Anda di halaman 1dari 18

SISTEM OTOT DAN RANGKA PADA TUBUH MANUSIA

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia

DISUSUN OLEH:
1. Gesika Aulia Zawani (222205013)
2. Devi Septyaningsih (222205018)
3. Nadia Salsabilatun Najah (222205029)
4. Dwi Resky Mulyono (222205039)
5. Andyka Isa Dyka Ferry (222205043)

DOSEN PENGAMPU:
Apt. Siwi Padmasari, M.Sc.

S-1 FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “SISTEM
OTOT DAN RANGKA PADA TUBUH MANUSIA” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap, makalah ini dapat menambah pengetahuan
tentang sistem otot pada manusia, yang meliputi: definisi otot, jenis dan klasifikasi
otot dalam tubuh manusia, fungsi otot manusia, mekanisme kerja otot, dan
macam- macam penyakit otot pada manusia serta menambah pengetahuan tentang
sistem rangka pada manusia, yang meliputi: definisi rangka, struktur rangka dalam
tubuh manusia, jenis dan klasifikasi rangka dalam tubuh manusia, fungsi rangka
manusia, dan macam-macam penyakit rangka pada manusia. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT. karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber, yakni melalui
kajian pustaka berupa buku dan jurnal.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga tidak luput dari kesalahan, untuk itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan makalah
kami selanjutnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 1
C. Tujuan………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… 2
A. Otot dalam Tubuh Manusia………………………………………. 2
1. Definisi Otot……………………………………………...……. 2
2. Jenis dan Klasifikasi Otot dalam Tubuh Manusia…………. 2
3. Fungsi Otot Manusia…………………………………………. 4
4. Mekanisme Kerja Otot……………………………………….. 4
5. Macam-Macam Penyakit Otot pada Manusia…………….... 5
B. Rangka dalam Tubuh Manusia…………………………………... 6
1. Definisi Rangka……………………………………………...... 6
2. Struktur Rangka dalam Tubuh Manusia…………………… 7
3. Jenis dan Klasifikasi Rangka dalam Tubuh Manusia……… 9
4. Fungsi Rangka Manusia……………………………………… 11
5. Macam-Macam Penyakit Rangka pada Manusia…………... 11

BAB III PENUTUP………………………………………………………... 14


A. Kesimpulan………………………………………………………… 14
B. Saran……………………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia tersusun atas berbagai macam sel, jaringan, organ, dan
sistem organ. Salah satu penyusun tubuh adalah otot dan rangka (tulang).
Jumlah otot dan rangka (tulang) dalam tubuh sangat banyak. Muskulus
(muscle/otot) merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak. Sistem rangka
adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago). Sebagian besar otot melekat pada rangka. Apakah ada keterkaitan
antara otot dan tulang? Selain itu apakah ada gangguan atau penyakit yang
dapat menyerang sistem otot dan rangka (musculoskeletal). Maka dari itu,
makalah ini disusun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Sebagai pembatas pokok bahasan dalam makalah ini, kami menyusun
beberapa rumusan masalah untuk dibahas secara mendalam, yaitu:
1. Apa definisi otot, jenis dan klasifikasi otot dalam tubuh manusia, fungsi
otot manusia, mekanisme kerja otot, dan macam-macam penyakit otot
pada manusia?
2. Apa definisi rangka, struktur rangka dalam tubuh manusia, jenis dan
klasifikasi rangka dalam tubuh manusia, fungsi rangka manusia, dan
macam-macam penyakit rangka pada manusia?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Menambah pengetahuan tentang sistem otot pada manusia, yang
meliputi: definisi otot, jenis dan klasifikasi otot dalam tubuh manusia,
fungsi otot manusia, mekanisme kerja otot, dan macam-macam penyakit
otot pada manusia.
2. Menambah pengetahuan tentang sistem rangka pada manusia, yang
meliputi: definisi rangka, struktur rangka dalam tubuh manusia, jenis dan
klasifikasi rangka dalam tubuh manusia, fungsi rangka manusia, dan
macam-macam penyakit rangka pada manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Otot dalam Tubuh Manusia


1. Definisi Otot
Muskulus (muscle/otot) merupakan organ tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak
sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai
respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak
aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan
tulang. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian
besar, otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh
oleh tendon. Sedangkan, sebagian kecil otot-otot tersebut melekat di
bawah permukaan kulit.

