsal (tulang pergelangan kaki) terdiri atas tujuh tulang kecil pada setiap
kaki,yaitu tulang loncat (talus), satu tulang tumit atau kalkaneus (berukuran paling
besar), satu tulang berbentuk kapal (navicular), satu tulang berbentuk dadu (kuboid),
dan tiga tulang kunci formis berbentuk baji.
6. Metatarsal (tulang telapak kaki) terdiri atas lima tulang pipa berbentuk bulat
Panjang.metatarsa pertama merupakan metatarsa yang lebar pendek dan Panjang.
7. Falangus (tulang jari kaki) terdiri atas tulang pendek berjumlah 14 buah pada setiap
kaki.setiap jari kaki terdiri atas 3 ruas tulang kecuali ibu jari yang hanya memiliki 2
ruas saja.

5
II. Tulang
A. Struktur Tulang
Tulang terdiri atas lapisan-lapisan yang jika di sebutkan dari arah luar ke arah
dalam,periosteum,tulang kompak,tulang spons,endosteum,dan sumsum tulang.
1. Periosteum adalah lapisan terluar tulang yang terdiri atas dua lembar jaringan ikat.
Lembaran luar berupa jaringan ikat fibrosa rapat,sedangkan lembaran dalam berupa satu
lapis ostcoblas (sel pembentuk jaringan tulang) yang bersifat ostegenik (membentuk
tulang). Periosteum mengandung pembuluh darah dan serat sharpey (serat jaringan ikat
untuk mengikatkan periosteum ke tulang). Periosteum berfungsi sebagai tempat
melekatnya otot-otot rangka, memberikan nutrisi untuk pertumbuhan tulang,dan
perbaikan jaringan tulang yang rusak.
2. Tulang kompak (compact bone) merupakan lapisan yang teksturnya halus,padat,sedikit
berongga,dan sangat kuat. Tulang kompak mengandung banyak zat kapur kalsium fosfat
dan kalsium karbonar sehingga menjadi padat dan kuat.namun, tulang kompak pada bayi
dan anak-anak banyak mengandung serat sehingga bersifat lebih lentur. Tulang kompak
banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
3. Tulang spons (spongy bone) merupakan lapisan yang teksturnya berongga dan berisi
sumsum merah. Tulang spons tersusun dari trabekula-trabekula berupa kisi-kisi tipis
tulang.
4. Endosteum adalah jaringan ikat areoral vaskuler yang melpisirongga sumsum.
5. Sumsum tulang merupakan lapisan paling dalam yang berbentuk jeli serta berfungsi
untuk memproduksi sel-sel darah merah, darah putih, dan keping darah
Pada tulang Panjang, terdapat bagian yang disebut diafis(batang) dan epifisis(ujung tulang
yang membesar). Ujung permukaan tulang persendian dilumasi cairan sinovial dari rongga
persendian. Diantara efisis dan diafisis, terdapat metafisis diantara metafisis dan epifisis,
terdapat cakram epifisis. Cakram efipisis merupakan bagian tulang yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh.

B. Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang penyusun rangka tumbuh dapat dibedakan
menjadi lima macam, yaitu tulang pipa (tulang Panjang), tulang pendek, tulang pipih, tulang
tidak beraturan (irregular bones), dan tulang sesamoid.
1. Tulang pipa (tulang panjang) berbentuk silindris Panjang serta memiliki bagian epifisis,
diafisis, metafisis, dan cakraepifisis. Tulang pipa berfungsi untuk menahan berat tubuh
dn membantu pergerakan. Contohnya, tulang pangkal lengan (humerus), tulang hasta
(ulna), tulang pengumpil (radius), tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tulang
betis (fibula).

6
2. Tulang pendek berukuran pendek dan berbentuk kubus serta tersusun dari tulang spons
dan lapisan tipis tulang kompak.tulang pendek umum ditemukan berkelompok untuk
memberikan kekuatan dan kekompakan area yang pergelangannya terbatas. Contohnya,
tulang pergelangan tangan(karpal) dan tulang pergelangan kaki(tarsal).
3. Tulang pipih berbentuk lempengan dari tulang kompak dan tulang spons yang berisi
sumsum.tulang pipih berfungsi memperluas permukaan untuk perlekatan otot dan
memberikan perlindungan.contohnya,tulang tengkorak,tulang rusuk,dan tulang dada.
4. Tulang tidak beraturan(irregular bone)memiliki bentuk yang tidak beraturan serta
tersusun dari tulang spons dan lapisan tipis tulang kompak.contohnya adalah tulang
belakang(vertebrae).
5. Tulang sesamoid merupakan tulang berukuran kecil bulat yang terdapat pada formasi
persendian.tulang sesamoid bersambungan dengan kartilago(tulang rawan),ligament,atau
tulang lainnya.contoh tulang sesamoid adalah tulang tempurung lurut(patela).

