Anda di halaman 1dari 9

14.

Uretritis GO (2014)
Seorang laki-laki datang ke dokter dengan keluhan nyeri saat berkemih dan discharge putih
kekuningan. Pasien mengeluhkan juga terdapat bercak pada bekas celana dalam. Terdapat rasa
anyang-anyangan dan panas saat berkemih. Pasien mengaku pernah mengalami hal serupa 6
bulan lalu dan hilang dengan pengobatan ke dokter umum. Pasien mengaku sering
berhubungan seksual dengan PSK satu minggu sekali. Terakhir ia berhubungan satu minggu
yang lalu. Jarang menggunakan kondom. Pasien tidak mendapatkan pengobatan dan tidak
mengkonsumsi obat apapun.

PF: Venerum:
- Nyeri ketuk cva (-) - Penis dan skrotum normal
- Defense abdomen (-) - Ada eritem dan duh kuning
- Mata Normal mukopurulen di MUE
- Kepala, TTV Normal - Tidak ada lesi, papul, vesikel pada
- Suhu 37.3 glans penis
- JVP 5+0 cmH20 ( N = 5±2 cmH20) - Pasien juga tidak pernah mengalami
- KGB tidak ada pembesaran kecuali lenting atau papul sebelumnya
pada KGB inguinal medial terdapat
massa kenyal, mobile 0.5x0.5 cm Urinalisis:
- Kristal, Bilirubin, Urobilinogen,
PP : Darah, Glukosa, Keton (-)
- Pemeriksaan bakteri gram negatif - PMN >10/LPB
(+) pada duh ( + = 5 – 15 sel/LPB)
- Eritrosit 0-2 / LPB - Leukosit esterase (-)
- Leukosit 0-2/LPB (N = £ 5 sel/LPB)
Elaborasi masalah
Definisi
Gonore merupakan semua penyakit yang disebabkan oleh infeksi Nisseria
gonorrhoeae. Urethritis gonore adalah radang pada uretra yang diakibatkan oleh bakteri
Nisseria gonorrhoeae.

Etiologi
Bakteri Nisseria gonorrhoeae
- Diplokokus (berbentuk biji kopi/ginjal)
- Memiliki kapsul, nonmotile, tidak membentuk spora
- Berdiameter mendekati 0,8 µm
- Biasanya ditemukan bergabung dalam sel polimorfonuklear (PMN)
- Bakteri Gram negative (dengan pewarnaan Gram akan berwarna kemerahan)
- Masa inkubasi : berbeda antara laki-laki dan wanita. Pada laki-laki biasanya 2 – 5 hari,
tetapi bisa sampai 2 minggu. Pada wanita sulit ditentukan dikarenakan gejala GO pada
wanita asimtomatik à masa inkubasi bisa memanjang jika penderita sudah mengobati
dirinya tetapi dosisnya tidak adekuat.
- Agar untuk bertumbuh : agar coklat Leod (agar dengan penambahan CO2), agar Thayer-
martin = VCN agar (vancomycin, colistin, nystatin) (selektif)
- Oksidase positif (+) dan memproduksi ß-laktamase
o Semua bakteri yang oksidase + adalah bakteri aerob, menggunakan oksigen
sebagai electron terminal untuk proses respirasi, dan memiliki Sitokrom C
oksidase. Nanun tidak selamanya berarti bakteri tersebut aerob.
o ß-laktamase positif / memproduksi ß-laktamase berarti bekteri tersebut resisten
terhadap antibiotic ß-laktam seperti penisilin, cephalosporin, cephamycin.
Faktor virulensi
- Pilus (single) / pili (plural) à membantu adherensi gonokokus pada permukaan
mukosa atau resistensi terhadap fagositosis, variasi antigenic.
- IgA protease à menghambat aktivitas dari IgA pada membrane mukosa
- Endotoxin à karena bakteri Gram – (khas : lipooligosakarida)
- Produksi kapsular in vivo
- Resistensi terhadap kerja bakteridisal imun dari serum
- Kemampuan bertahan hidup meskipun terdapat berbagai macam organisme komensal
yang berkompetisi
- Pasien dengan defisiensi C5 – C9 (terminal complement deficiency) à MAC
(membrane attack complex) terdiri dari C5 – C9 dan berfungsi untuk bakteriolisis.