2. Jenis dan Klasifikasi Otot dalam Tubuh Manusia


Ada 3 jenis otot, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
Berikut adalah penjelasannya.
1) Otot Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, bekerja secara sadar
(volunteer), dan melekat pada rangka (tulang). Karakteristik otot
rangka sebagai berikut:
a) Serabut otot sangat Panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b) Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
c) Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur mikroskopis otot rangka adalah sebagai berikut:


a) Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari
serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber/serabut
otot.
b) Setiap serabut otot, sesungguhnya adalah sebuah sel yang
mempunyai banyak nukleus di tepinya.

2
c) Sitoplasma dari sel otot disebut sarkoplasma yang penuh dengan
bermacam-macam organel, kebanyakan berbentuk silinder yang
panjang yang disebut dengan miofibril.
d) Miofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-
beda ukurannya, yaitu yang kasar terdiri dari protein miosin yang
halus terdiri dari protein aktin.
2) Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan bekerja secara
tidak sadar (involunter). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding
berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba
seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi dara. Serabut otot berbentuk spindle dengan
nucleus sentral. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20
mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus
wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lambat. Struktur mikroskopis
otot polos adalah sarkoplasmanya terdiri dari miofibril yang disusun
oleh myofilament- miofilamen. Ada dua kategori otot polos
berdasarkan cara serabut otot disimulasi untuk berkontraksi, yaitu
sebagai berikut:
a) Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah
besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata
yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan
pada otot erektor vili rambut.
b) Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam
lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam
lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini
dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan
stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
3) Otot Jantung
Otot jantung merupakan otot lurik, yang disebut juga otot serat
lintang involunter. Karakteristik otot ini hanya terdapat pada jantung.
Otot jantung mempunyai sifat bekerja terus-menerus setiap saat
tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu
setiap
3
kali berdenyut. Struktur mikroskopis otot jantung mirip dengan otot
skelet. Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah.
Panjang sel berkisar antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar
15 mikron. Berdasarkan gerakannya otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.
a) Otot Antagonis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya
bertolak belakang/tidak searah, menimbulkan gerak berlawanan.
Contohnya:
1) Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan),
misalnya otot bisep dan otot trisep.
2) Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke
atas), misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.
b) Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
mendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadrus.

3. Fungsi Otot Manusia


Adapun fungsi sistem muskuler/otot meliputi hal berikut ini.
1) Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot
tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2) Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka
dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat
duduk terhadap gaya gravitasi.
3) Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan
panas untuk mempertahankan suhu tubuh normal.

4. Mekanisme Kerja Otot


Kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen di dalam sel
otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin. Ketika otot
berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu
sama lain, sehingga sarkomer pun juga memendek. Dalam otot terdapat
zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang
terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang
merangsang

4
pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi
sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak. Saat berkontraksi, otot
membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah,
sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan
kreatin fosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosín difosfat) + Energi.
Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi.
Kreatin Fosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi. Energi-energi ini
semua digunakan untuk kontraksi otot.
Berikut ini beberapa mekanisme kerja otot.
1) Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan).
2) Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup).
3) Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan).
4) Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan).
5) Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan).
6) Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh).