C. Proses Pembentukan dan Perkembangan Tulang


Proses pembentukkan tulang di sebut osifikasi,matriks tulang yang keras membuat
tulang tidak dapat dibentuk secara interstisial (dari dalam) seperti yang terjadi pada
kartilago,tetapi dapat terjadi melalui penggantian jaringan yang sudah ada.ada dua cara
pembentukan tulang,yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondrial
(intrakartilago).
1. Osifikasi Intramembranosa
Osifikasi intramembranosa adalah proses pembentukan tulang secara langsung
(osifikasi primer) dengan cara mengganti jaringan penyambung padat dengan simpanan
garam-garam kalsium untukmembentuk tulang. Osifikasi primer banyak terjadi pada tulang
pipih penyusun tenggkorak. Proses ini terjadi pada minggu ke-8 masa kehidupan janin. Pada
awalnya, kelompok sel mesenkim yang berbentuk bintang berdiferensiasi menjadi osteoblast.
Osteoblas kemudian menyekresikan matriks organik yang belum mengapur (osteoid). Massa
osteoid mengalami kalsifikasi (pengapuran) melalui pengendapan garam-garam tulang.di
sekeliling osteoblas,akan terbentuk lakuna dan kanalikuli. Aktivitas asteoblas akan
membentuk lapisan-lapisan matriks baru sehingga tulang menjadi semakin tebal dan
osteoblast menjadi terpendam didalam matrik, osteoblas yang terpendam didalam matriks
disebut osteosit (sel tulang). Osteosit menjadi terisolasi didalam lakuna dan tidak lagi
menyekresikan zat intraseluler di beberapa osifikasi, pada awalnya, tulang terdiri atas
trabekula yang berongga-rongga,kemudian diantara trabekula tersebut terisi oleh tulang
lameral konsentris sehingga menjadi tulang spons dengan rongga sumsum berisi jaringan ikat
yang mengandung banyak pembuluh darah.di sekeliling tulang yang sedang tumbuh,terdapat
jaringan ikat yang akan tumbuh menjadi periosteum.

7
2. Osifikasi Endokondrial (Intrakartilago)
Osifikasi endokondrial adalah proses Ketika tulang rawan di gantikan oleh tulang
keras.osifikasi endokondrial terjadi pada tulang pipa,menyebabkan tulang tumbuh menjadi
semakin Panjang.rangka embrio tersusun dari tulang rawan hialin yang terbungkus
perikondrium proses osifikasi dimulai sejak perkembangan embrio,tetapi beberapa tulang
pendek memulai proses osifikasi setelah kelahiran.seluruh tulang rawan pada anak-anak akan
digantikan oleh tulang keras hingga berusia 18-25 tahun.diafisis dan epifisis akan menyatu
saat pertumbuhan tulang berhenti.
Pusat osifikasi primer terbentuk di bagian diafisis tulang Panjang.perikondrium yang
melingkari bagian pertengahan diafisis menambah jumlah pembuluh darahnya sehingga
bersifat notcogenik.selid katilago (kondrosit) sehingga jumlahnya semakin meningkat ,ukuran
sel semakin membesar,dan berubah menjadi ostcoblas. Matriks kartilago mulai mengalami
pengapuran (klasifikasi) melalui proses pengendapan kalium fosfat. Perikondrium yang
mengelilingi diafisis berubah menjadi periosteum kemudian tampak cincin atau tulang rawan.
Kondrosit yang nutrisinya terputus oleh kerah tulang dan matrikal yang mengapur
akan beredegenerasi dan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan matriks
kartilago. Berkas jaringan ikat dan pembuluh darah masuk ke bagian matriks tulang rawan
yang berongga-rongga, disebut kuncup periosteum. Sebagian sel jaringan ikat embrional
tersebut berkembang menjadi osteoblast. Kuncup periosteum yang mengandung osteoblas
masuk kedalam spikula kartilago yang mengatur melalui ruang yang dibentuk oleh osteoklas
(sel penghancur tulang). Osteoblas kemudian meletakan zat-zat tulangnya pada spikula
kartilago yang mengapur (teralsifikasi). Dengan demikian, terbentuklah pusat osifikasi primer
di pusat diafisis. Zona osifikasi endokondrium ini akan menuju ke arah epifisis.
Setelah kelahiran, pusat osifikasi sekunder terjadi pada kartilago efisis di kedua ujung
tulang. Beberapa bagian tulang memiliki tulang rawan yangtidak digantikan oleh tulang
keras, yaitu kartilago atikular (tulang rawan persendian) dan kartilago cakram epifis
yang terletak di antara epifisis dengan diafisis.

