Anda di halaman 1dari 13

ILMU PENYAKIT MULUT

Talasemia
a. Jumlah trombosit rendah
b. Penurunan Hb
c. MCV turun
d. Pembentukan darah tidak sempurna
Hemofilia
a. Hemofilia A : kekurangan faktor VIII
b. Hemofilia B : kekurangan faktor IX
Oral Erytroleukoplakia
a. Homogennous : putih, lebar
b. Non homogenous : putih merah bercampur
c. Nodular : berbentuk nodul
d. Verukous : kembang kol
Pemeriksaan Penunjang
a. ELISA anti HIV : berpengaruh pada jumlah CD 4
b. Ig G dan Ig M anti HSV : infeksi virus HSV
c. TORCH : infeksi virus teratogenik – toksoplasma, rubella, CMV, herpes
d. Test Mantoux, sputum : Infeksi TB
e. VDRL, TPHA : infeksi sifilis tertier
f. HbA1C : DM
g. Darah rutin : Hb, leukosit hematokrit, trombosit, eritrosit
h. Darah lengkap : untuk tahu JENIS ANEMIA  5 darah rutin, LED, hitng jenis leukosit,
platelet distribution width, red cell distribusion width, index eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
i. Swab mukosa : smear, bakteriologi mukosa, virus, keganasan (biopsi insisi), jinak (biopsi
eksisi)
j. Gula darah sewaktu : DM
k. KOH : jamur
l. HDL dan LDL : kolesterol
m. SPGOT dan SGPT : gangguan hati
n. Ureum : analisis urin  ginjal
Stomatitis
a. Stomatitis aftosa : muncul sendiri, sembuh sendiri, predisposisi stress
b. Stomatitis kontakta / venenata : oleh alergen atau iritan (hanya berkontak tidak ditelan)
- Alergen : tidak semua orang yg terkena bahan mengalami alergi. Misal : pasta gigi, ikan,
udang
- Iritan : semua orang merasakan hal yg sama saat kontak dg bahan tertentu. Misal : H 202
bersifat iritan
c. Stomatitis herpetika : karena HSV-1
d. Stomatitis gangrenosa : jaringan nekrotik ditutupi pseudomembran keabuan
e. Stomatitis medikamentosa : reaksi alergi obat per oral
Duktus Salivarius
a. Duktus Intralobularis
b. Duktur interkalaris: menghubungkan asinus dan duktus striata, saluran terkecil, mengatur
sekresi asinar, komponen elektrolit, mengangkut komponen makromolekul
c. Duktus striata: interkalaris yg menyatu, transport elektrolit, menyerap sodium dari saliva ke
pembuluh darah
d. Duktus Intralobulus Ekskretorik: striata yang menyatu
e. Duktus Interlobularis dan Interlobaris: penyatuan intralobularis, penyatuan interlobularis
(deket muara duktus)
Dosis Acyclovir anak tergantung dari penyakitnya:
a. Dosis infeksi HSV neonatal
- >=34 minggu 20mg/kgBB IV
- 3x sehari selama 21 hari
- < 34 minggu 20mg/kgBB IV
- 2x sehari selama 21 hari
b. Dosis infeksi HSV pediatrik
- <12 tahun 10mg/kgBB IV
- 3x sehari selama 7 hari
- >=12 tahun 5-10mg/kgBB IV
- 3x sehari selama 5-14 hari
c. Dosis infeksi Varicella pediatrik
- >=2 tahun dan <40kg 20mg/kgBB/dosis PO
- 4x sehari selama 5 hari (nggak boleh lebih dari 800mg/dosis)
- >=40kg 800mg/dosis PO
- 4x sehari selama 5 hari
Hipersensitivitas
a. Hipersensitivitas tipe I : tipe cepat, diperantarai Ig E
Alergen berkontak dengan dendritic cell dan sel limfosit B mengaktifkan sel limfosit T naive
dan T-helper 2. Sel limfosit B teraktivasi menjadi sel plasma. Sel plasma mensekresikan IgE
yang akan berikatan dengan FceRI di sel mast yang memicu sintesis mediator inflamasi.
