Anda di halaman 1dari 55

PIODERMA

Almindo Rafki
Farra Y. Pattipawae
PIODERMA
Streptococcus B hemolitikus Stafilokokus aureus

FAKTOR PREDISPOSISI
Higiene yang Menurunnya Daya Telah ada penyakit
kurang tahan lain di kulit

KLASIFIKASI

PRIMER SEKUNDER
Klasifikasi
PIODERMA PRIMER
Infeksi terjadi pada kulit yang
01 normal, gambaran klinisnya
tertentu, iasanya disebabkan oleh
satu macam mikroorganisme
PIODERMA SEKUNDER

02 pada kulit yg telah ada


penyakit kulit lain; Gambaran
klinisnya tidak khas, mengikuti
penyakit yg telah ada

Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder disebut impetigenisata,


contohnya: dermatitis impetigenisata, skabies impetigenisata
Pengobatan Umum :
1. Sistemik
- Penisilin G Prokain dan Semisintetiknya
Penisilin G Prokain (1,2 juta per hari)
Ampisilin (4 x 500 mg 1 jam sblm makan)
Amoksisilin ( 4 x 500mg)
Penisilin resisten penisilinase (spt oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin, fluklosasilin)
- Linkomisin dan Klindamisin
- Eritromisin
- Sefalosporin
2. Topikal
- Basitrasin, neomisin dan mupirosin
- Kompres
• Pemeriksaan Pembantu
–DL : Leukositosis
–Kultur
–Tes resistensi
BENTUK PIODERMA
IMPETIGO

• DEFINISI
Pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis)
• KLASIFIKASI
- Impetigo krustosa (I. kontagiosa, I. vulgaris, I.
Tillbury Fox)
- Impetigo Bulosa (I. vesiko-bulosa, cacar monyet)
Impetigo Krustosa
 Etiologi: Streptococcus B hemolyticus
 Gejala klinis:
• Tidak disertai gejala umum, hanya terdapat pada
anak.
• Predileksi di muka yaitu di sekitar mulut dan hidung
• Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat
memecah sehingga jika penderita datang berobat yang
terlihat adalah krusta berwarna kuning seperti madu.
Yang jika dilepaskan tampak erosi di bawahnya. Serig
krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah
 Diagnosis Banding
Ektima
 Pengobatan
Jika krusta sedikit  dilepaskan dan beri salap antibiotik
Jika krusta banyak  + antibiotic sistemik
Impetigo Bulosa
 Etiologi: Staphylococcus aureus
 Gejala klinis:
• Predileksi di ketiak, dada dan punggung
• Sering bersama-sama miliaria
• Terdapat pada anak dan orang dewasa
• Kelainan kulit berupa eritema, bula, dan bula
hipopion.
• kadang waktu penderita datang berobat, vesikel
atau bula telah memecah sehingga yang tamapak
hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa
 Diagnosis Banding : DermatofitosisJika vesikel
atau bula sudah pecah dan terdapat koleret dan eritema.
Bedakan dengan menanyakan apakah sebelumnya
terdapat lepuh .
 Pengobatan
Jika vesikel/bula sedikit  dipecahkan dan beri salap
antibiotic/ cairan antisepik
Jika vesikel/bula banyak  + antibiotic sistemik
Cari faktor predisposisinya, jika karena banyak
Impetigo Neonatorum
 Merupakan varian impetigo bulosa yang
terdapat pada neonatus.
 Gejala klinis:
kelainan kulit serupa impetigo bulosa namun
lokasinya menyeluruh, dapat disertai demam
 Diagnosis Banding
Sifilis congenital. Pada penyakit ini, bula juga
terdapat pada telapak tangan dan kaki,
terdapat juga snuffle nose, saddle nose dan pseudo
paralisis Parrot
 Pengobatan
Antibiotik harus secara sistemik
Topical: bedak salisil 2%
KRUSTOSA BULOSA NEONATORUM

Etiologi Streptococcus B Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus


hemolyticus

Klinis • Anak-anak • Anak dan dewasa Impetigo bulosa


• Gejala umum (-) • Gejala umum (-) Predileksi : menyeluruh
• Predileksi : muka • Predileksi : ketiak, dada, Demam
(sekitar lubang hidung punggung
Mengenai neonatus
dan mulut), • Kelainan kulit: eritema,
• Kelainan kulit: bula, bula hipopion bila
eritema dan vesikel pecah tampak koloret
mudah pecah krusta dasar eritema
tebal kuning madu 
krusta diangkat dasar
erosi

