Anda di halaman 1dari 30

Mikroorganisme Penyebab Infeksi Saluran

Pernafasan dan Paru-paru


slidesmania.com

KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK 2 :

1. AANG BULDANI 19310001


2. FARDHAN GABAIL 19310047
3. AGNES NOVENA 20310010
4. BAGUES SETIAWAN 20310028
slidesmania.com
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

a) Bakteri :
* Streptokokus Pharyngitis,
* Difteri,
* infeksi mata, telinga dan sinus

b) Virus :
* Common Cold,
* Adenoviral Pharingitis
slidesmania.com
LANJUTAN....
2. Infeksi Saluran Pernafasan Bawah (ISPB)

a) Bakteri : * Penumokokal Pneumonia,


* Klebsiella Pneumonia,
* Mycoplasma Pneumonia,
* Pertussis,
* TBC,
* Legionnaire Diss.,

b) Virus : * Influenza.
* Infeksi Respiratory Syncytial Virus,
* Syndroma Hantavirus Pulmonary.
slidesmania.com

c) Jamur : * Coccidioidomycosis,
* Histoplasmosis
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS
(ISPA)
slidesmania.com
1.PHARYNGITIS
Penyebab : Streptococcus pyogenes

A. Kharakteristik Umum
* Gram (+) kokus, tersusun tunggal, berpasangan, atau
seperti rantai tergantung lingkungan
* Bersifat Fakultatif anaerob
* Melekat pada permukaan sel epithel melalui bagian
asam lipoteichoat dari pili
slidesmania.com
B. Klasifikasi
- Diklasifikasi sebagai group A dari 21 group Lancefield Streptococcus,
yang dibedakan secara serologi melalui perbedaan kecil dalam KH dinding
sel yng spesifik
- mengandung group A – spesifik KH dan beberapa protein Ag (M, T, R Ag)
dalam dinding sel
- Terdapat 80 tipe berdasarkan perbedaan antigenik didalam protein M
- Diklasifikasi kedalam β-hemolitik (dari α, β, dan γ–hemolitik)
- Sensitif terhadap Bacitracin
- Bersifat catalase negatif
- Jarang menjadi resisten terhadap penisilin
- Dapat dideteksi dari usap tenggorokan
slidesmania.com
C. Faktor Pathogenisitas
- Mempunyai Protein M -> suatu faktor virulensi yang potensial  fimbriae
- Mempunyai suatu kapsul asam hialuronat, antifagositik, nonantigenik
- Toksin Eritherogenik diproduksi oleh strain lisogenik
- Mempunyai 2 hemolisin : S dan O
- Mempunyai sistem enzim yang multipel

D. Penyakit Klinik
1. Faringitis Streptokokus
2. Scarlet fever
3. Infeksi Kulit : Impetigo, Sellulitis, Erisipelas, Fascitis
4. Post Infection Disease :
- rheumatic Fever
- Glomerulo Nephritis Acuta (GNA)
slidesmania.com
2. DIPHTHERI
PENYEBAB : Corynebacterium diphtheriae

Kharakteristik Umum :
* Diameter 0,5-1 cm, Gram positif, bentuk : club-shaped rod (coryneform)
* Sering tersusun dlm bentuk huruf V dan L
* Kadang-kadang berkelompok spt / disebut “Chinese character” (tulisan
huruf Cina)
* Penyebab diphtheria mel. kolonisasi pada sal. nafas bag. atas dan
mengeluarkan eksotoksin yg potensial
* Anaerob fakultatif,optimal dalam suasana aerob
* Tidak bergerak
* Katalase positif
slidesmania.com
Biakan  Media serum Loeffler,
Tidak membentuk spora, tidak tahan asam, sedikit cenderung
untuk bercabang
Tumbuh secara aerob, Bersifat toksigenik
Terdapat 4 biotipe C. diphtheriae yaitu :
1. Gravis - ganas
2. Mitis
3. Intermedius
4. Belfanti
Tetapi sangat sulit dibedakan antar biotipe
slidesmania.com
PATHOGENESIS
- Secara alami, C. diphteriae berada dalam saluran respirasi, pada luka, atau
kulit yg terinfeksi atau karier normal
- Penyebaran  melalui tetesan, kontak dgn individu yang terkena. Basil
tumbuh di membran mukosa, atau abrasi kulit dan memproduksi toksin
- Semua yang bersifat toxigenic dari C. diphteriae mampu menghasilkan
exotoxin penyakit yang sama
- Produk toxin in vitro bergantung: besar konsentrasi besi , tekanan Osmotik,
(C) As. Amino, pH, ketersediaan sumber C dan N
- Target primer sel dari toksin adalah sal. nafas bag. Atas, jantung dan sel
syaraf
- Bentuk terinactivasi (toxoid), adalah komponen vaksin difteri, toksoid tetanus
dan pertusis (DPT)
- Produksi toksin dapat dilihat dgn :
a. agar diffusion Elek test (in vitro)
slidesmania.com

