Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An.

“M”

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS “DEMAM TYPOID”

DI PUSKESMAS RANTEALANG

TGL 7 - 13 JUNI 2021

OLEH :

HERLINA LOPA
NS.20.090

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TANA TORAJA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM TYPHOID

I. KONSEP DASAR MEDIK


A. Definisi
Demam Typhoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus.
Demam paratifoid biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang
sama atau menyebabkan enteritis akut. Sinonim demam tifoid dan demam paratifoid
adalah typhoid dan paratyphoid fever, enteric fever, thyphus dan paratyphus
abdominalis (Mansjoer, 2016).
Deman typoid adalah penyakit infeksi pada usu halus ( saluran pencernaan ) yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella Thyphi yang tekontaminasi dari kotoran-kotoran
yang masuk melali makanan dan minuman ( firdaus, 2017)
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran dengan
gejala pada pencernaan dan gangguan kesadaran, penyakit demam tipoid ini
disebabkan infeksi Salmonella typhi (Lestari, 2016).
B. Etiologi
Menurut widagdo (2017) etiologi dari demam typhoid adalah salmonella typhi,
termasuk genus salmonella yang tergolong dalam family Enterobacteriaceae.
Salmonella bersifatbergerak, berbentuk spora, tidak berkapsul, gram (-). Tahan
berbagai bahan kimia, tahan beberapa hari/ minggu pada suhu kamar, bahan limbah,
bahan makanan kering, bahan farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,5’C
dalam 1 jam atau 60’C dalam 15 menit. Salmonella mempunyai antigen O ( somatic )
adalah komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan antigen
H ( flagellum ) adalah protein yang labil terhadap panas.
C. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan di musnahkan dalam lambung
oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus halus, kejaringan limfoid
dan berkembang biak menyerang usus halus. Kemudian masuk keperedaran darah
( bakteri primer ), dan mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati , limpa. Dan organ
lainnya. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo
endoteleal melepas kuman kedalam peredaran darah dan menimbulkan bakteremia
untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk kebebrapa jaringan organ tubuh
terutama limpa, usus, dan kandung empedu. ( suriadi & yuliani, 2017 ). Pada minggu
pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks player. Imi terjadi pada kelenjar limfoid usus
halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi. Pada
minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikartrik. Ulkus
dapat menyebabkan pendarahan, bahkan sampai perforasi usus. Slain itu hepar,
kelenjar-kelenjar misentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan oleh
endotoksil, menurut widagdo (2017).
Pathway (Sumber : KTI Asuhan Keperawatan Anak oleh Kristina H, Politeknik
Kesehatan Kementerian)

Salmonella Thyposa

Saluran Pencernaan

Lolos dari asam lambung Dimusnakan oleh lambung

Usus halus masuk ke dalam usus

Jaringan limfoid

otak Aliran darah jaringan limfoid plaak payeri dan ileum terminalis hipertropi

System
saraf pusat Seluruh tubuh masuk retitikuloendotelial Limina Propia

Mengeluarkan
endoktoksin masuk limfa dan hati Aliran limfe/ kelenjar limfe manteral

suhu tubuh pembesaran hati dan limfa Aliran darah

nyeri perabaan kuadran atas Duktus thoracius


Hipertermi

Nyeri Pendarahan dan perforasi intestinal

Ketidakseimbangang Resiko
Nutrisi Kurang Dari Kekurangan
mual/ muntah anoreksia
Kebutuhan Volume Cairan
D. Manifestasi klinis
Menurut Wibisono et al ( 2016) masa tunas sekitar 10-14 hari. Gejala yang timbul
bervariasi dari ringan sampai berat. Tanda gejalanya yaitu:
1. Minggu pertama muncul tanda infeksi akut seperti demam, nyeri kepala, pusing,
nyeri otot, anoraksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak nyaman
diperut. Demam yang terjadi berpola seperti anak tangga dengan suhu semakin
tinggi dari hari kehari. Lebih rendah pada pagi hari dan tinggi pada sore hari.
2. Pada minggu kedua gejala menjadi lebih jelas dengan demam, bradikardia,
relatif, lidah thyfoid (kotor ditengah, dan ujung bewarna merah disertai tremor).
Hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan kesadaran.
E. Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal :
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstra-intestinal :
a. Komplikasi kardiovaskular :
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis dan
tromboflebitis.
b. Komplikasi darah :
Anemia hemolitik, trombositopenia dan sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru :
Pneumonia, empiema dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung empedu :
Hepatitis dan kolesistisis.
e. Komplikasi ginjal :
Glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis.
f. Komplikasi tulang :
Osteomielitis, periostitis, spondilitis dan artitis.
g. Komplikasi neuropsikatrik :
h. Delirium, meningitis, polineuritis perifer, SGB ( sindrom guili aim ),
psikosis dan sindrom katatonia.
F. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap


Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal.
Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus
3. Pemeriksaan Uji Widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri
Salmonella typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella
typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:
a. Aglutinin O: karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh bakteri
b. Aglutinin H: karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagela bakteri
c. Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai bakter.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglitinin O dan H yang digunakan untuk
diagnosis Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan
menderita Demam Tifoid. (Widiastuti Samekto, 2017)
G. Penatalaksanaan
Menurut Widodo (2016), penatalaksanaan pada pasien demam tifoid meliputi:

1. Medis
a. Antibiotic (membunuh kuman):
1) Klorampenicol
2) Amoxilin
3) Kotrimoxasol
4) Ceftriaxon
5) Cefixim
b. Antipiretik (menurunkan panas)
1) Paracetamol
2. Keperawatan
a. Observasi kesehatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam kurang
lebih 14 hari .hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi perforasi usus
c. Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya kekuatan
pasien
d. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah
pada waktu–waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia
dan dekubits
e. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadangkadang
terjadi konstipasi dan diare
f. Diet
1) Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
2) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur sarig
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari
g. Pola hidup bersih dan sehat
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
2) Menjaga kebersihan lingkungan rumah

