Etiologi
Penyebab tersering:
Staphylococcus aureus
Streptococcus B hemolyticus
Faktor Predisposisi
Higiene yang kurang
Menurunnya daya tahan tubuh
Terdapat penyakit lain di kulit
Klasifikasi
Pioderma primer
Pioderma sekunder
Pioderma primer
Infeksi terjadi pada kulit yang normal, biasanya
disebabkan satu macam mikroorganisme
Pioderma sekunder
Pada kulit telah ada penyakit kulit lain.
Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder->
Impetigenisata
Pengobatan Umum
SISTEMIK
Penisilin G Prokain dan semisintetiknya
ₓ Penisilin G prokain 1,2juta/hari (IM)
Ampisilin 4x500mg/hr (PO)-> 1 jam AC
Amoksisilin 4x500mg/hr (PO)-> PC
Kloksasilin 3x250mg/hr (PO)-> AC
TOPIKAL
1. Pemeriksaan Laboratorik
leukositosis
2. Pada kasus kronis dan rekuren-> kultur dan tes
resistensi
2. Pada kasus kronis dan rekuren-> kultur dan tes
resistensi
BENTUK PIODERMA
IMPETIGO ERISIPELAS
SELULITIS
FOLIKULITIS
ULKUS PIOGENIK
FURUNKEL dan KARBUNKEL ABSES MULTIPLE KELENJAR KERINGAT
EKTIMA HIDRAADENITIS
PIONIKIA Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
IMPETIGO
IMPETIGO BULOSA
IMPETIGO KRUSTOSA IMPETIGO NEONATORUM
IMPETIGO
Padat penduduk RS Trauma, luka bakar berat Cuaca panas dan lembab
IMPETIGO
PATOLOGI STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Kuman Staphylococcus Aureus, flora
normal pada kulit melalui saluran
pernafasan dan saluran pencernan
Meninggalkan jaringan granulasi
Daya tahan tuuh menurun, kuman
menjadi invasif Pecah (Koleret dan dasar eritematous)
Gambaran histopatologis:
- Berupa pandangan superficial folikel
- Pada epidermis tampak Pada epidermis tampak
polobasea bagian atas
vesikel subkornea berisi sel-sel vesikel subkornea berisi sel-sel
- Terbentuk bula atau vesikopapulosa sub
radang yaitu leukosit radang yaitu leukosit
kornea yang berisi kokus serta adebris
- Pada dermis serbukan sel sel - Pada dermis serbukan sel sel
berupa leukosit dan sel epidermis
radang dan pelebaran ujung- radang dan pelebaran ujung-
- Lapisan dermis didapatkan reaksi
ujung pembuluh darah ujung pembuluh darah
peradangan ringan berupa dilatasi
pembuluh darah, edema dan infiltrate PMN
IMPETIGO
Obat
Declostaridine
Cetrizine
Loratadine
ANTI HISTAMIN, GENERASI PERTAMA
Agen ini selektif menghambat reseptor H1 histamine perifer untuk histamin.
Obat
Hidroksizin
PENCEGAHAN IMPETIGO
Menghindari kontak langsung dengan penderita impetigo misalnya di sekolah dan
tempat-tempat umum lainnya
Mengevaluasi pekerja RS, anggota keluarga, dan populasi yang terkena impetigo
agar segera diobati untuk menghambat penularan lebih lanjut
Segera mengobati penyakit kulit
Menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan. Ptong kuku dll
Penggunaan anti histamine dapat mencegah lesi semakin parah
Edukasi pasien RSIJ Sukapura perawtan dan pembersihan luka serta terapi
antibiotic topical untuk trauma kulit minor
FOLIKULITIS
SUPERFISIALIS
PROFUNDA
(Bochkart)
Staphylococcus aureus
ETIOLOGI Staphylococcus aureus
EPIDEMIOLOGI Angka kepasti kejadian foikulitis di berbagai Negara hingga saat ini sulit
untuk dipastikan secara pasti, karena penyakit ini umumnya tidak datang ke
dokter untuk berobat
FOLIKULITIS
SUPERFISIALIS (Bochkart) PROFUNDA
Masuknya oragnisme penyebab ke dalam folikel rambut folikel rambut
terinfeksi neutrophil akan menginfiltrasi folikel rambut.
PATOGENESIS
F.S neutrophil ditemukan terbatas pada infundibulum
F.P neutrofi ditemukan hingga lapisan lebih dalam dermis di sekeliling
folikel rambut
Pustul atau papul eritematosa dan
Pustul atau papul eritematosa ditengahnya
teraba infiltrat di subkutan
GEJALA KLINIS terdapat rambut di tengahnya
Sikosis barbe: bibir atas dan dagu,
Tungkai bawah
bilateral
FOLIKULITIS
SUPERFISIALIS (Bochkart) PROFUNDA
Non farmakologi:
Makan tinggi protein dan kalori
Jaga kebersihan kulit
Eksudat : kompres
Antibiotik sistemik/topikal
Cari faktor predisposisi.