DD Ektima Dermatofitosis Sifilis kongenital

Pengobatan Krusta dilepassalep Bula dipecahkan salep AB sistemik + bedak


AB, bila banyakAB AB/cairan antiseptik, bila salisil 2 %
sistemik banyak AB sistemik
FOLIKULITIS

• DEFINISI
Radang folikel rambut
• KLASIFIKASI
- Folikulitis superfisialis : terbatas di dalam
epidermis (= Impetigo Bockhart)
- Folikulitis profunda : sampai ke subcutan
• Folikulitis Profunda
• Folikulitis Superfisialis  Gejala klinis:
• Sama dengan F. superfisialis hanya
Gejala klinis: teraba infiltrate di subcutan
• Tempat predileksi: tungkai bawah • Contohnya: sikosis barbe yang
• Kelainan berupa papul atau pustule yang berlokasi di bibir atas dan dagu,
eritematosa dan ditengahnya terdapat bilateral
rambut, biasanya multiple  Diagnosis Banding
• Tinea barbe: lokasinya di
mandibular/submandbula, unilateral
• Pada Tinea barbe, sediaan KOH positif
 Pengobatan :
• Antibiotik sistemik/topical
• Cari faktor predisposisi
JENIS SUPERFISIALIS PROFUNDA

Infeksi Infeksi di muara permukaan folikel Terletak perifolikular,


rambut yang bersifat superfisial, terbatas bersifat kronik, sampai ke
pada epidermis subkutan

Gejala Tanpa gejala konstitusi Gatal, panas, rasa terbakar


konstitusi di tepi bibir atas dekat
dengan hidung

Karakteristik • Papul/pustula eritema • Papul/pustul eritema


• Ditengahnya terdapat rambut. • Ditengahnya terdapat
• Multiple rambut
• Dinding sangat tipis pustula mudah • Teraba infiltrat di
pecah erosi subkutan

Lokasi ekstrimitas, kepala, wajah, perioral bibir atas, dagu bilateral


FURUNKEL
• PENGOBATAN
Jika sedikit  antibiotik topical
• DEFINISI Jika banyak  antibiotik topical +
⁻ Furunkel : Radang folikel rambut dan sekitarnya antibiotic sistemik
Jika berulang  cari faktor
• ETIOLOGI predisposisinya
Biasanya Staphylococcus aureus
• GEJALA KLINIS
• Keluhannya nyeri
• Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk
kerucut, ditengahnya terdapat pustul. Kemudian
melunak menjadi abses yang berisi pus dan
jaringan nekrotik, lalu memecah membentuk
fistel.
• tmpat predileksi: tempat yang banyak friksi,
misalnya aksila dan bokong
KARBUNKEL

• Dua atau lebih furunkle yang menyatu


namun terdapat beberapa puncak.
• Karakteristik: nodul eritema, berbatas tegas,
ukurannya besar, ada beberapa puncak
• Nyeri
• Predileksi : tengkuk, aksila, bokong
• Faktor predisposisi: penyakit sistemik,
alkoholism, malnutrisi, imunosupresi (DM,
AIDS, kelainan darah)
• Terapi lokal
– Inflamasi akut: kompres hangat
– Fluktuasi (+): insisi drainasesalep yg
mengandung neomisin-basitrasin, asam fusidat,
atau mupirosin
• Terapi oral: penicillinase-resistant penicillin atau
cephalosporin I :1-2 gr/hr selama 5-7 hr
EKTIMA • Diagnosis Banding
• Impetigo krustosa
• DEFINISI • Persamaan keduanya: krusta
berwarna kuning.
Ulkus superfisial dengan krusta di
atasnya disebabkan infeksi oleh • Perbedaan: impetigo krustosa
terdapat pada anak, lokasi di
Streptococcus muka dan dasarnya erosi
• ETIOLOGI • ektima : terdapat pada anak
maupun dewasa, predileksi di
Streptococcus B hemolyticus tungkai bawah dan dasarnya ulkus
• GEJALA KLINIS • PENGOBATAN
Krusta tebal berwarna kuning, biasanya • Jika sedikit  krusta diangkat
berlokasi di tungkai bawah, yaitu tempat kemudian olesi salap antibiotik
yang relative banyak mendapat trauma. • Jika banyak  salap antibiotik +
Jika krusta diangkat ternyata lekat dan antibiotic sistemikJika berulang
tampak ulkus dangkal  cari faktor predisposisinya
PIONIKIA
• PENGOBATAN
• DEFINISI Kompres dengan larutan
Radang di sekitar kuku oleh piokokus antiseptic dan berikan antibiotic
sistemik.
• ETIOLOGI
Jika terjadi abses subungual 
Staphylococcus aureus dan/atau
kuku diekstraksi
Streptococcus B hemolyticus