b. Hipersensitivitas tipe II : tipe sitotoksik, didominasi Ig G dan Ig M
Sel target akan diselimuti oleh autoantigen di permukaan membran sel (proses opsonisasi),
setelah itu sel target akan difagosit oleh neutrofil dan makrofag sehingga sel mengalami
kerusakan.
c. Hipersensitivitas tipe III : imun kompleks, didominasi kompleks antibodi dan antigen
komplemen
Sel limfosit B berikatan dengan antigen bebas dalam sirkulasi darah. Sel B teraktivasi
menjadi sel plasma. Sel plasma akan menghasilkan antibodi. Antibodi akan berikatan dengan
antigen bebas dalam sirkulasi darah membentuk kompleks antigen-antibodi yang akan terikat
dengan komplemen. Neutrofil akan berikatan dengan kompleks antigen-antibodi yang telah
terlebih dahulu berikatan dengan komplemen sehingga neutrofil melepaskan enzim lisosomal
yang akan merusak jaringan
d. Hipersensitivitas tipe IV : tipe lambat, dimediasi sel T, timbul > 24 jam setelah paparan
Antigen presenting cell akan mengaktifkan sel CD4 sehingga sel CD4 akan melepaskan
sitokin pro inflamasi yang menginduksi cedera pada jaringan. Selain CD4, antigen presenting
cell akan mengaktifkan sel CD8 sehingga sel CD8 (sitotoksik) akan menyebabkan kerusakan
sel dan cedera jaringan
INFEKSI VIRUS
- Ulser diawali vesikel  multiple
- Pasti ada prodormal : demam, lemes, ga enak badan, pegel-pegel
- Trigeminal neuralgia : karbamazepine (antikonvulsan)
Varicela Zoster
a. Komplikasi : post herpetic neuralgia  obatnya gabapentin (antikonvulsan)
Paramyxovirus
a. Parotitis epidemika (MUMPS) : sialadenitis viral
- Klinis : pipi bengkak, gejala prodormal, pasien merasa saat makan pedas dan asam
terasa sakit
- Terapi : isolasi 5 hari, diet TKTP + multivitamin, jika masih demam ibu profen, self
limiting (tidak perlu antivirus), hindari makanan pedas dan asam
b. MUMPS (sialade
- Pembesaran bilateral dibawah
TORCH (Teratogenik)
a. Toksoplasma
b. Rubela (campak jerman)
- Menyebabkan kegagalan fusi proc maxillaris dengan proc nasal medial  penyakit
kongenital (teratogenik)
- Koplik spot : titik-titik warna merah ukuran 1 mm
- Terapi : rujuk ke Sp Anak
c. Cytomegalovirus (infeksius mononukleosis)
d. Herpes simplex virus
Primary Herpetic Gingivo Stomatitis
Kaposi Sarcoma
a. Manifestasi : universal, biru, benjolan, HHV 8, ganti pasangan, lesi eksofitik (nodula) di
palatum berwarna keunguan, tidak sakit, karna human herpes virus-8
b. Predisposisi : HIV AIDS
c. Perawatan : antiretroviral, rujuk Sp PM
Papiloma Squamosa
- Putih, menonjol, kembang kol
- Predisposisi : ganti pasangan
- Penyebab : HPV
INFEKSI JAMUR
Candida albicans
Predisposisi jamur :
1. Antibiotik jangka panjang, obat kumur jangka panjang
2. Kortikosteroid inhalasi
3. Gigi tiruan yang tidak terkontrol
4. Imunokompromised : sistem imun rendah, HIV, transplantasi organ
Akut pseudomembranous candidiasis/ oral trush
- Putih, bisa dikerok, meninggalkan area kemerahan
- Protein saliva yang kurang : Histatin
Akut Atropik candidiasis/ akut eritematous
- Kemerahan, palatum
- Kortikosteroid inhalasi
Kronik Atropik candidiasis/ denture stomatitis