D. Faktor Pertumbuhan Tulang


Pertumbuhan tulang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi, endokrin, dan
sistem saraf.
1. Faktor herediter (genetik)
Tinggi badan anak secara umum akan mengikuti tinggi badan orang tua.
2. Faktor nutrisi
Suplai bahan makan yang mengandung kalsium, fosfat, protein, vitamin A dan Vitain D,
penting untuk pertumbuhan tulang dan menjaga kesehatan tulang.

8
3. Faktor endokrin
Beberapa jenis hormon berperan dalam pertumbuhan dan organisasi tulang, antara lain
sebagai berikut,
a. Hormon paratiroid (PTH = Parathyroid Hormone) yang bekerja saling berlawanan
dalam memelihara kadar kalsium dalam darah, yaitu sbagai berikut,
 Mengandung osteoklas, resorpsi tulang (penghancuran tulang), dan melepas
kalsium dari tulang ke dalam darah.
 Merangsang absorpsi (penyerapan) kalsium dan fosfat dari usus.
 Reabsorpsi (penyerapan kembali) kalsium di tubulus renalis pada ginjal.
b. Hormon tirokalsitonin dihasilkan oleh sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid yang
bekerja menghambat resorpsi tulang.
c. Hormon pertumbuhan somatotropin (STH = Somatotrophin Hormone) dihasilkan
oleh hipofisis anterior (bagian depan) yang bekerja mengendalikan pertumbuhan
tulang terutama pemanjangan tulang pipa.
d. Hormon tiroksin berfungsi mengendalikan pertumbuhan tulang, peremajaan tulang,
dan kematangan tulang.
e. Hormon kelamin, yaitu hormon esterogen pada wanita dan hormon andorgen pada
laki-laki. Hormon kelamin dapat merangsang pertumbuhan tulang. Pada wanita,
pertumbuhan tulang biasanyaberhenti pada usia sekitar 17-18 tahun. Pada laki-laki
pertumbuhan tulang maksimal terjadi hingga usia 18-20 tahun. Sementara itu,
kepadatan tulang biasanya tercapai di usia 25 tahun.

4. Faktor sistem saraf


Gangguan sistem saraf yang disebabkan oleh penyakit akan menghambat
pertumbuhan tulang, misalnya poliomielitis.

III. Persendian (Artikulasi)


Persendian (Artikulasi) adalah hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang
dapat digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan.
A. Struktur Persendian
Komponen penunjang persendian, yaitu ligament, kapsul sendi, cairan synovial, tulang
rawan hialin, dan bursa.
1. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah pergerakan sendi
secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang pada posisis awalnya setelah
melakukan pergerakan.
2. Kapsul sendi, yaitu struktur tipis tetapi kuat di dalam sendi yang berperan untuk
menahan ligament. Kapsul sendi terdiri atas dua lapisan, yaitu kapsul sinovial dan
kapsul fibrosa.
a. Kapsul sinovial merupakan jaringan fibrokolagen agak lunak yang tidak
memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah. Kapsul sinovial berfungsi

9
menghasilkan cairan sinovial sendi dan membantu penyerapan makanan ke
tulang rawan sendi.
b. Kapsul fibrosa merupakan jaringan fibrosa yang keras serta memiliki saraf
reseptor dan pembuluh darah. Kapsul fibrosa berfungsi memelihara posisi dan
stabilitas sendi serta memelihara regenerasi kapsul sendi.
3. Cairan sinovial merupakan cairan pelumas yang menunjukkan gesekan berjalan
lancar, halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit. Minyak sinovial
mengandung berbagai jenis nutrisi serta campuran gas oksigen, nitrogen, dan
karbondiosida.
4. Tulang rawan hialin terdapat di bagian ujung tulang. Tulang rawan hialin berwarna
agak bening, kebiruan, dan mengilap. Tulang rawan hialin berfungsi sebagai bantalan
sendi agar tidak nyeri saat bergerak.
5. Bursa merupkan kantong tertutup yang dilapisi membrane sinovial dan terletak di
luar rongga seni.