b. in vivo test
c. tissue culture cells test
GEJALA KLINIK
- Dimulai dgn pharyngitis ringan dengan sedikit demam dan menggigil  menyebar ke
nasopharynx atau kebawah sampai di larynx dan trachea
- Bakteri sendiri tidak menyebar tapi melepaskan eksotoksin diphtheria dalam sirkulasi
(toxaemia) dan menyebabkan symptom tambahan seperti hoarseness and stridor
- Menghasilkan pseudomembran yang abu-abu kotor, melekat erat pada dasar,
menyebar, terdiri dari inflammatory necrosis, fibrin, epithelial cells, neutrophils,
monocytes dan bacteria
-- Terjadi : cervical adenitis dan edema  “bull neck” yg khas
- Rasa lemah dan sesak napas  akibat obstruksi yang disebabkan oleh membran.
- Obstruksi ini  menyebabkan ke(-)an oksigen sp mati lemas  perlu segera
ditanggulangi dgn : intubasi atau tracheostomy.
oGangguan lain : Irreguler cardiac ritmik (kerusakan pada jantung), kesulitan dengan
penglihatan, bicara, menelan/pergerakan lengan atau kaki.
oSemua manifestasi  cenderung terjadi spontan.
oUmumnya var gravis  cenderung lebih parah
slidesmania.com

oTetapi penyakit yg sama dapat ditimbulkan oleh semua tipe.


LABORATORY DIAGNOSIS

- Pengecatan : Gram, neisser


- Kultur pada 2 media khusus :
a. tellurite-containing medium  C.diphtheriae mereduksi
tellurite,merubah colony abu jadi hitam
b. Loeffler coagulated serum medium C.diphtheriae menghasilkan
banyak granula volutin yang dapat dicat metakhromatik
slidesmania.com
CONTROL

* Pengobatan dengan antitoxin (ADS) dan antibiotics


* Pencegahan melalui vaksinasi dengan toxoid dalam DTP
diikuti oleh booster Td (tetanus dan diphtheria toxoids).
* Vaksinasi tidak mencegah kolonisasi, tetapi jelas
mengurangi kecepatan kolonisasi
* Masalah utama pada kontrol dipteria adalah Eliminasi dari
keadaan karier.
* Usaha kontrol: 1. Isolasi & YanKes; 2. diberi eritromisin dan
penisilin; 3. Imunisasi
slidesmania.com
KOMPLIKASI

- asphyxiation dari pseudomembrane


- myocarditis dan kadang-kadang lebih berat cardiotoxicity
- paralysis palatum mole dan lebih berat neuropathi

PENGOBATAN

o Pasien dipteria -> Antitoxin -> Toxin Netral


o Penisilin dan eritromisin -> Anti Mikroba yang efektif
o Eritromisin -> Memberantas keadaan Karier
o Penisilin -> Menekan lesi pada dipteria cutaneus
slidesmania.com
Epidemiologi

* Ditularkan melalui penyebaran droplet, oleh kontak langsung


dengan infeksi pada kulit, atau pada tingkat yang lebih rendah,
oleh fomites.
* Beberapa subyek sembuh sebagai carrier nasal atau
pharyngeal dan organisme tsb akan mendiami tubuhnya selama
beberapa minggu/bulan, bahkan seumur hidupnya.
slidesmania.com
Infeksi Saluran Pernafasan Bawah
(ISPB)
slidesmania.com
BAKTERIAL PNEUMONIA

1. Streptococcus pneumoniae
A. Kharakteristik Umum
Merupakan flora normal oropfaring dalam 40-70% tubuh manusia
Morfologi :Gram (+), α-hemolitik, diplokokus bentuk lancet,
Mempunyai kapsul spesifik group, umum untuk semua pneumokokus)
Tipe-tipe mikroorganisme dapat dibedakan melalui Tes pembengkakan
kapsul dgn adanya serum anti spesifik (Reaksi Quellung)
Faktor Pathogenisitas
1. Sedikit bukti adanya produksi toksin
2. Virulensi ditunjukkan oleh sifat anti fagositik
dari kapsul
slidesmania.com
2. Klebsiella pneumoniae

* Kapsul ada & besar pada Klebsiella,


* Terdapat pada sal. Pernafasan dan feses dari 5 % orang
normal
* Penyebab sebagian kecil (2 %) dari bakterial pneumonia
* Dapat memproduksi hemorrhagic necrotizing consolidation
yang ekstensif dari paru-paru
* Kadang-kadang menyebabkan ISK dan bakteriemia pada
pasien yg debil
slidesmania.com
3. Mycoplasma pneumoniae