• GEJALA KLINIS
⁻ Didahului oleh TRAUMA
⁻ Mulainya infeksi pada lipat kuku,
terlihat tanda-tanda radang kemudian
menjalar ke matriks dan lempeng
kuku, dapat terbentuk abses
subungual
ERISIPELAS
• Diagnosis Banding
• DEFINISI
⁻ Penyakit infeksi akut, biasanya disebabkan oleh
Selulitis, pada penyakit ini
streptococcus, gejala utamanya ialah eritema berwarna merah terdapat infiltrate di subcutan
cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi
• ETIOLOGI • PENGOBATAN
Streptococcus B hemolyticus ⁻ Istirahat, tungkai bawah dan
• GEJALA KLINIS kaki yang terkenan
⁻ Terdapat gejala konstitusi: demam, malese. ditinggikan sedikit lebih
⁻ Terjadi pada lapisan kulit epidermis dan dermis tinggi dari jantung.
⁻ Didahului oleh trauma  predileksi di tungkai bawah.
⁻ Kelainan kulit yang utama: eritema berwarna merah cerah,
⁻ Sistemik : antibiotic
batas tegas, pinggir meninggi dengan tanda radang akut.
Dapat disertai edema, vesikel dan bula.
⁻ Topikal : kompres terbuka
⁻ Terdapat leukositosis dengan larutan antiseptic
⁻ Jika tidak diobati akan menjalar ke sekitarnya terutama ke
proksimal. Kalau sering residif di tempat yang sama dapat
⁻ Jika ada edema : diuretika
terjadi elefantiasis
SELULITIS

◦ Definisi :
Adalah peradangan supuratif yg
terutama mengenai lapisan subkutis
dengan batas yg tidak tegas.
◦ Etiologi : Streptococcus B hemolyticus
◦ Gejala Klinis :
◦ Didahului trauma
◦ Lapisan kulit yg diserang : terutama
subkutis
◦ Gejala konstitusi & predileksinya
hampir sama dengan erysipelas
◦ Lesi kulit berupa : eritema lokal yg
cepat meluas dgn batas yg tidak
tegas
ERISIPELAS SELULITIS

Lesi Superfisial (epidermis-dermis) Lebih dalam (Subkutan)

Klinis Eritema merah cerah, batas tegas, tepi Eritema lokal cepat
meninggi, hangat pd perabaan, nyeri tekan meluas, nyeri tekan,
Dapat disertai edema, vesikel atau bula sensasi terbakar, lemas

Predileksi Tungkai bawah, muka Tungkai bawah

DD Selulitis DVT, osteomyelitis

pengobatan Istirahat, tungkai bawah ditinggikan, AB Penicilin iv


sistemik, perawatan lokal Cephalosporin gol I
FLEGMON

• SELULITIS yang
mengalami supurasi.
• Terapi = selulitis bila perlu
dilakukan INSISI
ABSES MULTIPEL KELENJAR
KERINGAT

• Definisi: • Predisposisi
Infeksi yang biasa disebabkan oleh • Daya tahan yang menurun
Staphylococcus aureus pada kelenjar (malnutrisi)
keringat, berupa abses multiple tak nyeri • Banyak keringat sering bersama-
berbentuk kubah sama miliaria
• Etiologi • Diagnosis banding
Biasanya Staphylococcus aureus Furunkulosis (ada nyeri, bentuknya
seperti kerucut dengan pustule di
• Gejala klinis tengah dan relative lebih cepat
• Didapati pada anak memecah)
• GK: nodus eritematosa, multiple, tidak • Pengobatan
nyeri, berbentuk kubah, dan lama
memecah antibiotik sistemik dan topikal
• Lokasinya di tempat yang banyak keringat Cari faktor predisposisi
HIDRADENITIS

• Ruam berupa nodus + 5 tanda radang


• Definisi: akut. Kemudian dapat melunak
menjadi abses dan memecah bentuk
Infeksi kelenjar apokrin fistel disebut hidraadenitis
• Etiologi supurativa

Staphylococcus aureus • Lokasi terbanyak di ketiak, perineum.