Antibiotik topical
Eritromsin 30-50 mg/kgBB/hari dibagia
Mupirocin 2% diaplikasikan 3 tipis menjadi 4 dosis diberikan selama 7-10
PENGOBATAN
tipis, 3 x/hari selama 3-5 hari hari.
Obat ini tidak direkomendasikan
pada anak berusia <2 bulan Pada organisme methicillin resistant,
pilihan antibiotic adalah klindamisin,
linkomisin, dan kortimoksazol
FOLIKULITIS
SUPERFISIALIS (Bochkart) PROFUNDA
PATOGENESIS
Sumber infeksi pada mata,
hidung, tenggorok, dan telinga
Staphylococcus SCALDED
SKIN SYNDROME
STAPHYLOCOCCUS SCALDED SKIN
SYNDROME
Demam tinggi disertai ISPA, eritema (wajah, leher, ketiak,
lipat paha)-> Bula-> pengelupasan kulit
Nodus dengan tanda radang, dapat berkembang menjadi
abses yang mudah pecah membentuk fistula, demam, malaise.
Antibiotik sistemik dan perhatikan eletrolit serta sepsis
Gejla klinis Demam tinggi disertai ISPA,
Eritema (wajah, leher, ketiak, lipat paha)-> Bula-> pengelupasan
kulit
Obat lain :
klindamisin dan sefalosporin generasi 1
Topikal : sofratule atau krim antibiotic
Non farmakologi:
Observasi kebutuhan cairan tubuh dan elektrolit
Prognosis • Kematian dapat terjadi terutama pada bayi berusia dibawah
satu tahun, yang berkisar antara 1-10%. Penyebab utama
kematian adalah tidak adanya keseimbangan cairan elektrolit
dan sepsis
KELAINAN PADA KELENJAR SEBASEA
DAN EKRIN
Kelenjar sebasea adalah kelenjar yang menghasilkan minyak/sebum
Kelenjar Ekrin adalah Penghasil Keringat. Apokrin (Di tempat2 yang keringetnya bisa
menimbulkan bau ex: aksila) dan Ekrin (di hampir semua tempat)
ACNE VULGARIS
Acne vulgaris merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri. Berupa peradangan
kronis folikel pilosebasea dengan penyebab multifactor dan manifestasi klinis berupa
komedo, papul, pustule, nodus, serta kista.
ETIOLOGI
Inflamasi kronik dan folikel kelenjar sebasea, yang mungkin disebabkan oleh:
-Perubahan pola kreatinisasi dalam folikel,
-Produksi sebum yang meningkat
-Terbentuknya fraksi asam lemak bebas
-Peningkatan jumlah flora folikel
-Terjadinya respon hospes
-Peningkatan kadar hormone androgen, anabolic, kortikosteroid, gonadotropin, serta ACTH,
-Stres psikis
-Faktor lain : usia, ras, familial, maknana, cuaca /musim
EPIDEMIOLOGI
Hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, sehingga sering dianggap sebabi
kelamin kulit yang fisiologis
-Umumnya insiden terjadi pada :
Usia 12-15 tahun,
Dengan puncak keparahan pada saat usia17 -21 tahun.
Terparah pada saaat usia 15-18 tahun.
PATOGENESIS
Produksi sebum yang meningkat
Proses inflamasi
PATOGENESIS
Faktor androgen Folikel sebasea yang normal menjadi membesar dan
aktivitasnya meningkat sehingga proses keratinisasi menjadi
abnormal (meningkat) terjadi akumulasi keratin terbentuk mikro komedo
dalam bentuk white head (komedo tertutup) karena akumulasi semakin
bertambah maka terjadi dilatasi sel folikel lama-lama white head berubah
menjadi black head (komedo terbuka) selain berdilatasi, akumulasi
mengakibatkan tekanan pada folikel folikel ruptur isi folikel masuk ke
dermis respon inflamasi Propionebacterium acne berubah menjadi
diphteroid anaerob menghasilkan produk ekstraseluler seperti lipase, protease,
hialurunidase & Faktor khemotaktik ada respon imun dari PMN fagositosit P.
acne melepaskan E hidrolitik dinding folikel rusak inflamasi makin
berat P.acne ke ekstraseluler.