II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan
1. Identities klien
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin,alamat, pendidikan, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian,no.RM, diagnose medis,nama oeang tua, umur orang tua,
pekerjaan, agama, alamat, dan lain-lain.
2. Keluhan Utama
Biasanya klien datang dengan keluhan perasaan tidak enak badan, pusing demam,
nyeri tekan pada uku hati, nyeri kepala, lesu dan kurang bersemangat,nafsu makan
berkurang (terutama selama masa inkubasi).
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh klien, baik yang ada
hubungannya dengan saluran cerna atau tidak.kemudian kaji tentang obat-
obatan yang biasa dikonsumsi oleh klien, dan juga kaji mengenai riwayat
alergi pada klien, apakah alergi terhadap obat-obatan atau makanan.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji mengenai keluhan u]yang dirasakan oleh klien, misalnya nyeri pada
epigastrium, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala atau
pusing,atau lesu.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
klien atau penyakit gastrointestinal lainnya.
d) Riwayat psikologis
Kaji bagaimana keadaan suasana hati emosional) klien dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang diderit, biasanya cemas.
e) Riwayat sosial Ekonomi
Mengkaji kehidupan sosial ekonomi klien, tipe keluarga bagaimana dari segi
ekonomidan tinggal bersama siapa klien.
f) Kebiasaan sehari-hari
Kaji tentang aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh klien sebelum sakit
dan saat sakit. Hal ini berguna dalam perbandingan antara pengobatan dan
perawatan pasien,biasanya mencakup:eliminasi, nutrisi,pola istrahat/tidur, pola
kebersihan.
4. Pola – pola fungsi kesehatan
a) Pola nutrisi dan metabolism
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual,dan muntah saat
makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
b) Pola Eliminasi
Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama.klien dengan
thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berkaibatkan keringat banyak
keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan
tubuh.
c) Pola Aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total,agar tidak terjadi
komplikasi maka egala kebutuhan klien dibantu.
d) Pola tidur dan istrahat
Pola tidur dan istrahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh.
e) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadapa anaknya
f) Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya
tidak mengalami kelainan sera tidak terdapat suatau waham pada klien.
g) Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di rumah
sakit dank lien harus bed rest total.
h) Pola penanggulangan stress
i) Biasanya orang tua akan Nampak cemas.
5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit berat.
b) Tanda Vital
Bagaimana suhu,nadi, pernafasan dan tekanan darah klien
c) Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah
kelainan atau lesi pada kepala.
d) Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
e) Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera
ikterik/tidak, keadaan pupil, palpebral dan apakah ada gangguan dalam
penglihatan.
f) Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak secret pada hidung serta
cairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah asa gangguan dalam
penciuman.
g) Mulut
Bentuk mulut, membrane membrane mukosa kering/lembab, lidah
kotor/tidak, apakah ada kemerahan/tidak pada lidah, apakah ada gangguan
dalam menelan, apakah ad kesulitan dalam berbicara.
h) Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemuan distensi vena
jugularis.
i) Thoraks
Bagaimana bentuk dada,simetris/tidak,kaji pola pernafasan, apakah ada
wheezing,apakah ada gangguan dalam pernafasan.
j) Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen ,turgor kulit kering/tidak,apakah terdapat nyeri
tekan pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan
bsoong usus, apakah terjadi peningkatan bsing usus/tidak.
k) Genitalia
Bagaimana bsentuk alat kelamin,distribusi rambut kelamin, warna rambut
kelamin.
l) Integument
Kaji warna kulit, integrita kulit utuh/tidak,turgor kulit kering/tidak,apakah
ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
2. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah
4. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
C. Intervensi Keperawatan
1. Hipertermi b/d proses infeksi
NOC :
a. Tidak memperlihatkan keringat, menggigil dan merinding
b. Mempertahan tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Melaporkan suhu tubuh yang nyaman
d. Melaporkan tanda dan gejala dari hipertermi
NIC :
a. Kaji tanda dan gejala awal hipotermia seperti menggigil, pucat, bagian dasar
kuku sianosis.
b. Lakukan pemeriksaan suhu normal dan monitor TTV
c. Anjurkan kompres hangat
d. Berikan antipiretik dan antibiotic
2. Nyeri akut b/d agen cidera biologis
NOC :
a. Memberikan rasa nyaman
b. Melaporkan penurunan rasa nyeri/ ketidaknyamanan,
c. Mengidentifikasi cara-cara untuk mengatasi nyeri.
NIC :
a. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri dan
faktor presipitasinya.
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
d. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
e. Berikan informasi tentang nyeri
f. Berikan analgetik
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mula dan muntah
NOC :
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b. Berat badan dengan tinggi badan ( ideal )
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
NIC :
a. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
b. Ketahui makanan kesukaan pasien.
c. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
d. Berikan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi protein, tinggi kaliri
yang siap dikonsumsi
e. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhuinya.
4. Resiko kurang volume cairan b/d intake yang tidak adekuat
NOC :
a. Kekurangan volume cairan akan dicegah, yang dibuktikan oleh
keseimbangan cairan, hidrasi, dan status nutrisi :asupan makanan dan
cairan.
b. Tidak mengalami haus yang abnormal
c. Memiliki keseimbangan asupan dan keluaran yang seimbang dalam 24 jam
NIC :
a. Manajemen cairan : meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah
komplikasi akibat cairan yang abnormal atau diluar harapan
b. Pantau status hidrasi misalnya kelembapan membrane mukosa
c. Pertahankan keakuratan catatan asupan dan keluaran
D. Implementasi
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah dibuat.
1. Secara mandiri
Segala aktivitas klien dilakukan sendiri tanpa ada bantuan dari keluarga
maupun perawat.
2. Secara ketergantungan
Aktivitas klien tidak terlepas dari bantuan orang-orang terdekatnya dan
perawat rumah sakit.
E. Evaluasi
Untuk mengetahui pencapaian tujuan dalam Asuhan Keperawatan dapat
dilihat dari kondisi klien.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