5. Macam-Macam Penyakit Otot pada Manusia


Beberapa kelainan/penyakit pada otot
1. Kram Otot
Kram otot merupakan kontraksi yang sering dialami oleh
sekelompok otot secara terus menerus dan menyebabkan timbulnya
rasa nyeri (Boskoro et al., 2018).
2. Tendinitis
Tendinitis bicipitalis adalah peradangan pada tendon di sekitar
head long biceps tendon atau caput otot biceps. Tendinitis bicipitalis
disebabkan iritasi dan inflamasi tendon biceps. Pada umumnya
penderita mengeluh nyeri bahu sepanjang otot biceps yang menjalar
ke lengan bawah dan nyeri tekan pada daerah sulkus bicipitalis.
Tendinitis bicipitalis biasanya disertai dengan SLAP (Superior
Labrum Anterior ke Posterior) (Saptahady, 2014). Menurut
American Academy of Orthopedic Surgeons karena bahu memiliki
jangkauan seperti gerakan dan sering digunakan, maka bahu
mungkin akan

5
mengalami luka atau cedera. Permasalahan bahu dibagi menjadi
beberapa kategori: 1) Radang tendon (bursitis atau tendinitis) atau
tendon robek, 2) Instabilitas, 3) Arthritis, 4) Frakture. Tendinitis
merupakan reaksi terhadap adanya trauma akibat jatuh atau dipukul
pada daerah bahu dengan lengan dalam posisi adduksi serta lengan
bawah pada posisi supinasi atau dapat juga terjadi pada orang-orang
yang bekerja keras dengan posisi seperti tersebut diatas dan secara
berulang-ulang (Mizan, 2012).
Prevalensi cedera di Indonesia sebesar 9,2% dengan proporsi
bagian tubuh yang terkena yaitu untuk anggota gerak bawah sebesar
67,9%, anggota gerak atas 32,7%, kepala 11,9%, punggung 6,5%,
dada 2,6% dan pada bagian perut sebesar 2,2%. Untuk dapat
menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang muncul pada
kondisi tendinitis, fisioterapi mempunyai peranan penting di
dalamnya yaitu untuk mengurangi nyeri dan spasme otot-otot,
meningkatkan kekuatan otot-otot, dan mengembalikan fungsi gerak
sendi. Adapun teknologi fisioterapi yang dapat diaplikasikan kepada
pasien tendinitis antara lain dengan infra red dan terapi latihan
(Mizan, 2012). pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak
tubuh, baik secara aktif maupun pasif. Tujuan dari terapi latihan
adalah rehabilitasi untuk mengatasi gangguan fungsi dan gerak,
mencegah timbulnya komplikasi, mengurangi nyeri dan edema serta
melatih aktivitas fungsional (Damping, 2012).

B. Rangka dalam Tubuh Manusia


1. Definisi Rangka
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi,
dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Tubuh
kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Salah satu bagian
terpenting dari sistem rangka adalah tulang belakang.

6
2. Struktur Rangka dalam Tubuh Manusia
Rangka manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yaitu skeleton aksial dan skeleton apendikuler.
a. Skeleton Aksial
Skeleton aksial yaitu skeleton yang merupakan sumbu tubuh.
Rangka ini meliputi tengkorak, ruas-ruas tulang belakang dan tulang
ekor, tulang dada, serta tulang iga atau rusuk.
(1) Tulang Tengkorak
Tulang-tulang pembentuk tengkorak dibedakan atas
tulang tengkorak wajah (muka) dan tengkorak pelindung otak
(kubah). Hubungan tulang yang terdapat pada tengkorak kepala
bersifat suture yaitu tidak dapat digerakkan.
Kesatuan susunan tengkorak yang tegak seolah terletak”
seimbang di atas ruas teratas (pertama) tulang belakang adalah
tulang atlas. Sendi yang menghubungkan tengkorak dengan
tulang belakang ini disebut sendi atlas (sendi putar), sehingga
memungkinkan gerak kepala mengangguk ke depan dan ke
belakang, menggeleng ke kiri dan ke kanan, bahkan berputar ke
kiri dan ke kanan dengan wajah tetap menghadap ke depan.