Epidemiologi
Penyebab infeksi menular seksual kedua setelah chlamydia. Pada penderita dengan GO, infeksi
sering terjadi berulang, banyak terjadi pada usia yang sexually active (18-35 tahun). Penularan
dapat terjadi meskipun gejalanya asimtomatik atau keluhan minimal.

Klasifikasi
1. Berdasarkan lokasi :
a. Gonore genital
b. Gonore ekstragenital (kongenital, orofaring, anorectal, persendian, kulit,
jantung, selaput otak)
2. Berdasarkan ada atau tidaknya komplikasi :
a. GO nonkomplikata
b. GO komplikata : local, asendens, diseminata

Faktor risiko
1. Sering berhubungan sexual tanpa pelingdung (ex : kondom)
2. Sexually active à remaja, dewasa muda
3. Sering berganti pasangan (promiskuitas)
4. Penularan : kontak langsung (genito-genital, orogenital, anogenital), alat-alat yang
dipakai bersamaan, diturunkan dari ibu yang menderita GO
5. Pasien dengan defisiensi C5 – C9 (terminal complement deficiency)
Patofisiologi
Pada infeksi N. gonorrhoeae pada pria, yang terinfeksi pertama kali adalah uretra
sehingga sering menyebkan urethritis GO dengan gejala berupa dysuria dan adanya discharge
purulent atau mukopurulen. Jika infeksi terus berlanjut, maka dapat terjadi prostatitis (infeksi
pada prostat) dan epididymitis (infeksi pada epididymis).

Manifestasi klinis
1. Gatal/pruritus dan panas pada sekitar orifisium uretra eksterna
2. Dysuria à nyeri / rasa tidak nyaman saat berkemih
3. Polakisuria à peningkatan frekuensi berkemih atau sering disebut dengan anyang-
anyangan
4. Riwayat koitus promiskuitas (berganti pasangan)
5. Kencing nanah atau terdapat duh tubuh pada kemaluan atau pada celana dalam à dapat
disertai dengna darah dan nyeri.
6. Duh tubuh mukopurulen, kental, berwarna putih kekuningan atau kuning kehijauan.
7. Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) inguinal unilateral maupun bilateral.
Gonore sering disebut dengan kencing nanah

Duh tubuh berwarna putih kekuningan

PF
1. KGB inguinal medial terdapat massa kenyal, mobile 0.5x0.5 cm
Infeksi menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak sel imun dalam kelenjar
limfa à pembesaran KGB
2. Venerum : eritem dan duh kuning mukopurulen di MUE

Bakteri mengeluarkan toxin à aktivasi komplemen pada permukaan bakteri


menimbulkan lisis à antibody dan produk hasil aktivasi komplemen C3a mengikat
bakteri berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis à C3a dan C5a yang
dilepas oleh aktivasi dari komplemen dengan bantuan antibody, memicu degranulasi
sel mast secara lokal à sel mast melepas mediator (histamin dan prostaglandin) à
- Vasodilatasi dan ekstravasasi limfosit neutrophil à kemerahan akibat vasodilatasi.
- Mediator juga mensensitisasi ujung serabut saraf C à impuls diteruskan ke serabut
radiks dorsalis à medulla spinalis à thalamus à presepsi rasa gatal (pruritus).
Terdapat komplemen lain (C3b) untuk kemotaksis neutofil dan makrofag.

Duh tubuh adalah cairan yang keluar dari area genital bisa berupa mucus atau
serosa.