I. Biodata
A. Identitas klien
1. Nama : An “M”
2. Tempat tgl. Lahir/Usia : 25 Mei 2014/ 7 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pendidikan : TK
6. Alamat : Batualu
7. Tgl. Masuk : 7 Juni 2021
8. Tgl. Pengkajian : 7 Juni 2021
9. Diagnose medik : Demam Typoid
10. Rencana terapi : - IVFD RL 16 Tetes/menit
- PCT Syr 3 x 250 mg
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a. Nama : Tn “ A “
b. Usia : 30 Thn
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan : Swasta
e. Agama : Kristen Protestan
f. Alamat : Batualu
2. Ibu
a. Nama : Ny. “ K“
b. Usia : 28 Thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Kristen Protestan
f. Alamat : Batualu
C. Identitas Saudara Kandung

No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan


1. An. “R” 14 Tahun Kakak Kandung Baik, Tidak ada kelainan
2. An. “Y” 10 Tahun Kakak Kandung Baik, Tidak ada kelainan

II. Keluhan Utama/ Alasan Masuk Rumah Sakit : Demam

III. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang
4 hari yang lalu sebelum klien masuk ke Puskesmas pada tanggal 7 Juni 2021,
ibu klien mengatakan anaknya demam dan tidak nafsu makan. Karena hal itu
sangat mengganggu klien, maka ibu beserta keluarga klien memutuskan untuk
membawa klien ke Puskesmas Rantealang untuk mendapatkan penanganan yang
lebih baik.
Pada saat dikaji tanggal 7 Juni 2021, ibu klien mengatakan klien demam, ibu
klien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makan, ibu klien juga mengatakan
klien mual dan muntah sebanyak 3 kali. Klien lemah, klien menggigil, klien teraba
hangat terpasang infuse pada tangan sebelah kiri dengan cairan RL 16
tetes/menitdengan tanda-tanda vital : suhu 38,4°C, nadi 90 x/menit dan pernafasan
24 x/menit. Hal yang memperberat klien yakni pada saat klien beraktivitas dan hal
yang memperingan yakni pada saat klien berbaring.
B. Riwayat kesehatan lalu
1. Penyakit yang pernah dialami : Demam, Diare
2. Kecelakaan yang dialami : Jatuh
3. Pernah alergi : Makanan (-), obat-obatan (-), zat/
subtansi kimia (-), textile (-)
4. Konsumsi obat-obatan bekas : Tidak ada
5. Perkembangan anak dibandingkan saudara-saudaranya : Klien anak ketiga dari
3 bersudara dan perkembangannya sama dengan saudara-saudaranya.
C. Riwayat kesehatan keluarga
1. Penyakit anggota keluarga : Ibu klien mengatakan tidak ada penyakit
keturunan dalam anggota keluarganya.
2. Genogram

66 640
G1

32 274
G2 22 ? ? 26 25 23

30 28

G3 14 10 7

Ket :

= Laki- Laki = Klien

= Perempuan = Garis Pernikahan

= Meninggal ? = Umur Tidak Diketahui

= Tinggal Serumah

Penjelasan :
G1 : Kakek klien dari pihak ayah maupun ibu sudah meninggal dan tidak diketahui
factor penyebanya
G2 : Ayah dan ibu klien masih hidup dan dalam keadaan sehat beserta dengan
saudara-saudaranya
G3 : Klien anak ke-3 dari 5 bersaudara dan saat ini klien di rawat di RS Fatima
Makale, klien dijaga oleh ibunya dan ayahnya.
IV. Riwayat Imunisasi

No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi Setelah


Pemberian
1 BCG Usia 1 bulan Tidak ada
2 DPT ( I,II,III ) Usia 2 bln, 3 bln, 4 bln Demam
3 Polio ( I,II,III,IV ) Usia 1 bln, 2 bln, 3 bln, 4 bln Tidak ada
4 Campak Usia 9 bulan Demam
5 Hepatitis Usia 1 hari, 2 bln, 4 bln Tidak ada

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan fisik
1. Berat badan sebelum sakit/saat sakit : 23 kg / 22 kg
2. Tinggi badan : 112 cm
3. Waktu tumbuh gigi : Usia 9 Bulan, Tanggal Gigi
(sudah ada yang tanggal)
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling : 3 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak : 9 bulan
4. Berdiri : 10 bulan
5. Berjalan : 11 bulan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : ±2 bulan
7. Bicara pertama kali : 14 bulan
8. Berpakaian tanpa bantuan : 3 tahun

VI. Riwayat Nutrisi


A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : Pada saat baru lahir
2. Cara pemberian : ASI diberikan setiap klien menangis
3. Lama pemberian : 2 tahun
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : Karena ASI tidak lancar ( tidak maksimal)
2. Jumlah pemberian : Tidak menentu
3. Cara pemberian : Menggunakan Dot
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia saat ini

No Usia Jenis nutrisi Lama pemberian


1. 0-4 bulan ASI 4 bulan

2. 4-12 bulan ASI, Bubur Halus dan biscuit 1 tahun


(di mulai pada usia 6 bulan)

