1. Slide 17-18
Proses budding yeast/khamir
a. Diawali pada bagian tertentu dari dinding sel yeast / khamir
b. Kemudian pada bagian tertentu tadi terjadi tekanan dari dalam sel yang berakibat
terdapat pembengkakan seperti balon menuju kea rah luar
c. Semakin lama pembengkakan tersebut akan makin membesar
d. Semakin besarnya pembengkakan yang terjadi maka akan membentuk semacam tunas
baru yang diikuti dengan adanya pembagian inti sel secara mitosis dan mengakibatkan
progeny nukleus bermigrasi ke tunas yang baru
e. Kemudian dinding sel masing-masing tunas akan berkembang secara bersamaan dan
saling melekat antara tunas yang satu dengan tunas yang lain
f. Setelah pembentukkan tunas telah sempurna maka kedua sel akan memisah
g. Setelah kedua sel terpisah sempurna maka bebas perlekatan pada sel induk akan
terdapat scar yang dinamakan “ Bud Scar “
2. Slide 32
Substrat Hyphae / Vegetatif Hifa ?
* Dapat terjadi pada satu kuku atau lebih, permukaan kuku tak rata, tak mengkilat,
kuku rapuh, kuku mengeras
TEORI
- Mekanisme Intosikasi
Intoxicasi terjadi karena toxin terbentuk dalam makanan, enterotoxin heat stabil
2. Imunologi Diagnosis
- Reaksi aglutinasi
a. Uji aglutinasi direk : deteksi antibody misalnya untuk diagnosis bruselosis dan Uji
Widal
b. Uji aglutinasi indirek / pasif : deteksi antibody misalnya Uji Aglutinasi Lateks
(Latex agglutination test) untuk diagnosis AIDS ataupun dapat pula untuk deteksi
antigen misalnya uji untuk Streptococci yang menyebabkan sakit tenggorok (sore
throat)
c. Hemaglutinasi : Uji TPHA (deteksi antibody spesifik terhadap Treponema
pallidum), penentuan golongan darah, diagnosis mononukleosis infeksiosa,
gondong, campak, dan influenza
- Uji Widal
Uji widal digunakan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri Salmonella
thyphi dan Salmonella parathypi dalam serum pasien.
Makna titer antibody pada Uji Widal
(+) : aglutinat kelihatan
(-) : aglutinat tidak kelihatan
Darimana titer 1/10 pada tabung I ?
Tabung 1
Solut = 0,1 mL serum pasien, solven = 0,9 larutan garam fsiologis : 0,1 dibagi
0,9 + 0,1 = 0,1/10 = 1/10
Darimana titer 1/20 pada tabung II ?
0,5 mL campuran larutan garam fsiologis dan serum pasien tabung I (titer 1/10)
+ 0,5 mL larutan garam fsiologis tabung II : Tabung II mempunyai titer 1/20
dan seterusnya
Apakah arti / makna titer 1/10 atau titer antibody 1:10
Di dalam 1 mL serum terdapat 10 unit antibody tambahan : semakin tinggi titer
merupakan indicator semakin tinggi pula respon antibody.
- Uji Wassermann
Termasuk kategori Tes Serologik untuk Sifilis (TSS) non treponemal, antigen yang
dipergunakan adalah kardiolipin (berasal dari jantung sapi), merupakan uji fiksasi-
komplemen untuk deteksi regain. Specimen : serum
Tidak ada hemolysis (tampak keruh dan ada endapan) : Uji (+) bila ada antibody
di dalam serum pasien
Ada hemolysis (tampak bening dan jernih) : Uji (-) bila tidak ada antibody di
dalam serum pasien
3. Karakteristik prion, virus, bakteri
- Sifat virus dan prion
a. Prion :
Prion = Prion Protein = PrP = single cell protein yang bersifat infeksius.
Prion merupakan struktur protein yang terdapat pada jaringan tubuh
penderita penyakit prion; kadar tertinggi dijumpai pada jaringan otak
penderita
Prion terdapat dalam 2 bentuk:
1. Yang normal disandi sebagai PrPc, sensitive terhadap proteinase
2. Yang infeksius disandi sebagai PrPsc
PrPsc yang kontak dengan PrPc akan mengubah PrPc menjadi PrPsc
(menular)
Tidak memiliki asam nukleat
Resisten terhadap teknik pengendalian mikroba yang konvensional
Penyakit yang disebabkan oleh Prion disebut sebagia TSE (Transmissible
Spongiform Encelophaty) yaitu penyakit yang menyebabkan struktur sel
otak menjadi vacuole (lubang-lubang) seperti sponge.
b. Virus :
Ukuran mikroskopis (20-300 milimikron)
Genome: mengandung DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya
Metabolisme:
• Tidak memiliki aktivitas metabolism sendiri
• Tidak mempunyai ribosom atau alat untuk mensintesa protein
(beberapa jeni virion mempunyai enzyme)
• Virus bersifat obligat (hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup)
• Dinding td : protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Aselular (virion – partikel virus)
Tubuh terdiri atas asam nukleat dan kapsid
Bentuk : helical, icosahedral, kompleks, berselubung
Dapat dikristalkan dan dalam keadaan mengkristal bersifat benda mati
Parasite sejati (hidup kalau ada host)
Virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
• Virus enteric
• Virus respirasi
• Arbovirus
• Virus onkogenik
• Virus hepatitis
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan
juga protein membrane terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus non selubung
Virus diklasifikasi menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya
(Baltimore):
1. Tipe I = DNA Utas ganda
2. Tipe II = DNA utas tunggal
3. Tipe III = RNA utas ganda
4. Tipe IV = RNA utas tunggal (+)
5. Tipe V = RNA utas tunggal (-)
6. Tipe VI = RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara
7. Tipe VII = DNA utas ganda dengan RNA perantara
- Virus Zika
a. Termasuk flavivirus (seperti virus dengue, virus yellow fever, virus West Nile, dan
virus hepatitis C)
b. Ber – envelope
c. Ada dua strain : strain Asia dan Afrika
Penularan:
Gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, ibu hamil -> janin,
hubungan seksual, dan tranfusi darah
Masa inkubasi : 7-10 hari -> mikrosefali pada janin dan bayi
Virus zika ditularkan via nyamuk (mosquito borne) -> virus ini juga
dimasukkan ke dalam virus Arbovirus (arthropod-borne virus)
(Arbovirus : meliputi beberapa virus, ditularkan melalui artropoda)
Spesimen endometrial : pada kasus PID (Pelvic Inflammatory Disease) – swab dan
kateter teknik : endometrial culture technique