a. Kemerahan, palatum
b. Gigi tiruan tidak terkontrol, jangka panjang
Kronik Hiperplastik candidiasis/ candidal leukoplakia
- Putih, tidak bisa dikerok, mukosa
- Predisposisi salah satu dari predisposisi jamur
- Terapi :
- Hilangkan predisposisi
- Nystatin suspensi 4x sehari 1 ml 7 Hari kulum telan
- Px DM dan Hepar tidak boleh pakai nystatin karena ada kandungan sukrosa. Jadi
penggunaannya kulum buang
- Pemeriksaan : mikological smear/ KOH (pottasium hidroxide)
Median rhomboid glositis
a. Kemerahan pada lidah, infeksi jamur
b. Terapi : nystatin
Angular cheilitis
a. Predisposisi : trauma, defisiensi nutrisi (B12 kofaktor untuk regenerasi sel : jika vit B12 kurang
epitel tipis sehingga lebih rentan terkena infeksi), dimensi vertikal oklusal rendah, menjilat
sudut bibir
b. Penyebab : stap. Aureus dan candida albicans
c. Terapi : hilangkan predisposisi – beri vaselin, untuk px imunocompromised beri nystatin
(antijamur)

INFEKSI BAKTERI
Ulser soliter : di traumatic ulser dan infeksi bakteri
Sifilis
a. Penyebab : treponema pallidum, bentuk bakteri spiral/ sphiroceta
b. Gejala Klinis : berganti pasangan, tidak sakit
c. Tes penegak diagnosa : VDRL, TPHA
- Primer : cancre, lesi datar kemerahan, lama-lama jadi ulser, tidak sakit (ulkus durum,
indurasi)  Rujuk sp PM
- Sekunder : mukous patch, lesi datar, agak meninggi, split papul, kondilo malatum
(massa multiple bertangkai di mukosa)  Rujuk Sp PM
- Tertier : gumma  bisa perforasi, papula disudut mulut, ulser granulomatous meluas,
banyak jaringan nekrotik  rujuk sp PD
d. Terapi : antibiotik penicillin G
e. Rujuk ke sp PM
Tuberculosis
a. Penyebab : mycobacterium tuberculosis
b. Tes mantoux (suntik intradermal), sputum (pewarnaan ziel-nelsen)
c. Gejala klinis : batuk kronis, keringat malam hari, penurunan BB, SAKIT
d. Manifestasi IO : lesi ulserasi soliter, tepi indurasi, undermaining (bergaung) skropula di leher
(awalnya benjolan lama-lama keluar fistula)
e. Terapi : rhifampisin, isoniazin, pirazinamide, etambutol 20 mg/ mmBB, streptomycin
NON INFEKSIUS
SAR (Stomatitis Aphtous Reccurent)
a. Haloeritema, at least 1 tahun 3x, tepi reguler, kemerahan, selalu di non keratin
b. Predisposisi : def nutrisi, stress, trauma
- Minor : < 10 mm
- Mayor : >= 10 mm
- Herpetiform : jumlahnya lebih 9 lesi  chorhexidine HCl (pakai yang kumur)
c. Terapi : chorhexidine HCl, triamcinolone acitonide
Tramuatic Ulcer
a. Predisposisi trauma
b. Tepi irreguler, haloeritema, kemerahan, soliter
Stomatitis Kontakta/ venenata
a. Ulser setelah berkontak dengan obat topikal (misal : lipstick baru, obat kumur baru)
b. Hipersentivitas tipe IV
Stomatitis Medikamentosa
a. Ulser setelah minum obat yang ditelan, tempat random, multiple
b. Hipersentivitas tipe IV
Fix drug eruption/ exantemafiktum
a. Ulser setelah minum obat yang ditelan, tempat sama, soliter
b. Hipersentivitas tipe IV
Stomatitis nicotina/ smoker’s palate
a. Titik-titik kemerahan di palatum (karena ada inflamasi di duktus saliva minor yang ada
dipalatum)
b. Merokok
Erytema multiformis
a. Bull’s eye pada kulit