3. Saat ini Nasi dan Lauk-pauk Sampai saat ini

VII. Riwayat Psikososial


A. Anak tinggal di : Rumah Orang tua
B. Lingkungan berada di : Kampung
C. Rumah dekat dengan : Gereja dan Sekolah
D. Apakah ada tangga yang bisa berbahaya : Tidak ada
E. Apakah anak mempunyai ruangan bermain : Punya
F. Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis
G. Pengasuh anak : Orang tua

VIII. Riwayat Spritual

A. Support sistem dalam keluarga : Yang memberi support adalah keluarga khususnya Ayah
dan ibu
B. Kegiatan keagamaan : Klien sering ikut beribadah keluarga

IX. Reaksi Hospitalisasi


A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1. Mengapa ibu membawa anaknya ke rumah sakit : Untuk mendapatkan
pengobatan yang lebih baik
2. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya
3. Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas
4. Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya
5. Siapa yang akan tinggal dengan anak : Ayah dan Ibu
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
1. Mengapa Keluarga/Orang tua membawa kamu ke Puskesmas : Keluarga
membawanya ke Puskesmas untuk berobat supaya cepat sembuh
2. Menurutmu apa penyebab kamu sakit : Klien mengatakan sering jajan
3. Apakah dokter menceritakan keadaanmu : Ya
4. Bagaimana rasanya dirawat : Bosan

X. Aktivitas Sehari-hari
A. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. selera makan Baik Berkurang
2. menu maka Nasi, lauk pauk Bubur, lauk pauk
3. frekuensi makan 3x sehari 3x sehari ¼ porsi
4. makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
5. pembatasan pola makan Tidak ada Tidak ada
6. cara makan Makan sendiri Disuap
7. ritual saat makan Berdoa Berdoa

B. Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis minuman Air putih dan susu Air putih dan teh
2. Frekuensi minum Tidak menentu Tidak menentu
3. Kebutuhan cairan Tidak menentu 2-3 gelas/hari
4. Cara pemenuhan Gelas Sedotan
C. Eliminasi (BAK & BAB )

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


BAB
1. Tempat pembuangan Toilet Toilet
2. Frekuensi (waktu ) 1-2 kali sehari 1x sehari
3. Konsistensi Lunak Lembek
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada

BAK
1. Tempat pembuangan Kamar mandi Kamar mandi
2. Frekuensi Tidak menentu Tidak menentu
3. Warna dan bau Kuning/amoniak Kuning /amoniak
4. Volume
5. Kesulitan Tidak ada Tidak ada

D. Istirahat tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur
- Siang 2-3 jam 2-3 jam
- Malam 9-12 jam 9-12 jam
2. Pola tidur teratur Tidak teratur
3. kebiasaan sebelum Nonton TV, bermain Tidak ada
tidur gadget
4. kesulitan tidur Tidak ada Bila klien merasa nyeri

E. Olahraga

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada

F. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Mandi
- Cara Mandi sendiri Dibantu orang tuanya
- Frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
- Alat mandi sabun sabun
2. Cuci rambut 3 x seminggu 1x selama dirawat
- Frekunsi memakai sampo Memakai sampo

- Cara
3x seminggu Belum pernah
3. Gunting kuku
memakai gunting tidak ada
- Frekunsi
kuku
- Cara 1x sehari 1x sehari
4. Gosok gigi Mandiri Dibantu orangtua
- Frekunsi
- Cara

G. Aktivitas/mobilitas fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Kegiata sehari-hari Bermain Tidur di tempat tidur
2. Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada
haria
3. Penggunaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu aktivitas
4. Kesulitan pergerakan Tidak ada Tidak ada

tubuh

H. Rekreasi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Perasaan saat Tidak ada Tidak ada
sekolah
2. Waktu luang Tidak ada Tidak ada
3. Waktu senggang Tidak ada Tidak ada
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien : Lemah
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu : 38,4°C
2. Nadi : 90 x/menit
3. Pernafasan : 24 x/menit
C. Antropomerti
1. Tinggi badan : 112 cm
2. Berat badan : 22 kg
3. Lingkar lengan atas : 15 cm
4. Lingkar kepala : 54 cm
5. Lingkar dada : 55 cm
6. Lingkar perut : 58 cm
D. Sistem pernafasan
1. Hidung : Tidak ada sumbatan jalan nafas, lubang hidung simetris
antara kiri dan kanan, ada sedikit secret
2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Dada