(2) Ruas-ruas Tulang Belakang (Vertebrae) dan Tulang Ekor


Ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) terdiri atas 33 buah
ruas tulang yang terbagi menjadi beberapa bagian. Tiap
vertebrata dilindungi oleh lapisan tulang rawan yang disebut
diskus intervertebrae. Sementara itu, tulang sakrum maupun
tulang ekor telah menyatu sejak embrio. Tulang belakang selain
untuk menyangga tengkorak merupakan tempat perlekatan
tulang-tulang rusuk yang membentang ke kiri dan ke kanan. Pada
tulang belakang terjadi perlengkungan karena berfungsi sebagai
penyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan
berbagai jenis posisi gerak.

7
(3) Tulang Rusuk dan Tulang dada (Sternum)
Tulang dada terdiri dari bagian kepala (manubrium), badan
(corpus), dan ekor (processus xiphoideus) yang berupa tulang
rawan. Pada tulang dada melekat tulang rusuk (costae).
Tulang rusuk terdiri dari 12 pasang. Ujung belakangnya
melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dapat
dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.
a. Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Ujung
belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang,
sedangkan ujung depan melekat pada tulang dada.
b. Tulang rusuk palsu berjumlah tiga pasang. Ujung belakang
melekat pada tulang belakang dengan ujung depan melekat
pada tulang rusuk di atasnya.
c. Tulang rusuk melayang berjumlah dua pasang. Ujung belakang
melekat pada tulang belakang, sedangkan ujung depan bebas
tidak melekat.

b.Skeleton Apendikuler
Skeleton apendikuler terdiri atas tungkai atas (tulang anggota
depan) dan tungkai bawah (tulang anggota belakang).
Tungkai atas berhubungan dengan tulang aksial pada bahu.
Bahu manusia tersusun atas tulang selangka dan tulang belikat.
Tungkai atas dan tungkai bawah tersusun atas beberapa tulang.
Tungkai bawah berhubungan dengan tulang aksial pada gelang
panggul. Gelang panggul terdiri atas tulang sakrum yang merupakan
persatuan enam ruas tulang, yaitu sepasang tulang usus kiri kanan,
sepasang tulang duduk, dan sepasang tulang kemaluan.

Struktur tulang panggul sesuai untuk berdiri tegak di atas kedua


kaki. Hewan dengan tubuh yang disangga oleh kedua tungkai bawah
disebut bipedal. Pada hewan berkaki empat, tubuh disangga oleh
tungkai atas dan tungkai bawah, disebut kuadripedal.

8
3. Jenis dan Klasifikasi Rangka dalam Tubuh Manusia
Jaringan tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat
fisiknya dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang sejati.
1) Tulang rawan
Tulang Rawan (kartilago) terdiri dari 3 macam yaitu
a) Tulang rawan hyalin, bersifat kuat dan elastis terdapat pada ujung
tulang pipa;
b) Tulang rawan fibrosa yaitu memperdalam rongga dari cawan-
cawan (tulang panggul) dan rongga glenoid dari scapula;
c) Tulang rawan elastik yaitu terdapat dalam daun telinga, epiglottis,
dan faring.

Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-


7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pada rangka manusia,
rangka yang pertama kali terbentuk adalah tulang rawan (kartilago)
yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk
osteoblas atau sel-sel pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi
rongga- rongga tulang rawan. Sel-sel tulang dibentuk terutama dari
arah dalam keluar, atau proses pembentukannya konsentris. Setiap
satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf
membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers. Disekeliling sel-
sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks
tulang. Kelak di dalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan
fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses ini disebut
osifikasi.

2) Tulang Sejati (osteon)


Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem
rangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum).
Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan
meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Secara mikroskopis tulang terdiri dari beberapa komponen
berikut ini.

9
a) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah,
aliran limfe).
b) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
c) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-
lempengan yang mengandung sel tulang).
d) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi
makanan sampai ke osteon).