• Terdapat leukositosis
• Gejala klinis • Pengobatan
• Terjadi pada usia akil balik- dewasa muda
• antibiotik sistemik
karena infeksi pada apokrin
• Jika terbentuk abses  insisi
• Sering didahului oleh trauma/mikrotrauma,
misalnya banyak keringat, pemakaian • Kalau belum melunak  kompres
deodorant atau rambut ketiak digunting. terbuka

• Disertai gejala konstitusi: demam dan • Pada kasus yang kronik residif
kelenjar apokrin dieksisi
malese
Hidradenitis
STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME (SSSS)

• Definisi: • Kelainan kulit yang pertama


muncul ERITEMA (24 jam)
Infeksi kulit oleh S. aureus tipe tertentu
bula-bula besar berdinding kendur
dengan ciri yang khas ialah terdapatnya
epidermolisis
(24-48jam) terdapat tanda
Nikolsky positif (kuliat yang
• Etiologi tampak normal ditekan dan digeser
Staphylococcus aureus grup II faga 52, 55 maka kulit tersebut akan
dan/atau faga 71 terkelupas) pengeriputan spontan
disertai pengelupasan kulit
• Epidemiologi sehingga tampak daerah erosive (2-
Anak-anak <5 tahun. Pria> wanita 3hari)  daeah pengelupasan
mongering dalam beberapa hari
• Gejala klinis dan terjadi deskuamasi
• Pada umumnya terdapat demam yang
• Komplikasi
tinggi disertai ISPA
• Meskipun dapat sembuh spontas,
• pula terjadi komplikasi misalnya dapat pula terjadi komplikasi misalnya
selulitis, pneumonia dan septikemia selulitis, pneumonia dan septikemia
• Patogenesis :
• Sumber infeksi (mata, hidung, tenggorok, telinga)
• Eksotoksin bersifat epidermolitik (epidermofolin, eksfoliatin) beredar ke
slrh tbh  epidermis  menyebabkan kerusakan
• Fungsi ginjal pd bayi & anak diduga blm sempurna  hambat ekskresi
eksfoliatin
• Jika mengenai org dewasa diduga akibat fungsi ginjal menurun atau
gangguan imunologi
• Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan bakteriologi (sal. Nafas)
• Histopatologi :
• Lepuh intraepidermal mgd sel akantolitik
• Celah di stratum granulosum
• Epidermis sisanya utuh tanpa nekrosis sel
• Diagnosis banding : NET
• Pengobatan : AB sistemik + topikal
–Gol. Penisilin atau sefotaksim 50-100 mg/BB/hr, slm 7-10 hr.
–Topikal : krim AB
• Prognosis : dpt terjadi kematian terutama bayi usia < 1
tahun (1-10%) akibat ketidakseimbangan
cairan/elektrolit & sepsis
ERITRASMA

• Infeksi pada lapisan kulit paling atas yang disebabkan oleh


bakteri Corynebacterium minutissimum
• Eritrasma banyak menyerang dewasa dan penderita diabetes;
paling banyak ditemukan di daerah tropik
• Kulit bersentuhan dengan kulit, misalnya di bawah payudara
dan ketiak, sela-sela jari kaki dan daerah kelamin (terutama
pada pria, dimana kantung zakar menyentuh paha)
 Infeksi menyebabkan terbentuknya
bercak-bercak pink dengan bentuk yang
tidak beraturan, yang kemudian akan
berubah menjadi sisik-sisik halus
berwarna coklat
 Batang tubuh dan daerah anus.
 Bisa timbul rasa gatal yang sifatnya
ringan
• DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya
Bakteri akan memancarkan sinar merah jika disinari dengan lampu Wood
(sinar ultraviolet)

• PENGOBATAN
Infeksi bisa diatasi dengan erythromycin atau tetracyclin
Bisa dibantu dengan pemakaian sabun anti-bakteri
• PENCEGAHAN
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi resiko terjadinya eritrasma: 
- Menjaga kebersihan badan
- Menjaga agar kulit tetap kering
- Menggunakan pakaian yang bersih dengan bahan
yang menyerap keringat
- Menghindari panas atau kelembaban yang
berlebihan. 
PIODERMA SEKUNDER