b. Bibir : krusta hemoragik, disertai perdarahan (pelepasan histamin berlebih)
- EM minor : krusta hemoragik hanya ada di satu daerah mukokutan (perbatasan mukosa
sama kulit, perianal, genital)
- EM mayor : krusta hemoragik lebih dari satu daerah mukokutan
- HAEM : herpes asossiated EM, alergi dengan antigen virus herpes, pernah demam, ulser
banyak dimulut, ulser hilang – muncul krusta hemoragik di bibir
c. Terapi : kortikosteroid sistemik, salep racikan topikal (antibiotik (karena udah ada pembuluh
darah yang terbuka sehingga lebih mudah terinfeksi, untuk mencegah infeksi sekunder),
antiinflamasi golongan kortikosteroid, antihistamin)
OLP (Oral Lichen Planus)
a. Wichkam striae (ga ada ulser tipe retikuler), lesi putih retikuler, dimukosa non keratin, sakit
(ada ulser tipe erosif)
b. Kebiasaan mengunyah sirih  mukosa tebal
c. Fibrotik band saat dipalpasi
d. Trismus
e. Proliferasi fibroblas dan hyalinisasi
f. Predisposisi : stress
g. Terapi : kortikosteroid sistemik  rujuk Sp PM
h. Ekstra oral : Lesi datar keunguan, papula datar, deskuamasi, permukaan bersisik (pada kulit)
Oral Lichenoid Reaction/ induced oral lichenoid
a. Wickham striae, lesi putih retikuler, dimukosa non keratin, tidak sakit
b. Predisposisi : obat, amalgam
c. Terapi : hilangkan faktor predisposisi, kortikosteroid
Oral submucous fibrosis
a. Proliferasi fibroblas dg hialinisasi
Amalgam Tatto
a. Makula hiperpigmentasi
b. Predisposisi : amalgam
c. Terapi : hilangkan predisposisi
Smoker’s melanosis
a. Merokok, gusi hitam semua, bintik bintik hitam pada bibir,
b. Terapi : ablasi  rujuk ke Sp Perio
LESI KEGANASAN
Leukoplakia
a. Plak putih, tidak bisa dikerok, tidak terdefinisi,
b. Predisposisi : Merokok, mengunyah sirih, alkohol
c. Pemeriksaan penegak diagnosa : biopsi insisi (dicurigai ganas)
d. Homogenous : plak putih semua, leukoplakia
e. Non homogenous : eritroleukoplakia (transformasi kekeganasan lebih tinggi), plak putih, ada
bercak merah
f. Verucous proliferatif : plak putih, menonjol seperti kembang kol,
*lesi jinak : biopsi eksisi
*sebelum dilakukan biopsi insisi diagnosa : suspect ganas (dicurigai ganas)
Sel displasia, pleomorfik, hiperkromatin  pasti Ganas
Eritroplakia
a. Merah
b. Eritroplakia > eritroleukoplakia
c. Terapi : rujuk sp PM
Oral Squamous Cell Carcinoma
a. Ulser, tidak kunjung sembuh, penurunan BB > 10 kg dalam waktu 3 bulan terakhir, tepi
irreguler, bisa ada indurasi, palpasi kelenjar getah bening regional konsistensi keras,
b. Predisposisi : alkohol, merokok, trauma kronis
c. TNM – karsinoma sel squamosafibroma
- T1 : < 2 cm
- T2 : 2 – 4 cm
- T3 : > 4 cm
- N1 : pembengkakan kelenjar limfe
- M1 : ada metastasis
Pleomorfik adenoma
- Benjolan di pipi depan telinga
- Kelenjar parotis
- Lesi mobile, sakit saat ditekan
- Russel body
Actinic Cheilitis (sudah tidak menggunakan solar cheilitis)
- Paparan ultraviolet, kerja diluar ruangan  kehilangan vermilion border bibir
- Terapi : lip balm yang ada kandungan SPF
Exfoliatif Cheilitis
- Predisposisi : stress
- Bibir pecah-pecah, bengkak, kemerahan sampai berdarah