Berdasarkan matriks penyusunnya, tulang dibedakan menjadi


tulang kompak dan tulang spongiosa.
1) Tulang Kompak
Tulang kompak memiliki ciri padat, halus, dan homogen.
Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung
“yellow bone marrow”. Tersusun atas unit osteon yaitu Haversian
System. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal)
tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan
konsentrik (lamellae). Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi
oleh membran tipis yang disebut periosteum, membran ini
mengandung bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk
ke dalam tulang dan osteoblas.
2) Tulang Spongiosa

Tulang ini tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut


trabekula. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan
tekanan. Rongga antara trabekula berisi ”red bone marrow” yang
mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
Contohnya yaitu tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak,
dan pada ujung tulang lengan dan paha. Berdasarkan bentuknya,
tulang diklasifikasikan menjadi tulang pipa, tulang pendek, tulang
pipih, tulang tak beraturan, dan tulang berongga udara.
a) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran
panjangnya terbesar. Contohnya yaitu os humerus dan os femur.

1
b) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya
pendek. Contohnya yaitu tulang yang terdapat pada pangkal
kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
c) Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar.
Contohnya yaitu os scapula (tengkorak), tulang belikat, dan
tulang rusuk.
d) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk
yang tak tentu. Contohnya os vertebrae (tulang belakang).
e) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.
4. Fungsi Rangka Manusia
a. Penyangga berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen- ligamen,
otot, jaringan lunak dan organ. Membentuk kerangka yang
berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang melekat pada
tulang.
b. Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow
marrow) atau hemopoesis.
c. Produksi sel darah (red marrow).
d. Pelindung yaitu membentuk rongga melindungi organ yang halus
dan lunak, serta memproteksi organ-organ internal dari trauma
mekanis.
e. Penggerak yaitu dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka
saat bergerak karena adanya persendian.
5. Macam-Macam Penyakit Rangka pada Manusia
1. Fraktura
Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang,
tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian. Secara
ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang diakibatkan
oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik,
keadaan tulang itu sendiri, serta jaringan lunak di area tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap.
Selain itu, fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
baik total, partial yang dapat mengenai tulang panjang dan sendi
jaringan otot

1
dan pembuluh darah trauma yang disebabkan oleh stress pada tulang,
terjatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, cedera saat olahraga,
fraktur degeneratif (osteoporosis, kanker, tumor tulang) dan ditandai
dengan Look: tanda yang yang terlihat, adanya deformitas berupa
tonjolan yang abnormal, lebam, kulit memerah, adanya ekimosis,
angulasi, rotasi serta pemendekan, feel: nyeri, move: krepitasi dan
terasa nyeri saat digerakkan, gangguan fungsi pergerakan.

2. Lordosis
Lordosis lumbal adalah suatu kurvatura ke arah depan tubuh
dari tulang vertebra lumbal 1 sampai lumbal 5. Pada posisi normal,
saat berdiri kelengkungan lordosis lumbal ini akan berada pada
garis tengah bilamana dilihat dari sisi lateral tubuh, sehingga saat
di daerah perut (lumbal) garis tersebut akan benar-benar di
tengah; sedangkan peningkatan lordosis lumbal adalah jika pada
pengambilan garis tengah dari sisi lateral, maka di bagian perut,
garis tersebut melintas lebih ke arah posterior tubuh. Tulang
vertebra lumbal ini memungkinkan gerak fleksi dan extensi
dengan range of motion 8-200, fleksi lateral kira-kira 3-60,
sedangkan untuk rotasi sangat terbatas dengan range of motion 1-
20 (Winata, 2014).

3. Skoliosis
Skoliosis adalah lengkungan tulang belakang ke lateral dan
dapat dilihat secara jelas dengan melihat secara langsung ke bagian
punggung. Skoliosis dapat terjadi akibat deformitas struktural aktual
kolumna vertebrata yang ada pada saat lahir atau dapat terjadi akibat
penyakit neuromuskular atau distrofi otot.