GRADASI AKNE (KLASIFIKASIMENURUT LEHMANN
DKK)
Grade ringan Grade sedang Grade berat
Komedo <20 atau 20-100 <100
Lesi infiltrat <15 15-50 > 50
Kista - - >5
Total lesi < 30 20-125 >125
DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluhan ada banyak bintik hitam pada daerah wajah yang diikuti dengan munculnya
bintik-bintik lainnya
Kebiasaan makan-makanan berlemak
Adanya faktor risiko psikologis seperti stress, dan banyak tekanan
DIAGNOSIS
1. Gambaran klinis
- lesi polimorfi : papul, pustule, nodul, dan jaringan parut (hipotrofik/
hipertrofik)
- lesi beradang : pustule, nodul, kista
- lesi tidak beradang : komedo terbuka, tertutup, papul
- komedo tertutup : bintik berwarna putih
- Komedo terbuka : bintik berwarna hitam, menutupi pori-pori wajah
- predileksi : wajah, leher, lengan, dada dan punggulng
1. Pemeriksaan ekskholeasi sebum (pengeluaran sumbatan sebum dengan ekstraktor)
- Massa padat seperti lilin
- Massa lunak seperti nasi dengan ujung berwarna hitam
3. Histopatologis
Sel radang kronis di sekitar folikel polisebasea dengan massa sebum di dalam folikel
Lesi lanjut
Antibiotik oral : eritromisin, tetrasiklin, minosiklin
kortikosteroid oral untuk kasus yang berat
DERMATITIS PERIORAL
Etiologi - Akibat pemakaian obat-obatan steroid topical, krim wajah, faktor hormonal dan
lingkungan
- Obat-obatan : steroid topikal
Anamnesis - Keluhan berupa bintik-bintik pada daerah bibir
- Riwayat menggunakan obat-obatan ataupun krim wajah sebelum munculnya gejala
- Cenderung ditemukan pada wanita usia muda dan anak : usia 7 bulan gingga 13
tahun
Gejala klinis - Papul dan pustule yang eritema
FOTO - Lokasi : daerah dagu ataupun bibir atas dan mulut. Dapat juga di periorbital dan
perinasal
- Ukuran ± 1 – 3 mm
- Tanpa disertai komedo
- Batas bibir dengan ruam kulit dipisahkan oleh daerah kulit yang normal
- Ada sensasi terbakar
DIAGNOSIS BANDING
Acne vulgaris
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis kontak alergi
Rosacea
Folikulitis
TERAPI
Topikal
- Penghentian penggunaan steroid topical
- Immunomodulator topical
- Mosturizer
Sistemik
- Antibiotik
Tetrasiklin/ eritromisin 1 gram/hari dosis dewasa
Dosisiklin 100 mg/hari
PROGNOSIS
Dapat terjadi selama beberapa minggu sampai bulan
Bersifat rekuren
MILIARIA
Definisi Kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel milier. Sering juga disebut biang
keringat, keringat buntel, liken tropikus atau prikle heat.
Etiologi Penyumbatan pada saluran keringat sehingga cairan dari kelenjar ekrin tertahan di lapisan epidermis
maupun dermis
Predileksi Daerah yang tertutup pakaian, tempat tekanan, atau gesekan dengan pakaian
Anamnesis Keluhan
- Gatal gatal yang disertai vesikel atau bintil
- Terutama muncul saat berkeringat.
- Pada lokasi predileksi, kecuali malaria profunda
Faktor risiko
- Tinggal di daerah tropis, panas, kelembaban tinggi
- Pemakaian pakaian yang ketat, tidak menyerap keringat
Milaria Pustulosa
Milaria Rubra
Milaria Profunda
PATOGENESIS
Faktor kondisi panas, kelembapan, •Titik kecocoran di lapisan korneum atau hanya
Penutupan kulit karena pakaian, dibawahnya, kan menyebabkan peradangan yang
perban atau lembaran plastiK menyertai dan lesi pada malaria cristalina
• titik kebocoran di lapisan subcorneal miliaria
rubra. Sehingga megasilkan vesikula spongiotic dan
Keringat berlebihan dan pengeluaran sel inflamasi kronis’
cairan dari lapisan corneum
• miliaria profunda keluarnya keringat ke dermis
papiler menghasilkan suatu substandial,
Jika keadaan tersebut terus berulang, menginfiltrasi limfositik periductal dan spongiosis
tetapi tidak dapat mengeluarkan keringat dari duktus intradermis
ke permukaan kulit
Penatalaksaan yang dapat dilakukan adalah melakukan modifikasi gaya hidup, dengan cara:
- Memakai pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat.
- Menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan
- Menjaga kebersihan kulit
- Mengusahakan ventilasi yang baik
Farmakoterapi a. Topikal
- Bedak kocok : likuor faberi atau bedak kocok yang mengandung kalamin dan antipruritus lain
(mentol dan kamfora) diberikan 2 kali sehari selama 1 minggu
- Lanolin topical atau bedak salisil 2% dibubuhi mentol ¼ - 2 % sekaligus diberikan 2 kali sehari
selama 1 minggu. Terapi berfunsi sebagai antipruritus rubra untuk menghilangkan dan
mencegah timbulnya miliaria profunda.
b. Sistemik
- Antihistamin sedative : Hidroksisin 2 x 25 mg per hari selama 7 hari atau
Antihistamin nonsedatif : loratidin 1 x 10 mg perhari selama 7 hari
Pada umunya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
Konseling dan edukasi edukasi dilakukan dengan memberitahukan keluarga agar dapat membantu
pasien untuk:
- Menghindari kondisi hidrasi berlebihan atau membantu berlebihan atau membantu pasien untuk
pakaian yang sesuai dengan kondisinya
- Menjaga venatilasi udara di dlam rumah
- Menghindari dari banyak berkeringat
- Memilih lingkungan yang lebih sejuk dan sirkulasi udara (ventilasi) cukup
- Mandi air dingin dan memakai sabun
Sarana dan lup
prasarana
Prognosis Umumnya bonam, pasien dapat sembuh tanpa komplikasi