PP
1. Pewarnaan Gram :
- Specimen diambil dari hasil swab duh/sekret
- Bakteri Gram negatif (-) pada duh à N. gonorrhoeae
- Diplokokus Gram negative intra dan ekstraselular

2. Urinalisis : PMN >10/LPB


Gonokokus menyerang membran mukosa terutama mukosa epitel kuboid atau
lapisan gepeng yang masih imatur (belum berkembang) dari saluran genitourinaria,
mata, rectum, dan tenggorokan à Gonokokus penetrasi permukaan mukosa dan
berkembang biak dalam jaringan subepitelial à menghasilkan berbagai produk
ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kerusakan sel à infeksi à mobilisasi leukosit
PMN à menyebabkan terbentuknya terbentuknya mikroabses subepitelial à pecah
à melepaskan PMN dan gonokokus

3. Kultur : ditemukan kuman Neisseria gonorrhoeae.

Agar yang spesifik untuk agar N.


gonorrhoeae adalah Thayer-Martin

Diambil dari bahan duh tubuh


4. Tes definitive
- Tes oksiadasi
Tambahkan reagen oksidasi (larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida
1%) pada koloni gonokokus tersangka à warna bening akan berubah menjadi
merah muda lembayung = positif
- Tes fermentasi
Tambahkan koloni gonokokus pada larutan glukosa, maltose, dan sukrosa.
Terjadi fermentasi glukosa (perubahan warna) = positif

5. Tes beta-laktamase
Enzim beta lactamase à perubahan warna cephalosporin kromogenik dalam cefinase
TM disc. BBL 96192 dari kuning menjadi merah.

Diagnosis
1. Anamnesis : coitus suspectus, keluhan pasien
2. PF : genitalia, ekstragenitalia
3. PP : swab à diplokokus Gram negative, peningkatan PMN, tes definitif, tes beta-
laktamase, kultur

Diagnosis banding
- Pada pria : urethritis nongonokokal / urethritis nonspesifik
Gejala tidak spesifik seperti pada GO. Gejala tidak membaik jika diberikan
terapi untuk GO (cefixime atau ceftriaxone). Membaik jika diberikan azitromicin 1gr
IM dosis tunggal, doxiciclin 2x100mg peroral selama 7 hari.

- Pada wanita :
• Infeksi genital nongonokokal/ infeksi genital nonspesifik
• Trikomoniasis
• Kandidosis
• Vaginosis bakterialis
Tata Laksana
Non-farmakologi
1. Mencegah transmisi (manusia adalah host obligat)
2. Edukasi pasien untuk menggunakan kondom selama terapi saat berhubungan sexual
(vaginal, anal, oral)
3. Edukasi pasien tentang infeksi menular sexual
4. Pasangan sexual juga harus diobati

Farmakologi
1. Cefixime 400mg peroral, dosis tunggal
2. Ceftriaxone 125mg IM, dosis tunggal
3. Ciprofloxacin 500mg p.o, dosis tunggal
4. Ofofloxacin 400mg, p.o, dosis tunggal
5. Ceftriaxone 250mg IM + azitromisin 1g dosis tunggal à selama 7 hari
6. Cefixime 400mg peroral dosis tunggal + azitromisin 1g 2 kali/ hari à 7 hari

Bila tidak bisa diberikan gol. Cephalosporin atau quinolone : spektinomisin 2g IM, dosis
tunggal.

GO dapat terjadi berulang karena :


• N. gonorrhoeae memiliki banyak strain (70 strain)
• Ketika N. gonorrhoeae masuk ke tubuh (alat genital) à pili pada bakteri akan
melakukan penempelan atau adesi pada epitel. Tubuh memiliki system imun untuk
menghalangi infeksi dari N. gonorrhoeae. WBC akan memfagosit N. gonorrhoeae
maka bakteri akan memproduksi protein yang akan dikenali oleh tubuh ke APC à sel
T (CD 4+) à diperkenalkan ke sel B immature à sel B memory (terbentuk memori)
dan antibody terhadap infeksi N. gonorrhoeae (seharusnya).
• Pada infeksi GO, N. gonorrhoeae menghasilkan suatu protein yang bernama opa
protein. Opa protein pada N. gonorrhoeae akan berikatan dengan opa reseptor yang ada
pada WBC (fungsi opa reseptor : membantu mengaktifkan pembentukan sel B memori).
Ketika opa protein berikatan dengan opa reseptor, opa protein akan menghambat kerja
dari opa reseptor, maka tubuh (WBC) tidak dapat mengenalkan N. gonorrhoeae ke sel
B sehingga tidak terbentuk sel B memori.

Anda mungkin juga menyukai