a. Bentuk dada simetris kiri dan kanan tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat
retraksi
b. Gerakan dada : Gerakan dada simetris kiri dan kanan
c. Surat nafas : Suara nafas vesikuler
E. Sistem cardiovaskuler
1. Inspeksi
Conjungtiva : Tidak anemis
2. Auskultasi
Suara jantung : S1”Lup” pada katub mitral dan tricuspidalis ,S2”Dup”
pada katup aorta dan pulmonal
3. Capillary refilling time : <2 detik
F. Sistem pencernaan
1. Sclera : Tidak ikterus
2. Mulut : Bibir kering dan pecah-pecah, tidak terdapat stomatitis
3. Gaster : Kembung
4. Abdomen : nyeri, peristaltic usus 12x/menit
5. Anus : Tidak ada kelainan dan berfungsi dengan baik
G. Sistem indra
1. Mata
a. Lapang pandang normal 180°
b. Kelopak mata dapat menutup dan membuka
c. Visus 6/6
2. Hidung
a. Penciuman tidak mengalami gangguan pada penciuman
b. Tidak ada trauma dan epitaksis
3. Telinga
a. Keadaan daun telinga baik, kenal auditoris : Bersih, serumen ada sedikit
b. Fungsi pendengaran baik
H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. status mental : Orientasi baik, daya ingat baik, penglihatan dan
perhitungan baik
b. Kesadaran : (Eyes :4, Motorik : 6, Verbal : 5) Composmentis
c. Bicara : Jelas
2. Fungsi cranial
a. Nervus I (Olfaktorius) : Dapat membedakan bau minyak kayu putih
dan jeruk
b. Nervus II (Optikus) : Visus ( tidak ada kartu snellen ), lapang
pandang 1800.
c. Nervus III, IV,VI(Okulomotorius, Troklearis, Abducen) : Dapat
mengangkat kelopak mata atas, pupil isokor, dapat menggerakkan bola
mata ke 6 arah
d. Nervus V (Trigeminus )
1) Sensorik : Dapat merasakan rangsangan pada kulit wajah
2/3 depan refleks mengedip positif.
2) Motorik : Gerakan rahang ke lateral (+).
e. Nervus VII(Fasialis)
1) Sensorik : Dapat merasakan manis, asam dan asin.
2) Otonom : Saliva tidak berlebihan
3) Motorik : Gerakan wajah simetris saat tersenyum
f. Nervus VIII (Akusticus)
Sensorik : Pendengaran : Klien dapat mendengar detak jarum jam tangan.
g. Nervus IX (Glosofaringeus)
Sensorik : Dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior lidah.
h. Nervus X (Vagus)
Motorik : Pergerakan ovula simetris dan tertarik ke atas
i. Nervus XI(Assesorius)
j. Motorik : Tidak ada atropi otot, klien dapat mengangkat bahu saat di
tahan
k. Nervus XII (Hipoglosus)
Motorik : Posisi lidah simetris,tidak ada deviasi gerakan lidah 5 5
3. Fungsi motorik : Massa otot baik, Tonus otot baik, kekuatan otot baik
5 5
4. Fungsi sensorik : Suhu 38,4oC
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi baik, ada keseimbangan
6. Refleks : Bisep (+), Trisep (+), Patela (+), Babinski (-)
7. Iritasi meningen : Kaku duduk (–) lasaque sign (-) kering sign (+)
brudzinkim sign I /II (+)
I. Sistem muskuloskeletal
1. Kepala : Bentuk Kepala normal, gerakan ke segala arah
2. Vertebrae : Scoliosis (- ), Lordosis (- ), Kiposis (- ), Gerakan
(+ ) ROM Aktif Fungsi gerak baik.
3. Pelvis : Gaya jalan tidak gerakan + ROM Aktif
4. Lutut : Tidak kaku
5. Kaki : Simetris kiri dan kanan, gerakan : ROM aktif, klien
mampu berjalan dengan baik.
6. Tangan : Simetris kiri dan kanan, gerakan baik + ROM
Aktif, terpasang infuse di tangan kiri
J. Sistem integument
1. Rambut : Klien memiliki rambut yang lebat , berwarna
hitam, dan tidak rontok, rambut lurus

2. Kulit : Warna sawo matang,temperature hangat,


turgor kulit menurun, tahi lalat tidak ada
3. Kuku : Warna (merah muda), permukaan kuku (rata),
mudah patah (tidak), kebersihan (kurang)
K. Sistem endokrin
1. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar toroid
2. Ekskresi urine : Poliurine, polyphagi, polydipsi (tidak ada)
3. Suhu tubuh : 38,4° C
L. Sistem perkemihan
1. Oedema palpebra (-), Moon face (-), oedema anasarka (-)
2. Keadaan kandung kemih
3. Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-)
M. Sistem reproduksi
1. Laki-laki
a. Keadaan glans penis bersih
b. Testis sudah turun
N. Sistem imun
1. Alergi ( cuaca – debu – bulu binatang – zat kimia - ) : Tidak ada
2. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Tidak terjadi

XII. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


A. 6 Tahun keatas
1. Perkembangan Kognitif
An. “M” sudah menolak hal-hal yang tidak disukai dan sudah bisa
menunjukkan ekspresi wajah. An. “M” belum mampu melawan pembicaraan
lawan bicara dengan bahasa yang jelas.
2. Perkembangan Psikoseksual
An. “M” sudah bisa membedakan lawan jenisnya
3. Perkembangan Psikososial
An. “M” bisa akrab dengan perawat dan semuaa anggota keluarganya yang
ada diruangan.
XIII. Terapi Saat Ini
A. IVFD RL 16 Tetes/menit
B. PCT Syr 10 ml 3 x ½ cth
C. Ibuprofen 10 mg 3 x ½ tablet
DATA FOKUS

(CP 1 A)

Nama : An “M”

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Data Subjektif Data Objektif


1. Ibu klien mengatakan anaknya 1. Klien lemah
demam 2. Klien teraba hangat
2. Ibu klien mengatakan anaknya 3. Klien menggigil
mual muntah 4. TTV :
3. Ibu klien mengatakan anaknya Nadi : 90 x/menit
tidak nafsu makan Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 38,4oC
5. Klien mual dan muntah sebanyak 3 kali
6. Mata cekung
7. Bibir kering dan pecah-pecah
8. Porsi makan tidak di habiskan ¼ porsi
9. BB sebelum sakit 23 kg dan saat sakit 22 kg
ANALISA DATA

(CP 1 B)

Nama : An “M”

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Salmonella thyposa Hipertermi
Ibu klien mengatakan
anaknya demam Saluran Pencernaan
DO:
Lolos dari asam lambung
1. Klien lemah
2. Klien menggigil
Usus halus
3. Klien teraba hangat
4. TTV :
N : 90 x/menit Jaringan limfoid
P : 24 x/menit
S : 38,4oC Otak aliran darah