Skoliosis menimbulkan adanya beberapa komplikasi pada fungsi


tubuh sebagai akibat dari dampak yang ditimbulkan. Lebih dari 99%
pasien dengan penyakit tulang belakang termasuk skoliosis,
mengeluh nyeri punggung pada satu lokasi atau menyebar, gejala
lainnya adalah

1
kelemahan otot, kesemutan, penurunan fungsi sensorik dan fungsi
buang air kecil serta besar.

4. Kifosis
Kifosis (kyphosis) adalah kelainan di lengkungan tulang
belakang yang membuat punggung bagian atas terlihat membulat
atau bengkok tidak normal. Setiap orang memiliki tulang belakang
yang melengkung, pada kisaran 25 sampai 45 derajat. Akan tetapi
pada penderita kifosis, kelengkungan tulang belakang bisa mencapai
50 derajat atau lebih. Kondisi tersebut membuat orang menjadi
bungkuk.

5. Osteoporosis
Penyakit Osteoporosis adalah penyakit yang terjadi ataupun
mengiringi proses penuaan pada seseorang yang berakibat pula
pada menurunnya massa tulang. Semakin bertambah umur seseorang
maka semakin rentan pula orang itu dihinggapi suatu penyakit,
akan tetapi bukan orang lanjut usia saja yang perlu khawatir terhadap
penyakit tapi mulai dari anak-anak juga harus waspada terhadap
suatu penyakit, apalagi ditambah dengan pola hidup yang tidak
sehat (Yuhandri, 2018).

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dengan makalah ini, kita dapat mengetahui sistem otot pada manusia,
yaitu muskulus (muscle/otot) merupakan organ tubuh yang
mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan
rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
struktur otot dalam tubuh manusia. Di dalam makalah juga dijelaskan
jenis dan klasifikasi otot dalam tubuh manusia, fungsi otot manusia,
dan macam- macam penyakit otot pada manusia.
2. Selain itu, kita dapat mengetahui sistem rangka pada manusia, yaitu
sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan
tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Tubuh
kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Salah satu bagian
terpenting dari sistem rangka adalah tulang belakang.Di dalam
makalah juga dijelaskan struktur rangka dalam tubuh manusia, jenis
dan klasifikasi rangka dalam tubuh manusia, fungsi rangka manusia,
dan macam-macam penyakit rangka pada manusia.
B. Saran
Salah satu penyusun tubuh adalah otot dan rangka (tulang). Jumlah
otot dan rangka (tulang) dalam tubuh sangat banyak. Otot dan rangka
(tulang) dapat mengalami gangguan atau terserang penyakit. Maka dari
itu, dengan ditulisnya makalah ini diharapkan bisa menjadi suatu edukasi,
supaya kita lebih memperhatikan kesehatan sistem otot dan tulang kita
untuk meminimalisasi terjadinya penyakit pada sistem otot dan tulang kita.

1
DAFTAR PUSTAKA

Boskoro, Y. F., Moerjono, S., & Anggraheny, D. H. (2018). Pemanasan fisik


menurunkan kejadian kram otot triceps surae pada atlet renang physical.

Damping, Hendrik. (2012). ‘Pengaruh Penatalaksanaan Terapi Latihan Terhadap


Kepuasan Pasien Fraktur Di Irina A Blu Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado’. Juiperdo, Vol.1 No.1.

Mizan, Wita O. (2012). ‘Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Tendinitis


Supraspinatus Dextra’. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Saptahady. (2014). ‘Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Tendinitis


Bicipitalis Sinistra di RS PKU Muhammadiyah’. Yogyakarta.

Wahyuningsih, H. P. (2019). Modul Teori Anatomi Fisiologi. Palangkaraya:


Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan.

Winata, Handy. (2014). Kaitan Pemakaian Sepatu Hak Tinggi dengan Lordosis
Lumbal. Jurnal Kedokteran Meditek, 20(52): 5-11.

Yuhandri. (2012). Diagnosa Penyakit Osteoporosis Menggunakan Metode


Certainty Factor. Jurnal RESTI: Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi,
2(1): 422-429.

Anda mungkin juga menyukai