- Hidradenitis supurativa
- Intertrigo
- Ulcers
- Infeksi sekunder, contoh: Scabies
Hidradenitis supurativa

• Infeksi supurativa kronis & berulang pada kelenjar


keringat apokrin.
• Mempengaruhi kelenjar keringat apokrin, pada pria &
wanita dewasa
• E /: Staphylococcus aureus & Proteus Sp
• manifestasi klinis: Diawali dengan luka, pemotongan
rambut ketiak, pemakaian deodoran.
• Predileksi: ketiak, perianal & genital.
• DD /: Skrofuloderma
• Terapi:
Biasanya sangat sulit, mengingat beberapa lesi dan
lokasi yang dalam pada lapisan profundal
• Abses  insisi
• kronis dan sikatriks : Eksisi kelenjar apokrin
• PROGNOSIS: buruk - kambuh
INTERTRIGO

• Peradangan pada lipatan kulit, erosi, berwarna merah


• Predileksi : paling sering pada selangkangan, ketiak,
di antara jari-jari kaki, celah intergluteal, di bawah
payudara tempat pertemuan dengan kulit.
Manifestasi klinis

• Awalnya kulit merah, maserasi, hiperemia, erosi & fisura.


misalnya: ruam popok
• Faktor yang mempengaruhi:
• Kegemukan
• Suhu panas & kelembaban tinggi, retensi keringat,
maserasi, iritasi pada kulit.
• Populasi bakteri, dekomposisi flora  bau yang menyengat.
• Populasi bakteri  menyebabkan peradangan 
meningkatkan kelembapan  lebih banyak maserasi
• DD: Dermatomikosis
terapi
• Milid intertrigo: pembersihan & pengeringan menyeluruh pada area 2x /
d. Semua sabun harus dibilas
• Penggunaan bedak bayi
• Menggunakan bra pengangkat  mencegah payudara menggantung
• Menggunakan celana dalam katun  dapat menyerap keringat; celana
longgar
• Menggunakan kipas listrik / ac  lingkungan yang sejuk
• Pengobatan:
• . sistemik: antibiotik secara oral
• topikal:
kasus ringan  krim kortikosteroid
kasus sedang  krim antibiotik
ULCERS

• kelainan kulit yang disebabkan oleh nekrotik jaringan


yang terjadi di epidermis, dermis, dan subkutan yang
meluas ke jaringan tulang. Bakteri penyebab:
1. Ulkus pyogenicum
2. Ulkus karbunkel
3. Ulkus tuberkulosis
4. Ulkus tropikum
5. Ulkus durum
Pertimbangkan ini saat mendeskripsikan ulkus

• Bentuk:
- bulat pada ulkus piogenik
- oval pada ulkus tropicum
- tidak teratur pada ulkus traumatis
• Batas :
• - menonjol pada mikosis fungoides
• - Verukosa pada ulkus karsinoma
• - undermined pada ulkus tuberkulosis
• dasar:
- Kotor pada ulkus karbunkel
- Bersih ulkus durum

• Kulit di sekitarnya:
- merah pada ulkus karbunkel
- pucatpada ulkus tuberkulosis
ULKUS PYOGENICUM

• Berbentuk bulat, diameter 0,5-1 cm, batas merah,


ditutupi oleh nanah,
• sering terjadi pada kaki,
• E /: Streptococcus
staphylococcus.
ULKUS CARBUNKEL

• nekrotik,
• Predileksi: di punggung dan tengkuk,
• Pada pasien diabetes mellitus.
ULKUS TUBERCULOSIS

A. Ulkus tuberkulosis orificialis


Letaknya di tepi mulut & anus. Membelah pada kulit di
sekitarnya, tepi rusak, jaringan granulasi pucat dan
mudah berdarah.
B. Tuberkulosis limphadenitis pada leher dan aksila,
menjadi abses, fistula & ulkus.
E /: toksin bakteri tuberkulosis
ULKUS DURUM

• Awalnya tampak sebagai erosi kecil, meluas ke


pinggiran. Basisnya verrucous, merah, terkadang
kering.
• Palpasi terasa seperti tulang rawan dan tidak ada
nyeri, kelenjar getah bening inguinalis membesar.
• E / Treponema pallidum.

Anda mungkin juga menyukai