Seluruh tubuh

Mengeluarkan endotoksin

Suhu tubuh meningkat


Hipertermi
2 DS: Salmonella thyposa Ketidakseimbangan
Ibu klien mengatakan Nutrisi Kurang Dari
anaknya tidak nafsu Saluran pencernaan Kebutuhan
makan
DO: Lolos dari asam lambung

1. Porsi makan tidak di Usus halus


habiskan (¼ porsi)
2. BB sebelum sakit 23 Jaringan limfoid
kg dan saat sakit 22 kg
Otak aliran darah

Sistem Saraf Pusat

Mual, muntah

Anoreksia

Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan
3 DS: Salmonella Thyposa Resiko Kekurangan
Ibu klien mengatakan Volume Cairan
anaknya mual muntah
Saluran pencernaan
DO:

1. Klien mual dan


muntah sebanyak 3 masuk ke dalam usus
kali
2. Mata cekung
3. Bibir kering dan jaringan limfoid plaak

pecah-pecah payeri dan ileum terminalis

hipertropi
Limina Propia

Aliran limfe/ kelenjar


limfe manteral

Aliran Darah

Ductus thoracius

Pendarahan dan perforasi


intestinal

Resiko Kekurangan
Volume Cairan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

(CP 2)

Nama : An “M”

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

No Masalah/Diagnosa Tanggal ditemukan Tanggal teratasi


1 Hipertermi berhubungan dengan 7 Juni 2021 9 Juni 2021
proses infeksi

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang 7 Juni 2021 9 Juni 2021


dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
4. Resiko kurang volume cairan 7 Juni 2021 9 Juni 2021
berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
RENCANA KEPERAWATAN

(CP 3)

Nama : An “M”

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

No NDX dan Data Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


Penunjang
1 Hipertermi 1. Tidak memperlihatkan 1) Kaji tanda dan gejala
berhubungan dengan berkeringat, menggigil, awal hipotermia seperti
proses infeksi dan merinding menggigil, pucat, bagian
DS: 2. Mempertahankan tanda- dasar kuku sianosis.
Ibu klien mengatakan tanda vital dalam batas 2) Memantau tanda-tanda
anaknya demam normal vital
DO: 3. Melaporkan suhu yang 3) Anjurkan kompres hangat
nyaman 4) Pantau suhu minimal
1. Klien lemah
2. Klien menggigil 4. Melaporkan tanda dan setiap 2 jam, sesuai
3. Klien teraba gejala hipertermi dengan kebutuhan
hangat 5) Berikan antipiretik dan
4. TTV : antibiotic
N : 90 x/menit
P : 24 x/menit
S : 38,4oC
2 Ketidakseimbangan 1. Adanya peningkatan 1) Tentukan kemampuan
nutrisi kurang dari berat badan sesuai pasien untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dengan tujuan kebutuhan nutrisi.
berhubungan dengan 2. Berat badan dengan 2) Ketahui makanan kesukaan
anoreksia tinggi badan ( ideal ) pasien.
DS: 3. Tidak ada tanda-tanda 3) Ciptakan lingkungan yang
Ibu klien malnutrisi menyenangkan untuk
mengatakan makan
anaknya tidak nafsu 4) Berikan pasien minuman
makan dan kudapan bergizi, tinggi
DO: protein, tinggi kaliri yang
siap dikonsumsi
1. Porsi makan tidak di
5) Berikan informasi yang
habiskan (¼ porsi)
tepat tentang kebutuhan
2. BB sebelum sakit 23
nutrisi dan bagaimana
kg dan saat sakit 22
memenuhinya.
kg

3 Resiko kurang volume 1. Kekurangan volume 1) Pantau tanda-tanda vital.


cairan b/d intake yang cairan akan dicegah, 2) Pantau input dan output
tidak adekuat yang dibuktikan oleh cairan.
DS: keseimbangan cairan, 3) Menganjurkan untuk
Ibu klien mengatakan hidrasi, dan status nutrisi memberi air hangat
anaknya mual muntah :asupan makanan dan sesering mungkin
DO: cairan. 4) Tawarkan minuman
1. Klien mual dan 2. Tidak mengalami haus kesukaan pasien
muntah sebanyak 3 yang abnormal 5) Kolaborasi pemberian
kali 3. Memiliki keseimbangan terapi untuk mengontrol
2. Mukosa bibir kering asupan dan keluaran mual muntah
dan pecah-pecah yang seimbang dalam 24
3. Mata cekung jam
IMPLEMENTASI & EVALUASI

(CP 4 & 5)

Nama : An “M”

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Tgl NDX Jam Implementasi Jam Evaluasi


7 Juni 1 07:25 1. Mengkaji tanda dan gejala awal 13:00 S:
2021 hipertermia seperti menggigil, pucat, Ibu klien mengatakan
bagian dasar kuku sianosis anaknya demam
H : Kulit teraba hangat dan klien O:
menggigil 1. Klien lemah
2. Klien menggigil
07:35
2. Melakukan pemeriksaan suhu 3. Klien teraba hangat
normal dan monitor TTV 4. TTV : S: 38OC
H : S : 38,4°C P: 22 x/menit, N: 92
N : 90 x/menit x/menit
P : 24 x/menit A: Hipertermi
07:45 P : Lanjutkan Intervensi
3. Menganjurkan kompres hangat 1. Kaji tanda dan gejala
H : Ibu klien mengompres klien awal hipertermia seperti
dengan menggunakan air hangat menggigil, pucat, bagian
07:55 dasar kuku sianosis.
4. Memantau suhu minimal setiap 2 2. Lakukan pemeriksaan
jam, sesuai dengan kebutuhan suhu normal dan monitor
H : Suhu : 38,4°C TTV
08:00
3. Anjurkan kompres
5. Memberikan antipeuretik dan
antibiotic hangat
H: - PCT Syr 3 x ½ cth 4. Pantau suhu minimal
setiap 2 jam, sesuai
dengan kebutuhan
5. Berikan antipeuretik dan
antibiotic
7 Juni 2 08.05 1. Menentukan kemampuan pasien 13:30 S:
2021 untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu klien mengatakan
H : Ibu klien mengatakan klien tidak anaknya tidak nafsu mkan
nafsu makan (1/4 porsi ), klien mual O:
dan muntah 1. Porsi mkan tidak
dihabiskan (1/3 porsi)
08.10
2. Mengetahui makanan kesukaan 2. BB sebelum sakit 23 kg
pasien. dan saat sakit 22 kg
H : Ibu klien mengatakan klie suka A: Ketidakseimbangan nutrisi
makan nasi dan ikan kurang dari kebutuhan tubuh