Genus : - Mycoplasma
SIFAT : - Antara virus dan bakteri
- Ukuran sangat kecil dan sederhana (125 – 500 nm)
- Dinding sel (-) ----- Unit membran
Susah dibedakan dari L-form bakteri (Pd keadaan ttt bakteri tidak mempunyai
dinding sel)
- Dapat melalui filter bakteri
- Belah pasang
- Peka thd bbrp Antibiotik : Tetrasiklin, Streptomisin
Resisten thd Penisilin, Basitrasin, Sulfonamid
- Tidak dapat diwarnai dengan Gram Bisa dengan Giemsa, Cresyl
Violet Fast
- Untuk tumbuhnya memerlukan kolesterol
slidesmania.com
2. Pertussis
BORDETELLA PERTUSIS
Kharakteristik umum :
● Adalah m.o. kokobasil dgn Gram (-) spt Haemophilus, obligat
aerob, tidak bergerak, sangat patogen pd manusia,
● menghasilkan infeksi pd epitel tracheo-bronchial manusia,
● menyebabkan penyakit yang ditandai dengan batuk yg
paroksismal & lama disebut Whooping Cough atau pertusis.
Kharakteristik kultur :
- Membentuk asam (+), gas (-) dari glukosa dan laktosa
- Tidak membutuhkan faktor X dan Y pada subkultur
- Hemolisis pada LAD dihubungkan dengan sifat virulensi dari
B.pertussis
slidesmania.com
Struktur antigen :
- Filamen agglutinin  memperantarai perlekatan pada sel epitelial
bersilia
- Toksin pertusis
- Adenyl cyclase toksin
- Dermonecrotic toksin
- Hemolisin-tracheal cytotoksin
- Pili berperan utk perlekatan pada sel epitel sal.nafas atas
- LPS : merusak sel epitel sal.nafas atas
slidesmania.com
3.TUBERCULOSIS
A. Kharakteristik Umum :
● * Langsing, batang agak bengkok, ukuran 0,4 x 3 m; pd media
buatan : bentuk kokoid & filamen terlihat dgn morfologi yg
bervariasi dr 1 spesies dgn lainnya
● * Dinding sel waxy lapisan arabinogalactan (Wax D) adalah st aktif
immunoadjuvant
● * Memp. st complex peptido-glycan-arabino-galactan mycolate pd
dinding sel, hampir 60% lipid
● * Sulit dicat dgn Gram, tapi bersifat “highly cross-linked
peptidoglycan”, tak ada endotoksin
slidesmania.com
Kharakteristik Umum :
* Tahan asam : ok asam lemak rantai panjang yang
disebut asam mikolat pd dinding sel
* Resisten thdp asam & basa, yg dpt diberi perlakuan
dgn asam / basa pd sputum utk mengurangi bakteri
normal sebelum dikultur
* Tumbuh lambat ok gen ribosom copinya tunggal
* Resisten pd pengeringan & banyak desinfektans
* Stimulasi kekebalan yg diperantarai sel  kuat pada
Host yang sehat
slidesmania.com
VIRUS dan JAMUR Penyebab Infeksi Saluran
Pernafasan dan Paru-paru
slidesmania.com
VIRUS PENYEBAB INFEKSI PADA RESPIRATORY SYSTEM

1. Common cold
2. Adeno pharyngitis
3. Influenza
4. Infeksi Respratory Syncytial Virus (RSV)
5. Syndroma hantavirus pulmonary

JAMUR PENYEBAB INFEKSI PADA RESPYRATORY SYSTEM

6. Coccidioidomycosis
7. Histoplasmosis
slidesmania.com
INFLUENZA

STUKTUR VIRUS
- Hemagglutinin (HA) : merupakan glikoprotein bentuk batang dengan
penampang berbentuk segitiga. Antigen ini mempunyai peranan penting
dalam perlekatan dan masukknya virus ke sel host dan dalam penentuan
virulensi.
- Neuraminidase : dapat merusak reseptor neuraminic / sialic acid pada sel
host sehingga berperan dalam penempelan virus. Tetapi, fungsi yang utama
adalah dalam pembebasan virus baru dari sel terinfeksi. Seperti HA, Na
adalah glikoprotein, tapi tonjolan NA seperti mushroom./jamur.
Terdapat 16 antigen HA (H1-H16) dan 9 tipe antigen NA (N1-N9), diantara ini
hanya 4 subtipe HA (H1, H2, H3, dan H5) dan 2 subtipe NA (N1 dan N2) yang
telah menginfeksi manusia
slidesmania.com
VARIASI GENETIK

Virus Influenzae khususnya Virus Infleunzae virus A mempunyai


kemampuan perubahan antigenik pada protein HA dan NA. Terdapat 2 tipe
perubahan antigenik

1. Antigenic Drift :
Terdapat perubahan minor antigenik pada hemagglutinin atau
neuraminidase-nya saja atau kedua-duanya.
- Variasi ini sewaktu-waktu bisa terjadi.
- Variasi minor antigenic terjadi karena point mutasi
pada gen dari Hemagglutinin dan neuraminidase
sehingga menghasilkan asam amino pada protein.
slidesmania.com
2. Antigenic Shift :
Terjadi perubahan urutan nukleotida pada gen yang
mengkode protein permukaan virus akibat terjadinya genetic reassotment.
- Keadaan ini menyebabkan perubahan major pada
hemagglutinin atau neuraminidasenya yang tidak
dapat diterangkan melalui mutasi yang sederhana,
tapi mungkin terjadi karena rekombinasi antara
human dan animal strain dari influenzae virus A.
- Pada setiap varian yang baru, terjadi penambahan
antigen yang baru sedangkan beberapa antigen
yang lama masih tetap dipertahankan
slidesmania.com
TERIMAKASIH
slidesmania.com

Anda mungkin juga menyukai