B. Tipe Persendian
Berdasarkan strukturnya, persendian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut:
1. Persendian fibrosa yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh oleh jaringan kartilago (tulang rawan).
3. Persendian sinovia, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh
oleh jaringan ikat ligamen dan kapsul sendi.
Berdasarkan geraknya, persendian dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sendi
sinartotis (sendi mati), sendi amfiartrosis, dan sendi dartrosis.
1. Sendi sinartrosis (sendi mati) adalah sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak
memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.. jenis
sendi sinartrosis, yaitu sebagai berikut.
a. Sinartrosis sinfibrosis adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat
fibrosa berbentuk serabut yang mengalami penulangan. Contohnya, sendi pada
tulang-tulang tengkorak. Hubungan antartulang tengkorark disebut sutura.
b. Sinartrosis sinkondrosis adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan tulang
rawan (kartilago) hilain. Contohnya, lempeng sementara yang terletak diantara
epifisis dengan diafisis pada tulang panjang anak-anak. Setelah sinkondrisis
berosisfikasi disebut sinostosis.
2. Sendi amfiartrosis adalah sedi dengan pergerakan terbatas akibat tekanan. Jenis-jenis
sendi amfiartrosis, yaitu sebagai berikut.
a. Simfisis, yaitu sendi yang dihubungkan oleh kartilago (tulang rawan) serabut.
Contohnya, sendi antar tulang belakang dan sendi simfisis pubis (tulang
kemaluan).

10
b. Sindemosi, yaitu sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contohnya, sendi antartulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia).
c. Gomposis merupakan sendi pada tulang berbentuk kerucut yang masuk kedalam
kantong tulang. Contohnya tulang gigi yangtertanan dalam kantong tulang rahang.
3. Sendi diartrosis (sendi sinovial) adalah sendi yang dapat bergerk bebas. Sendi diartrosis
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut.
a. Sendi engsel (sendi berporos satu) bergerak kesatu arah seperti pintu, memiliki
dua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu. Contohnya, sendi pada siku,
lutut, mata kaki, dan ruas antarjari.
b. Sendi peluru memiliki gerakan bebas ke segala arah ujung tulang berbentuk
lekuk dan bongkol, serta berporos tiga. Contohnya, sendi tulang gelang bahu
dengan tulang lengan atas dan sendi tulang gelang panggul dengan tulang paha.
c. Sendi pelana (sendi timbal balik) bergerak bebas seperti orang yang
mengendarai kuda dan berporos dua. Contohnya, sendi antara tulang pergelangan
tangan (karpal) dengan telapak tangan (metakarpal) pada ibu jari.
d. Sendi putar bergerak dengan pola rotasi dan memiliki satu poros. Ujung tulang
yang satu dapan mengitari ujung tulang yang lain. Contohnya, sendi antara tulang
hasta dan pengupul serta sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.
e. Sendi luncur (sendi geser) memiliki gerakan menggeser, tidak berporos, dan
memiliki ujung tulang yang agak rata. Contohnya, sendi antartulang pergelangan
tangan, antartulang pergelangan kaki, dan antara tulang selangka dengan tulang
belikat.
f. Sendi kondiloid (sendi ellipsoid) memiliki gerakan ke kiri dan ke kanan atau
kedepan dan kebelakang, berporos dua, serta memiliki ujung tulang yang salah
satunya elips. Contohnya, sendi antara tulang pengupil dengan tulang pergelangan
tangan.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai rangkuman hasil dari teori yang telah kami cantumkan diatas, kelompok kami
memberikan kesimpulan bahwa sistem gerak yang terdapat pada manusia dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu 1) Rangka tubuh, 2) Tulang, dan 3) Persendian.
Rangka tubuh dibagi menjadi dua, yaitu Aksial dan Rapendikuler. Sama halnya dengan
Tulang terdapat Struktur dan Bentuk tulang. Sedangkan yang terakhir adalah Persendian,
yaitu Struktur persendian dan Tipe persendian.
Ketiga sistem gerak diatas merupakan suatu komponen yang berkaitan untuk dijadikan
alat makhluk hidup terutama pada sistem gerak manusia. Semua hubungan ketiga bagian
yang telah kami cantumkan dalam makalah ini kami rincikan berupa bagian-bagian sistem
gerak, tipe, fungsi, dan juga kelainan yang yang memungkinkan terjadi pada makhluk hidup
khususnya pada manusia.

B. SARAN
Menyadari bahwa kemampuan penelitian yang telah kami lakukan, kami pun tak lupa
untuk meminta kritik, pendapat dan saran dari para pembaca apabila menemukan isi yang
sekiranya masih harus kami kembangkan dan perbaiki supaya makalah yang telah kami buat
dapat menjadi sumber ilmu bagi semuanya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Materi yang telah kami cantumkan diatas berasal dari Buku Biologi | SMA/MA KELAS XI

13

Anda mungkin juga menyukai