08.20 P: Lanjutkan intervensi


3. Menciptakan lingkungan yang 1. Tentukan kemampuan
menyenangkan untuk makan pasien untuk memenuhi
H : Klien makan diruangan kebutuhan nutrisi.
08.30 2. Cari tahu makanan
4. Memberikan pasien minuman dan kesukaan pasien
kudapan bergizi, tinggi protein, 3. Ciptakan lingkungan
tinggi kalori yang siap dikonsumsi yang menyenangkan
H : Klien diberi makanan seperti untuk makan
ikan, sayur 4. Berikan pasien minuman
08.45
dan kudapan bergizi,
5. Memberikan informasi yang tepat tinggi protein, tinggi
tentang kebutuhan nutrisi dan kalori yang siap
bagaimana memenuhuinya. dikonsumsi
H : ibu klien mengerti tentang
pentingnya nutrisi untuk bagi klien
7 Juni 3 08.55 1. Memonitor tanda-tanda vital. 14:00 S:
2021 H : S : 38,4°C, N : 90 x/menit, P : 24 Ibu klien mengatakan klien
x/menit mual dan muntah

2. Memonitor input cairan. O:


09.00 H : RL 16 Tetes/menit (500 ml) 1. Klien mual dan muntah
sebanyak 2 kali
3. Menganjurkan untuk memberi air 2. Bibir kering dan pecah-
09.10 hangat sesering mungkin pecah
H: Ibu klien sudah memberi klien air 3. mata cekung
sesering mungkin A: Resiko kekurangan volume
cairan
4. Menawarkan minuman kesukaan P: Lanjutkan Intervensi
09.25
pasien 1. Monitor tanda-tanda vital
H : klien suka minum susu atau teh 2. Monitor input dan output
3. Anjurkan untuk memberi
5. Melakukan kolaborasi pemberian air hangat sesering
09.30
terapi untuk mengontrol mual muntah mungkin
H : Klien diberi terapi untuk 4. Tawarkan minuman
mengurangi mual muntah kesukaan klien
5. Lakukan kolaborasi
pemberian terapi untuk
mengontrol mual muntah
8 Juni 1 07:25 1. Mengkaji tanda dan gejala awal 13:00 S:
2021 hipotermia seperti menggigil, pucat, Ibu klien mengatakan
bagian dasar kuku sianosis. anaknya masih demam
H : Kulit terasa hangat O:
1. Klien lemah
07:35 2. Melakukan pemeriksaan suhu normal 2. Klien teraba hangat
dan monitor TTV 3. Klien menggigil
H : S : 37,8°C 4. TTV : S: 37,5OC
N : 96 x/menit P: 22 x/menit
P : 24 x/menit N: 94 x/menit

07:45 A: Hipertermi
3. Menganjurkan kompres hangat P: Lanjutkan Intervensi
H : Ibu klien mengompres klien 1. Kaji tanda dan gejala
dengan menggunakan air hangat awal hipertermia seperti
menggigil, pucat, bagian
07:55 4. Memantau suhu minimal setiap 2 dasar kuku sianosis.
jam, sesuai dengan kebutuhan 2. Lakukan pemeriksaan
H : Suhu : 37,8°C suhu normal dan monitor
TTV
08:00 5. Memberikan antipeuretik dan 3. Anjurkan kompres hangat
antibiotic 4. Pantau suhu minimal
H: - PCT Syr 3 x ½ cth setiap 2 jam, sesuai
dengan kebutuhan
5. Berikan antipeuretik dan
antibiotic
8 Juni 2 08.05 1. Menentukan kemampuan pasien 13:40 S:
2021 untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu klien mengatakan
H : Ibu klien mengatakan klien anaknya masih tidak ada
tidak nafsu makan (1/3 porsi ), klien nafsu makan
mual dan muntah O:
1. Porsi makan tidak
08.10
2. Mengetahui makanan kesukaan dihabiskan (1/2 porsi)
pasien 2. BB sebelum sakit 23 kg
H : Ibu klien mengatakan klie suka dan saat sakit 22 kg
makan nasi dan ikan A: Ketidakseimbangan nutrisi