- Terapi : hilangkan predisposisi, banyak minum putih, masih sakit  topikal
kortikosteroid triamcinonole acitonide
Cheilitis Granulomatosis
- Bibir bengkak hanya disatu bibir
- Granuloma tipe tuberkuloid non caseatin
- Sindrom melkersson roselthal syndrom  rujuk
Phempigus Vulgaris
- Bula kendur,
- Histopatologi : desmoglein 1 dan 3 rusak di stratum spinosum karena proses autoimun,
sel lepas terisi cairan intertisial, bisa di RM dan ekstraoral
- Rujuk Sp PM
- Tes : biopsi eksisi, Nikolsky (+)
Mukous membran phempigoid
- Bula tegang
- Histopatologi : hemidesmosom rusak di perbatasan stratum spinosum dan stratum basal
- Ada manifestasi mata  ocular cicatrical phempigoid
- Rujuk Sp PM
- Tes : biopsi eksisi
Frictional Keratosis
- Trauma, Tergesek, plak putih
- Predisposisi : amalgam tajam
- Terapi : hilangkan predisposisi
Mucocelle
- Warna sama atau kebiruan dari jaringan sekitar, rekuren, benjolan, trauma, isinya cairan
- Terapi : eksisi
- Mucocele retensi : cairan ketahan tidak bisa keluar, saluran mampet
- Mucocele ekstravasasi : saluran hancur, cairan terjebak dibawah mukosa
Ranula
- Benjolan,keunguan, dibawah lidah, Idiopatik
- Terapi ; marsupialisasi
Mucosal burn
- Naruh aspirin lama di mukosa
- Terapi : kortikosteroid
Hemangioma
- Pencet lesi ada denyut nadi, isinya pembuluh darah
- Tes : pulsasi (+), biaskopi (objek glass ditekan ke lesi  pucat)
- Terapi : skleroterapi (untuk menghancurkan pembuluh darah yang malformasi)
Fibroma
- Bertangkai, warnanya sama dengan jaringan sekitar, ada benjolan, di mukosa non keratin
- Predisposisi : trauma
- Terapi : eksisi
Epulis
b. Epulis fibromatosa
- Bertangkai, tidak mudah berdarah, warnanya sama dengan jaringan sekitar, ada benjolan,
licin
- Predisposisi : OH
c. Epulis granulomatosa
- Tidak bertangkai, mudah berdarah
d. Epulis fissuratum
- Kemerahan
- Pemakaian GT yang tidak fit
e. Epulis gravidarum
- Ibu hamil
- Epulis gigantoselular
- Ada giant cell
- Piogenik granuloma
- Bertangkai, mudah berdarah

Angioedema
- Bibir atas bawah bengkak
- Mata bengkak
- Hipersensitivitas tipe I
- Terapi : antihistamin
LESI HIPERPIGMENTASI
a. Pigmentasi Laugier-Hunziker : hiperpigmentasi bibir dan mukosa, ginjal, gingiva, palatum,
melanonikia, melaoakantoma

Efelis
- Makula melanotika (tompel) : soliter, munculnya spontan
- Freckles : multiple, munculnya dipicu ultraviolet, biasanya orang berkulit putih,
Nevus pigmentosus (tahi lalat)
Malignan melanoma
- lesi kemerahan, tepi irreguler, sensasi gatal atau kesemutan
- Terapi : insisi
Pigmentasi eksogen (penyebab dari luar)
- Lead poisoning (timbal) : kerja di percetakan, montir, sering terpapar asap motor, gingiva ada
garis kehitaman (burtoni line)
- Mercury poisoning : suka makan ikan laut, gingiva ada garis kehitaman, kerja di pemurnian
emas
- Zinc poisoning : pabrik baterai
- Cobalt : pabrik cat
- Bismuth : pasien yang mengkonsumsi peptodismol, gingiva menjadi hitam atau abu-abu
Pigmentasi endogen
Depigmentasi
HIV
- Garis kemerahan disepanjang margin gingiva, penurunan BB,
SINDROM
Kelly - Sindrom kombinasi : atas full denture, bawah gtsl
- Resorpsi progresif anterior atas
- Tuberositas maxillaris membesar
- Flabby anterior atas
- Ekstrusi gigi anterior bawah
b. TEN : > 30%
c. Frey : Pelipis keringat, basah
d. Bechet : Mata, mulut, genital
e. Sjogren Syndrom : mata kering (kerato konjugtivitisita), mulut kering (xerostomia)
f. Crouzon syndrom : fusi prematur sutura kranium (cleido cranial distostosis)
g. Down syndrom : jarak interkantus lebar (jarak antar sudut mata lebar), makroglosia,
mikrognatia, mikrodontia, kelainan kromosom 21
h. Akromegali : tangan gede diusia dewasa
i. Gigantisme : badan gede usia kecil
j. Dwarftism : muka sesuai usia, badan kecil
k. Kretinisme : anak kecil muka tua, daus mini
l. Addison : kortisol rendah, ACTH rendah, hiperpigmentasi mukosa (endogen), makula,
berwarna coklat tembaga, kortisol menurun, hiperpigmentasi, nyeri sendi
m. Cushing : kortisol tinggi, moon face, bufallo hump, orang yang lagi terapi steroid
n. Beckwith widerman : makroglosia
o. Pierre-robbin : mikrognatia, lidah kebelakang, retroglosotosis
p. Pigmentasi fisiologis : sudah dari kecil, turunan orang tua, biasanya pada orang berkulit hitam
q. Sindrom Peute-Jeghers : polip hamartoma, lesi hiperpigmentasi biasanya di bibir,
mukosabukal, idiopatik
r.

LESI NORMAL
a. Fordyce granula
- Makula papular kekuningan, asimtomatik
- Kelenjar sebasea prominen
b. Linea alba
- Garis putih setinggi oklusal gigi, bilateral, asimtomatik
- Predisposisi : gesekan (tidak disengaja)
c. Cheek bitting (morcicatio buccarum)
- Kebiasaan gigit pipi, garis putih setinggi oklusal gigi, unilateral, dikerok tidak sakit
- Predisposisi : stress
d. Koplik Spot
- Manifestasi campak, rubella
e. Fissure Tongue /plicated tongue/ scrotal tongue
- Alur di dorsal lidah
f. Scallope tongue/ crenated tongue
- Indentasi permukaan gigi dilateral lidah
g. Bifid tongue
- Ujung lidah terbagi dua
h. Leukoedema
- Putih, ditarik hilang
i. White sponge nevus
- Putih, ditarik tidak hilang
- Herediter
j. Torus palatinus
- Tonjolan dipalatum, keras, warna sama dengan jaringan sekitar
k. Papila
a. Papilla voliata prominen : benjolan di lateral dorsal lidah posterior, tidak sakit
b. Papilla circumvalata : dibelakang huruf V
c. Papilla fungiformis : Pengecapan

PEMERIKSAAN LAB
a. Eksisi Biopsi
- Lesi jinak
- < 3 cm
b. Insisi Biopsi
- Dicurigai ganas atau ganas
- > 3 cm
c. Frozen section biopsy : Intraoperasi (diambil massanya – masukin di parafin wax – dibekuin
– dipotong – pasang dikaca preparat – mikroskop )
d. Punch biopsy : untuk lesi kulit yang bisa di eksisi
e. Fine needle aspiration biopsy : untuk masa yang ada dikelenjar
- Disedot merah kecoklatan : ameloblastoma
- Disedot kekuningan : kista
- Disedot putih kekuningan : abses
f. Psikological examination
- Swab : ambil permukaannya saja, bisa memakai brush atau cotton bud, untuk lesi yang
lunak permukaannya, screening awal
- Scrap : ambil menggunakan blade atau wooden stick, untuk lesi yang permukaannya tebal
dan keras, screening awal
- Smear : ambil kemudian dioles di kaca preparat, langsung ditempel di kaca preparat
g. Exfoliate cytology
- Orange : disuperfisial , normal
- Biru : dibasal (kemungkinan ada keganasan)

SYSTEMIC DISEASE
a. Hipertensi
- JNC-8
- Mulut kering
 Beta-blocker : propanolol,
 ACE inhibitor : captopril
 Ca – Channel Blocker : amilodipin,
- Terapi : TD belum normal tidak boleh dilakukan tindakan
- Anestesi : tidak boleh menggunakan vasokontriktor  norepinefrin dan epinefrin
 Pilihan pertama mevipakain 3% tanpa epinefrin, lidokain 2% tanpa epinefrin
- Px terkontrol : px minum antikoagulan  tidak boleh dilakukan tindakan
- Px menggunakan obat :
 aspirin  berhenti 4-5 hari
 heparin  4 jam berhenti sebelum pencabutan
 warfarin  5 hari berhenti sebelum pencabutan
 clopidrogel (plavix : obat pengencer darah)  5 hari berhenti sebelum pencabutan
- INR operasi minor : 2-3, INR operasi mayor :
- Px setelah hemodialisis  1 hari setelah
b. Diabetes Mellitus
- Gula darah puasa : normal < 120/126 (100 -120 mg/dL)
- Gula darah sewaktu : normal <200 (120-200 mg/dL)
- HbA1C : < 7
- Tidak boleh pake vasokontriktor
c. Anemia
Pemeriksaan darah rutin : HB, hematokrit, eritrosit, leukosit, trombosit
Pemeriksaan darah lengkap : HB, hematokrit, eritrosit, leukosit, trombosit, laju endap darah, hitung
jumlah leukosit (diff count), indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), Platelet distibution width, red cell
distribution width
Penentuan Diagnosa ANEMIA
Lihat Hb
 Hb Perempuan normal : 12-13
 Hb Laki-laki : 14-15
Lihat MCV
 MCV rendah : anemia mikrositik hipokrom
- Serum besi normal : thalasemia (rantai alpha dan beta Hb rusak), sideroblastik (tidak ada
yg rusak)
- Serum besi turun : anemia defisiensi besi, penyakit kronis (ada riwayat penyakit sistemik)
 MCV normal : anemia normositik normokrom
- Retikulosit naik : anemia hemolitik (Hipersensitivitas tipe II diperantarai Ig G dan Ig M),
perdarahan akut (pasca trauma)
- Retikulosit normal atau turun : leukemia, anemia aplastik
 MCV tinggi : anemia makrositik hipokrom
- Defisiensi folat (serum folat)
- Defisiensi B12 (metilmalonic acid)
Terapi : Normal Hb dan Ht
d. Penyakit Jantung
Iskemik
Valvular
Congenital
* antibiotik profilaksis : kelaianan katup jantung, congenital jantung, demam reumatic, infectif
endocarditis, diberikan 30 menit – 1 jam sebelum perawatan
*pacemaker : 6 bulan setelah operasi baru boleh dilakukan tindakan invasif, kontraindikasi scaling
ultrasonic, px aritmia, gagal jantung
*ring jantung : 6 bulan setelah operasi baru boleh dilakukan tindakan invasif, caling boleh
supragingiva tidak boleh subgingiva

Kepada yth
Drg sp PM
Di jember
Dengan hormat,
Sehubungan dengan ini kami mengirimkan
Nama :
Usia :
Keluhan utama singkat : px merasa sakit pada lidah, klinis krusta kehitaman dibibir, erosi meluas di
bukal
Gambaran klinis singkat
Diagnosis sementara : EM
Mohon dilakukan perawatan dibidang sejawat. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan
teriimakasih

Hormat kami

Belum diberikan terapi, pax memiliki riwayat penyakit DM (hasil lab terlampir),
Mohon dilakukan advice/ perawatan gula darah dibidang sejawat

Anda mungkin juga menyukai