08.20 kurang dari kebutuhan tubuh


3. Menciptakan lingkungan yang P: Lanjutkan intervensi
menyenangkan untuk makan 1. Tentukan kemampuan
H : Klien makan diruangan pasien untuk memenuhi
08.30 kebutuhan nutrisi.
4. Memberikan pasien minuman dan 2. Cari tahu makanan
kudapan bergizi, tinggi protein, kesukaan pasien.
tinggi kalori yang siap dikonsumsi 3. Ciptakan lingkungan
H : Klien diberi makanan seperti yang menyenangkan
ikan, sayur untuk makan
08.45
4. Berikan pasien minuman
5. Memberikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi dan dan kudapan bergizi,
bagaimana memenuhuinya. tinggi protein, tinggi
H : ibu klien mengerti tentang kalori yang siap
pentingnya nutrisi untuk bagi klien dikonsumsi
8 Juni 3 08.55 1. Memonitor tanda-tanda vital. 14:00 S:
2021 H : S : 37,8°C, Ibu klien mengatakan klien
N : 90 x/menit, P : 24 x/menit mual dan muntah
O:
09.00 2. Memonitor input cairan 1. Klien mual dan muntah
H : RL 16 Tetes/menit (500 ml) sebanyak 1 kali
2. Bibir kering dan pecah-
09.10 3. Menganjurkan untuk memberi air pecah
hangat sesering mungkin 3. mata cekung
H: Ibu klien sudah memberi klien air A: Resiko kekurangan volume
sesering mungkin cairan

09.25 P: Lanjutkan Intervensi


4. Menawarkan minuman kesukaan 1. Monitor tanda-tanda vital
pasien 2. Monitor input dan output
H : klien suka minum susu atau teh 3. Anjurkan untuk memberi
09.30 air hangat sesering
5. Melakukan kolaborasi pemberian
mungkin
terapi untuk mengontrol mual muntah
4. Tawarkan minuman
H : Klien diberi terapi untuk
kesukaan klien
mengurangi mual mutah
5. Lakukan kolaborasi
pemberian terapi untuk
mengontrol mual muntah
9 Juni 1 07:25 1. Mengkaji tanda dan gejala awal 22:00 S:
2021 hipotermia seperti menggigil, pucat, Ibu klien mengatakan
bagian dasar kuku sianosis. anaknya tidak lagi demam
H : Kulit terasa hangat O:
1. Klien lemah
07:35 2. Melakukan pemeriksaan suhu normal 2. TTV : S: 36,4OC
dan monitor TTV P: 22 x/menit
H : S : 36,8°C N: 94 x/menit
N : 96 x/menit A: Hipertermi Teratasi
P : 24 x/menit P: Pertahankan Intervensi
07:45

3. Menganjurkan kompres hangat


H : Ibu klien mengompres klien
dengan menggunakan air hangat
07:55

4. Memantau suhu minimal setiap 2


jam, sesuai dengan kebutuhan
H : Suhu : 36,8°C
08:00

5. Memberikan antipeuretik dan


antibiotic
H: - PCT Syr 3 x ½ cth
9 Juni 2 08.10 1. Menentukan kemampuan pasien 13.00 S:
2021 untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu klien mengatakan nafsu
H : Ibu klien mengatakan nafsu makan mulai meningkat
makan mulai meningkat porsi makan O:
yang dihabiskan 1 porsi 1. Porsi makan dihabiskan
1 porsi
08.15
2. Mengetahui makanan kesukaan 2. BB sebelum sakit 23 kg
pasien dan saat sakit 22 kg
H : Ibu klien mengatakan klien suka A: Ketidakseimbangan nutrisi
makan nasi dan ikan kurang dari kebutuhan tubuh

08.25 teratasi
3. Menciptakan lingkungan yang P: Pertahankan Intervensi
menyenangkan untuk makan
H : Klien makan diruangan
08.35
4. Memberikan pasien minuman dan
kudapan bergizi, tinggi protein,
tinggi kalori yang siap dikonsumsi
H : Klien diberi makanan seperti
ikan, sayur
08.45
5. Memberikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhuinya.
H : ibu klien mengerti tentang
pentingnya nutrisi untuk bagi klien
9 Juni 3 08.55 1. Memonitor tanda-tanda vital 22:40 S:
2021 H : S : 36,6°C Ibu klien mengatakan klien
N : 96 x/menit, P : 24 x/menit masih mual
O:
09.00 2. Memonitor input cairan. 1. Klien mual
H : RL 16 Tetes/meenit (500 ml) 2. Bibir kering dan pecah-
pecah
09.10 3. Menganjurkan untuk memberi air 3. mata cekung
hangat sesering mungkin A: Resiko kekurangan volume
H: Ibu klien sudah memberi klien air Cairan teratasi
sesering mungkin P: Perahankan Intervensi

09.20
4. Menawarkan minuman kesukaan
pasien
H : klien suka minum susu atau teh

09:35
5. Melakukan kolaborasi pemberian
terapi untuk mengontrol mual muntah
H : Klien diberi terapi untuk
mengatasi mual muntah
RESUME KEPERAWATAN

(CP 6)

Nama : An “M”

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Batualu

1. Masalah keperawatan pada saat klien dirawat


a. Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
c. Resiko kekurangan volume carian berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

2. Tindakan keperawatan selama dirawat


a. Kaji tanda dan gejala awal hipotermia seperti menggigil, pucat, bagian dasar kuku
sianosis.
b. Memonitor tanda-tanda vital
c. Anjurkan kompres hangat
d. Pantau suhu minimal setiap 2 jam, sesuai dengan kebutuhan
e. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
f. Ketahui makanan kesukaan pasien.
g. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
h. Berikan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi protein, tinggi kaliri yang
siap dikonsumsi
i. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhuinya
j. Lakukan kolaborasi pemberian terapi untuk mengontrol mual muntah
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Monitor input dan output

c. Anjurkan untuk memberi air hangat sesering mungkin


d. Tawarkan minuman kesukaan klien
3. Evaluasi
a. Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi Teratasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia Teratasi
c. Resiko kekurangan volume carian berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Teratasi

4. Edukasi
1. Memberikan informasi pada klien tentang demam thypoid
2. Menganjurkan klien untuk memperbanyak minum air putih
3. Memberikan informasi tentang makanan yang sehat dan gizi yang seimbang untuk
anak
4. Memberikan informasi tentang pentingnya minum air putih bagi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai